Cerita ini lanjutan dari Nashi dan Natsu. ^^ okeh, sekarang judulnya 'Before the birth of babyNashi' . Hihihi, lama-lama kubuat berchapter cerita ini. Kuharap kalian suka yaa… Yosh!
Mungkin ada typo lho. Maafkan author. Author hanya manusia biasa :]
.
.
Tiga tahun kemudian. Lucy dan Natsu resmi menikah. Siapa yang sangka ternyata ia akan menikah diumur 20 tahun? Dan mereka adalah pasangan pertama yang menikah setelah Alzack dan Bisca.
Itu semua karna Natsu yang memaksa. Jika dihitung kembali dengan umur Nashi ketika ia datang, mereka harusnya menikah ,saat Lucy berumur 24 tahun. Tapi Natsu tidak ingin menunggu selama itu dan terus merengek pada Lucy. Akhirnya disinilah mereka, di tengah kemeriahan pesta pernikahan. Sepanjang acara berlangsung Lucy hanya menangis dan membuat teman-temannya harus menghiburnya.
"Yeah! Ayo Luce kita harus menghadirkan Nashi!" Ajak Natsu bersemangat.
Lucy hanya tertunduk malu, kenapa ia bisa sangat bersemangat seperti itu?
"O-ho, tidak sabar, ne Natsu? Apakah kau tahu bagaimana cara membuat seorang gadis hamil?" Tanya Cana menyengir lebar.
Semuanya kini menghadap Cana. Mereka tidak percaya dengan pertanyaan yang dilontarkan Cana. Sebodoh-bodohnya Natsu pasti ia tahu kan? Pasti kan?
"Tentu saja!" Jawab Natsu,mengangguk yakin. Lucy sudah terkulai lemas karna malu dan harus dibantu oleh Levy dan Erza untuk duduk disebuah kursi.
"Bagaimana caranya?"
"CANA!" Teriak semuanya. "K-Kita tidak perlu tahu urusan mereka bukan!" Sahut Gray.
"Kenapa kau harus menanyakan pertanyaan seperti itu!" Teriak Levy sembari mengipasi Lucy yang sudah hampir tidak sadarkan diri.
"K-kita tidak perlu tahu prosesnya" Bahkan wajah Erza sudah semerah rambutnya sendiri.
"Kumohon! Ingat Wendy!" Teriak Charle.
"Charle.. aku kan sudah berumur 16 tahun" Wendy tersenyum kearahnya. "Tapi tetap saja! Kau tidak boleh dengar!"
Natsu terlihat berpikir. "Aku hanya tinggal berada disamping Lucy terus menerus hingga ia mengeluarkan telur kan?"
Suasana terasa hening. Sebelum mereka semua ambruk. Makhluk macam apa yang mempunyai otak seperti Natsu! Natsu hanya melihat teman-temannya tak mengerti.
"Natsu! Siapa yang mengajarkanmu itu?" Tanya Mira prihatin. "Happy yang mengajariku"
"Aye!" Happy malah tersenyum lebar "Kau hebat Natsu!"
Yang lain hanya bersweatdrop. Cana tertawa terbahak-bahak "Lucy.." Cana menghadap Lucy yang sudah menjedotkan kepalanya ke dinding. "K-Kau butuh.. a-ajarkan dia, kalau kau ingin ada Nashi di dunia ini" Kata Cana disela tawanya.
Natsu berlari kearah Lucy "Yang aku katakan benar kan, Luce? ia kan Luce?"
"N-NATSUUUUUUU!"
.
.
Before the birth of baby Nashi.
.
Disclaimer of Fairy tail
Hiro Mahima
.
WARNING : MARRIED LIFE, TYPO LIFE, DRAGNEEL FAMILY LIFE, FAIRY TAIL LIFE
.
Baiklah setelah kejadian memalukan mengenai ketidakmengertian Natsu itu , Lucy mau tak mau harus mengajarkannya. 'Ehem' (*Author tidak perlu menuliskannya kan? Hehe. Karna ini akan menjadi cerita berated M! Atau , ada yang tidak mengerti juga? Mau author ajarkan? #PLAK -_-" )
Mereka berdua sementara tinggal di apartement Lucy , hingga rumah Natsu selesai direnovasi. Bagaimana dengan Happy? Kucing biru itu bilang ia tidak keberatan dengan Lucy tinggal bersama mereka. Happy malah sering mengintip mereka dan selalu saja penasaran dengan apa yang mereka lakukan setiap waktunya.
Beberapa bulan kemudian, Lucy pun akhirnya mengandung Nashi! Akhirnya… Author sungguh senang. Dan kini usia kandungannya sudah 3 bulan.
Lucy Pov
Disinilah aku. Terduduk di kasur nan empuk di apartementku. Tidak bisa berjalan kemana-mana. Bahkan untuk mengambil makanan di dapur pun tak bisa, Karena..
"Natsu! Sampai kapan kau mau mengikatku di sini!" Natsu mengikat tangan dan kakikku agar aku tidak bisa melakukan apa-apa. Geez.. aku hanya hamil 3 bulan! Aku masih dapat bergerak bebas! Ia sangat khawatir aku terlalu lelah dan membahayakan kami berdua. Aku merasa seperti di culik oleh suamiku sendiri. Hiks. Aku lapar… membuat Natsu pergi lama kedapur itu sebuah bencana! Apa saja yang mungkin terjadi?
Pertama. Ia mungkin salah memasukan bahan. Dan bahan makanan itu sebenarnya tidak boleh aku makan.
Kedua. Dia akan membuat kotor dapur.
Ketiga. Ini adalah yang terparah.. ia bisa saja membakar dapurku!
"Hingga aku selesai membuatkan makanan untukmu Luce!" Teriaknya dari dapur. Bukannya aku tak percaya padanya tapi.. aku harap makanan itu layak untuk aku makan. tidak mengandung racun, tidak mengandung api, dan barang-barang atau bahan yang mengerikan lainnya.
Aku menghela nafas. Baiklah biarkan aku menceritakan sedikit tentang makhluk yang bernama Natsu ini. Natsu adalah manusia yang memiliki kekuatan seperti seekor naga. Karna ia dibesarkan oleh Igneel, si naga api. Sifatnya bodoh, ceroboh, rakus, pandai bertarung sudahkah aku menyebutkan ia jarang mandi? Tapi uh.. lihatlah. Ia bahkan tidak terlihat seperti belum mandi. Ia selalu terlihat mempesona, haha. Mungkin karna aku selalu bersamanya, Aku dapat bilang seperti itu.
Aku juga tidak pernah tahu kenapa aku dapat menyukai Natsu? Tapi.. Hey, hidup itu misteri. Yang aku tahu, banyak sifatnya yang membuat aku menyukainya. Aku selalu tersenyum jika aku mengingat awal kami bertemu. Aku tak menyangka aku ditipu oleh salamander gadungan! Tapi, berkat dia juga aku dapat bertemu dengan Natsu. Hmm.. aku tertawa kecil.
"Kenapa kau tertawa Luce?" Natsu bertanya dari dalam dapur. Oops. Aku lupa ia memiliki telinga yang tajam. "Tidak apa, hanya… Cepatlah Natsu! Aku lapar" Teriakku.
Aku tak pernah menyangka pemuda kuat yang menyelamatkan aku waktu itu.. sekarang menjadi suamiku.
"Lucee! Lihatlah aku membuatkanmu bubur!" Teriak Natsu keluar dari dapur dan membawa semangkuk bubur. Ia menaruhnya didepanku. Dari bentuknya dan tekstur bubur itu.. semua terlihat normal. Tunggu. Aku baru menyadari.. sejak kapan Natsu dapat masak?!
"Pasti kau heran kenapa aku bisa masak?" Kata Natsu.
Aku mengangguk. Natsu tersenyum lembut "Saat aku tahu kita akan tiggal bersama luce, kupikir aku harus banyak belajar cara menjaga rumah dan segalanya karna itu aku meminta bantuan Mira. Aku hanya ingin kau baik-baik saja dan tidak terlalu lelah"
Aku tertegun mendengar perkataan Natsu. Bagimana… bagaimana bisa ia mengeluarkan kata-kata indah seperti itu! Aku baru sadar. Natsu memang selalu membuatku menangis. Tapi semua yang keluar adalah air mata kebahagiaan. Ugh.. aku ingin menangis.
"Cukup! Ayo Luce sekarang makan!" Biarpun ia dapat mengeluarkan kata-kata seindah itu dari mulutnya tapi tetap saja ia bodoh!
"Ehem.. Natsu.. tali.." Kataku sembari menunjukan tangan dan kakiku yang masih terikat. "Oh-hehe, gomene" Natsu membuka ikatanku.
Aku meregangkan ototku yang pegal. "Kumakan ya.." Kataku sebelum bubur itu masuk kedalam mulut dan menyusuri tenggorokanku. Dan kau tahu, rasanya lumayan bahkan ini terlalu enak untuk seorang Natsu.
"Selagi kau makan Luce.." Natsu merogoh sakunya dan mengeluarkan secarik kertas. "Aku.. akan membacakan beberapa peraturan ketika lucy hamil"
Apa tadi ia bilang ketika? Berarti aku tidak akan hamil sekali? Aku menghela nafas. Aku sudah tahu itu, kenapa harus kaget. "Kau saja yang baca Luce!" Kata Natsu menampakan cengiran khasnya sembari memberikan kertas itu padaku.
Aku membaca setiap peraturan yang tertera.
1. Lucy tidak boleh berjalan sendirian.
2. Lucy harus selalu berada dengan Natsu.
3. Tidak boleh terlalu lelah.
4. Tidak boleh mengikuti misi.
5. Semua biaya ditanggung oleh Natsu.
6. Tidak boleh mendekati ice-princess (Aku bersweatdrop ketika membaca ini)
Aku tercengang membaca peraturan yang ketujuh!
7. Tidak boleh mandi.
Ti-tidak boleh mandi?! Peraturan macam apa ini?! Ia ingin aku lumutan? Aku tidak boleh mandi selama 9 bulan?
"Na-Natsu. Apa maksudmu aku tidak boleh mandi!"
"Huh? Karna dikamar mandi licin Lucy! Aku takut kau terjatuh!"
"Ta-Tapi .. 9 bulan Natsu! 9 bulan! Bahkan bauku bukan bau manusia lagi!"
Natsu menggosok menarik kertas peraturan itu dari tanganku. Ia mencoret peraturan nomer tujuh dan menggantinya.
"Nah. Dengan begini kau akan tetap bersih Luce"
Peraturan nomer tujuh. Lucy boleh mandi jika Natsu menemani. Aku menampakan wajah datar. Oh.. baiklah. Dari pada aku tidak mandi.
"Hey Luce! ingin ke guild setelah ini?" Tanyanya. Aku mengangguk tersenyum kecil.
"YOSH! Ayo!"
(^^)
Normal Pov
"YO!" Natsu menendag pintu guild sembari menurunkan Lucy dari gendongannya. Natsu langsung berlari menuju tempat dimana Gray duduk. "Ice Princess! Ayo lawan aku!"
"Apa kau bilang Flamehead?!" Setelah itu mereka pun melakukan kegiatan sehari-hari mereka.
Lucy berjalan menghampiri Levy, Cana, Erza, Mira, Lisanna dan Juvia yang berkumpul di salah satu meja guild. "O-ho.. akhirnya wanita yang tengah mengandung ini datang juga"
"C-Cana.. bisa kah kau menggunakan kata-kata yang lebih sopan?" Kata Lisanna.
Lucy menghela nafas dalam sembari duduk di antara Erza dan Levy. "Pagi yang melelahkan ne, Lu-chan?" Lucy memainkan jarinya yang lentik diatas meja "Yah.. begitulan Levy-chan"
"Hey, Lucy.. kau masih bisa banyak bergerak jika kau tahu itu?" Kata Mira. "Kenapa Natsu harus selalu menggendongmu?"
Lucy mengangguk "Aku mengerti, tapi coba kau jelaskan pada pria berambut merah muda disana itu" Lucy melirik kearah Natsu yang tengah dalam pertarungan melawan Gray. "Ia tidak ingin aku diculik atau aku terjatuh. Kalian tahu.." Lucy mengecilkan suaranya "Natsu bahkan tidak mengizinkan aku mandi, karna ia takut aku terpeleset dan mati"
"Juvia pikir.. Natsu-san sangat baik dan peduli terhadap Lucy-san" Kata Juvia. Erza bahkan mengangguk tanda ia setuju "Kau orang yang spesial untuknya Lucy. Natsu pasti tidak ingin kehilangan kalian berdua" Kata Erza.
"Tapi.. itu terlalu berlebihan. Bayangkan jika Lucy tidak mandi selama 9 bulan? Aku tidak mau mendekatimu Lucy" Kata Lisanna menghadap Lucy. "Aku pun tidak ingin mendekati diriku sendiri jika aku jadi kalian"
Cana menaruh gelas beernya. "Kalian bicara apa? Ini Natsu yang sedang kita bicarakan, ia keras kepala"
"Baiklah. Lupakan tentang Natsu" Mira menghadap Lucy, matanya-berbinar-binar "Jadi Lucy.." Mira menahan kata-katanya. Ia menggenggam tangan Lucy "Siapa di antara kami yang akan membantu menjaga Nashi?" Tanyannya.
"Huh? Apa?"
"Pff, Mira.. itu pertanyaan yang mudah untuk dijawab tentu saja.." Levy menahan perkataannya.
"Aku" Jawab Levy, Cana dan Erza bersamaan. Ketiga gadis itu mengerutkan keningnya. 'Aku memiliki firasat buruk tentang ini' pikir Lucy.
"Huh? Apa yang kau bicarakan, Erza? Cana? Sudah pasti aku yang menjaga Nashi! Lu-chan sahabatku!"
Erza menggebrak meja dengan keras. Membuat perhatian guild teralihkan kepada mereka "Jangan bercanda! Aku adalah teman satu team ibunya. Jadi.. aku juga yang menjaga anaknya!"
"Oho.. .tidak. kalian sangat buruk menjaga bayi, biarkan aku yang mengurusnya"
"Menyerahkan Nashi padamu, Cana? Kau pasti bercanda" Lisanna menggelengkan kepalanya. "Nashi akan aman bersamaku Lucy. Percaya padaku"
"Juvia juga ingin belajar menjaga anak Lucy-san. Biarkan Juvia yang menjaga Nashi" Kata Juvia menghadap Lucy. "Uh, tidak kau juga Juvia" Lucy mengacak rambutnya. Frustasi.
"Kalian… aku yang memasangkan Natsu dan Lucy pertama kali! Jadi aku yang menjaga Nashi!" Protes Mira, aura satannya sudah keluar. Membuat Lucy tertegun.
Natsu melihat ada yang tidak berespun, berlari mendekati Lucy. "Luce ada apa?" Tanyanya.
"E-entahlah Natsu.. sepertinya.. para gadis ingin menjaga Nashi" Natsu mengerutkan keningnya dan berjalan mendekati kerumunan gadis yang sudah memiliki aura gelap yang dahsyat itu.
"Baiklah kalian jangan berkelahi tentang anakk—"
"—DIAM KAU NATSU!" Mereka meninju Natsu secara bersamaan. Membuat Fire Dragon Slayer itu pun melayang dan menghantam atap guild.
"Lucy.. sebaiknya kau menjauh" Kinana membawa Lucy menjauh dari para gadis itu. Semua perhatian anggota guild kini terfokus pada keenam gadis yang memperebutkan Nashi.
"Lucy, ada apa sebenarnya?" Tanya Gray berlari kearahnya diikuti dengan Elfman, Macao, Wakaba dan Romeo.
"Mereka ingin hanya salah satu dari mereka yang menjaga Nashi…" Lucy mengelus perutnya. "Bahkan mereka berkelahi pada bayi yang belum lahir!"
"Kalian tidak akan bisa melawanku. Aku yang menjaga Nashi dan itu sudah keputusannya!" Kata Erza.
"Tidak semudah itu Erza.. "Mira sudah berubah menjadi satan soul-nya.
"Jika Mira-nee sudah menggunakan kekuatannya berarti ia serius!" Teriak Elfman.
"Ini tidak bagus" Kata Macao.
"Aku lebih takut jika para gadis yang bertarung" Wakaba sudah mulai keringat dingin melihat para gadis yang entah kemasukan apa.
"Nashi sangat manis. Jelas semua ingin mengurusnya" Kata Romeo.
"Duitku… guildku.. aku hancur…" Master Makarov sudah menangis di pojok bar.
"..Akulah yang memasangkan mereka dari awal!"
"Mira-nee.. aku tidak akan segan untuk berlaku kasar padamu" Lisanna menggunakan kekuataannya dan merubah dirinya menggunakan animal soul-nya
"Jadi ini yang kalian inginkan.." Cana tersenyum menyeringai. Ia menyiapkan beberapa kartu yang sudah bercahaya ditangannya..
"Juvia juga akan berjuang" Juvia sudah dikelilingi oleh air.
"KALIAN! jangan lupakan aku! aku juga ada dalam pertarungan ini!" Sahut Levy yang bersiap menggunakan sihir solid script-nya.
"Aku tidak akan main-main dengan ini" Erza sudah me-requip menjadi Heaven's wheel Armor. (*Itu baju jirah yang hampir seluruhnya terbuat dari besi perak metal. Dapat meng-summon lebih dari 100 pedang dan senjata).
"I-Ini mengerikan…" Lucy menatap ngeri pemandangan didepannya. "Uwooh! Sugooii!" Teriak Natsu bersemangat. Wajahnya sumeringah. Entah sejak kapan ia sudah berada disamping Lucy. "Kita benar-benar sangat hebat Luce! Dapat membuat guild seramai ini!"
Lucy menjitak kepalanya "Apa yang hebat dari ini, BAKA! Mereka bisa saja menghancurkan guild! Bahkan kota!"
"Huwoo!" Mata Natsu berbinar-binar.
Lucy menatap datar Natsu yang tidak memperdulikan kalimatnya. Meski ia sudah menjitakya, Natsu masih tetap menatap kagum pemandangan yang menurut Lucy mengerikan.
"Aku mulai…!" Levy memulai serangan pertama. Ia menggunakan sihir solid script-nya untuk membuat batu yang berjatuhan dari atas.
"Goo! Levy!" Teriak Jet dan Droy menyemangati.
"Kalian! kenapa malah menyemangatinya!" Teriak Lucy.
"Ayolah.. Kecil.. kau pasti bisa, Gi hee"
"Tidak kau juga Gajeel… Ugh! Terserahlah! " Lucy hanya dapat terduduk di pojok guild dengan Natsu yang terus bersorak sembari meninju-ninju udara di sekitarnya. Layaknya ia ikut dalam pertarungan itu.
Sayang sekali serangan Levy tidak ada yang mengenai mereka. Lisanna dengan cepat merubah lengannya menjadi sayap sehingga ia dapat terbang. Cana melompat tinggi dan melemparkan kartu sihirnya kearah Mira yang terlihat lengah. Mira dapat menghindar dengan cepat.
"Gerakan bagus Mira" Kata Cana mendengus.
Mira terbang kearah Juvia berniat untuk mencakarnya. Tapi cakarnya tidak kena karna Juvia telah merubah dirinya menjadi air. "Juvia akan menyerang kalian sekaligus!" Tapi semuanya dapat menghindar dari serangannya. Entah kenapa, demi Nashi mereka rela menghabiskan tenaga mereka.
Erza menghunuskan pedangnya kearah kelima gadis didepannya.
"E-Erza! Kau pasti bercanda kan?!" Teriak Gray khawatir.
"Di-Dia serius?!"
"Erza sangat jantan!"
"Gawat! Mereka bisa mati!"
"O-Oi! Si kecil bisa mati!"
Erza bersiap melepaskan serangannya. Lucy hanya dapat berdoa agar ada sesuatu yang dapat menghentikan mereka.
"Geez… mereka terlalu berlebihan. Benarkan Wendy? Untung kau tidak seperti mereka" Kata Charle menghadap Wendy yang sedari tadi diam.
"Wendy? Ada apa dengan—"
"—BERHENTI!" Teriak Wendy. Yang seketika membuat suasana hening. Semuanya terkejut. Mereka baru pernah mendengar Wendy.. anak yang manis itu berteriak begitu kerasnya. "H-Hentikan…" Wendy berjalan menghampiri Lucy. "Kalian t-tidak boleh berisik…" Wendy menaruh tangannya pada perut Lucy "Nashi terganggu"Setelah itu keenam gadis itu terdiam. Wendy benar. Apa yang mereka lakukan? Mereka dapat mengurus Nashi bergantian.
Lucy menatap Wendy terharu "Wendy.. terima—"
"—Lagi pula aku yang akan mengurus Nashi" Wendy tersenyum polos. Semua tercengang. Bahkan Wendy pun ingin mengurus Nashi. Lucy terbelalak "K-KUMOHON KAMISAMA! TIDAK WENDYYY JUGAAA!" Teriaknya.
(^^)
Beberapa saat kemudian keadaan guild pun kembali tenang. "Uh.. Nashi belum lahir saja sudah seheboh ini" Lucy menyandarkan kepalanya pada bahu Natsu. Mereka kini duduk di pojok guild— tepatnya di lantai tidak di kursi, Lucy terlalu lelah bahkan untuk bergerak. Tenaganya habis terpakai untuk berteriak. Natsu tertawa kecil "Tapi ini keren Luce! Aku bahkan berpikir jika aku ikut dalam pertarungan tadi!"
Lucy menatap Natsu tajam "Jika kau melakukan itu, aku akan pergi dari rumah dan tak akan pernah kembali. Mengerti?"
"A-aye L-Luce!"
"Lucy…" Erza, Lisanna, Mira , Juvia, Levy, Cana dan Wendy datang menghampirinya. "Maafkan kami!" Erza membungkukan badan didepannya "Kau boleh memukulku sekarang!"
"S-sudahlah Erza, tidak apa"
"Aku terlalu terobsesi dengan Nashi ,Lu-chan.. gomene"
"Hah.. Kalian memang benar-benar hebat. Natsu .. Lucy…" Cana mengangkat gelas beernya "Anak pertama saja sudah membuat kami heboh. Aku tak membayangkan yang lima lagi"
"Ah!" Mira menyatukan telapak tangannya "Sebagai permintaan maaf, kami akan mengajakmu berbelanja Lucy, bagaimana?"
"Eh?"
"Itu ide bagus Mira-nee!"
"Juvia akan senang membantu Lucy-san, membeli perlengkapan bayi"
"Aku juga ingin membantu" Wendy tersenyum senang.
"Aku rasa.. itu tidak apa.." Lucy bangkit dari tempat ia duduk. "Eep!" Natsu menahan tangannya. "Berbelanja akan membuat Lucy lelah dan itu membosankan. Tidak akan kuizinkan" Natsu menarik Lucy pelan.
"Apa?! Berbelanja itu mengasikan Natsu! Lagi pula kami tidak mengajakmu ikut!" Levy menarik Lucy kembali.
"Aku tidak ikut?! Kalau begitu, jangan harap aku membiarkan Luce pergi!"
"Natsu! Kau harus membiarkan Lucy pergi, ia butuh waktu bersama kami.. para gadis!" Sahut Mira.
"Tidak! Tidak!" Natsu masih tetap kekeh menolak permintaan para gadis. Ia takut sesuatu akan terjadi pada Lucy dan Nashi jika mereka pergi.
"Erza! Aku butuh bantuan disini!"Erza pun maju beberapa langkah hingga wajahnya tepat di depan wajah Natsu. Ia memberikan death-glarenya. "Kau harus membiarkan Lucy pergi, mengerti Natsu?"
"Tidak!"
Jawaban Natsu membuat yang lain terkejut. Natsu bilang apa? Tidak? Pada Titania?
Erza mengerutkan keningnya. Aura yang keluar dari tubuhnya berwarna hitam pekat."Kau bilang apa padaku.. Natsu?" Mata Erza sudah berubah merah tajam.
"N-Natsu.." Lucy berbisik "Sebaiknya kau izinkan aku pergi"
"Apa ?! Tidak akan Luce!"
"Dengar.." Lucy menelan ludahnya "Aku tidak ingin menjadi wanita hamil yang di tinggal mati suaminya.. aku masih membutuhkanmu.. jadi tolonglah.."
Natsu berpikir keras. Keraguan masih terbaca jelas diwajahnya. Lucy tersenyum "Tenang.. para gadis menemaniku, bahkan Wendy pun ikut.. apa yang mungkin terjadi padaku?"
"Ugh.. baiklah… Luce. Tapi pastikan kau cepat kembali!"
"Tentu! Aku janji!" Lucy mencium pipi Natsu sebelum ia dan para gadis pergi.
"Gi hee, kau seperti parasit salamander"
"Diam kau muka besi! Kau hanya iri!"
"Bagus, kau membiarkannya pergi Flamehead. Lucy butuh waktu dengan para gadis"
Natsu menghela nafas. "Yah.. Kurasa begitu.. lagi pula.. apa yang mungkin terjadi dengannya? Erza dan Mira bersamanya"
"Aku senang kau sudah dewasa Natsu" Master Makarov yang mendengar ucapan Natsu tersenyum lebar.
"Terima kasih Ji-chan!"
Tapi…
1 menit kemudian setelah Lucy dan para gadis pergi…
"LUCYYYYY! AKU AKAN KESANA LUCE!" Natsu berteriak-riak di depan pintu guild. "TENANG SAJA! JANGAN KHAWATIR! AKU AKAN MENYELAMATKANMU!"
"YANG HARUSNYA DIKHAWATIRKAN ITU KAU BODOH!" Elfman menghadang Natsu.
"OY-OY! BODOH! TENANG!" Gajeel menahan tangan Kirinya.
"BAGAIMANA AKU BISA TENANG ,MUKA BESI?! LUCY DALAM BAHAYA!"
"FLAMEHEAD! LUCY BARU PERGI 1 MENIT! 1 MENIT!" Gray menahan tangan kanan Natsu.
"Tapi ! Bagaimana jika ia diculik?! Bagaimana jika ia terpeleset?! Bagaimana jika ia memakan makanan yang beracun?! Argh! Bagaimana jika ada pria lain yang menggodanya! Tidak akan kubiarkan!"
"Natsu! Jantanlah sedikit! Biarkan Lucy pergi dengan para gadis!"
"Natsu-nii.. Lucy-nee, pasti akan baik-baik saja" Kata Romeo mencoba menenangkannya. "Kau lupa mereka pergi dengan Wendy"Natsu perlahan tenang. Ia pun jatuh terduduk. "Kau benar.. Luce pasti akan baik-baik saja"
Gajeel dan Gray tergeletak di lantai tidak bergerak, nafas mereka naik-turun. "Sialan, Salamander.. kau membuatku membuang tenagaku sia-sia!"
"Aku tidak suruh kau, menahanku, muka besi!"
"Jika kami tidak menahanmu, kau akan melakuakan hal bodoh! Flame-fart!"
"Hey!" Teriak Macao masuk kedalam guild "Kalian tahu, beberapa penyihir jahat telah kabur dari penjara"Dengan begitu Natsu melesat keluar guild. "Bodoh! Jangan kau ceritakan di depan Natsu!"
"Seseorang—Maksudku banyak orang harus mengawasinya.. Gajeel, Gray, Elfman dan Romeo.. Tolong kau susul Natsu" Perintah Master Makarov.
"Sialan, Flame-brain! Aku akan menghajarmu, karna telah membuatku lelah!"
"Aku akan membantumu Ice-boy"
"Natsu-nii.. jelas membuat repot"
"Natsu kembali tidak jantan lagi"
(^^)
Para gadis telah berpencar di pusat perbelanjaan. Juvia dan Cana mencari beberapa pakaian sehari-hari. Erza dan Lisanna mencari mainan bayi. Mira dan wendy mencari beberapa kostum lucu untuk Nashi pakai. Levy? Levy menemani Lucy yang harus mengistirahatkan kakinya. Mereka duduk disebuah taman dekat pusat perbelanjaan.
"Lu-chan? Apakah kami membuatmu terlalu lelah?"
"Ng? Oh, tidak. Tenang saja" Lucy menyeruput milkshake yang baru ia beli "Aku senang bisa jalan dengan kalian" Katanya tersenyum lembut.
Levy membalas senyumnya "Tapi.. apa mereka tidak terlalu lama?"
"Kau benar Levy-chan.. Aku penasaran, apa saja yang mereka beli?" Lucy memandang langit cerah "Kuharap mereka tidak melakukan sesuatu yang buruk di hari yang cerah ini"
.
.
Juvia dan Cana
Juvia menlihat sekeliling toko yang menjual baju bayi. Semuanya terlihat lucu. Juvia bahkan sudah memikirkan baju yang akan dia beli jika ia sudah punya anak. Juvia menemukan sebuah baju kaos kuning dengan gambar naga merah di tengahnya.
"Juvia rasa.. ini cocok untuk Nashi" Baru saja Juvia ingin mengambilnya ia melihat baju kaos biru dengan gambar orang-orangan salju ditengahnya. Seketika ia blushing karna memikirkan baju itu dipakai oleh anaknya kelak—tentu saja anaknya dengan Gray.
"Uhm.. Juvia juga ingin membeli baju biru ini.. tapi.." Juvia melirik baju naga untuk Nashi "Juvia kesini untuk membeli baju Nashi" Juvia terlihat berpikir keras "Baiklah! Sudah Juvia putuskan! Juvia akan membeli keduanya!" Juvia baru saja ingin mengambil keduanya, seseorang telah memegang salah satu baju itu— tepatnya baju biru dengan gambar orang-orang salju itu.
"Juvia mohon lepaskan.. Juvia sudah memilih baju ini duluan"
"Huh? Kau kan sudah memilih baju kuning itu. Jadi lepaskan yang ini" Kata seorang wanita sewot.
"Tapi Juvia ingin membeli keduanya!" Juvia menarik baju itu paksa.
"Kau ini! kalau begitu serahkan baju yang kuning itu padaku!"
"Tidak! Juvia bilang, Juvia akan membeli keduanya!"
"Tidak bisa!" Wanita itu menarik baju biru itu hingga melar. "Geez, semua salahmu. Sekarang baju ini rusak dan tak bisa dipakai, ambilah"
"K-kau merusak baju i-itu.. JUVIA MARAH!" Beberapa saat kemudian toko itu dipenuhi dengan air."Uwoh, apa yang Juvia lakukan?" Cana melewati toko yang Juvia masuki. Dari kaca ia melihat banyak barang dan orang yang terapung.
Juvia keluar dari toko itu dan menyadari kehadiran Cana "Oh… Apa Cana sudah selesai?"
"Yah, aku membeli beberapa pakaian dalam. Apa yang kau lakukan?"
"Juvia sedikit memberi pelajaran pada wanita sombong. Pa-pakaian dalam? Juvia pikir kita kesini untuk membeli baju Nashi?"
Cana menyunggingkan bibirnya "Memang, kau pikir pakaian dalam tidak dapat dijadikan baju?" Cana menunjuk dirinya sendiri. Juvia mengerti apa maksud Cana. Ia Ingin Nashi berpakaian seperti dirinya. (*Yang author pikirkan, apakah cukup?)
Erza dan Lisanna
"Ahhh! Boneka naga ini lucu sekali!" Lisanna melompat-lompat senang karna menemukan mainan yang cocok untuk Nashi. "Erza! Apa kau sudah menemukan mainan yang cocok untuk Nashi?"
"Ya, ini.." Erza menunjukan pedang yang baru ia beli dari toko sebelah "Er-Erza.. itu bukan mainan yang cocok. lagi pula itu pedang asli! Bagaimana Nashi akan menggunakannya?"
"Huh? Tenang, pedang ini tidak tajam kok.. lihatlah.." Erza menebas sebuah lemari "Lihat.. lemarinya tidak kena—" Lemari itu bukan lagi terbelah menjadi dua. Tetapi menjadi potongan kecil.
"Erza! Kau akan memberikan Nashi barang yang berbahaya seperti itu?!"
"Sialan! Aku tertipu ! pemilik toko itu bilang , ini barang yang cocok untukku!"
Lisanna sweatdrop "Un-untukmu kan…Erza.."
Mira dan Wendy
"KYAAA! Wendy! Lihatlah kostum kelinci ini! Nashi pasti akan sangat manis!" Mira memeluk kostum kelinci putih berbulu.
Wendy mengangguk "Hum! Kita akan bermain dengan Nashi memakai kostum itu! Aku bayangkan pasti sangat seru!"
"Ayo kita ke kasir" Mira dan Wendy ingin sekali membeli kostum kelinci nan lucu itu. Tapi penjaga kasir itu bilang, kostum itu hanya untuk pajangan di toko mereka dan tidak dijual.
"Ayolah! Aku akan membayar berapapun!" Rengek Mira memohon.
"Maaf. Tapi.. pemilik toko ini tidak ingin menjual kostum itu"
"Kalau begitu kenapa ada di toko ini?! Kalau ada di toko harusnya kan bisa dibeli!"
"Maaf tapi sekali lagi—"
Mira merubah wujudnya menjadi satan soul-nya."Berikan.. atau kau.. ku tebas…"
Penjaga kasir itu bergetar takut "B-BAIKLAH! K-kau tidak perlu bayar! Ambilah!"
"Sungguh? Wah kau sangat baik" Mira tersenyum manis dan berjalan keluar toko bersama Wendy.
"Ah" Wendy tiba-tiba tersentak. "Ada apa Wendy?"
"Ta-tadi aku mendengar.. penjaga kasir itu bilang kau ini setan.."
"Benarkah? Wah, terima kasih"
Wendy sweatdrop 'Dia kan tidak memujimu' pikirnya.
.
.
Mira dan Wendy adalah gadis terakhir yang keluar dari pusat perbelanjaan. Mereka melihat yang lainnya telah berkumpul bersama Lucy di taman dekat pusat perbelanjaan.
"Hey! Apa yang kalian beli? Aku dan Wendy menemukan kostum untuk dipakai Nashi! Hihi, aku tidak sabar untuk bermain bersamanya!"
"Aku dan Juvia membeli baju" Cana menunjukan pakaian yang ia beli. Semua melotot melihat pakaian yang dibelinya "Apa? kenapa kalian melihatnya begitu?"
"Ca-Cana.. itu kan bukan baju bayi?"
"Huh? Apa yang kau katakan Lucy. Nashi akan menjadi gadis yang sexy seperti ibunya. Lagi pula lihat aku. aku pantas saja kan memakai ini?" Cana menunjuk dirinya percaya diri.
"Geez, Cana… Nashi tidak akan menjadi gadis setengah telanjang sepertimu" Levy menggelengkan kepalanya "Ia akan menjadi gadis yang manis, seperti Lu-chan"
Cana mendesah "Yah terserahlah, aku sudah membelikannya Lucy. Pakaikan saja pada Natsu" Cana menyerahkan bawaannya pada Lucy. "A-Arigatou.."
Tiba-tiba Wendy tertawa kecil. "Eh? Kenapa kau tertawa sendiri Wendy?" Wendy menggelengkan kepalanya "Tidak apa" . Yang lain menatapnya beberapa saat sebelum mereka mengangkat bahu tanda tak perduli.
'Apakah aku harus memberi tahu mereka? Jika beberapa orang telah memperhatikan kita sedari tadi?' Pikir Wendy.
Di sebuah pohon yang tak jauh dari tempat para gadis berkumpul. Kelima lelaki tengah memperhatikan mereka. "Lihat Flame-fart, Lucy baik-baik saja. Ia bersenang-senang"
"Aku tak peduli! Aku harus tetap mengawasinya!" Kata Natsu tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Lucy. "Salamander..kau seperti penguntit"
"APA?! Aku bukan penguntit , muka besi! Apa salahnya aku mengawasi Lucy, huh? Lebih baik kau cepat nikahi Levy dan kau akan tahu rasanya berada di posisiku"
"Kau benar Flamehead!" Gray menahan tawanya "Ini pertama kalianya aku menyetujui omonganmu. Cepat kau nikahi sebelum kau melakukan sesuatu padanya. Seperti yang dikatakan Nashi dulu" Gray menghadap Gajeel.
"Oho, Ice boy? Bagaimana denganmu? Kau tidak ingin cepat menikahi gadis air disana itu? atau kau takut mengatakan kalau kau juga menyukainya? "
"Aku tak takut!"
"Gi hee, Pe-nge-cut?"
"Tidak!"
"Jangan berisik!" Teriak Romeo." Kita bisa saja ketahuan"
"Serius? Bahkan Romeo lebih jantan dari pada kalian"
"Geez, berhenti berbicara tentang kejantanan, ELF-WOMAN!"
"APA KAU BILANG?!"
"ELF-WOMAN!" Elfman mendorong Gajeel membuatnya jatuh menimpa Gray. Gray mendorong Gajeel kembali hingga Natsu yang berada di depannya jatuh tersungkur. "Teme.. JANGAN DORONG AKU!" Natsu meninju Gray.
"FLAMEBRAIN KENAPA KAU MENINJU AKU, BODOH!" Gray meninju wajahnya. Natsu bangkit dari ia jatuh "KAU INGIN BERKELAHI, HUH?" Tangan Natsu sudah dipenuhi semburat api.
"MAJU FLAME-FART!"
"Gi hee, ini akan seru!"
"Aku benci seperti ini… tapi … tidak akan kubiarkan kalian memanggilku ELF-WOMAN!" Elfman pun masuk kedalam pertarungan. "H-Hei.. kalian…" Romeo mencoba mendapatkan perhatian mereka. "Hei.. ini serius , jika kalian tidak berhenti.. kita akan mati…"
"APA MAKSUDMU ROMEO?!" Tanya mereka berempat tetapi masih dalam pertarungan. Natsu dan Gajeel tiba-tiba berhenti sesaat.
"Aura ini…"
"Aroma ini.."
"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya seorang gadis berambut merah. Matanya sudah mengeluarkan tatapan mebunuhnya. Seketika Natsu melepas kerah baju Gajeel . Gajeel berdiri dari tempatnya sehingga Elfman yang berada di bawahnya dapat bergerak. Gray hanya terdiam tidak bergerak, mengingat dirinya sudah di ambang kematian.
"H-Hai E-Erza.."
.
.
Jadi? Jadi? :D kalau banyak komentar bagus aku akan lanjutkan.. kalau tidak.. :[ aku tidak tahu..hoho, cerita ini menceritakan detik-detik kelahiran Nashi ^^
