Pair : KyuMin

Cast : Kyuhyun, Sungmin and Other Cast

Rate : T

Genre : Romance, Comedy

Length : Chaptered

Warning : Ini ff Remake dari novel lama karya Esti Kinasih dengan judul 'Fairish', karena bahasa novel itu terlalu 'gaul', maka saya sedikit merubahnya menjadi bahasa saya agar chingudeul nyaman untuk membacanya. Saya juuga menambah dan mengurangi beberapa bagian dari tulisan itu. Mengingat ini novel straight dan saya mengubahnya menjadi BL, maka mohon di maklumi jika menjadi sedikit aneh ^^. BXB, typo (s).

Summary : Lekat ditatapnya namja manis yang tenggelam dalam buku sambil sibuk mengunyah itu. Mengamati sifatnya, dan mendadak, sebuah rencana gila muncul di kepala Kyuhyun.

Disclaimer : Seluruh tulisan ini milik saya. Saya hanya meminjam nama-nama orang yang saya cintai ini semata-mata demi kelangsungan cerita.

enJOY

.

.

Semua mata menatap terkesima. Sosok itu berdiri seperti magnet yang kuat. Memukau dengan segala pesona yang dimilikinya. Tubuhnya tinggi menjulang, dengan kulit putih pucat, rambut kecoklatan sedikit ikal, obsidian tajam dan wajah tampannya memancarkan keangkuhan yang sempurna.

"Cho Kyuhyun Imnida," ucapnya. Tegas tapi dingin. Dan sama sekali tanpa senyum. Sedikit pun!

"Hanya seperti itu? Tidak ada lagi yang ingin kau perkenalkan?" Seongsaengnim menunjukkan raut bingung, perkenalan yang terlalu singkat sepertinya.

Cho Kyuhyun hanya menggeleng dengan pelan sambil tetap memasang wajah datarnya.

"Baiklah, silahkan duduk di tempat yang kosong."

Kyuhyun mengangguk hormat, lalu memandang berkeliling. Para Yeoja langsung sibuk overacting. Berusaha menarik perhatian Kyuhyun supaya duduk tak jauh dari mereka.

Tapi pilihan Kyuhyun jatuh ke seraut wajah tak acuh, yang sejak awal telah menarik perhatiannya. Wajah yang dia tau persis betul-betul tak peduli, bukan pura-pura tak peduli, yang sejak tadi hanya menatapnya tanpa ekspresi dan lebih sering memandang berkeliling, menikmati kehebohan di sekitarnya.

Kyuhyun menatap Sungmin, sang pemilik wajah, yang sedang mengangguk-angguk sambil tertawa ke arah Jungmo, namja yang duduk di depannya. Di hampirinya meja namja manis itu.

"Hai," sapa Kyuhyun dengan suara yang lebih tepat di bilang bentakan pelan daripada menyapa. Sungmin menoleh dengan kaget dan kontan terperangah.

"Boleh duduk di sini, 'kan?"

"Hmmm..." dengan wajah bingung, Sungmin menoleh ke Jungmo. Tadi namja itu bilang mau pindah ke sebelah Sungmin, gara-gara dongkol dengan teman sebangkunya yang tak henti menjerit histeris meneriakkan nama Kyuhyun.

"Tapi..." kalimat Sungmin terpenggal, karena begitu dia menoleh, Kyuhyun sudah bertengger manis di sebelahnya.

"Jungmo mau duduk... di sini..." sambung Sungmin gagap.

"Silahkan," jawab Kyuhyun tenang.

"Kita bisa duduk bertiga."

Sungmin terdiam sedikit mengernyit. Sepertinya murid baru yang duduk di sampingnya ini sedikit aneh.

.

.

Sungmin bangun sedikit lebih pagi hari ini, mungkin ada sedikit hubungannya dengan teman sebangku barunya. Mengingat dia hanya namja sederhana yang tidak terkenal di sekolahnya tiba-tiba ada sosok superstar berada di sampingnya, dia yakin hidupnya setelah ini tak akan bisa tenang. Semalam dia berfikir tentang itu sampai tidurnya terasa tidak nyenyak. Terlanjur bangun terlalu pagi, sekalian saja dia berangkat sekolah.

Lee Sungjin, adiknya yang melihat sang Hyung sudah siap sepagi itu kontan langsung terbangun kaget dan panik.

"Hah! Jam berapa ini? Jam berapa?"

"Jam enam."

Tingkah rusuh Sungjin membereskan buku-bukunya langsung terhenti.

"Mwo? Baru jam enam? Kenapa Hyung sudah siap seperti itu?"

"Wae? Memangnya di larang?

"Bukan begitu... aku kan jadi ikut panik, ku kira ini sudah jam berapa?" Sungjin mengerucutkan bibirnya, persis seperti yang dilakukan Hyung-nya jika sedang bad mood.

"Hyung hanya bangun terlalu pagi, Hyung duluan ya," Sungmin mengacak surai hitam adiknya dengan lembut. Menuju ruang makan, memakan sarapannya dengan tenang dan berangkat menuju sekolahnya.

.

.

Betapa kagetnya Sungmin begitu tiba di sekolah, karena dia pikir hanya akan ada segelintir orang yang baru datang, mengingat ini masih sangat pagi untuk berangkat sekolah. Tapi ternyata... SMA Saphire Blue, sekolah Sungmin, memang masih sepi jika di lihat dari luar, tapi begitu sampai di kelas, para yeoja sudah lengkap memenuhi ruang kelasnya. Sungmin memutar bola matanya jengah, sekuat itukah pesona seorang Cho Kyuhyun?.

Sungmin memandang kesal bangkunya yang tak lagi kosong karena telah di huni oleh salah satu yeoja penguasa sekolah itu, Seo Jo Hyun. Juga bangku-bangku lain yang berada di sekitar bangkunya. Terpaksa dia menaruh sembarangan tas-nya di bangku lain kemudian memasukkan tangannya kedalam kantong celananya dan melenggang keluar kelas tak peduli dengan keadaan Heboh itu. Terlalu berlebihan, itu menurutnya.

.

.

Setelah itu, Sungmin tak mau lagi berangkat pagi-pagi, sekalipun dia bangun kepagian, dia memilih untuk menyibukkan diri di rumah baru berangkat sekolah sesuai waktu biasanya. Karena kata Park Ahjushi, penjaga sekolah, sejak sangat pagi kelasnya sudah penuh. Jadi kesimpulannya, kalau mau datang paling dulu, ya jangan pulang. Alias tidur di sekolah sekalian!.

Tapi Sungmin sempat bengong juga saat datang sesuai dengan jadwalnya yang biasa, jam tujuh kurang lima belas menit. Kelasnya masih penuh dengan yeoja yang bertebaran di sana-sini.

Sungmin menerobos kerumunan itu dengan kesal. Begitu sampai di mejanya, Sungmin lebih tercengang lagi. Seo Jo Hyun dan Tiffany duduk berdempet-dempetan di bangkunya! Di bangku Kyuhyun, Jessica duduk berdesakan dengan Sunny, yang memiliki kelas di gedung seberang. Bangku depan dan belakangnya juga tak jauh beda nasibnya dengan bangkunya.

Pokoknya just like yesterday. Semua bangku di sekitar bangku KyuMin penuh dengan yeoja. Membuat para owner yang datang sesuai jam sekolah jadi kesal, dan terpaksa mengungsi seperti Sungmin sampai bel masuk berbunyi, karena yeoja-yeoja itu sangat susah di usir.

Besoknya, Sungmin baru masuk kelas setelah nyaris bel. Percuma saja dia datang pagi-pagi, soalnya dia hanya bisa menaruh tasnya. Karena siapapun yang duduk di bangkunya, tidak akan mau berdiri dan pergi sebelum bel berbunyi.

Ah... setelah beberapa hari duduk bersebelahan dengan Kyuhyun, Sungmin mulai mencium ada sesuatu yang ganjil pada namja itu. Dia sangat cuek dengan yeoja. Terlalu cuek. Lebih tepatnya sadis!.

"Namamu?"

Itu kata yang Kyuhyun ucapkan kepada Sungmin selain kalimat basa-basi meminta izin duduk di hari pertama mereka sebangku.

Sungmin menjawab dengan sedikit ragu. Soalnya Kyuhyun bertanya dengan intonasi yang lebih mirip sedang menginterogasi. Menatap tajam tanpa senyum!.

"Sungmin. Lee Sungmin."

Bibir Kyuhyun mengembangkan senyum tipis mendengar jawaban Sungmin.

"Nama yang bagus, cocok dengan-mu,"

Sungmin mengernyitkan dahinya. Apa maksudnya?.

.

.

Sikap masa bodoh dan tak pedulinya Kyuhyun semakin melambungkan namanya. Sesuatu yang misterius itu bukankah semakin membangkitkan rasa ingin tahu?.

Sungmin bukannya tidak mau mengakrabkan diri, tapi sejauh pengamatannya Kyuhyun itu sangat dingin dan irit bicara. Dan Sungmin bukan sosok yang suka sok dekat dengan orang yang tidak akrab dengannya. Sudah banyak yang menjadi korban dari lidah tajam seorang Cho Kyuhyun, apalagi yeoja-yeoja yang bertebaran di sekitarnya itu.

Sungmin melirik namja di sebelahnya diam-diam. Mengamati struktur wajah tampan itu dengan seksama. Kemudian sedikit mencibir. Meskipun dia memang sedikit kagum dengan ketampanan Kyuhyun, tapi Kyuhyun terlalu jaim untuk ukuran murid baru. Memangnya dia pikir dia itu siapa? Anggota Super Junior?.

.

.

"Ka!"

Semua tersentak kaget dan seketika menoleh ke sumber suara. Termasuk Sungmin yang sedang mengungsi di bangku Shindong, salah satu teman dekatnya. Saat itu Sungmin sedang asik memperhatikan Kris, teman sebangku Shindong yang sedang membuat sketsa. Kris memang jago menggambar dan ilustrasi-ilustrasinya sering muncul di majalah-majalah.

Sama seperti yang lain, Sungmin terkesima menatap bangkunya sendiri. Sejak kedatangan Kyuhyun, bangku itu seperti menjadi kaveling-nya SeoHyun. Di sebelah SeoHyun, wajah Jessica tampak pucat, bisa di pastikan bahwa dia adalah sasaran dari bentakan itu.

"Apa suaraku kurang keras? Minggir!" bentak Kyuhyun lagi.

"Aku... aku... hanya numpang duduk," jawab Jesicca gagap.

"Ini bukan bangku kosong!" sela Kyuhyun.

"Kau bisa duduk di tempat lain! Jangan di sini! Cepat pergi!"

Karena terlalu Shock Kyuhyun membentaknya di tepat di depan mukanya, Jesicca justru semakin membeku di tempat. Dan itu semakin membuat Kyuhyun meledak.

"PALLI KA!" bentaknya dengan suara menggelegar, di ikuti pukulan keras di meja. Benda itu berderit seiring memucatnya wajah-wajah yang berkerumun di sekitar situ. Jesicca jangan di tanya lagi. Mukanya putih asli! Dan dengan gerakan mirip robot, dia berdiri dan berlari keluar sambil menangis.

Dengan tenang, tanpa merasa sudah melakukan tindakan keterlaluan, dan entah sadar atau memang masa bodoh dengan suasana kelas yang mendadak jadi benar-benar senyap, Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya ke bangku.

Namun mendadak ekspresi wajahnya menjadi kaku begitu dia sadar ada sesuatu yang bertengger manis di atas mejanya. Sebuah kotak penuh potongan blackforest dengan sebutir ceri merah di setiap potongnya. Serpihan-serpihan cokelat menutupi seluruh permukaan kue. Tapi ternyata Kyuhyun tidak terpengaruh.

"Ige mwoya?" tanyanya sambil menatap satu-satu kerumunan yeoja di sekitarnya.

SeoHyun yang duduk persis di sebelahnya, menjawab pelan. Dia sedikit bergedik ngeri setelah menyaksikan jatuh korban.

"Untukmu, Kyuhyun-ssi"

Seketika obsidian tajam milik Kyuhyun menyambarnya. Dan kerena kebetulan SeoHyun tepat di sebelahnya, Kyuhyun menghadapkan wajahnya persis di depan SeoHyun. Janyung yeoja itu serasa bergejolak. Senang, tapi juga ngeri.

"Dengar baik-baik!" desis Kyuhyun.

"Jangan lagi membawa macam-macam, karena aku bukan orang kelaparan, Arasseo!". Namja itu memajukan maksudnya.

"Sebenarnya apa maksudmu membawa makanan seperti ini!"

"A... aniya...," SeoHyun semakin tergagap.

"Kalau kau tidak suka, ya... tidak apa-apa."

"Ah... Gurae," Kyuhyun menarik lagi wajahnya.

"Kebetulan... aku tidak suka!," suaranya mengeras.

"Cepat ambil! Aku butuh meja ini!"

Namun SeoHyun bergeming. Meskipun mengerikan, inilah saat yang paling di tunggunya. Bisa duduk di sebelah Kyuhyun.

"Cepat ambil!" bentak Kyuhyun. SeoHyun tetap bertahan, dan tidak memberikan reaksi.

Dengan kesal Kyuhyun meraih kotak kue, lalu menyodorkannya ke namja-namja yang duduk berkerumun tak jauh dari situ.

"Kalian mau?"

Dalam sekejab kotak itu berpindah ke mulut-mulut kelaparan yang sejak tadi hanya bisa menatap lapar kue yang memang di bawa khusus oleh SeoHyun untuk Kyuhyun. Dan kue itu langsung musnah dalam sekejap.

"Ini benar-benar enak," kata Wooyoung sambil menjilat-jilat jarinya. Satu isyarat samar dari sepasang mata Kyuhyun membuatnya tahu, apa balasan untuk kue yang dia makan.

"Kau pintar sekali membuat kue, sayang. Ini benar-benar lezat," ucap Wooyoung sambil mencolek dagu SeoHyun.

"Ah... untung saja Kyuhyun tidak memakannya, pasti kue itu ada apa-apanya. Buktinya Wooyoung langsung jatuh cinta sama SeoHyun," celetuk Shindong keras.

Seisi kelas tertawa mendengarnya.

"Shikuro!" bentak SeoHyun, seisi kelas kembali tertawa.

Akhirnya SeoHyun pergi, karena dua alasan. Pertama, Kyuhyun sibuk dengan bukunya dan tidak ambil pusing dengan keadaan di sekitarnya. Kedua, karena seisi kelas sekarang menertawakannya.

Yeoja-yeoja yang lain kontan ikut pergi begitu kepala suku mereka hengkang dari situ.

"Bangkumu udah kosong, kembalilah," Kris mengingatkan namja manis dan mungil –jika di bandingkan dengannya- di sebelahnya. Sungmin langsung menggelengkan kepalanya.

"Eng... aku duduk disini saja ya, Kris-ah?" pintanya memelas. Kris tertawa.

"Bilang sama yang punya bangku, dong."

Sungmin langsung menoleh ke sana kemari. Mencari-cari Shindong.

"Shindong-ah! Sst!" panggilnya lirih. Shindong menoleh dan mengangkat alis.

"Siniii!" panggil Sungmin lagi, tetapi tidak berani keras-keras. Hanya tangannya yang memberi isyarat. Shindong berdiri dan menghampiri bangkunya.

"Wae?"

"Aku duduk disini, ya? Sehariiii saja," Sungmin mengeluarkan jurus puppy eye's-nya.

"Memangnya kenapa?"

"Kau tidak dengar tadi?"

"Kan bukan kau yang di bentak?"

"Ya... mungkin saja ada season keduanya. Kejadian tadi benar-benar mengerikan. Aku tidak pernah mendengar orang berteriak marah di sekitarku. Boleh ya, Shindong-ah? Jebal..."

"Ayolah... dia sebenarnya baik, kok. Yeoja-yeoja centil itu saja yang memang sudah keterlaluan dan sudah seharusnya di perlakukan seperti itu. Setahuku dia normal-normal saja jika berbicara dengan namja, lagipula di depanmu itu Chansung, kau mau melihat punggungnya selama pelajaran berlangsung."

Sungmin meringis mendengar ucapan Shindong. Tapi selama ini Kyuhyun sangat jarang mengajaknya berbicara, bisa saja 'kan Kyuhyun tidak nyaman dengannya, dan melampiaskan sisa kekesalannya pada Sungmin.

"Ayo... ku antar," kata Shindong.
"Yaaah, Shindong-ah..."

"Makanya ayo ku antar," Shindong menarik pelan tangan Sungmin agar mengikutinya berdiri. Sungmin berdiri dengan tidak rela. Sebelum dia pergi, sambil tertawa Kris berbisik di telinganya.

"Hati-hati, Sungmin-ah. Jangan duduk membelakangi Kyuhyun. Nanti tiba-tiba kau di cekik dari belakang!"

"Ya! Kris! Kau menyebalkan," Sungmin melotot dengan kesal.

Kris terawa terbahak.

"Sudah, jangan di dengarkan," Shindong menarik Sungmin kembali ke habitatnya. Sebelum meninggalkan bangku Sungmin, Shindong membisikkan sesuatu pada Kyuhyun.
"Sungmin ketakutan, sampai tadi mau nekat pindah bangku kebelakang,"

"Oh ya?" mata Kyuhyun seketika menyipit. Diliriknya Sungmin yang mulai sibuk mengeluarkan buku-bukunya. Ketika tatapan mereka bertubrukan, foxy bening itu dengan terburu-buru menghindar. Kejadian berikutnya membuat Kyuhyun menjadi semakin geli.

Hari ini ada jam kosong. Dua jam. Makanya Sungmin membawa sekotak kue labu kesukaannya serta satu botol air mineral. Di letakkannya kotak kue itu di meja, di susul buku Open the Earth's Secrets. Buku yang tak sabar ingin cepat-cepat dia tamatkan. Tapi kesibukannya langsung terhenti waktu tak sengaja dia melihat Kyuhyun sedang memperhatikan kotak kuenya.

"Ng... itu untukku sendiri, bukan untukmu, Kyuhyun-ssi. Dan aku juga tidak bermaksud menawarimu," kata Sungmin terburu-buru.

Kyuhyun menahan tawanya dengan keras. Apalagi begitu dilihatnya Sungmin benar-benar melahap semua kuenya tanpa menawarinya sama sekali.

Lekat ditatapnya namja manis yang tenggelam dalam buku sambil sibuk mengunyah itu. Mengamati sifatnya, dan mendadak, sebuah rencana gila muncul di kepala Kyuhyun.

.

.

Sejak kejadian itu, para yeoja menjadi sedikit takut kalau mau overacting di depan Kyuhyun. Kecuali yang kulitnya betul-betul badak. Contohnya SeoHyun dan Jessica.

Meskipun mereka berdua kena bentak seperti itu, mereka pantang mundur.

"Sekasar-kasarnya namja, kalau kita tetap sabar, mereka pasti akan luluh juga," begitu teori mereka. What the...!.

"Memangnya kalian tidak sakit hati di bentak seperti itu? Aku yang hanya mendengarnya merasa mau marah" tanya Hyorin salah satu yeoja yang mengincar Kyuhyun.

"Ah... itu berarti masih ada komunikasi di antara kami," jawab SeoHyun dengan tegas. Yang mendengarnya hanya bisa mangap sambil geleng-geleng kepala mendengarnya.

Sungmin memilih keluar daripada mendengar ocehan yeoja-yeoja keras kepala di kelasnya yang berujung pembantaian yang di lakukan oleh Kyuhyun.

Satu sosok di kejauhan yang baru turun dari mobil, membuat Sungmin terburu-buru lari menghampiri.

"Eunhyuk-ah... tidak biasanya telat?"

"Ne, Minnie-ah. Semalam ada tamu. Baru mulai mengemasnya pukul sembilan. Selesainya lewat midnight," jawab Eunhyuk, sambil menurunkan kantong-kantong plastik dari mobil pick up pinjaman tetangganya. Sungmin dengan cekatan langsung menolong.

"Kenapa tidak meneleponku? Ini langsung di bawa ke Koperasi?"

"Ne, Gamsahabnida Ahjussi," Eunhyuk membungkuk hormat pada orang yang bersedia mengantarnya itu.

Mereka berdua melangkah menuju koperasi sekolah sambil menenteng kantong plastik di kedua tangan.

"Kau tidak kembali ke kelas, ini sudah lewat sepuluh menit," Eunhyuk menatap heran sahabatnya yang masih terus membantunya menyusun bungkusan keripik kentang berbagai rasa di nampan-nampan sambil mencatat.

Sungmin menarik nafas.

"Aku takut, Hyukkie-ah."

"Wae?"

"Biasa, Kyuhyun."

"Oh. Siapa lagi korbannya?"

"SeoHyun."

"Oh!" Eunhyuk meringis.

"Biar saja kalau SeoHyun. Dia memang badak!"

"Bukan itu masalahnya. Kyuhyun itu tidak punya perasaan. Bentak-bentak orang seenaknya. Tidak peduli tempat, tidak peduli banyak orang."

"Mungkin dia sudah terlalu jengkel."

"Aku jadi ingin pindah tempat duduk, Hyukkie. Tapi kemana? Tidak ada bangku kosong yang letaknya strategis."

"Kyuhyun saja yang di usir. Bukannya itu tempatnya Seunghyun. Kalau tiba-tiba Seunghyun masuk, otte?"

Sungmin sontak terbelalak.

"Ah... ne! Omo! Kenapa aku bisa lupa dengan Seunghyun. Dia terlalu lama tidak masuk, entah kakinya sudah sembuh atau belum, kudengar kakinya di pasang pen. Tapi, Hyukkie... masalahnya, bicara ke Kyuhyun-nya itu yang mengerikan."

"Pelan-pelan. Pokoknya jangan kelihatan kalau kau sudah tidak tahan duduk dengan dia."

Sungmin tersenyum dengan lebar, kemudian memeluk Eunhyuk dengan erat.

"Gomawo Hyukkie."

.

.

TBC

Hah... kenapa saya malah membuat ff 'panjang' baru padahal ff lama saya sudah hampir menjamur karena tak terjamah T,T. Bagi chingudeul yang pernah membaca ff saya yang berjudul Destiny! Saya mohon maaf karena belum bisa meneruskannya. Semoga ilham itu segera datang dan saya bisa meneruskannya ^^. Ah... dan untuk cast yeoja-nya, mian kalo ada yang tidak berkenan, tapi hanya mereka yang muncul di pikiran saya untuk bisa meranin itu.

Gomawo sudah berkenan membaca, sampai jumpa di chap selanjutnya ^^.