Tale of a Gutsy Shinobi
By cahayapuji22
Naruto © Masashi Kishimoto
.
Genres : Family, Adventure, Action, Romance
Rate : T
Pair : ?
Warning : Typo, abal, aneh, strong!naru, dll.
.
Just for fun
Don't like? Dont read
Tale of a Gutsy Shinobi
Chapter 1
Peace Treaty with Kumogakure
Sore hari langit orange tanda pamit sang mentari menghiasi desa Konoha yang nampak masih sibuk. Puluhan jounin berkumpul dihadapan pria bersurai pirang yang membingkai wajahnya. Permata saphirenya menatap tajam pada bawahannya,tatapan yang jarang ditunjukkan hokage teramah konoha tersebut.
"Cari naruto ke seluruh pelosok konoha segera" ucapnya tegas. "Baik" balas para jounin sedetik kemudian melesat meninggalkan sang hokage di ruangannya.
Ya. Ternyata penyebab perubahan sikap Minato-sang hokage adalah putranya, Namikaze Naruto yang dikabarkan menghilang setelah berhasil kabur dengan menjahili penjaga pribadinya-Kakashi. Minato baru saja menghadiri rapat perjanjian perdamaian dengan Kumogakure dan kini ia harus menghadapi kejahilan putra kecilnya lagi. Minato memang sangat protektif terhadap Naruto, ia sangat menghawatirkannya terlebih perjanjian dengan Kumogakure tersasa ada yang ganjil.
Minato tidak bisa membiarkan Naruto yang masih polos itu pergi jauh dari Konoha,dari sisinya karena pastinya banyak pihak yang mengincar Naruto untuk menjatuhkan Konoha, baik itu musuh yang dendam pada Minato di PD3 ataupun pria bertopeng yang bisa kapan saja mengambil Kyubi-mengulang kejadian 5 tahun lalu. Walaupun identitas naruto sebagai putranya dirahasiakan dari luar desa Konoha, tapi tetap saja sebagai ayahnya ia sangat menghawatirkan Naruto meski seringkali orang menganggap putranya tidak berbakat, ia tetap percaya pada peninggalan mendiang istrinya-Kushina tersebut. Kini Minato mengutuk dirinya sendiri yang tidak memasang fuin hiraisin pada Naruto, dirinya lengah hanya karena biasanya bisa merasakan chakra Naruto. Sekarang ia tidak bisa merasakannya, memikirkannya saja semakin membuatnya khawatir. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Naruto.
.
.
.
"Yosh! Akhirnya berhasil ttebayo" Naruto tertawa dalam hati, akhirnya ia bisa kabur dari dari guru mata satu-Kakashi yang mengawasi 'latihan neraka' itu. Ia heran mengapa ayahnya seakan memaksanya untuk mempelajari fuinjutsu-latihan neraka yang menurutnya rumit dan hanya membuat kepalanya pecah, ia lebih baik mempelajari gaya lempar shuriken itachi yang rumit daripada belajar fuinjutsu. Padahal ia hanya bocah 5 tahun yang ingin bermain dengan teman sebayanya . Walaupun para orang dewasa itu selalu menatapnya tajam setiap kali mengajak anaknya bermain. Naruto kini berada di tempat yang tidak dikenalinya, banyak berjejer rumah-rumah jepang tradisional. Tapi ia tidak memedulikannya yang penting ia bebas dari mansion besar yang seakan memenjarakannya.
"Hoy..cepatlah, kau ingin kita ketahuan hah" suara bentakan itu mengalihkan perhatian Naruto dari mengamati bangunan aneh-menurutnya, ia segera bersembunyi saat netranya menangkap dua orang shinobi yang berpakaian asing baginya yang salah satunya sedang menggendong anak perempuan berlari dengan cepat menuju arah perbatasan Konoha. Naruto menekan chakranya dan mulai mengikuti shinobi itu diam-diam."Oy..oy kau tidak merasakan bagaimana membawa anak yang tak hentinya memberontak menendangmu. Tunggulah sebentar."
"Apa susahnya kau tinggal membuatnya pingsan, masalah beres bukan?" salah satu orang itu-Toroi membalas keluhan rekan misi sekaligus adiknya sendiri-Oboi. Mereka adalah shinobi Kumogakure yang dikenal sebagai chunin bersaudara.
"Aku tidak mau aniki,bagaimana jika dia pingsan dan berpengaruh pada byakugannya atau yang lebih buruk ia mati dan kita akan dihukum taicho karena gagal menjalankan misi penting ini" Toroi sweetdrop mengengar jawaban oboi. "Baka, mau hidup atau mati yang kita perlukan hanya mata byakugannya bodoh." umpatan kakaknya itu dibalas cengiran oleh Oboi.
Naruto yang mengikutinya dari belakang memiringkan kepalanya tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan dua orang itu,tapi dari yang didengarnya yang pasti ia harus menyelamatkan anak permpuan itu agar ia bisa mempunyai teman. Teman pertamanya. Naruto mempercepat langkahnya yang mulai jauh tertinggal, mencoba menyusul dua shinobi itu. 'Aku harus berani ttebayo, ini saatnya membuktikan bahwa aku bukan shinobi tidak berbakat yang mencoreng nama Namikaze lagi' batin naruto menyemangati dirinya sendiri.
"Berhenti, lepaskan anak itu hoy!" tubuh dua shinobi itu menegang, mereka tidak siap jika harus melawan shinobi dari desa terkuat saat ini. Mereka hanya chunin yang bertugas membawa heirres hyuga selagi ketua dan rekan lainya mengalihkan peerhatian hokage dan kepala klan hyuga. Dua shinobi kumo itu membalikan badan dan mendapati bocah kecil yang menghalanginya.
"Aniki sepertinya ada bocah tersesat yang mau jadi pah- " perkataan Oboy tak terselesaikan karena dipotong naruto "jangan remehkan aku, aku Namikaze Naruto akan mengalahkan kalian ingat itu" perkataan itu membuat mata keduanya membelalak kaget. Namikaze. Nama yang disegani kawan dan ditakuti lawan. Semua shinobi yang merupakan musuh Konoha hanya diberi satu perintah yaitu untuk kabur.
Naruto melesat maju memanfaatkan kelengahan musuh, mengayunkan kaki kanannya pada Toroy yang langsung disadari shinobi Kumo itu. Tak menyerah Naruto melesatkan tinjunya ke arah perut disusul tinjunya yang lain namun, serangan tinju yang mengenainya seakan tak berasa di tubuh kekar itu. Merasa serangannya tak berhasil Naruto mundur beberapa langkah menjauh dari Toroy dan segera membuat heandseal.
"Bunshin no jutsu"
Pofft... "Eh..."pekik Naruto. Muncul bunshin yang tidak jelas bentuknya dan menghilang kembali dalam kepulan menyadari bunshin adalah kelemahanya. Ia bahkan tak pernah membuat bunshin smpurna saat berlatih bersama kakashi. Hanya taijutsu dasar dan penggunaan kunai shuriken yang ia punya, ia tak punya pilihan lain selain menyerang langsung. Ia menyesal sering kabur saat latihan ninjutsu dengan ayahnya.
"Ha..ha..ha..heh kukira semua orang yang bermarga Namikaze adalah orang yang harus kuhindari. Tidak seperti hokage dan 'bocah prodigy' yang sering dibicarakan itu, kau lemah bocah" Naruto mengepalkan tangannya kuat, mengapa ia selalu dibandingkan dengan ayahnya? Ia sadar memang ia tak mewarisi kejeniusan sang ayah tapi Naruto adalah Naruto bukan Minato. Ia sangat tidak suka jika dibandingkan seperti itu dan sekarang ditambah 'bocah prodigy' siapa itu? Tapi semua itu tidak penting, sekarang ia harus menyelamatkan temannya-calon temannya.
"Aku tidak lemah..!" sahutnya sambil maju ke arah Toroi yang siap dengan tendangannya. Naruto menundukan kepala melewati kaki musuh, tubuhnya yang kecil memudahkannya untuk melewati musuh dan menendangnya dari belakang . Tendangan yang disertai chakra dan lebih bertenaga dari sebelumnya sehingga membuat Toroi jatuh tak membuang kesempatan segera ia menghunuskan kunai yang ia bawa untuk berjaga-jaga( perintah ayahnya ) ke leher musuh sambil mendudukinya. Ternyata toroi salah telah meremehkan Naruto.
"Raiton : Raigatana"
Naruto menoleh mendapati Oboi siap menyerangnya.
.
.
.
Minato sudah menggengam kunai hiraisin berniat menggunakan jurus andalannya setelah melihat keadaan naruto dalam bola kristal milik sandaime hokage-Hiruzen yang segera ia urungkan setelah Hiruzen menahan lengannya."Biarkan naruto mengatasi masalahnya sendiri Minato" ucap Hiruzen tenang. "Tapi-" ucapan Minato dipotong cepat oleh sandaime. "Kau terlalu mengekangnya untuk mempelajari fuinjutsu agar mewarisi jurus andalanmu itu bukan? Kau tak pernah membiarkanya untuk mencari potensinya sendiri. Kau menyegel kyubi dalam tubuhnya karena kau percaya padanya, maka biarkan dia menghadapi takdirnya sendiri Minato."
Minato terdiam menyerap perkataan sandaime padanya. Minato mengakuinya, ia terlalu memaksa naruto, tapi apakah salah jika ia mempersiapkan Naruto untuk menghadapi takdirnya menghadapi musuh misterius yang tak bisa dihadapinya-pria bertopeng. Ia juga megajari Naruto fuinjutsu karena ia menyesal tak sempat menurunkannya pada 'dia' sehingga Minato berharap Naruto bisa mewarisi jurus itu, namun memang Naruto tak berminat untuk mempelajarinya.
"Percayalah padanya, ia putramu datanglah saat dia berhasil mengatasinya" Hiruzen berlalu keluar setelah ia menepuk pundak Minato. Minato tersadar dan mengamati kembali pertarungan perdana putranya. "Aku percaya padamu Naruto karena kau adalah putraku" guman Minato.
.
.
.
Naruto menoleh mendapati Oboy siap menyerangnya dengan pedang dilapisi chakra petir hendak menusuk ke arahnya. "Kusso..!" Naruto mengumpat, ternyata pertarungannya dengan Toroi memberi kesempatan Oboi untuk mengikat anak permpuan yang tadi dibawanya dan bersiap menyerangnya. Saat pedang dilapisi petir itu hampir mencapai ke arahnya Naruto menggulingkan tubuhnya ke samping untuk menghindari serangan itu. Oboi yang kaget karena Naruto menghindar tak bisa menghentikan gerakannya hingga pedangnnya menusuk Toroi yang masih menelungkup.
"Argh..sialan kau Oboi, mengapa kau malah menyerangku bodoh. Hosh..hosh.." Toroi mengumpat mendapati kebodohan adiknya sambil menahan sakit di punggungnya. "Maaf aniki tapi kau yang salah mengapa kau ada di hadapan pedangku yang akan menyerang bocah kecil itu" jawaban itu semakin membuat Toroi naik pitam. "Aku dari tadi disini baka..!" jawabnya dengan nafas tersenggal, ia meringis kesakitan.
"Oh baiklah-baiklah aku yang salah lagi. Aniki kau istirahat saja biar aku yang mengurusnya, lagipula gadis kecil itu sudah pingsan seperti apa yang kau perintahkan ternyata dia tetap baik-baik saja."jelas Oboi yang merasa bersalah melihat keadaan kakaknya. "Tentu saja baik baka. Sekarang cepat bereskan dia jangan banyak omong."
Oboi kembali menghunus pedangnya ke arah Naruto yang ditangkis kunai milik Naruto. Terjadi jual beli serangan yang tak seimbang antara kunai dan pedang hingga kunai Naruto terlepas dari genggamannya dan melukai tangannya. Naruto mundur melebarkan jaraknya dengan Oboy. Ia mulai sulit mengatur kembali nafasnya yang tersenggal. Ini tidak baik jika ia tak berbuat sesuatu ia akan kalah dengan cepat. Naruto menatap Oboy tajam diseberangnya dengan backround sungai, disamping sungai terdapat pohon yang mengikat anak yang ingin diselamatkan Naruto. Naruto tersenyum kecil.
Naruto mengeluarkan beberapa shuriken yang dibawanya, melemparkan ke arah musuhnya. Oboy menghindarinya dengan mundur ke belakang, lemparan shuriken seperti itu mudah dihidari oleh tingkat chunin sepertinya.
"Raiton : Raigatana"
Naruto menyeringai, segera ia melemparkan kunai dilapisi chakra sehingga kunai itu meleast cepat ke arah Oboi. Oboi mundur menghindari serangan dengan jutsu petir yang masih belum dilesatkan namun ia masuk perangkap Naruto, dibelakangnya adalah sungai. Oboi yang tak siap terjatuh masuk ke sungai dan terkena jutsu petirnya sendiri. Jurus petir miliknya jadi berkali lipat lebih kuat karena mendapat medium perambatnya-air.
Naruto jatuh terduduk dengan nafas tersenggal. Tak lama kemudian muncul kepala klan hyuga-Hiashi yang mendapat kabar penculikan putrinya dari hokage. Ia tak menyangka Naruto yang sering tidak dianggap tidak berbakat bisa mengalahkan dua shinobi kumogakure. Ia segera menyadarkan putrinya-Hinata dan melepas ikatan di tangannya.
Minato muncul diiringi kilatan kuning dan langsung menggendong Naruto yang tampak kelelahan. "Tou-chan.." panggil Naruto dengan suara yang lemah. "Tou-chan bangga padamu Naruto. Sekarang beristirahatlah." Ucapnya lembut yang dibalas anggukan Naruto yang menyamankan posisinya di gendongan ayahnya.
Setelah memastikan Naruto tertidur, Minato membalikan badannya dan mengayunkan tangannya yang bebas, tanda perintah untuk membereskan dua shinobi kumo kepada para anbu yang baru saja tiba di tempat kejadian. Ia segera melakukan hiraisin ke mansionnya untuk menidurkan Naruto di kamarnya dan kembali ke kantor hokage mananti laporan sambil menghadap jendela menikmati pemandangan malam langit Konoha.
"Hokage-sama" minato berbalik dan mendapati anbu dengan topeng dog atau anjing sedang berlutut menghadapnya. "Bagaimana hasilnya Inu?" tanya Minato menatap anbu berkode name Inu itu. "Dua chunin yang dihadapi naruto sudah dibawa ke divisi introgasi. Sedangkan pemimpin penyerangan di kompleks hyuga yang diketahui merupakan missing-nin kumogakure berhasil kabur. Hyuga Hizashi adalah korban satu-satunya dalam insiden ini" Inu menyampaikan laporannya.
Minato memijit keningnya kejadian hari ini membuat kepalanya pusing. Ternyata kumogakure tidak hanya mengalihkan perhatian dengan pejanjian perdamaian saja tapi juga dengan menghadiri acara ulang tahun putri kepala klan hyuga. Menghilangnya Hinata membuat Hiashi khawatir tapi ia tak bisa meninggalkan tamunya. Hizashi kembaran Hiashi menawarkan untuk menggantikannya selagi Hiashi mencari Hinata. Tapi ternyata kedatangan perwakilan Kumo ke acara hyuga itu adalah sebagai pengalih. Hizashi yang mengetahuinya balik menyerang Kumo yang berakhir pada kematiannya.
"Sensei... sensei baik-baik saja? " ucapan Inu membuyarkan lamunannya, ia mengernyit mendegar panggilan yang tidak biasanya dipakai Inu atau muridnya kakashi dalam mode anbunya. Minato menghela nafas. "Ya tentu saja. Kakashi kirim gulungan pesan undangan rapat untuk Raikage" ucap Minato memberi perintah diikuti menghilangnya Kakashi dalam kepulan asap tipis.
Sebenarnya tidak ada yang bisa Minato perbuat lagi. Ia sudah mengetahui rencananya A sang raikage yang pastinya menyewa missing-nin sebagai alibi agar terbebas dari tuduhan menghianati perjanjian yang baru saja dibuat. Jika saja ia memprotes kejadian hari ini, A pasti akan mengelak,jadi ia hanya akan memastikan bahwa kumogakure tak akan memicu perang kembali. Lagipula rencana Kumogakure untuk mencuri byakugan digagalkan oleh putranya sendiri dan mayat Hizashi juga berhasil diselamatkan sebelum dibawa missing-nin kumo tersebut.
Mengingat pertarungan putranya membuatnya menyadari bahwa ia telah salah mengekang Naruto dengan pembelajaran dasar fuinjutsu. Mungkin mengajarinya beberapa jutsu fuuton akan lebih disenangi putranya. Membayangkan betapa semangatnya Naruto saat mempelajarinya saja membuatnya senang. "Dia sangat mirip denganmu... Kushina" ucapnya pada angin yang berhembus lembut yang menerpa wajahnya.
.
.
.
To Be Continue
.
.
.
Hai para senpai semua salam kenal. Aku author baru! Karena itu mohon bantuannya dengan memberi kritik, saran atau dengan menunjukan letak kesalahan dalam cerita pertamaku ini. Agar dapat diperbaiki lagi kedepannya demi kebaikan bersama. Mohon reviewnya minna...
