Naruto © Masashi Kishimoto

Rated: M

Gender:Family, Hurt/Comfort.

Warning:AU, OOC (mungkin), Tema berat, Gaje, Typo bertebaran, EYD berantakan dll.

Don't Like? Don't Read!

.

.

.

.

Summary:

Uchiha Sasuke meminta Haruno Sakura menikah dengannya agar anaknya bisa mendapatkan kasih sayang seorang ibu, Tidak ada yang salah memang. Karena statusnya memang seorang duda. Namun jika Status Sakura sudah menikah dan memiliki suami bernama Sabaku Gaara, tentu akan lain ceritanya.

.

.

.

.

Sebuah ajakan yang mencengangkan

.

"Sakura, menikahlah denganku."

"Kau sudah gila?! Aku sudah memiliki suami."

.

.

.

Kenyataan yang menyakitkan

.

"Anakku membutuhkan seorang ibu,"

"Banyak wanita diluar sana yang bisa menjadi ibu dari anakmu Sasuke!"

"Tetap aku hanya menginginkamu."

"Aku tidak bisa."

"Lagipula apakah kau merelakanku untuk menikah lagi dengan orang lain?"

.

.

.

.

Kisah masa lalu yang kembali terungkap

.

"Kau tidak pernah mencintainya. Kalian menikah hanya demi keuntungan keluarga bukan?"

"Kau, masih mencintaiku kan?"

.

.

.

Harapan besar dari pihak keluarga

.

"Kami selalu berdoa kepada Tuhan agar megirimkan bayi kedalam keluarga ini,"

'Kami bahkan belum pernah berhubungan intim,'

"Terimakasih ibu atas doamu"

.

.

.

Hubungan yang sejak awal tidak harmonis

"Untuk apa kau menyuruhku untuk tidak bertemu lagi dengannya?"

"Aku suamimu."

"Bukankah sejak awal kau tidak pernah mengakuiku sebagai istrimu?"

.

.

.

.

Cinta yang mulai hadir di saat yang kurang tepat

.

"Sasuke memintaku untuk menikah dengannya, karena anaknya membutuhkan ibu."

"Jauhi dia, aku tidak mengijinkamu bertemu lagi dengannya."

.

.

.

.

Persahabatan yang menjadi awal segalanya

.

"Sasuke mengajakku untuk menikah,"

"Si bodoh itu apa sudah gila?"

"Jika saja waktu itu kalian saling jujur dengan perasaan kalian masing-masing."

"Aku hanya takut menghancurkan persahabatan yang telah kita buat."

"Jika sudah begini bukankah menjadi lebih sulit? Huh! Merepotkan."

.

.

.

Kerinduan akan masa lalu

.

"DI tempat ini bukankah kita sering menghabiskan waktu bersama?"

"Ya, dan hari itu juga. Ketika kau memutuskan untuk menikah. Kita juga menghabiskan waktu disini."

.

.

.

.

Karena berdoa sebanyak apapun, Berusaha sekeras apapun, waktu tidak akan pernah berputar kembali.

.

"Aku selalu berpikir, jika kita tidak saling mengenal pada awalnya. Jika kita tidak berada pada kelas yang sama, Jika kita tidak bersahabat. Apakah mungkin jika sekarang namaku lah yang terukir di cincin yang berada di jari manismu itu."

.

.

.

.

Perasaan yang membebani

.

"Mereka saling mencintai."

"Aku tahu,"

"Kau selalu begitu dingin terhadap Sakura sejak dulu. Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Bukan urusanmu."

.

.

.

.

Keputusan

.

"Jika Sasuke menginginkan anaknya untuk memiliki ibu sepertimu aku tidak keberatan jika kau mengadopsinya."

"Apakah kau tidak memikirkan perasaan ibumu?! Apa kata keluargamu dan keluargaku nanti jika kau malah mengadopsi anak orang lain."

"Mereka mungkin hanya akan menganggap salah satu dari kita mandul."

.

.

.

Keputusasaan

.

.

"Kau membicarakan hal ini dengan santai seolah-olah ini bukanlah hal penting."

"Apa maumu sebenarnya?"

"Apa mauku?! Suamiku selalu bersikap dan berbicara dingin padaku kecuali di depan keluarga. Aku merasa tertekan dengan semua pertanyaan mengenai keturunan, mengkonsumsi obat-obatan pahit yang entah darimana asalnya untuk merangsang kesuburan! Mendapat cibiran dari keluargamu karena sudah dua tahun menikah tetapi tidak mempunyai keturunan. Padahal aku masih perawan sampai detik ini. dan kau membicarakan soal adopsi anak dengan mudahnya?!"

"Ceraikanlah Aku."

"Tidak akan pernah."

.

.

.

.

.

Konflik yang muncul kepermukaan

.

"Ibu, kami tidak bermaksud …"

"Ibu akan ke kamar untuk beristirahat. Jika kalian pulang tidak usah menunggu ibu."

.

.

.

.

Kekecewaan yang menyakiti berbagai pihak

.

"Maafkan aku ibu, sungguh aku menyesal tidak memberitahu jika hubungan kami tidak berjalan harmonis."

"Yang membuatmu bersikap seperti itu padanya karena kau juga mencintainya kan?"

"Aku tahu sampai kapanpun dia tidak akan berpaling padaku, karena perasaannya selalu ada untukmu."

"Tidak pernahkah kau berfikir jika selama ini Sakura selalu mencoba menjadi istri yang baik untukmu?Kau hanya terlalu menutup diri darinya."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

...

"A guy and a girl can be just friends, but at the point or another, they will fall for each other. Maybe temporarily, maybe at the wrong time, maybe too late, or maybe forever"

Dave Matthews