Proclamation!

Part 1. Discover!

Author : Ayane_Chan

Cast : Park Chanyeol

Genre : YAOI, Romance

Rating : PG-15

Length : Twoshoot

Talk2kan : Ahahahaha... ini Ayane bukan Ayana JKT48 tapi ya...

Kenapa saya buat fanfic ini? Jawabannya mudah, karena saya pingin. Ahahahaha...

Krik...~

Okeh, jujur-jujuran aja karena saya Sehun biased. Dan Chanyeol bias kedua saya di EXO, tapi saya bukan Exost... ~nggak punya fandom aliasnya.

Daripada kita bercakap-cakap tidak jelas lebih baik readers baca saja. Jangan lupa reviewnya yah? Mata ne...!

Jadi... ini adalah untuk yang ketiga kalinya bagi seorang Park Chan Yeol – seorang namja jangkung berusia delapan belas tahun yang kini merupakan senior di SMA Hyundai. Wajahnya tampan, dan memang benar-benar tampan. Tidak melakukan operasi plastik seperti kebanyakan pria tampan di layar kaca karena... sungguh meskipun ibunya adalah seorang dokter kecantikan, ibunya mengatakan bahwa beliau akan mengubah nama Park Chan Yeol menjadi Park Chae Yeol jika Chanyeol sampai melakukan operasi plastik. Ibunya pikir dia yeoja? – untuk tertarik kepada seseorang dan pertama kalinya bagi dirinya untuk mengincar seseorang sebagai kekasihnya di semester ini.

Dia sudah berpacaran sebanyak lima kali dalam hidupnya. Pertama dengan seorang yeoja manis bernama Im Yoona yang dikenalnya di Taman kanak-kanak. Entahlah, mereka memang benar-benar berpacaran atau tidak. Chanyeol rasa sih sudah, soalnya waktu dia bertanya kepada yeoja manis itu siapa kekasihnya, maka Yoona dengan cepat akan menjawab Park Chanyeol. Well, Chanyeol saja yang tidak tahu bahwa sebenarya Yoona akan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang berbeda setiap kali orang lain bertanya. Sewaktu itu yeoja manis yang kehilangan dua gigi serinya dan selalu memakai pita biru muda yang sangat besar di rambutnya itu mengira bahwa arti dari kata kekasih adalah...

NAMJA-CHINGU = TEMAN LAKI-LAKI – yang menyebalkan. Yoona menambahkannya sendiri.

Kedua, Chanyeol berpacaran dengan seorang namja manis sewaktu dia berada di kelas tiga sekolah dasar. Namanya adalah Do Kyungsoo, – lebih pendek beberapa puluh sentimeter darinya. Mempunyai mata yang besar dan sangat pintar memasak - sebenarnya Kyungsoo itu pacar yang sempurna, sungguh... bahkan Chanyeol sudah pernah menulis di buku hariannya bahwa untuk dua puluh tahun ke depan dia pasti akan menikahi Kyungsoo. Namun... semuanya berakhir di saat Kyungsoo memberikan kue pienya – yang bahan-bahannya ternyata sudah kadaluarsa – kepada Chanyeol, dan berhasil membuat namja jangkung itu harus membakar buku diary yang dimilikinya semenjak semester tiga!

Selanjutnya, ada seorang namja China bernama Yixing, – mereka bertemu saat Chanyeol pergi ke China town di daerah Gyeonggi saat dia ingin melihat banyak lentera dan memakan dumpling yang asli – namja yang sangat manis. Apalagi saat tersenyum... tapi semuanya bahkan berakhir dalam sekejap mata.

Chanyeol kelas lima sekolah dasar...

"Jadi Chanyeol-ah... pesanlah semua makanan yang banyak ne... noona akan loyal kepadamu hari ini, ha, ha, ha..."kata Park Yura – noonanya yang baru saja mendapat banyak salam tempel karena berhasil memenangkan sebuah lomba Jurnalis tingkat nasional - Chanyeol kecil mengangguk semangat, lalu tersenyum sangat lebar, memperlihatkan deretan gigi putihnya yang sangat rapi.

"Eum... Channie ingin memakan banyak dumpling noona!"dan setelahnya mereka berdua memesan banyak dumpling dan makanan China lainnya.

"Xingie... jangan terus bermain, bantu baba membawa pesanan ini ke meja dua belas,"

Chanyeol membulatkan matanya seketika. 'Apa dia malaikat?'seorang namja imuuuuut... sangat imuuuuuut... menghampiri mejanya dan noonanya dengan membawa sebagian pesanan mereka.

"Ini dia..."

"Ah... manisnya..."

"Eh? Siapa?"namja manis itu menengok ke arah kanan – kirinya begitu mendengar sebuah pujian dari seorang namja creepy di depannya. Tidak ada siapa-siapa. "Aku?"

"Ne... Oh ya siapa namamu? Dan... kenapa kau membawakan pesanan kami?"Yura hanya tersenyum kecil saat melihat tingkah lucu kedua anak kecil di depannya – puppy love.

"Ah... Yixing imnida. Dan aku membantu ayah, ini restaurant milik keluargaku,"jawab Yixing tersenyum lagi.

"Park Chanyeol imnida."

"Aku tidak tanya lho..."

"Heeeh?"Chanyeol mendesah kecewa. Baru sekali ini seseorang mengacuhkannya.

"He, he, he... hanya bercanda. Oh ya sudah dulu ya, aku harus mengambil sisa pesanannya,"dan dengan itu Yixing berlalu, eum... hampir maksudnya. – karena setelah itu Chanyeol menarik pergelangan tangannya.

"Eh. Ada apa lagi?"tanya Yixing.

"Kau manis, mau jadi kekasihku tidak?"Eung? tidak salah nih? – Yura menahan tawanya saat itu juga.

"Eh?"Yixing tersipu malu, rona kemerahan mulai menghiasi pipinya yang berdimple. "Eum... aku mau jadi kekasihmu,"jawab Yixing lalu segera berlari ke arah dapur.

"Wahhh? Di masa lalu kau pasti adalah seorang Romeo, dan di masa depan kau pasti seorang suami bejat yang mempunyai banyak istri!"dan sanjungan tidak penting keluar dari mulut Yura.

'Aku memang sangat tampan.'

"Sst... dia datang lagi tuh!"Yura menyikut lengan Chanyeol saat melihat sosok kecil Yixing yang datang dengan membawa sisa pesanan mereka.

"Ini dia pesanannya. Silakan menikmati. Oh ya satu lagi..."Yixing mendekati Chanyeol, dan berbisik kepadanya. 'Aku mau jadi kekasihmu tapi...

BOHONG! WAHAHAHAHAHAHA!"

"Heeeeeeeeeeeeeeeh?"dan hari libur yang sangat damai itu berakhir dengan sangat suram bagi Park Chanyeol. Tapi, biar bagaimanapun juga Chanyeol harus tetap senang bukan? Well, mantan pacarnya bertambah satu, dan itu adalah tanda bahwa dia termasuk namja yang laku – meski Yixing sudah mengatakan bahwa itu bohong.

Semester selanjutnya Chanyeol menahan dirinya untuk membuat orang lain terpesona – dengan tampang bodohnya – padanya. Dia sudah kelas enam dan well, sebentar lagi ujian, jadi dia harus fokus! Namun dia kembali mendapatkan seorang pacar yang sangat imut di kelas satu SMP. Namanya Byun Baek Hyun. Kakak kelasnya yang pertama kali disukainya karena wajahnya yang sangat manis. – dia adalah maniak seseorang berwajah manis.- Jadi, mereka menjalin hubungan yang cukup lama, sekitar tiga bulan, itu lebih dari baik untuk ukuran namja seperti Chayeol. Lagi-lagi hubungannya harus pupus. Kali ini karena...

"YA AMPUN! CHANYEOL-AH KAU TAU KAN INI HARI APA?"Baekhyun berteriak kesal sehingga membuat beberapa pasang mata yang juga berada di taman itu – sebuah taman kecil di komplek perumahan Baekhyun – menatap ke arah mereka.

"Rabu kan? Memangnya kenapa?"tanya Chanyeol santai. Memang benar hari ini hari rabu, Karena Chanyeol ingat betul akan hal itu. – dia baru saja ikut ulangan Sejarah dan mendapat nilai D!

"APA? TIDAK, TIDAK, TIDAK. KAU TAHU? INI HARI KESERATUS KITA JADIAN!"jelas Baekhyun.

"Lalu?"Chanyeol masih belum memahami maksud dari Baekhyun.

"KITA HARUS MERAYAKANNYA KAN? SEPERTI DI FANFICTION DAN MANGA YANG KUBACA SEPERTI DI ANIME YANG KUTONTON DAN SEPERTI YANG ADA DI DRAMA 'WHEN YOU ARE BEAUTY BUT FOOL' KAU SEHARUSNYA MEMBERIKU SEIKAT BUNGA MAWAR MERAH YANG SANGAT MAHAL HARGANYA KEPADAKU!"kali ini suara Baekhyun berhasil membuat seorang anak kecil tersedak mainan yang sedang dikulumnya.

"Eh? Seperti itu ya? Tapi... mana mungkin aku bisa membeli mawar merah yang mahal. Aku kan masih SMP dan darimana aku mempunyai uang untuk membelinya?"jawab Chanyeol seadanya. – dia menjadi orang normal kali ini.

"HEH? JADI KAU BUKAN ANAK ORANG KAYA YANG MENYAMAR MENJADI ORANG SEDERHANA ATAU KAU ADALAH ANAK ANGKAT DARI EOMMAMU YANG TERNYATA KAU ADALAH ANAK DARI KONGLOMERAT PEMILIK REAL ESTATE YANG HILANG BEGITU?"

"Apa yang kau bicarakan sebenarnya?"

"AH!"

"Hei... ini bukan FF atau anime atau apalah... ini kenyataan. Life is not a movie... Ya ampun. Kenapa kau bisa memikirkan hal-hal semacam itu! Kau harus berhenti menonton tayangan itu dan berhenti membaca hal-hal seperti itu!"tegas Chanyeol. Baekhyun merengut. Tidak ada lagi manyun imut dan rengekan manja. – dia sudah menyadari bahwa apa yang dilihatnya di anime adalah bohong, seorang uke yang manyun imut juga tidak akan merubah keputusan semenya.

"TIDAK MAU! MESKIPUN ITU BOHONG TAPI ITU SEMUA ADALAH HAL YANG SANGAT MANIS DAN SUDAH MENJADI FAVORITE KU!"jawab Baekhyun ketus.

"Kalau begitu... maaf, tapi aku rasa kita harus putus,"Chanyeol beranjak dari duduknya.

"CHANYEEEEEEEEEEEEOOOOOLLL?"

Dan itu menjadi pengalaman pertama bagi Chanyeol untuk memutuskan seseorang secara langsung.

Yang terakhir kali terjadi saat Chanyeol duduk di bangku kelas dua SMA – dia tidak mencari pacar lagi selama di SMP karena masih trauma dengan Baekhyun – pacarnya bernama Xi Luhan namja yang sangaaaaaaaaaaaaaaaat maniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiis sekaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaali... – Chanyeol pikir meski dia tidak secantik Yoona, karnena dia memang bukan seorang gadis namun Luhan sangat manis, dan ingatkan bahwa Chanyeol adalah seorang maniak wajah manis? – Mereka berpacaran dan Luhan yang menembaknya duluan. Awalnya semuanya berjalan lancar sampai...

"Hah? Yang benar saja! Kau seme?"tanya Chanyeol terkejut.

"Eum... kenapa? Tidak percaya?"Luhan balik bertanya. Kali ini menggelung lengan bajunya yang panjang sampai ke sikunya. Chanyeol menelan ludah, tangannya kekar sekali?

"Tidak! Kau cantik begitu mana bisa jadi seme!"bantah Chanyeol tidak terima.

"Hah? Cantik? Kau pikir aku yeoja? Aku ini namja tau! Dan asal kau tau, aku juga seme dalam hubunganku dengan Wufan, Taec Cyeon bahkan Siwon!"dan dengan itu kesadaran Chanyeol mulai berkurang, maka dari itu sebelum semuanya terlambat... "Maaf hyung, aku tidak mau jika jadi uke. Kalau begitu lebih baik kita putus saja,"kata Chanyeol lemas. Sungguh, ternyata sekarang perkataannya terhadap Baekhyun menyerangnya sendiri. Terkadang hidup memang seperti fanfiction!

"Tidak papa. Lagipula bokongmu tidak seksi seperti milik mantan-mantanku yang lain."

"Brukkk..."Chanyeol tak sadarkan diri setelahnya.

Jadi dengan kelima pengalaman yang sangat berharga itu, di semester kelima ini Chanyeol memutuskan untuk mencari kekasih lagi, – dia sudah sembuh dari traumanya – bukankan orang-orang mengatakan bahwa masa-masa SMA adalah masa yang paling indah di hidup ini? Dan well, dia tidak mau masa SMA nya diisi dengan masa suram karena tidak punya kekasih. Jadi, dengan segala bekal yang telah di bawanya– pengalaman, mental, dan tekadnya – maka Chanyeol memutuskan bahwa yang menjadi targetnya adalah?

OH SEHUN!

Namja yang maniiiiis sekaliiii... meski imutnya lebih banyak. Usianya enambelas tahun, sekarang kelas satu di kelas B. Tingginya baru 165 cm – dia masih masa pertumbuhan – kulitnya seperti salju, sangat putih dan lembut... – dia menyimpulkannya dari mimpinya menggenggam tangan Sehun – matanya kecil dan hangat seperti... pancake yang baru matang, hidungnya juga kecil tapi mancung, dan bibirnya sangat thekthi thekali – Chanyeol mulai menirukan cadel Sehun saat dia mengetahuinya – kecil, tipis dan pink menggoda. Sangat pas dengan bibirnya yang tebal – well, hormon remaja – dan merah merona. Jika dia berbicara maka dia akan kesulitan melafalkan konsonan 'S', dan sedikit kesulitan dengan 'R'. Tidak... itu tidak dibuat-buat supaya terkesan imut dan sebagaiannya... tapi dia memang cadel. Dan kecadelannya itulah yang telah membawanya sebagai pemegang gelar 'The Cutest hoobae" dari para seme seantero Hyundai. Sehun juga akan menampilkan eye smile yang begitu menawan saat dia tersenyum. Dan semuanya sudah lebih dari sekedar cukup untuk melengkapi tipe uke untuk seorang seme bukan?

Tunggu dulu... berdasarkan pengalamannya yang sudah-sudah, dia tidak bisa menilai seseorang dari luarnya saja. Like... 'Don't judge a book from it's cover' dan Chanyeol sudah mempunyai solusi untuk mengatasi hal tersebut. Apakah itu? Well, itu adalah...

Membuat Q and A dengan orang terdekat Sehun!

Chanyeol : Sehun uke kan?

Kim Jong In : - teman sekelasnya Sehun, dan Chanyeol tidak tahu bahwa... HE IS SEHUN WORST ENEMY! - ABSOLUTELY UKE! – Jong In pernah meraba pantat Sehun dan dia menjerit bagai seorang gadis yang hendak direbut keperawanannya.

Chanyeol : Sehun belum punya pacar kan?

Do Kyung Soo : - sahabat Sehun sekaligus sepupunyaBelum. Jangan bilang kau mau mendekatinya? AKAN KUPUKUL KAU DENGAN PANCI KU JIKA KAU BERANI MENDEKATI SEHUN-KU! – mengeluarkan panci –

Chanyeol : AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!

Chanyeol : - dengan wajah biru-biru - Hey... Sehun tidak suka membaca fanfic dan manga, menonton anime, atau menonton sinetron bodoh kan?

Huang Zi Tao : -Teman satu klub Sehun - Tidak. – karena Sehun membaca cerpen bukan fanfic komik bukan manga, dan film kartun bukan anime –

Dan ketiga pertanyaan tersebut semakin memantapkan langkah Park Chanyeol untuk menjadikan Oh Sehun sebagai kekasihnya! Dan untuk mewudkan hal tersebut tentunya Chanyeol harus berikhtiar bukan? Bukan hanya karena Sehun mempunyai banyak well... fanboy – yang maniak - yang sangat ganas, tetapi karena sudah tidak ada waktu lagi bagi Park Chanyeol untuk berstatus jomblo! Ujian akan diadakan beberapa bulan lagi, dan jika target yang satu ini tidak bisa dia dapatkan maka...

Dapat dipastikan masa SMA nya adalah masa paling suram selama delapan belas tahun hidupnya.

Pagi ini Chanyeol sedang berdiri di depan pintu gerbang sekolah. Agak menggeser tubuhnya sedikit saat beberapa sepeda melaju dengan kecepatan tinggi di sepanjang kanan tubuhnya. Dia sedang melancarkan aksi pertamanya untuk mendapatkan Oh Sehun. Dia harus membuat kesan pertama yang baik kepada Sehun, untuk itulah dia berniat menyapa Sehun saat namja manis itu tiba di gerbang sekolah nantinya.

"Ah... itu dia anaknya,"Chanyeol tersenyum lima jari saat dilihatnya Sehun sedang berjalan kearahnya. Namun tunggu dulu... nampaknya dia berdampingan dengan seseorang, dan orang itu... Luhan?

"Ah... Anyeong haseo Luhan-ssi... Anyeong haseo..."Chanyeol nampak kikuk. Luhan mendecih dibuatnya, – Luhan mengira Chanyeol gugup karena kehadirannya – kemudian menarik Sehun agar segera masuk ke dalam kawasan sekolah. Namun sebelum masuk ke dalam area sekolah Sehun memutar kepalanya dan menatap ke arah Chanyeol yang masih membeku di depan gerbang.

"Oh Sehun imnida,"dan senyuman di pagi hari itu, cukup untuk membuat Chanyeol berhenti mengkonsumsi permen coklat kesukaannya selama satu minggu!

"Ah... tidak terlalu buruk bukan?"tanyanya pada dirinya sendiri. Kini dua namja manis yang tadi berusaha disapanya sudah masuk ke dalam kawasan sekolah, sudah nampak tak terlihat lagi karena bergumul dengan siswa lain yang juga baru berangkat.

"Jadi bro... kau sudah menyapanya kan?"tanya Jongdae – teman satu kelas Chanyeol yang otaknya bisa disamakan dengan einstein – sambil terus menuliskan beberapa rumus fisika di buku catatannya yang kini sudah di gabung sebanyak lima kali. Jongdae memang selalu menstaples bukunya yang sudah penuh dengan buku yang baru, jadi bisa dibayangkan betapa tebalnya buku seorang geek itu?

"Heum... aku sudah menyapanya. Tapi aku penasaran, kenapa anak itu berangkat bersama Luhan?"Chanyeol balik bertanya kepada Jongdae. Tangannya yang sedari tadi digunakannya untuk menulis rumus fisika berhenti sejenak, – Chanyeol sedang mencontek pada Jongdae – dia membenarkan letak kacamatanya yang sedikit melorot.

"Mungkin Luhan mengincarnya,"jawab Jongdae asal. Chanyeol menyentakan pensil mekaniknya ke meja dengan keras sehingga menimbulkan bunyi 'Kreek...' saat ujungnya patah. Jongdae terdiam, lalu mengernyit. Pandangannya yang sedari tadi tidak lepas dari rumus-rumus dihadapannya kini teralihkan kepada Chanyeol.

"Santai man... barang bagus pasti banyak yang mengincar,"dan Jongdae memberikan spekulasi yang paling nyata dari yang ternyata. Bahkan seseorang seperti Sehun dengan status single itu sangat tidak mungkin, jadi... mempunyai saingan untuk mendapatkannya adalah hal yang wajar bukan?

"Kau benar. Lalu menurutmu apa yang harus kulakukan?"Jongdae mendengus, apa maksud dari Chanyeol yang seorang cassanova itu – Chanyeol memberitahu Jongdae bahwa dia mempunyai lima mantan kekasih, dan Jongdae pikir itu sangat keren! – bertanya kepadanya yang bahkan belum pernah mempunyai seoang pacarpun selama delapan belas tahun eksistensinya di dunia ini?

"Kau bertanya kepadaku? Huh... kau sedang mengejek ya?"kali ini giliran Chanyeol yang mengernyit bingung. Apa Jongdae kini sudah memutuskan untuk menjadi seorang uke? Tapi... tidak! Tidak! Jongdae pernah mengatakan bahwa meskipun tidak ada uke yang mau dengannya, dia tetap akan menjadi seme. Lalu apa sekarang ini?

"He? Aku hanya bertanya kan?"

"Kau bertanya kepada seseorang yang bahkan belum pernah menyukai seseorang?"tanya Jongdae sakratis. Dan kini Chanyeol merutuki kebodohannya sendiri karena telah menyentuh permasalah tersensitif milik sahabatnya.

"Mianhe..."

Semenjak Hyundai membuka banyak club atau well... ex-school, maka tidak heran jika meskipun langit tidak lagi bersinar terang sekolah itu masih saja dipenuhi siswa-siswi yang mengikuti club dan kebetulan hari ini adalah hari berkumpul mereka. Chanyeol salah satunya, kali ini namja itu sedang mengganti baju seragamnya dengan baju olahraga yang disimpannya di dalam lokernya yang penuh dengan beberapa surat dari penggemarnya, sisa snack minggu lalu, dan kaos kaki busuk yang dianggapnya sebagai jimat penolak bala.

Setelah selesai mengganti pakaian, Chanyeol segera berlari ke arah lapangan. Disana sudah ada Kris, – ketua basket yang manly, namun Chanyeol yakin Luhan lebih manly darinya semenjak Kris pernah menjadi ukenya – Jongin, - anak kelas sepuluh yang bermuka seperti om-om yang selalu duduk di bar diskotik – dan anak lain yang terkadang eksistensinya tidak Chanyeol sadari. Sesampainya dia di tengah lapangan, Kris segera melempar bola basket di tangannya kepada Chanyeol. Tidak ada suara lengkingan peluit ataupun suara manusia untuk mengawali pertandingan antara keduanya, Jongin serta beberapa junior lainnya yang mempunyai kepercayaan diri yang cukup untuk menandingi dua orang yang bisa dikatakan sudah sangat mahir dalam permainan itu mulai ikut dalam permainan.

Setelah beberapa menit berselang, semua pemain nampak mulai kelelahan. Tidak banyak skor yang diperoleh semenjak Kris dan Chanyeol berada dalam tim yang berbeda. Permainan sangat imbang, dimana Chanyeol unggul dengan three-point nya sedangkan Kris dengan slam-dunk nya. Jongin serta anggota yang lain berusaha menyesuaikan, namun mereka berakhir dengan kaki yang ditekuk dan bokong yang didudukan di pojok lapangan semenjak skill mereka belum sebanding dengan dua seniornya itu.

Namun permainan itu berakhir sesaat setelah...

.

..

...

Bukan Kris yang tiba-tiba terpeleset dan cidera, bukan! Bukan Chanyeol yang tiba-tiba saja melemparkan bolanya ke arah bangku penonton dan bola itu mengenai Sehun – itu bahkan sangat tidak mungkin. Sehun tidak ada di bench penonton! – well, namun mungkin yang satu ini sedikit masuk akal.

"Semuanya berkumpul!"perintah pelatih mereka, Taecyeon songsaenim pada semua anggota club yang berjumlah kurang lebih dua puluh orang. Biasanya mereka akan datang dan berkerubut seperti regu tentara yang dikomando oleh komandannya, namun kali ini mereka datang bagaikan rombongan semut yang melihat segumpal gula manis yang sangat menggiurkan.

Setelah semua anggota mendekat ke arah Taecyeon songsaenim, mereka mulai tersenyum kepada objek yang kini berdiri dengan sedikit canggung di samping sang pelatih.

"Dengar, karena Minseok sudah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai manager tim basket, maka kali ini aku membawa penggantinya yang baru. Perkenalkan dirimu..."perintah Taecyeon songsaenim pada seorang namja manis disampingnya.

"Anyeong haseo... Oh Sehun imnida. Mohon bantuannya, dan saya akan bekerja keras!"bukannya menjawab sekumpulan namja itu justru tersenyum-senyum tidak jelas pada Sehun.

"Ah, kalau begitu kalian mengobrolah terlebih dahulu,"dengan begitu Taecyeon songsaenim segera meninggalkan timnya bersama manager baru mereka.

'Kalian pasti akan bersemangat kalau seperti ini!'

"Jadi sehun-ssi kenapa anda ingin menjadi manager di club kami?"tanya seorang anak kelas sepuluh kepada Sehun.

"Eum... saya..."Sehun nampak sangat gugup, terdengar dari suaranya yang sedikit bergetar dan bibirnya yang sesekali digigitnya.

"Sehun-ah, lebih baik kalau kau tidak berbicara formal kan?"Jongin menyela dan semuanya mengangguk setuju. Sehun sedikit menggeser duduknya, Jongin duduk terlalu dekat dengannya dan dia tidak suka itu!

"Nde... itu benar!"tambah Chanyeol dengan senyum bodohnya. Sehun tersipu saat mendengar suara Chanyeol.

"Aku menyukai basket, namun eomma melarangku ikut club basket,"

'Tentu saja...'

'Hell no! Orang sepertimu seharusnya ikut club memasak atau sejenisnya!'

'ikutlah club memasak, dan kau akan menjadi istri masa depanku yang sempuna babe...'

'Eomma mu sangat, sangat, pandai!'

"Ja... jadi, karena itu aku ingin menjadi manager di tim basket,"jawab Sehun malu-malu.

"Oh... eh, kau diterima begitu saja oleh Taec-nim?"tanya salah satu anak yang berpipi agak bulat dan matanya sangat sipit. Yang lain nampak penasaran juga.

"Eum... sebenarnya ada beberapa yang ingin mendaftar, tapi Taec nim mengatakan aku mungkin orang yang tepat untuk menggantikan Minseok sunbaenim,"jawab Sehun jujur. Semuanya mengangguk-angguk antusias tak terkecuali Chanyeol yang sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari wajah Sehun yang menggoda untuk dijamah.

'Songsaenim memang tau selera anak muda...'

'We heart U songsaenim...'

'Anda sangat baik Taec-nim, semoga Tuhan memberkati anda...'

"Eum... karena Taec-nim sudah memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadaku, kuharap semuanya dapat menerimaku dengan baik. Mohon kerjasamanya..."

'There are no f*cking sh*t we aren't gonna like U!'

'Andai kau tau aku sudah menyelipkan suratku sebanyak seribu dua ratus empat puluh kali ke dalam lokermu!'

'sejujurnya kau adalah istri masa depanku!'

"Eh Sehun, kau belum pulang?"Chanyeol menyapa Sehun yang kini tengah berdiri di depan gerbang sekolah sambil sesekali mengecek ponselnya.

"Ne... eum, aku sedang menunggu hyungku, tapi dia bilang dia sedang sibuk jadi tidak bisa menjemput, jadi sekarang aku akan segera pulang sunbae,"jawab Sehun lalu tersenyum. Chanyeol mengalihkan wajahnya, aduh... mukanya memerah sekarang.

"Begitu? Ka... kalau begitu mau pulang denganku tidak? Itu juga kalau Sehun tidak keberatan!"tanya Chanyeol kikuk. Sehun sedikit terkekeh dibuatnya.

"Eum... tidak merepotkan sunbae?"tanya Sehun basa-basi. Chanyeol tersenyum sangat lebar lalu menggelengkan kepalanya pelan. Sehun menyambutnya dengan sebuah senyuman lagi. Dan keduanya mulai berjalan ke arah halte bus.

"Eum... Sehun-ah... kenapa tadi pagi berangkat dengan Luhan?"tanya Chanyeol penasaran. Sehun yang tadinya terfokus pada jalanan setapan kini melirik ke arah Chanyeol, sedikit shock.

"Eum... sebenarnya..."Sehun nampak ragu untuk menjawab.

"Apa kalian berdua berpacaran?"dan pertanyaan spontan dari Chanyeol berhasil membuat keduanya mematung di tenpat.

"Kami..."

TBC.