Short Story About Us

By: Kuminosuki

Romance

No Plagiat

Ide boleh pasaran, tapi cerita Ultimate milik Author.


Summary:

Aku terus mengingat dirimu yang selalu membaca buku, terduduk nyaman di atas sebuah bangku taman. Aku tidak dapat berpaling dari pesonamu. Kau tahu? Kau sudah memikatku, walau aku tak pernah mendengar suara mu.


Chapter 1

Kembali ku tatap butiran-butiran air yang menetes dari lembar-lembar daun yang basah. Lembabnya udara mengantarkan ku mengingat suasana yang familiar. Tidak seperti orang kebanyakan, yang memilih berlindung di dalam tempat yang nyaman dan hangat, aku… lebih menikmati basahnya udara dan hembusan dingin angin.

Kaki ku kembali melangkah. Menapaki jalan taman yang selalu ku lewati setiap aku berangkat maupun pulang bekerja. Jalan taman yang cukup sepi dan kental dengan suasana romantis. Saat ini musim gugur, karena itu banyak daun-daun yang berserakan. Namun itulah salah satu daya tariknya.

Tanpa sadar aku selalu berhenti di sini. Di tengah-tengah dua bangku taman yang saling berhadapan. Aku tersenyum miris. Selalu begini, pikirku. Aku melirik bangku yang berada di sebelah kiriku, dan perlahan, aku mulai melangkah miring, menduduki bangku taman yang satunya. Pandangan mataku lurus menatap bangku taman yang ada di seberang ku. Mengenang kenangan, dimana dulu ada seseorang yang selalu duduk disana.

Mataku menatap rindu. Sangat rindu. Dulu, aku duduk persis di posisi ku sekarang, diam-diam selalu mencuri pandang pada sosoknya yang selalu duduk disana sambil membaca buku. Bibirku selalu menyunggingkan senyum tipis, saat aku berhasil melihat wajahnya. Terkadang aku sengaja membawa minuman soda dan sandwich serta majalah, sekedar untuk berlama-lama disana.

Aku tidak pernah tahu namanya. Aku juga tidak tahu dimana dia tinggal. Aku tidak pernah mendengar suaranya, karena kami selalu berhadapan dalam diam. Dia sibuk membaca bukunya dan aku sibuk memperhatikannya. Senyumnya sungguh manis di kala itu. Aku tahu dia memang sangat memukau, bahkan dia pun dapat menarik perhatian ku pada pandangan pertama.

Aku merindukannya. Jika boleh jujur, aku menyesal tidak mengajaknya berkenalan masa itu. Aku terlalu ragu dan malu. Aku takut dia akan memandang ku aneh dan tidak akan datang lagi jika tahu aku selalu memperhatikannya disana.

Sejak bertemu dengannya, aku sering memperhatikan lingkungan ku, berpikir akan melihat sosoknya yang tak sengaja akan kulihat. Aku tersenyum, angan-angan yang bodoh, tapi aku menyukainya.

Ah..bahkan setelah lewat lima tahun pun, perasaan ini tidak pernah berubah. Setiap kali mengingatnya, perih dan senang bercampur menjadi satu.

Aku bahkan melewatkan kesempatan untuk mendapat beasiswa ke Amerika hanya karena alasan aku takut tidak akan bertemu dengannya lagi. Aku takut, jika aku pergi dari kota kecil ini, kesempatan ku untuk bertemu dengannya semakin kecil. Walau dari pemikiran paling dalam, mungkin saja dia telah pergi meninggalkan kota ini. Benar, mungkin saja begitu. Tapi tetap saja, aku tidak bisa meninggalkan tempat ini, terlebih tempat dimana kenangan tentangnya sangat banyak.

.

.

"Ah, Naruto?"

Aku menoleh, saat suara yang familiar terdengar menyapaku. Dia, Sakura namanya. Wanita yang memiliki rambut berwarna pink itu adalah salah seorang teman kerja ku. Wanita hebat yang penuh dengan semangat dan ide-ide cemerlang, tapi semua itu akan menghilang jika dia sudah berhadapan dengan bos kami, Uchiha Sasuke.

"Lagi-lagi kita bertemu disini. Sedang apa, hm? Kau tahu, aku sudah memperhatikan mu sejak ku lihat kau masuk ke dalam taman ini. Dan kau bertampang aneh, kadang senyum, kadang muram. Seperti orang gila saja." ujarnya seraya mengambil tempat di samping ku.

Aku terkekeh pelan, lalu menggeleng. Aku tidak bermaksud untuk menceritakan apapun pada wanita ini.

"Kau ini..selalu saja begitu. Apa kau ada masalah? Ceritalah, siapa tahu aku bisa bantu." ucapnya lagi.

"Tidak, aku tidak punya masalah apapun kok."

"Lalu? Kalau kau tidak punya masalah, kenapa kau selalu terlihat melamun? Okey, aku tahu kalau kita tidak terlalu dekat, dan lagipula kita baru menjadi rekan kerja setahun ini, tapi bagaimana pun juga kita ini teman 'kan?"

Aku kembali melemparkan senyum kepada wanita cantik itu.

"Well, Aku senang jika kau perhatian pada teman mu ini, Sakura-chan. Tapi sungguh, aku tidak punya masalah yang serius."

Sakura menunjukkan raut tak suka. "Baiklah, aku tak akan memaksamu. Aku tidak mau kau membenci ku nanti." akhirnya Sakura memutuskan untuk mengakhiri pembicaraannya.

"Hari sudah mau gelap, kau tidak pulang?" ucapnya sambil berdiri.

Aku membuang nafas sebelum ikut berdiri.

"Baiklah, ayo pergi."

Ini bukan menjadi yang terakhir. Aku kembali menatap bangku taman yang menyimpan banyak kenangan tentang dirinya. Dia yang mengurungku dalam pesonanya akan terus membuatku gila. Aku akan kembali lagi, esok, esok, dan esoknya lagi, di waktu yang sama. Mengenang, bermimpi. Hingga suatu hari, sosok itu akan kembali mengisi tempat kosong itu.

.

.

.

.

TBC


Terima Kasih

Haloo-haloo.. Kuminosuki datang menyuguhkan cerita kedua. Mian untuk ceritanya yang mungkin gak jelas. Hehehe.. maklum.

Oh iya, maaf juga jika ada kesalahan dalam penulisan, mungkin Kuminosuki lagi error, jadi suka salah.

Silahkan bagi Reader yang mau memberi Kritik dan Saran.

Kuminosuki gak akan banyak chuap-chuap kok. hehehe

sampai jumpa Chap depan.

Malang, Jawa Timur.

Salam Hangat

Kuminosuki & Alviandra