Seorang gadis berambut hitam sepinggang dan bermata Emerald sedang berdiri di depan sebuah pintu berwarna pink yang penuh dengan ukiran. Ia membaca plang yang terletak di atas pintu itu.
Ruang Musik.
Gadis itu memperbaiki kacamatanya lalu membuka pintu itu. Sejenak kumpulan kelopak mawar terbang ke arahnya. Ia menyipitkan matanya sejenak karena silau.
"Irashaimasen, Ojou-sama! Selamat datang di Host Club!"
.
Snow Girl
Ouran Highschool Host Club Fanfiction
OHHC is owned by Bisco Hatori
.
Warning : OOC, Typo, GJ.
.
.
Chapter 1 : Plain Girl
.
.
Tunggu. Bukannya ini ruang musik? Namun kenapa ada sekumpulan pemuda yang bisa dibilang-ehem-tampan sedang berdiri dengan senyum yang menawan. Gadis itu hanya menatap datar ke arah para pemuda itu sambil menggerutu dalam hati. Ia berencana membaca dengan tenang di ruang musik yang sudah tidak terpakai ini.
Perlahan ia menutup pintu di belakangnya dan menyadari bahwa pemuda itu menatap kecewa ke arahnya.
"Kukira perempuan, ternyata hanya seorang laki-laki berambut panjang." pemuda berambut pirang mendesah kecewa. Gadis itu mengerutkan alisnya sedikit. Lalu berkata datar.
"Kamu salah, aku perempuan."
Hah?
Seorang pemuda berambut coklat berjalan mendekati sang gadis dan menatapnya lekat-lekat. Ia tersenyum lalu berkata, "Iya, dia ini perempuan."
Gadis itu menatap balik sang pemuda lekat-lekat lalu berkata datar. "Kamu juga perempuan."
Eh?
Para pemuda (kecuali yang berambut coklat) langsung terpaku karena sang gadis berkacamata tau rahasia yang disimpan rapat-rapat oleh para pemuda itu. Gadis itu menghela nafasnya lalu berkata dengan nada datarnya yang biasa.
"Ehm. Sekarang di mana aku bisa duduk dan membaca bukuku dengan tenang?"
.
.
Gadis itu menyeruput teh yang disediakan oleh pemuda-atau-gadis berambut coklat itu sambil membaca buku tentang pemrograman yang dipegangnya sedari tadi. Ia terlihat tenang, tidak terganggu oleh para pemuda yang menatapnya penasaran. Gadis itu memakai seragam laki-laki seperti Haruhi. Raut wajahnya pun nyaris tanpa ekspresi. Dingin. Dan juga, ada garis wajah maskulin. Kalau orang tidak mendengarkan suaranya yang lembut dan agak berat, orang pasti mengira ia laki-laki.
"Ojou-sama. Bolehkah saya tau nama anda?"
Gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah pemuda pirang yang duduk di sebelahnya.
"Tsumeshita Fuyuko. Kelas 2 E. Kalian bisa panggil aku Yuu." ucapnya datar. Sang pemuda lalu menyibakkan rambutnya dengan gaya tengil yang membuat para pelanggan mereka menyebutnya sebagai 'Pangeran'.
"Namaku… Tamaki Suo…Raja di sini.." ujarnya lalu menyentuh dagu Yuu dan menatapnya dengan tatapan yang bisa membuat hati gadis-gadis meleleh.
"Salam kenal, Tamaki." ucapnya datar. "Sekarang kamu bisa lepaskan daguku, karena kamu menghalangi pandangan."
Kata-kata datar nan menusuk itu langsung mengenai hati Tamaki, membuatnya pundung di pojokan.
"Namaku Fujioka Haruhi. Salam kenal, Yuu-chan." ujarnya sambil tersenyum. Lagi-lagi Fuyuko hanya menatapnya datar, tanpa tersenyum sekalipun.
"Salam kenal, Haruhi-chan." jawabnya datar. Mata Emeraldnya beralih ke pemuda pendek yang bergelayut di bahu pemuda berambut hitam. Alisnya berkerut sedikit saat pemuda itu turun dan mendekatinya dengan tatapan polos.
"Hai, Namaku Haninozuka Mitsukuni! Tapi kau bisa panggil aku Honey! Salam kenal!" ujarnya sambil tersenyum lebar.
"Salam kenal, Honey-chan."
"Kalau ini Morinozuka Takashi, tapi kamu bisa panggil dia Mori!" ujar Honey lagi, sembari menunjuk pemuda yang menggendongnya berusan. Yuu mengangguk dan menatap Mori datar.
"Salam kenal, Mori."
Kini giliran si kembar yang memperkenalkan diri.
"Namaku Hikaru! Hachiin Hikaru!"
"Dan aku Kaoru! Salam kenal!"
"Aa.." Fuyuko kembali menyeruput teh hangatnya. "Salam kenal, Hikaru, Kaoru."
Lalu mereka pun pergi untuk menyambut tamu-tamu mereka. Yuu hendak akan membaca kembali bukunya, namun suara berat menginterupsinya, membuatnya menoleh ke asal suara.
"Namaku Ootori Kyouya." seorang pemuda berkacamata mendekat dan tersenyum tipis. Ia memperbaiki letak kacamatanya sebelum melanjutkan. "Wakil ketua di sini. Salam kenal."
"Aa…" Yuu memandangi Kyouya sejenak sebelum melanjutkan. "Salam kenal… Kyou…"
"Kyou?" Kyouya mengerutkan alisnya. Yuu mengalihkan pandangannya ke arah bukunya sebelum menjawab dengan nada datar.
"Entahlah. Aku rasa lebih enak kalau memanggil dengan nama itu." ujar Yuu.
"Kalau begitu, aku akan memanggil kamu Yuko. Bagaimana?"
"Aku tadi bilang, kau bisa panggil aku Yuu saja." jawab gadis itu cepat. "Yuko terlalu feminism."
Kyouya tersenyum tipis. "Bolehkah aku duduk di sini, Yuu?" tanyanya sambil menunjuk tempat kosong di sofa tempat Fuyuko duduk.
"Silahkan…"
Kyoya pun duduk di sebelah Yuu, dan sibuk dengan catatan keuangannya-hal yang selalu ia lakukan setiap hari-sementara Yuu sibuk dengan bukunya.
Sudut bibir gadis itu tertarik sedikit. Sangat sedikit hingga hampir tidak ada yang menyadarinya. Namun Kyouya, yang duduk di sebelah gadis itu, menyadari hal itu, dan ia tersenyum.
'Gadis menarik lain setelah Haruhi.'
.
.
Tidak ada yang menyangka, kehadirannya di Host Club langsung menjadi pusat perhatian. Yuu mengira ia bisa membaca bukunya dengan tenang.
"Wah, ada anggota baru di Host Club!"
"Wah, ia tampan sekali!"
"Siapa namamu?"
Yuu menghela nafasnya, lalu ia menutup bukunya dan memandang gadis-gadis itu. "Namaku Yuu. Salam kenal." ucapnya datar.
"Kyaa! Dia keren sekali!"
Yuu mengabaikannya, dan meneruskan untuk membaca. Sementara Tamaki hanya bisa pundung di pojokan, menyadari bawa Yuu lebih popular dari dirinya.
"Wah, dia punya bakat menjadi Host rupanya." ujar Kyouya sambil terus mencatat. "Apa sebutannya… Ah, Pemuda datar."
"Tapi dia perempuan, seperti Haruhi." jawab Tamaki frustasi. "Lagipula kenapa perempuan seperti dia bisa lebih tampan dari laki-laki!"
"Kau harus mengakui kalau kau kalah pamor dari Yuu." ujar Kyouya sambil memperbaiki letak kacamatanya. Mata Onyx-nya beralih ke arah Yuu.
Yuu menutup bukunya lalu berdiri dan berjalan mendekati Tamaki. "Hei, bisakah kamu tangani mereka? Aku tidak bisa berkonsentrasi untuk membaca." tanyanya datar. Tamaki langsung meraih dagu Yuu dan menatapnya dalam.
"Tentu saja, apapun akan kulakukan untukmu…"
"Kyaa! Manis sekali, percintaan terlarang antara Yuu-kun dan Tamaki-sama!"
"Baiklah, nona-nona." Tamaki langsung duduk di tempat Yuu dan tersenyum. "Aku akan menggantikan Yuu karena dia ada urusan."
"Baiklah, Tamaki-sama!"
Yuu hanya memperhatikan Tamaki dengan tatapan datar, lalu ke arah Hikaru dan Kaoru yang memainkan adegan 'percintaan terlarang' mereka, dan beralih ke arah Haruhi yang dikelilingi gadis-gadis, lalu Honey dan Mori.
"Inilah Host Club. Tempat kami membuat gadis-gadis menjadi bahagia." Kyouya mendekati Yuu yang masih asyik memperhatikan kegiatan yang ada di Host Club. Yuu menoleh dan menatap Kyouya datar sembari memperbaiki kacamatanya. Dan mata Kyouya yang teliti menangkap sedikit gerakan di sudut bibir gadis itu.
"Tempat yang menarik…" ucapnya datar. "Tapi tidak cukup tenang untuk membaca buku."
"Kau mau bergabung menjadi Host di sini? Karena kulihat di sini kau sangat popular." tanya Kyouya. Yuu masih menatap pemuda itu.
"Entah." Yuu berjalan ke arah pintu dan melambaikan tangannya ke arah Kyouya. Lalu ia keluar. Kyouya mengangkat alisnya heran, sampai ia tidak menyadari bahwa Haruhi sudah berdiri di belakangnya.
"Oh, Kyouya-senpai. Kau berniat untuk merekrut Yuu-chan?" tanya Haruhi. Kyouya memperbaiki letak kacamatanya dan tersenyum tipis.
"Tentu saja. Seperti kau, ia memiliki bakat alami sebagai Host."
"Sou. Tapi aku lihat dia sama sekali tidak menampakkan ekspresi apapun."
"Itulah daya tariknya. Membuat semua orang penasaran bagaimana ia saat tersenyum, tertawa, saat marah, dan sebagainya." tiba-tiba Tamaki muncul di belakang Haruhi dan Kyouya.
"Itulah maksudku." jawab Kyouya membenarkan Tamaki. Padahal Kyouya sudah tahu wajah gadis itu saat tersenyum, walaupun sangat tipis.
.
.
Keesokan Harinya…
Yuu duduk di bangku pojok, tempat yang bagus untuk membaca buku tanpa terganggu. Ah, tidak. Ia tidak hanya membaca, namun sesekali juga mengetikkan sesuatu di laptopnya. Sedangkan Kyouya duduk di depannya, juga dengan laptopnya, mengkalkulasikan pemasukkan dan pengeluaran Host Club.
"Apa kau sudah memikirkan tawaran untuk bergabung dengan Host Club?"
Yuu mengalihkan pandangan dari layar ke arah Kyouya yang menatapnya penuh selidik. Kyouya lagi-lagi melihat sudut bibir gadis itu terangkat sedikit,saat gadis itu berkata, "Aku belum memikirkannya. Mungkin lain kali saja."
"Lalu, mengapa kau ke sini setiap hari?" tanya Kyouya.
"Agar aku mendapatkan pelayanan dari Shadow King, Ootori Kyouya, secara esklusif." jawab gadis itu datar. Kyouya tertawa mendengar kata-kata gadis itu.
"Kalau begitu kau harus membayar lebih untuk itu, Yuu."
Yuu memiringkan kepalanya, masih menatap pemuda itu datar. Kyouya tahu, gadis itu penasaran tentang harga yang harus dibayar gadis itu.
"Kau masuk Host Club, maka kau akan mendapatkan kesempatan untuk bersamaku setiap hari, bagaimana?" Lagi-lagi ia melihat gadis itu tersenyum, amat tipis sehingga nyaris tidak terlihat.
"Kau pemaksa sekali, Kyou." ujar gadis itu. "Kalau gadis-gadis itu menyadari bahwa aku adalah seorang perempuan, mereka akan kecewa sekali."
"Karena itu kami menjaga agar identitas Haruhi sebagai seorang gadis tidak diketahui banyak orang." Kyouya memperbaiki letak kacamatanya, lalu menatap Yuu serius.
"Tapi sayangnya kamu sudah tahu saat pertama kali melihatnya."
"Perbedaan bentuk tubuh antara perempuan dan laki-laki terlihat dengan mudah saat pubertas mereka. Dan tubuh Haruhi jauh lebih kecil daripada kalian para laki-laki."
"Hei, kau perempuan, tapi tinggimu hampir setara dengan kami."
"Masalahnya bukan pada tinggi badan, Kyou." ujar Yuu sambil menutup laptopnya, lalu menatap Kyouya lekat-lekat. "Lebar bahunya, dadanya, tidak seperti kalian. Kau tahu, saat pubertas pinggul perempuan akan melebar, yah, walaupun tidak akan terlihat karena ia memakai celana. Namun dadanya akan terus membesar—"
"Aku sudah tahu tentang hal itu saat pelajaran biologi." potong Kyouya dengan wajah sedikit memerah. "Jadi apa inti maksudmu?" tanya Kyouya tidak sabaran.
"Maksudku, tidak ada jaminan untuk mengelak saat salah satu pelanggan perempuanmu tidak sengaja menyentuh dada Haruhi karena tersenggol."
Yuu memperbaiki letak kacamatanya dan menatap Kyouya datar, namun Kyouya tahu gadis itu sedang menatapnya serius. Ia merasa tertarik, karena ini mengenai Haruhi.
"Walaupun hal itu kemungkinannya sangat kecil, tapi tidak ada salahnya agar—"
"Hm?" Kyouya tersenyum simpul mendengar penjelasan panjang lebar dari Yuu. "Sepertinya kau peduli sekali pada Haruhi."
"Tentu saja." Yuu mengalihkan pandangan keluar jendela. "Aku dan dia satu gender, jadi harus saling menjaga."
"Kalau begitu kau benar-benar harus masuk Host Club, Yuu." ujar Kyouya. "Agar kau bisa menjaganya. 24 jam jika perlu."
Yuu menoleh dan mendapati bahwa Kyouya tersenyum penuh arti ke arahnya. Namun gadis itu malah menatapnya datar.
"Kau bodoh." gadis itu berdiri dan mengambil laptopnya. "Aku tidak perlu masuk Host Club untuk mengamatinya. Aku hanya perlu ke sini setiap hari dan menjadi pelanggan tetap kalian."
Kyouya ikut berdiri dan mendekati gadis itu. Namun gadis itu sudah melangkah pergi. Namun saat gadis itu sudah sampai di depan pintu, ia berhenti dan menatap lurus ke arah Kyouya.
"…Kalau aku bergabung…"
Kyouya menatap gadis itu penasaran. Yuu lalu membuka pintu dan melangkah keluar.
"…Usahakan agar aku bisa membaca dengan tenang."
TBC
Hai, hai… Ini fic pertama Amel di OHHC.
Dan lagi-lagi Amel make OC sebagai tokoh utamanya. Semoga gak bikin kecewa ya.
Kalo ada kritik dan saran bisa diketikkan di kolom review di bawah. Flame juga gakpapa sih, selama membangun, bukannya menjatuhkan.
.
Mind to review?
