Title : Sueo

Cast : Baekhyun dan Chanyeol Exo

Other Cast : Find by your self please ^^

Genre : Yaoi, Romance, drama

Rate : T+

Length : Chaptered

A/N : Annyeong Haseyo~ Baekhee comeback lagi dengan FF terbaru dengan couple sebelumnya yaitu Baekhyun dan Chanyeol #lambai tangan bareng ChanBaek. Oh iya, Baekhee minta maaf ne karena belum bisa buat ff pake couple lain karena belum dapet feelnya T.T tapi Baekhee lagi nyusun cerita untuk Hunhan, Sulay dan Kaisoo kok, tunggu aja ne? pokoknya intinya RnR jusseyo, yang berkenan dengan senang hati juga boleh nge-favorit sama ngefollow juga ^^ tapi ingat ne, review juga, ayo kita belajar menghargai ^^ so, baca, santai dan review, no bash no flam no plagiat ^^

Disclaimer : Exo members belong tu God, parent, SM Entertaiment. Saya cuman pinjam namanya saja, jika ada kesamaan atau kemiripan dengan cerita lain, itu murni KEBETULAN, ini murni khayalan baekhee.

Maaf Chingu, author sempet hapus karena ada kesalahan T.T

~Happy Reading~

Baekhyun berjalan lemah melalui lorong menuju kamar mandi namja. Keringat dingin mengalir indah di wajahnya yang pucat pasi bak mayat hidup berjalan. Ujung-ujung jari yang begitu putih dan tangan bersuhu es.

Sepasang permata yang tertutup setengah oleh kelopaknya memandang sayu dengan sedikit samar.

Ia tersenyum miris saat meraih knop pintu. Dengan kekuatan yang tersisa di bongkah tubuh mungilnya ia membuka pintu putih polos itu lalu melangkah masuk.

Ia meraih wastafel, memutar keran dan membasuh wajah cantiknya yang sangat natural berstandar 'baby face'.

Cairan bening yang sebenarnya sudah mengalir indah dari matanya sedari tadi kian samar tercampur air keran yang membasuh wajahnya tadi. Ia bertekat dalam hati 'Jangan sampai Sehun melihat ku seperti ini'.

Pemuda mungil itu membalikan badan perlahan. Ia mengerutkan dahi dan merasakan perutnya sangat mual bak dikocok mesin mixer. Pandangannya seketika kabur sebelum benar-benar ambruk dan kehilangan kesadaran, bibir semanis gula itu mengucapakan dengan samar "Suho hyung".

~O.O~

Kelopakyang menutupi sepasang permata itu perlahan mulai terbuka semakin lebar dan mengerjap-ngerjab imut membiasakan biasan cahaya yang menerobos masuk kedalam lensa nya.

Matanya mulai bergerak-gerak kesana kemari. Kamar tempat ia berbaring cukup terang karena sinar matahari yang masuk dengan bebas dari kaca jendela.

Tubuh mungilnya bangkit dan duduk dengan menyandar ke kepala ranjang.

Tok tok tok.

"Baekhyunie, bangun, kita harus sekolah hari ini"terdengar suara jantan dari arah pintu kamar Baekhyun.

Rutinitas tampak berubah, biasanya bukan suara jantan yang memanggilnya, justru biasanya suara seorang wanita parubaya-lah yang biasa terdengar ke gendang telinganya.

Baekhyun mengulas senyuman yang sangat manis, ia tahu siapa yang memanggilnya itu, kakak sulungnya, Kris.

"Ne hyung, aku akan mandi."jawab Baekhyun pada kakaknya.

"Okay, kami tunggu dibawah ne? Sehun sudah menunggu mu menyuapnya, ia maknae yang manja"ujar Kris memperingatkan lalu meninggalkan pintu yang masih tertutup rapat itu.

Baekhyun terkekeh geli lalu beranjak menuju kamar mandi mini dikamarnya untuk membersihkan sekujur tubuhnya yang lumayan bau itu.

15 menit berlalu~

Baekhyun menuruni tangga dan menduduki kursi kosong di sebelah Sehun. Baekhyun memandangi piring Sehun dan sarapan paginya masih belum tersentuh sama sekali.

"kenapa tidak makan Sehunie?"tanya Baekhyun heran pada Sehun.

"aku menunggu mu noona, kau tidak mau menyuapi adik mu ini?"tanya Sehun berpura-pura manja.

"kenapa kau terus memanggil ku 'noona' sih? Aku ini namja"protes Baekhyun.

"karena kau kakak perempuan ku"jawab Sehun mantap dan membuat Baekhyun menghela nafas, ia mengalah. Ia lalu meraih roti Sehun dan menyodorkannya pada adiknya itu.

"ayo makan, kita harus sekolah"titah Baekhyun dan Sehun menurutinya. Mencomoti roti yang disuapkan Baekhyun. Setelah selesai mengurus Sehun, Baekhyun pun mengisi perutnya untuk memulai hari.

"Luhan hyung, apa kau sudah selesai?"tanya Baekhyun pada kakak nomor 2, Luhan, dengan nama lengkap Oh Luhan.

"tentu saja, habiskan coklat panas mu Baekhyun, cuaca cukup dingin hari ini"pesan Luhan sebagai jawaban.

"Sehun, kau sudah menghabiskan coklat panas mu?"tanya Kris selaku sang kakak pertama, Oh Kris.

Sehun mengangguk patuh pada kakaknya.

Setelah selesai dengan sarapan mereka, ke-4 Oh Bersaudara itupun pamit pada ibu mereka untuk mendapat restu pergi menuntut ilmu di universitas mereka, Dongguk University.

Mereka berempat berjalan bersama di trotoar jalan menuju universitas mereka yang tidak terlalu jauh sembari menikmati keheningan yang terdapat diantara mereka.

Sebenarnya, Kris punya mobil pembelian ayahnya, tidak heran, ayah mereka adalah seorang manager di salah satu mall terbesar di Korea yang terletak di Gangnam. Akan tetapi, mereka lebih memilih jalan kaki saja hari ini, menikmati indahnya salju yang baru saja turun di bulan desember ini dengan posisi Kris-Luhan-Baekhyun-Sehun.

Astaga, sangat terlihat bahwa tinggi badan Kris dan Sehun yang mencolok karena berdiri didekat Luhan dan Baekhyun yang memiliki tinggi badan lebih pendek.

Bahkan, di tambah lagi wajah Luhan dan Baekhyun yang berpredikat 'Baby Face' membuat publik menjadi bingung, siapa yang kakak dan siapa yang adik diantara Luhan, Baekhyun dan Sehun.

Baekhyun tersenyum saat melihat sebuah butiran salju yang hinggap dihidung mancungnya. Terlihat sama dengan warna kulitnya yang sangat indah dan halus itu.

"wah, noona sangat imut dengan salju dihidungnya ne"puji Sehun yang melihat noona ehm sebenarnya sih Hyung-nya. Sehun memang menganggap Baekhyun sebagai kakak perempuannya mengingat tak ada anak perempuan di Keluarga Oh.

Apakah Baekhyun tidak keberatan? Jawabannya adalah 1 kata, SANGAT KEBERATAN-oke, maaf, ini ralat. Bagaimana tidak keberatan, jika kau adalah seorang namja, bertemu dengan adik mu di universitas dan sangat ramai akan kerumunan manusia dan tiba-tiba adik mu memanggil mu 'Noona' bukannya Hyung. Astaga, Baekhyun harus menahan malu dan menyembunyikan rona merahnya setiap kali itu terjadi.

Pertanyaan kedua, apakah Baekhyun sering berkelahi dengan Sehun karena itu? Jawabannya adalah 'iya'. Akan tetapi, Baekhyun tidak ada kuasa untuk melawan Sehun, bukan karena Sehun memiliki badan yang lebar, gagah dan atletis yang sangat pas, tapi karena Baekhyun sangat menyayangi adiknya itu dan tidak bisa mengelak jika adiknya itu ber-boing boing ria didepan wajahnya. Hah~

Waktu tidak terasa telah dihabiskan selama perjalanan dan mereka sudah sampai di universitas tempat mereka menyandang status mahasiswa.

Kris, siswa cerdas nan jenius di jurusan hukum, Luhan, tak kalah cerdas berkuliah di fakultas kedokteran di universitas itu, Baekhyun, ia berkuliah di jurusan bisnis karena ingin menjadi manager sukses seperti ayahnya, Sehun? Dia berkuliah dijurusan arsitektur.

Kris semester 4, Luhan semester 3, Baekhyun dan Sehun semester 2. Saat sampai di kampus, Baekhyun berjalan sendiri menuju kelasnya, menelusuri lorong panjang yang cukup ramai.

Tunggu dulu, Baekhyun berbelok kearah lain sekarang. Ia mempercepat langkah kaki pendeknya itu, wajahnya berbinar-binar dan cerah. Jangan lupakan juga senyumannya yang manis tak tertandingi itu juga menghiasi wajahnya.

Ia berjalan sedikit lebih pelan saat mendekati sebuah pintu kelas yang terbuka lebar, ia mulai mengoreksi penampilannya, merapikan rambutnya dan mengatur nafasnya yang tak karuan, laju detak jantungnya sudah tak bisa diukur lagi saking cepatnya.

Langkah menjadi lebih pelan saat jarak antara dirinya dan pintu kelas itu hanya beberapa meter saja. Pas saat ia berjalan melewati depan pintu kelas itu, wajahnya menoleh ke kiri dan menatap sosok namja yang sedang duduk dengan sebuah buku di atas mejanya.

Namja itu menoleh Baekhyun dan tersenyum sangat~ tampan dan membuat jantung Baekhyun benar-benar ingin lepas.

Pipi merona itu sudah terekspos begitu indah, ia membalas senyuman itu lalu menunduk malu dan berjalan menjauhi kelas tersebut sebelum jantungnya benar-benar lepas dan ia tidak bisa bernafas dengan nyaman.

Baekhyun masih senyum-senyum tidak jelas, ia berjalan sedikit lebih cepat sekarang, masih dengan kepala menunduk menyembunyikan rona merahnya yang sudah sangat jelas terlihat.

'astaga, senyumannya, sangat tampan, Tuhan tolong aku, jantung ku sudah serasa ingin keluar, hati ku bergetar dan hangat tak karuan, kyahhh~'

Batin Baekhyun beraksi, ia benar-benar gila sekarang, gila dalam definisi berbeda tentunya. Diotaknya, benar-benar penuh akan namja yang tersenyum tadi-oke oke oke Baekhyun, kami rasa kau benar-benar gila sekarang.

Baekhyun berjalan sambil meloncat-loncat kecil(?) membayangkan senyum namja tadi dan masih dengan kepala yang menunduk menyembunyikan ronanya yang sudah sangat euhh.

BRAK
"akh"rintih Baekhyun.

Baekhyun memejamkan matanya menahan sakit yang mendera bokongnya, ia merasa seperti menabrak seseorang hingga ia jatuh dan bokongnya lebih dulu mencium lantai koridor universitas.

Baekhyun mengelus-elus bokongnya yang terasa sangat sakit, ia perlahan membuka mata indahnya dan mendapatkan seorang pemuda yang tak sengaja ia tabrak tadi sedang terduduk dilantai koridor dengan buku-buku yang berserakan. Sepertinya, ia mempunyai nasib yang sama dengan Baekhyun. Yaitu, bokong yang mencium lantai dengan indahnya.

Baekhyun dengan sigapnya bangkit lalu membantu pemuda itu dengan memunguti buku-buku yang terjatuh.

"ini buku mu kan?"tanya Baekhyun.

"n-ne"jawab pemuda tersebut dengan gagap karena menahan sakit yang masih mendera bokongnya.

"a-ah, mianhaeyo ne, aku tidak sengaja dan tidak melihat-melihat saat berjalan, ini salah ku, mianhaeyo ne"ujar Baekhyun meminta maaf sambil memunguti semua buku tersebut.

Pemuda itu lalu membantu Baekhyun memunguti buku dan mengatakan "gwenchana sunbaenim, aku juga minta maaf, gomawoyo sudah membantu" lalu mengangkat bukunya dan beranjak pergi meninggalkan Baekhyun.

Baekhyun menatapnya aneh. 'kenapa harus buru-buru begitu?'tanya Baekhyun dalam hati.'

'Bukan kah dia Do Kyungsoo yang mahasiswa semester 1 ne? Oh iya, dia kan hobae ku, untuk apa dia di area semester 4? Hhmm, masa bodoh la.'batin Baekhyun lalu melanjutkan perjalan memutar rute menuju kelasnya.

Waktu berlalu, Baekhyun telah sampai di depan pintu kelasnya. Ia membuka pintu kelasnya dan ia dapati ruangan tersebut cukup ramai akan manusia yang sebenarnya adalah mahasiswa di kelas itu pula.

Baekhyun beranjak menuju bangkunya di barisan ujung disamping jendela. Ia pun mendudukan dirinya di bangku tempat ia seharusnya duduk, disebelah seorang namja.

"Annyeong haseyo Park Chanyeol, bagaimana pagi mu?"tanya Baekhyun yang diawali dengan sapaan.

Orang yang bernama Park Chanyeol itu tersenyum.

"Annyeong, tentu saja baik, bagaimana dengan kau? Terlihat sangat ceria dan cerah, apa ada yang ku lewatkan?"

Pipi Baekhyun merona. Chanyeol senang melihat rona itu walaupun rona itu bukan karena dirinya. Yeah, Chanyeol pasti tau itu.

"Tentu saja aku baik."jawab Baekhyun dengan senyum yang ditambah eyesmile itu.

Chanyeol pun juga ikut tersenyum. "Jadi, apa yang sudah terjadi? Hingga si malaikat kecil dihadapan ku bisa merona sampai seperti ini."tanya Chanyeol lagi sebagai bentuk tagihan atas jawaban untuk memuaskan dahaga penasarannya walaupun sebenarnya ia tahu apa yang akan keluar dari mulut Baekhyun –Sahabatnya- dan itu pasti bukan karena dirinya.

"Kau yakin ingin mendengarnya Chanyeol-ah?"tanya Baekhyun meyakinkan.

"Tentu saja aku mau mendengarkan cerita mu."walaupun sebenarnya aku tidak ingin mendengar namanya yang kau sebut sambung Chanyeol dalam hatinya.

"Baiklah, aku harap kau mau menjadi pendengar yang baik Chanyeol-ah"ujar Baekhyun dan Chanyeol hanya mengangguk kecil dan tersenyum manis menyiapkan tameng pertahanannya.

Baekhyun pun memulai ceritanya, mulai dari ia memutar rute hanya untuk mendapatkan senyuman seseorang, saat ia mendapatkan apa yang ia cari, senyuman yang menurutnya suplemen di setiap harinya untuk melalui masa-masa sulitnya dalam belajar, senyuman yang menyemangatinya untuk mengerjakan setumpuk tugas, senyum yang membuatnya tersenyum-senyum sendiri dan merona, senyum yang menurut Chanyeol adalah senyuman yang terbodoh didunia.

"Ahh~ dia membalas senyum ku Chanyeol-ah , bagaimana aku tidak senang bukan? Astaga, senyuman tertampan yang pernah aku dapatkan didunia ini"ujar Baekhyun sambil menangkup kedua pipinya yang merona dengan kedua tangan kecilnya yang putih dan sehalus bayi itu.

Chanyeol terkekeh geli melihat tingkah sahabatnya yang sedang jatuh cinta ini.

"Omo omo omona. Apa kau yakin kalau itu adalah senyuman tertampan di dunia?"tanya Chanyeol terlihat ragu.

"Tentu saja Chanyeol-ah"jawab Baekhyun meyakinkan dan mengangguk mantap.

"Hmm, memangnya senyuman ku ini tidak tampan?"tanya Chanyeol menggoda Baekhyun.

"Aish Chanyeol-ah, senyuman mu juga tampan, tapi berbeda, ahh~ jantung ku berdetak lebih kencang jika melihat senyuman penuh karismanya"Baekhunpun mulai ber-Fangriling ria.

'Geurae? Ah, ne ne, araseo, harusnya aku tau kalau aku tak perlu menanyakan ini, hah~'

"hmm, ne ne , Araseo, hahahaha~ kau sangat imut jika seperti itu"ujar Chanyeol lalu mengacak-acak rambut Baekhyun penuh kasih sayang dan kelembutan yang belum bisa mengetuk daun pintu hati Baekhyun. Ya, ku rasa begitu.

Baekhyun lalu tersenyum dan menggeser kursinya merapatkan ke Chanyeol, ia lalu meletakan kepalanya di pundak lebar Chanyeol masih dengan rona dan senyumannya.

Chanyeol hanya tersenyum saja dan merasakan kehangatan saat surai Baekhyun memberi kehangatan di leher kokohnya.

"Jadi, apakah kau benar-benar menyukai orang itu?"tanya Chanyeol.

"tentu saja, tak ada sedikitpun keraguan saat ini."sahut Baekhyun mantap.

"Begitukah? Sampai berapa lama kau akan menunggunya?"tanya Chanyeol lagi.

"Mmm, entahlah, yang pasti aku akan menunggunya walaupun itu 100 tahun lagi."sahut Baekhyun penuh keyakinan lagi.

Chanyeol hanya tersenyum tipis, sangat tipis, tidak ada yang menyadari bahwa senyuman itu hanya untuk menutupi goresan luka dihatinya yang tergambar jelas di matanya. Ayolah, kalian semua pasti tahu bukan dengan rentetan kata yang berbunyi 'Mata tidak bisa berbohong.' Itu?

Posisi mereka masih terus seperti itu sampai dosen mereka sampai dikelas dan mulai mengajar.

~O.O~

Tampak seorang namja sedang sibuk berkutat dengan ponselnya, seperti ada hal yang sangat menarik disana. Sejak tadi, saat sang dosen killer yang menjelaskan berbagai ilmu pengetahuan yang dibutuhkan namja itu selesai, namja itu langsung mengemas bukunya dan meraih ponselnya.

Namja itutampak senyum-senyum sendiri dan wajah malaikatnya tampak cerah sembari mengusap-usap layar ponsel.

'ah~ kau sungguh manis dan mempesona, mata indah mu, dagu mu, hidung mu, bibir mu, badan mungil mu, ah~ semua dari diri mu aku suka, ditambah lagi suara merdu mu yang sangat menentramkan hati.'batin pria itu.

Ah, aku tau sekarang, pria itu sedang mengamati foto-foto yang ada di ponselnya. Itu seperti foto seorang namja.

'ah~ditambah lagi kau tadi pagi lewat kelas ku, kau sangat mempesona, melihat mu lewat saja sudah membuat jantung ku berdetak kencang.'

"Suho-ah"panggil seseorang dan namja itu menatap ke asal suara.

Oh, arasseo, namja itu ternyata bernama Suho. "Ada apa Jongdae-ah?"tanya Suho.

"Ayo kita makan siang, mumpung istirahat, lihat Umin-ku sudah kelapar nih."ajak Jongdae sembari menggandeng kekasihnya, Xiumin.

"Ayo kita makan Suho-ya, aku sudah sangat lapar."rengek Xiumin dengan pipi-nya yang seperti bakpao dan wajahnya yang berpredikat baby face.

Suhopun tersenyum dan mengunci layar ponselnya. Sebelum display ponsel itu benar-benar menjadi gelap, Jongdae dapat melihat foto siapa yang menjadi wallpaper layar ponselnya.

"Eoahh, ternyata kau benar menyukai junior kita yang tadi pagi melewati kelas kita yang bernama Ky-mmmpphh."perkataan Jongdae terpotong saat Suho langsung membekap mulutnya. Kalau tidak, suara cemprengnya itu bisa membahana keseluruh ruangan dan membongkar perasaan Suho.

"Aish, Jongdae-ya. Diamlah sedikit, kau sahabat ku kan?"bisik Suho lalu melepas mulut Jongdae dari tangan besarnya.

"Yak yak yak kalian, aku sudah kelaparan, ayo kita ke cafe taria, huaa"rengek Xiumin lalu berdecak sebal.

Suho dan Jongdae hanya nyengir kuda sebagai respon dan membawa Xiumin pergi dari kelas tersebut sebelum Xiumin benar-benar, mengamuk.

~O.O~

"Chanyeolie, ayo makan, aku lapar"ajak Baekhyun dengan mem-pout-kan bibirnya imut.

Chanyeol yang sudah selesai dengan buku-bukunya pun berdiri dengan badan yang menjulang keatas dan membuat Baekhyun harus sedikit mendongakan kepalany untuk menatap wajah tampan Chanyeol.

Baekhyun terkesima dengan tinggi badan Chanyeol, ditambah lagi dengan badan lebar Chanyeol dan jangan lupakan, badan itu juga atletis hasil jerih payah Chanyeol menjalankan olah raga yang teratur. Ditambah lagi dengan nilai plusnya yaitu wajah yang tak kalah tampan dengan wajah bintang kampus seantero universitas ini. Tapi sayang, itu tak membuat seorang Oh Baekhyun jatuh dalam pesonanya.

"Apa kau yang tumbuh terlalu cepat atau memang aku yang memendek?"tanya Baekhyun dengan melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Eoh? Mworago Baekhyunie?"tanya Chanyeol sebagai respon, ia benar-benar tidak mendengar ucapan sahabatnya.

"Aniya, kajja kita makan, aku sudah lapar"ajak Baekhyun menarik lengan kokoh itu.

GREB

Baekhyun terjekut saat Chanyeol merangkulnya. "Biarlah seperti ini, bukankah kita, mmm... sahabat?"tanya Chanyeol yang melihat ekspresi Baekhyun yang tampak bingung atas perlakuannya.

Baekhyun tersenyum manis dan mengangguk. Setelah itu, berangkatlah sepasang sahabat itu menuju cafe taria kampus untuk mengisi perut mereka.

'Aku tidak yakin dan tidak tahu sampai kapan aku bisa merangkul mu dan bersama mu seperti ini saat kau sudah dimiliki oleh orang lain nanti, hhh~.'batin Chanyeol.

TBC

Annyeong Haseyo~ author balik lagi dengan FF terbaru tergaje dan teraneh dan terdatar yang pernah ada -,-

Gimana FF yang ini apakah jelek dan membosankan? Dilanjut atau tidak?

Tolong review ya? Kalau berkenan, boleh juga nge-favorite dan ngefollow ff Baekhee ^^

Jadi, Baekhee tunggu reviewnya, ayo kita belajar saling menghargai karya seseorang ^^ berikan pendapat kalian dengan bahasa yang sopan ne? No Bash No Flame No Plagiat. Silent Readers, ku tunggu Review mu.

Saranghae my readers.

Just wait your review~