Main Cast : Choi Siwon , Kim Kibum ( as yeoja ) , SiBum couple , Hwang Tiffany

Rating : disini masih PG-15 deh, part selanjutnya bisa jadi M

"Kita memang sudah lama begini, Tapi ingatkah kau dengan janjimu sendiri, Choi Siwon?"

PART 1

Seorang namja melangkahkan kakiknya kedalam ruangan kerja yang sangat luas, hawa kharismatik segera memenuhi ruangan, tatapanya tajam setajam elang, ia berjalan menghampiri seorang perempuan cantik berambut pendek yang duduk diatas sofa berwarna abu-abu itu.

Perempuan itu, memakai kemeja lengan pendek berwarna cokelat pucat yang dikombinasikanya dengan rok span berwarna cokelat tua, laki-laki itu tidak berhenti berhentinya memandangi wajah perempuan itu, bibirnya yang terbalut rapi dengan lipstick berwarna merah menyala benar-benar menggoda sang laki-laki tampan itu. Sang perempuan menggeser tubuhnya, mendekati namja yang sudah duduk disampingnya, ia menatap dalam sang lelaki yang lalu merangkulnya perlahan.

"Selamat pagi Mr. Choi, how's day?" tanyanya sambil tersenyum perlahan.

"Fine, and its because of you, Tiff" jawabnya sambil menciup bibir perempuan itu perlahan, tetapi pasti, lama kelamaan makin dalam, ia memeluk Tiffany dan merabanya, ciuman itu makin basah dan siwon segera memainkan lidahnya, Tiffany membalasnya dan merangkulkan kedua tanganya di bahu atletis siwon.

Siwon adalah seorang CEO beberapa perusahaan ternama di korea, perusahaan yang seluruhnya diwariskan oleh kedua orang tuanya yang kaya raya, ia benar-benar pria sempurna, kaya raya dan berwajah tampan, tubuhnya yang atletis itu juga menjadi daya tarik tersendiri untuknya. Sedangkan yang bersamanya saat ini, adalah asisten pribadinya, yang bernama Hwang Tiffany.

Ciuman mereka makin dalam, dan tangan tiffany yang tadi sudah di bahu siwon makin turun kearah dadanya yang atletis, aroma parfum yang sangat maskulin segera diendusnya, dengan perlahan tapi pasti siwon memegangi kerah baju tiffany dan membukanya perlahan.

Kriiiiing kriiiing

"oh shit!" makinya sambil melepaskan tanganya dari tubuh gadis itu, tiffany yang sedang asik langsung melepaskan pelukanya juga dan terdiam

"just answer that, quickly!" perintahnya sedangkan Siwon sendiri hanya mengangguk dan mengisyaratkanya untuk diam

"Hallo? Ya?" tanyanya perlahan kepada pengusik kesenanganya itu, wajahnya mengisyaratkan sesuatu yang serius, ia lalu berjalan menjauhi tiffany yang masih terduduk sambil menatapnya, tak berapa lama Ia menutup telefonya sambil berjalan mendekati Tiffany

"ada apa?" Tanya tiffany serius

"I'm sorry Tiff, aku ada urusan mendadak saat ini, aku harus pergi, sorry" ucapnya sambil mencium kening Tiffany dan meninggalkanya sendiri di kantornya yang megah itu.

Seoul Int. Hospital

Siwon berlari tergesa-gesa, ia sudah tidak perduli dengan rambutnya yang tidak beraturan lagi, nafasnya sudak tidak teratur, ia berlari kearah UGD yang tidak terlalu jauh dari tempatnya saat ini.

Di depan ruang tunggu, terlihat kedua orang tuanya yang terduduk lemas, ibunya menangis perlahan senentara ayahnya mencoba menenangkan ibunya, ia makin tidak mengerti, ada apa sebenarnya?

"Ada apa sebenanya Eomma?" tanyanya sambil memegang bahu ibunya

"Istrimu wonnie… Kibum… dia.. hiks.. hiks.." isak ibunya itu sambil memeluk anak lelaki kesayanganya

"Kibum? Kenapa? Dia kenapa?" Tanya Siwon sambil mengoyangkan tubuh ibunya

"dia Kecelakaan, ia kritis wonnie.. hiks.. "

Siwon menatap ibunya tak percaya, sementara ayahnya hanya menggeleng pasrah, ia terduduk lemas di kursi ruang tunggu, masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari ibunya sendiri. Tidak lama Yura, adik Kibum dan ibunya datang, mereka juga menangis, mengkhawatirkan anak pertamanya yang sedang meregang nyawa di rumah sakit itu.

"Opp..aa.. bagaimana eonni? Aku takut ia akan meninggalkan kita.. hu..hu" Yura mulai panic dan menangis di pelukan kakak iparnya itu, siwon dengan tatapan pucatnya mencoba menenangkan adiknya itu

"uljima.. kakakmu pasti akan bertahan" bisiknya lirih

Sudah 3 hari Kibum terbaring koma di rumah sakit, tubuhnya yang cantik itu memucat, beberapa selang tertanam di tubuhnya, ia tidak mengalami luka yang sangat fatal tapi kondisi psikisnya lemah, ia belum sadarkan diri sejak peristiwa itu terjadi.

Yura duduk di samping kakaknya yang biasanya sangat ceria itu, ia mengengam tangan kakaknya erat, dan menangis di samping kakaknya itu, mengapa ini semua terjadi pada Kibum eonnie yang baik hati itu? Apa salahnya ya tuhan? Batinya sambil menangis lirih

"Yura-ssi, kau sudah disini sejak kemarin dan belum makan , biar aku saja yang menjaga kakakmu" ucap siwon yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar istrinya itu

"aku masih mau disini oppa.. aku benar-benar merindukan kakakku.. hiks"

Air mana nemetes lagi, keluar begitu saja dari wajahnya yang cantik jelita itu, ia menggenggam tangan kakaknya sambil mengelusnya erlahan, ia benar-benar merindukan kakaknya.

"Y..ul?" Tanya siwon perlahan, secara tiba-tiba tangan perempuan yang tadi tertidur lelap di ranjangnya itu bergerak perlahan, matanya sedikit demi sedikit terbuka, ia memegangi kepalanya yang sangat pusing itu, perlahan ia mengenali wajah adiknya

"Eonnie! Kau sudah sadar?" pekiknya girang tak percaya, ia lalu segera keluar dan memanggil dokter

Sementara itu, siwon hanya terduduk diam sambil menatap wajah istrinya yang sedang mengerjap-ngerjapkan matanya itu, ia menghampiri Kibum yang masih terbaring lemah

"Syukurlah kau sudah sadar" ucap siwon perlahan sambil acuh tak acuh melihat Kibum

"dimana aku?" tanyanya perlahan

"tentu saja di rumah sakit, kau kecelakaan! Apa sih yang kau pikirkan? Membuatku pusing saja" balasnya tajam sambil meregangkan rahangnya, ia tampak lelah dengan istrinya itu.

"mm…ianhae" ucapnya lirih sambil menatap wajah itu

"maaf? Kau pikir dengan kata maaf bisa menyelesaikan semuanya?" bentaknya perlahan tapi pasti

"m..aaf, tapi, kau siapa?" tanyanya perlahan

"maaf jika saya harus mengatakan ini tuan Choi, tapi istri anda saat ini mengalami kehilangan memori terhadap anda" dokter tua itu mengakhiri kata-katanya, membuat lidak siwon kelu, disampingnya terdapat ayah dan ibunya yang juga ada di ruangan itu

"Kibum kami? Tapi.. mengapa ia hanya lupa pada suaminya sendiri?" Tanya Ibunya tidak percaya

"mungkin disebabkan ketika sebelum kecelakaan terjadi ia sedang memikirkan suaminya atau bisa karena trauma masa lalu dengan suaminya, hal ini memang sangat langka , tapi ini bukan penyakit yang bersifat permanen artinya istrinya dapat sembuh, mungkin juga disebabkan karena benturan yang sangat keras akibat kecelakaan tempo hati itu" dokter itu membetulkan letak kacamatanya sambil menjelaskan tentang hasil CT-Scan Kibum yang masih ditempelnya diujung ruangan.

"Bagaimana cara menyelamatkanya? Berapa yang harus kami bayar untuk menyelamatnya dok, tolong dia dokter!" ayahnya menggoncangkan tubuh si dokter, ia tidak mau menantu kesayanganya itu melupakan suaminya sendiri

"sebenarnya saat ini yang terpenting adalah bagaimana caranya Tuan Choi harus bisa selalu berada disamping istri anda.. dan menjaganya sendiri sehingga lama kelamaan ingatan istri anda cepat pulih.."

Doket itu melanjutkan pembicaraanya, lagi dan lagi, siwon sudah menduga hal ini akan terjadi, ia mengapitkan lenganya. Terdiam sambil berjalan perlahan memasuki ruangan rawat istrinya.

Ruangan itu besar dan mewah, layaknya kamar hotel, di samping kasur istrinya terdapat betupuk-tumpuk karangan bunga dari relasi-relasinya yang mengetahui kabar kecelakaan Kibum, Kibum sendiri masih terduduk di kasur, wajahnya pucat dan matanya sayu, perlahan ia membuka mulutnya, sementara ibunya Kibum perlahan menyuapi anaknya itu, [enuh kasih sayang.

"Wonnie…" kedua orang tua siwon menghampirinya perlahan, siwon hanya menoleh tidak semangat kearah mereka

"appa tahu ini sangat berat untukmu.. tapi percayalah, Kibum akan segera pulih"

"aku harap begitu juga, Appa" jawabnya sambil tertunduk lesu

"Appa, Eomma sudak memikirkan tentang ini… untuk sementara waktu biarlah perusahaan di handle oleh Appa dan staff-staff appa.. saat ini yang perlu kita fikirkan hanya kesembuhan Kibum"

Siwon hanya terdiam, lagi-lagi ia binggung harus mengatakan apa di depan kedua orang tuanya yang ia sangat hormati itu, ibunya mengelus pundaknya perlahan, membuatnya tetap kuat di situasi gentingya itu, ia..

"n..e, terimakasih appa" jawabnya perlahan

KIBUM POV

Akhirnya aku sampai juga di tempat yang mereja sebut rumahku ini, dibantu seorang namja tampan berkaos hitam yang sepertinya acuh tak acuh padaku, sementara itu dari mobil yang lain, ibuku, Yura dan seorang ibu yang sangat cantik keluar dari mobil yang satunya, aku hanya bisa berjalan perlahan, seluruh tubuhku sakit sekali, kata mereka aku kecelakaan.

Aku tidak mengingat apapun, yang kuingat hanya ketika aku sadar yura berada di sampingku, begitu pula dengan namja berbaju hitam tadi

Kami berjalan masuk, mereka memapahku kedalan kamar, kamar ini sangat luas dengan aksen eropa yang kentak, disudut ruangan terdapat sebuah meja rias yang terbuat dari kayu berwarna cokelat tuan, disitu banyak sekali alat-alat make up, mungkin ini punyaku, hem entahlah, aku benar-benar tidak mengingat ruangan ini.

"Bummie, kau istirahat dulu ya, Eomma dan Ibu – ayah siwon pulang dulu, hati-hati, jaga kesehatanmu nak"

Aku menangguk lirik, kepalaku sangat pening, bahkan mengucapkan kata-kata saja sudah membuatku pusing, sementara laki-laki itu juga keluar dari kamarnya, dan akhirnya aku memutuskan untuk tidur.

"Kau sudah bangun Bummie? Bagaimana? Apa sekarang lebih baik?"

Namja itu sudah berada disampingku, aroma parfumnya benar-benar maskulin, ia sudah mengganti pakaianya menjadi kaos tangan panjang berwarna putih tulang, entah mengapa dilihat dari segi manapun ia sangat tampan, tubuhnya sangat kekar, tinggi dan tegap

"ne.. tapi.. siapa kau?" tanyaku binggung, hey apa dia semacam malaikat atau sejenisnya?

"kau masih benar-benar lupa? Bagaimana bisa kau melupakanku? Yak Kim Kibum, yang benar saja? Masa suamimu sendiri kau lupa?"

Apa? Suami? Sejak kapan aku menikah? Denganya? Bagaimana bisa?

"suami? " tanyaku heran, wajahnya menunjukkan kekesalanya, ia menggeleng kepala tak percaya

"ini aku, Choi Siwon! Suamimu! Denganku lupa? Kau pasti bercanda!"

Apa? Tidak mungkin! Dia yang sudah pasti bercanda, bagaimana bisa aku menikah sedangkan punya pacar saja tidak

Ia menarikku ke ruang tamu yang sangat besar, disana terpajang foto kami berdua, ia berdiri tegap dengan tuxedo hitamnya sambil mengapit tanganku, kami berdua tersenyum tipis sambil saling berpegangan tangan, aku menatap pada wajahku sendiri, ya, benar. Itu aku, dengan senyum yang mengembang, dan lesung pipit yang sudah sangat menjelaskan bahwa gadis di foto itu adalah aku.

Ia menunjukkan foto lainya, foto kami yang tergantung acak di kulkas, foto-foto Polaroid yang bahkan ada deskripsi di setiap ujung fotonya. Salah satunya ada Siwon yang tertidur dengan polo tshirt berwarna kuning, ia tertidur sangat pulas dan terdapat sebuah tulisan dibawahnya 'namjaku tidur lagi, hoooaaam aku juga mau tidur pulas jagiya! T-T', atau sebuah foto lainya dimana wajaku yang terlihat lebih muda berfoto bersamanya di sebuah photobox, kami berpelukan dan berpose sesuka hati, dibawahnya juga tertera tanggal kami melakukanya.

"sekarang, kau masih lupa?" tanyanya galak, dia suamiku atau bukan sih?

"aku benar-benar tidak mengerti sama sekali, maafkan aku, tapi aku akan mencoba mengingatmu lebih keras" jawabku sambil berusaha meyakinkanya

Ia tampak kurang puas dengan jawabanku dan hanya terdiam, mungkin ia memang suami yang sangat baik, atau apalah itu, tapi kenapa bisa sih aku melupakanya begitu saja?

TBC