seventeen © pledis.

((soonhoon; au; open-ending))


to be an iris


Malam terang bulan ialah saat bagi para jelmaan untuk berkumpul dan mengadakan pesta persembahan.

Jihoon, sukubus dengan iris dingin seperti laut di malam hari, datang paling akhir dengan manusia yang tertarik padanya.

Si manusia terperangkap. Dia tidak berada dalam keadaan sadar, tapi tidak tepat juga jika dibilang pingsan. Dia bisa mendengar dan melihat, namun tak punya kuasa untuk menggerakkan barang satu jaripun.

Semua yang dia lihat mampu membuat bulu kuduknya berdiri dalam sekejap.

Orang-orang bertaring dan bersayap, berkumpul dan memandangnya dengan tatapan sukar diterjemahkan. Sementara itu, Jihoon, bersujud di depan seseorang yang duduk di singgasana.

"Jadi, kau kembali setelah pengembaraan. Aku berharap kau mendapat sesuatu yang setara dengan waktu selama itu."

"Saya minta maaf, Paduka. Saya memang mendapatkan manusia untuk dibawa ke mari, tapi," Jihoon mengangkat wajahnya, menatap seseorang di singgasana dengan keberanian, "saya tidak bisa menyerahkannya untuk dijadikan persembahan."

Ratu Iblis memandang sengit. "... Katakan alasanmu."

Jihoon butuh beberapa lama hingga dia berucap lantang, "Saya jatuh hati pada manusia itu."

"Kau mengerti ganjaran untuk mencintai selain kaum kita?"

Seharusnya Jihoon paham, bahwa dia tidak mampu kembali untuk menarik kata-kata. Jika dia sudah bertekad, dia menanggung semuanya sampai akhir. "Saya sudah siap untuk didepak keluar dan dikutuk jadi manusia."

Entah untuk berapa lama, Jihoon merasa dirinya terhisap ke dalam dimensi. Kepala, kaki, tangan, dan badannya berpusing, yang sukar sekali dibahasakan. Kemudian, dia terbangun di atas karpet lantai yang rasanya familier.

Mengedarkan pandang, dia menemukan seorang pria, dengan napas turun-naik teratur, tidur di atas sofa.

Jihoon menghampirinya. Lalu menyentuh pipinya. "Sudah lama aku mengharapkan ini." Dia bermonolog. Beberapa saat kemudian, pria itu membuka mata dan Jihoon merasa dia rindu alih-alih subjeknya tepat di depan dirinya sendiri. "Hai, Hosh. Mulai sekarang aku akan jadi seseorang yang menopangmu. Kuharap kau tidak keberatan."

Hosh tidak berkata apapun kecuali tersenyum.

Pengorbanan Jihoon terbayarkan.


ini dikerjain bareng curiousity kills the vamps, jd jangan heranlah. mind to review babes?