"Sungmin Sayang"


KyuMin saling mencintai ^^

Yaoi/T to M

OrangeCoLi

present:


FF ini titipan, bukan milik saya. Saya hanya mempublish sesuai permintaan teman saya selaku author asli :)

enJOY! ^^


Chapter 1

Sungmin POV

Tersenyum.

Kata yang senantiasa kujadikan jawaban sebagai kata yang sukar diutarakan. Deburan ombak terus bergulung- gulung dihempas angin asin jingga. Pemandangan indah dari duduk beralaskan tikar pasir. Kehadiran orang disisiku mengikis sepi raungan malam yang mulai menggila.

Aku beranjak, menegakan badan serta menyingkirkan bulir pasir dari celana. Celana panjang hitamku seakan dihiasi manic tak bercahaya yang mudah terhempas. Kaus hitam didalam kemeja kotak- kotak yang tak kukancingkan takan dapat menahan hawa jahat dari angin malam.

Setelah mengikuti jejak yang kulakukan, pria yang sejak sekitar dua jam lalu bersamaku tersenyum tepat di depan mataku. Dia mendekat membereskan helaian rambut hitamku yang mulai memanjang. Lalu tanpa kata segera meraih pergelangan kemeja kiriku dan menjauh dari bibir pantai.

(*_*)

Tak pernah terencana dalam catatan logikaku. Tempat yang dapat kulihat untuk pertama kali saat aku sudah menginjak dunia mahasiswa kini menjadi rumahku. Terhitung tahun kelima dari patokan ulang tahun ke 23 ku. Waktu yang panjang untuk untaian cerita dengan berbagai kejadian.

Namanya Cho Kyuhyun dan 2 tahun umur dibawahku. Pribadi kuat, sangat tampan dan berkarisma. Mahasiswa lulusan Kyunghee University dengan berlimpah prestasi di bidang music. Ya, pria muda ini sangat multitalented kurasa. Apa yang terpikir untuk pekerjaan dan usaha yang dia jalankan dengan modal bakat dan predikatnya? Jawabannya dia membuka sebuah café di tepi pantai.

Orang tuanya masih lengkap dengan satu kakak perempuan yang tengah menjalani studynya di luar negri. Keluarga dengan pendidikan mandiri turun temurun. Kurasa akan jahat jika itu untukku, menghadapi kerasnya persaingan dunia dengan usaha sendiri. Tapi anak ini dengan cengirannya mengepalkan tangan berseru lantang, semangat!

Bangunan dominasi kayu khas dekorasi pantai, café ini bernama Sunset Cafe. Kami menggunakan lantai 2 dari bangunan ini sebagai hunian. Lantai bawah tentu saja untuk café, dapur dan satu kamar mandi di sebelah dapur. Ada tangga penghubung tepatnya dari dapur untuk mencapai lantai dua. Loteng dia menyebutnya ini kurasa hanya berukuran 5x7 dengan bagian belakang yang lebih luas untuk tempat menjemur pakaian. Ada balkon kecil dari jendela kaca depannya yang dihiasi tanaman merambat sebagai pemanis plang besar nama café.

Ruangan ini hanya kamar untuk satu orang, namun anak itu menyulapnya hingga kami bisa berbagi tempat ini untuk tidur. Satu set kasur atas bawah yang disatukan dengan penyangga dan tangga kecil diujung selatannya. Lemari dua pintu dengan bagian kiri adalah kekuasaanku katanya. Dan cermin panjang setinggi tubuhnya tertempel konsisten disebelah lemari. Dengan berbagai tempelan kata yang berbeda setiap paginya.

(*_*)

Februari indah…

Semangat ^^

Begitulah isi note yang kubaca pagi ini di cermin. Aku ingat bahwa februari adalah ulang tahun Kyuhyun, dan dia selalu bersemangat menunggu moment ini. Aku hanya tersenyum mengingatnya sambil terus merapikan penampilanku. Aku bekerja, bukan menjadi pelayan di café Kyuhyun. Namun disebuah sekolah menengah pertama di daerah ini, sebagai petugas tata usaha tepatnya.

Jam masih menunjukan pukul 6 lebih 30 menit, namun memerlukan waktu sekitar 45 menit untukku sampai di sekolah yang masuk pukul 8 pagi. Aku mengambil tas setelah membereskan kamar dan kasur kami. Café akan buka jam 6 sore dan Kyuhyun biasanya baru pulang dari pantai sekarang. Aku menuruni tanggga dan menemukan Kyuhyun tengah menghabiskan air dengan rakusnya, keringat membanjiri tubuhnya. Ia baru saja selesai berlari seperti biasa. Dia menyadari keberadaanku dan menyimpan botol minumannya di atas kulkas.

" Kau berangkat hyung? Mau kuantar?" tanyanya seraya berjalan kearahku dan melap keringat dengan handuk di tanganya. Aku tersenyum dan menggeleng.

" Baiklah, kau pasti belum makan ayo kita sarapan!" dia kembali berkata dan aku mengikutinya duduk di meja makan yang ada di dapur. Kami selalu sarapan dengan sereal setiap pagi. Jadi menu itu selalu sudah tertata dimeja makan.

" Hari ini pulang jam berapa?" tanyanya dengan kunyahan penuh.

" Jam 3 kurasa." Jawabku

" Hubungi aku jika hyung akan terlambat lagi, jangan berjalan kaki dan sampai malam kesini, sulit mendapatkan bus sampai jam 4 sore."

" Baiklah "

" Aku selesai, berhati- hatilah dijalan hyung"

Dia, kurasa ia sedikit marah karna aku sampai dirumah tepatnya pukul 8 malam dengan berjalan kaki dari sekolah. Tidak ada bus dan handphoneku mati. Tatapan mengintimidasi yang kudapat saat sampai di kamar dan menemukan Kyuhyun tengah duduk di kasurku semalam. Mewakili segala pertanyaan atas kelakuanku.

(*_*)

Seperti perkiraan, aku pulang jam 3 dan menemukan bus yang akan mengantarkanku pulang sore ini. Handphoneku bordering, nama kyuhyun terpampang di layar.

Kau di bus sekarang?

Karna kau tak menghubungiku jadi kupikir kau mendapatkan bus hari ini. Cepatlah pulang! Aku lapar hyung~

Begitulah isi pesan yang Kyuhyun kirimkan, dan kurasa dia sudah tidak marah lagi sekarang. Maknae manja kembali pada sifatnya yang nyaman. Aku memandang layar HPku berhiaskan wallpaper dengan gambarku dan keluarga Kyuhyun. Ya, aku bagian dari keluarga, seperti yang selalu dikatakan Appa dan Eomma Kyuhyun termasuk juga Cho Ahra, nuna Kyuhun.

Aku adalah penghuni terlama dipanti asuhan sampai aku akan memasuki bangku SMA. Saat itu keluarga Cho datang untuk memberikan sumbangan kepada yayasan tempatku tinggal. Berbarengan dengan hal itu mereka mengadopsiku menjadi bagian keluarga. Seorang adik laki-laki, kakak perempuan dan kedua orang tua lengkap. Alasan lucu yang diutarakan Appa Cho karna menurutnya aku tampan adalah pembelaan terkuat.

7 tahun adalah umur dimana aku sudah bisa mengingat apapun yang menimpaku saat itu. Masa kenangan pahit itu datang, keluarga utuhku pecah seketika. Orang tua lengkap dan satu kakak laki- laki terpaut 7 tahun denganku. Kami sangat bahagia hingga semuanya menjadi kenangan buruk untuk usiaku mendapatkan kenyataan itu. Appaku memiliki ketertarikan terhadap pria yang diakuinya di saat malam natal pada eomma. Ia memiliki kekasih pria diluar pernikahannya dengan eomma selama 15 tahun. Kenyataan itu membuat eomma menjadi seorang worka holic yang tak kenal waktu. Kehidupan biasa kami mulai goyah dan kemurkaan eomma memuncak saat hal itu terjadi didepan matanya. Hyungku bunuh diri setelah dilecehkan oleh appaku sendiri.

Malam setelah pemakaman Hyung, eomma membawaku yang baru saja akan tertidur pergi dari rumah. Sepanjang jalan itu eomma terus berbicara dan menceritakan segala hal yang baru kumengerti saat ini. Derai air mata itu terus menghiasi ingatanku. Bayangan perlakuan appa pada hyung yang tersaji dikedua mataku yang digenggam eomma, menjadi kemurkaan pembawa trauma.

1 januari adalah tanggal terkutuk dimana aku tidak akan pernah berharap ada tanggal itu. Disaat semua orang akan merayakannya maka aku akan menangis kencang sepanjang hari di kamar panti yang menjadi rumahku. Sejak saat itu, sejak tak pernah lagi eomma akan menepati janjinya untuk menjemputku kembali.

DUK

Kepalaku terantuk kursi depan bus, kulihat sekitar penumpang semakin sedikit dan aku harus segera turun dipersimpangan jalan depan.

(*_*)

Ini adalah malam minggu dan biasanya aku akan membantu di café Kyuhyun. Café yang semua pegawainya pria ini buka dari jam 6 sore sampai jam 12 malam. Namun jika malam minggu biasanya ada penampilan music live jadi café seringkali ditutup jam 2 atau jam 3 pagi. Aku hanya membantu di bagian dapurnya saja. Tidak banyak variasi menu yang disediakan café ini, lebih focus terhadap menu andalannya yakni coffee. Jadi makanannya hanya penghantar saja seperti waffle.

Ada 6 pegawai pria yang bekerja disini diantaranya Shin Dong Hee, Choi Siwon, Lee Donghae, Lee Hyukjae yang lebih akrab kami panggil Eunhyuk, Kim Ryeowook, Kim Jongwoon yang ingin dipanggil dengan nama panggungnya Yesung. Yesung adalah vokalis dari band yang seringkali mengisi acara music live di Sunset termasuk sekarang ini.

Seperti biasanya malam minggu adalah malam paling ramai di Sunset. Aku membantu Ryeowook di dapur untuk membawa pesanan waffle. Siwon dan Donghae adalah barista di sini dengan Yesung namun Kyuhyun perlu turun tangan membantu karna Yesung harus menampilkan Live musicnya, Eunhyuk dan Shindong melayani para pelanggan.

Pengunjung disini kebanyakan adalah yeoja meskipun namja pun tidak sedikit. Yeoja- yeoja yang sering kali datang menyebut para pegawai café dengan sebutan Sunset Prince. Terdengar konyol namun mereka sampai membuat fans club untuk kumpulan pemuda yang kukenal melalui Kyuhyun ini.

" Prince Kyu adalah yang paling tampan"

" AAhhh Tentu Saja Prince Choi yang paling sempurna "

" Ya! Apa kalian tidak dengar suara Prince Yesung membuatku meleleh?"

" Prince Fishy akan kujadikan milikku"

" Prince Hyukie prince Hyukie"

" Prince Wookie imut"

" Prince Shindong adalah yang paling lucu"

Itulah seruan- seruan ramai dari gerombolan yeoja remaja yang baru saja meninggalkan café. Terdengar samar ke arah belakang dari pendengaranku yang kini tengah mengangkut sampah untuk dibuang. Aku hanya tersenyum mendengarnya.

Aku selesai membuang sampah dan berniat kembali kedapur. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Untuk malam minggu pengunjung masih belum akan beranjak dari café. Tiba- tiba aku mendengar suara aneh dari arah pinggir café tempat tadi para yeoja itu mengoceh yang kini telah menghilang.

Kuperiksa sebelah pinggir café dan kulihat ada seorang pria berjas rapi tengah menahan tubuhnya di pinggiran mobil. Tangan kanannya dijadikan penyangga sedangkan tangan kiri ia arahkan ke depan wajahnya yang terus terbatuk kesakitan. Aku ragu namun mulai berjalan mendekat untuk memastikan pengunjung yang baru saja meninggalkan Sunset ini akan baik- baik saja. Aku sudah berada dekat dengan pria tadi dan mencoba melihat keadaannya yang belum berhenti terbatuk.

" Anda baik- baik saja tuan?" tanyaku ragu dan tetap menjaga jarak dengannya. Tak ada jawaban namun batuknya perlahan terhenti. Aku masih mengamati, lalu perlahan pria yang kurasa seumuran dengan Appa Cho itu menoleh kearahku. Aku sedikit terkaget melihat matanya yang merah sayu.

" Tolong~" suaranya terdengar serak merintih, tangannya ia ulurkan kearahku. Aku ragu namun kuputuskan untuk sedikit mendekat.

" Saya akan memanggil seseorang agar bisa membantu anda, mohon tunggu sebentar" langsung terpikir untuk memanggil kyuhyun untuk membantu pria ini namun belum langkahku terjadi semuanya dihentikan.

BRUK

Ini, apa yang pria lemah ini lakukan? Dia menarik tanganku cepat dan mendorongku di pinggiran mobil. Wajahku pias, tangannya terasa kuat mencengkram kedua bahuku yang mulai bergetar. Yang kulihat hanya matanya yang nyalang seakan ingin membunuhku.

Perasaan ini datang lagi, aku ingin mati. Tolong siapapun hentikan waktu! Mulutku kelu seakan dibekukan es kutub. Tubuhku lemas dan basah keringat. Mataku kehilangan pandangan fokusnya.

SRET!

Bajuku? Bahuku perih…. Dingin. Malam ini dingin lagi?

Ingatan itu, tidak! Apa ini? Dia? Pria ini? Aku?

"Ky…uu..u …hy..un…"


TBC


A/N : Tadaaaaaa~ gimana gimana gimana tanggapan kalian?

Mumpung lagi ol ffn, saya mau minta maaf untuk semua readers MMKDLIC hheheee

ff abal saya yang satu itu sangat terbengkalai ya? /deepbows

sekarang saya datang malah publish ff baru kkk~

ff ini milik temen saya yang nitip publish di akun ini, identitasnya pun minta disamarkan katanya :p

katanya sih ini ff comeback, dulu dia pernah nulis di fb loh kkk~

sebenernya ff ini udah selesai, ga terlalu panjang kok..

kelanjutannya akan saya publish sesuai respon dari kalian :)

semoga kalian suka ^^

jangan lupa review, ne!