Disclaimer : Naruto dan High school DxD bukan punya saya
Rate : T (semi M)
Pair : Itachi - ? , Issei - ?, (Not Yaoi, maybe harem)
Warning : Typo(s), sedikit OOC (maybe), etc
Life 1. New life. new Destiny
Disebuah ruang dimensi, dimana hanya berupa ruang putih yang begitu luas. Tak peduli sejauh mata memandang, kanan, kiri, depan, belakang, atas, semuanya hanya terlihat putih. Juga hamparan lantai yang begitu luas dan datar di bawah pun juga berwarna putih.
Di sana, di ruang dimensi itu, seorang pemuda berdiri dengan tenang. Matanya terpejam, tak jelas apa yang tengah dipikirkan. Surai hitam panjang sepundak yang tertata rapi serta kain sutra putih yang membalut tubuh hingga mata kakinya. Garis tipis yang melintang di kedua pipinya merupakan ciri khas pemuda itu.
Ya, pemuda yang semasa hidupnya dikenal dengan nama Uchiha Itachi.
Semasa hidup?
Memang. Pada hakikatnya Uchiha jenius ini sudah mati di tangan adiknya sendiri, Uchiha Sasuke. Meskipun kematian seperti itu memang jalan yang dipilih Itachi sendiri.
Semasa perang dunia Shinobi ke empat, Itachi memang sempat dihidupkan kembali oleh Kabuto dengan tehnik Edo Tensei. Tapi berkat usaha dan kejeniusannya, Itachi mampu mematahkan tehnik itu.
Selepas dari tehnik Edo Tensei, seharusnya Itachi akan dikembalikan ke dunia kematian. Namun hal tak terduga terjadi, dia malah terjebak di ruang dimensi serba putih yang keberadaannya tak jelas entah dimana.
Berdiri dengan tenang. Hanya itulah yang dapat Itachi lakukan untuk saat ini. Masih dengan mata terpejam, pemikiran jeniusnya masih terus mencerna segala kemungkinan apa yang terjadi padanya sehingga tak kembali ke dunia kematian sebagai mana mestinya. Hingga pada akhirnya ia mendengar sebuah suara.
"Bangunlah, Uchiha Itachi."
Merasa terpanggil, kelopak matanya terbuka menampilkan tatapan dingin seorang Uchiha. Iris hitamnya menemukan sesosok pria tua berjubah putih dengan hiasan gamabar tomoe merah yang mengelilingi bagian kerah jubah tersebut. Surai putih panjang serta sepasang tanduk pendek yang tumbuh di atas dahinya. Sebagai penampilan seorang manusia, itu sangatlah terlihat mencolok. Apakah dia dewa kematian? Itulah dugaan kecil Itachi akan sosok pria tua di hadapannya.
Setelah beberapa detik Itachi hanya berdiam, pada akhirnya bibir tibisnya terbuka dan hanya melantunkan 2 patah kata. "Anda, siapa?"
Sebuah pertanyaan singkat, kemudian pria tua dihadapannya pun menjawab.
"Adikku berpesan agar aku menggunakan gaya bahasa seperti ini agar kau mudah mengerti saat aku mengajakmu bicara. Nah, namaku Hamura Ootshusuki. Aku yakin kau sudah mengenal nama itu kan, Itachi?"
"!"
Mata Itachi sedikit menegang setelah mendengar nama pria tua itu. Homura Ootshusuki, saudara kandung dari Hagoromo Ootshusuki atau yang dikenal sebagai Rikudou-sennin. Berdasarkan silsilah, kedua orang itu merupakan leluhur dari clan Uchiha, dengan kata lain, leluhur Itachi juga. Sebagai seorang Uchiha jenius dan berpengetahuan luas, tentu saja Itachi sudah paham betul clannya sampai ke leluhurnya sekalipun. Jadi Itachi tahu betul nama Homura Ootshusuki. Meskipun hanya berdasarkan legenda yang tertulis di monumen batu itu.
Setelah tersadar dari keterkejutannya, Itachi langsung berlutut di hadapan Homura.
"Maaf atas kelancangan saya, Homura-sama."
"Tak perlu pikirkan hal kecil seperti itu. Berdirilah." ujar Homura yang dituruti Itachi.
Setelah Itachi berdiri, kemudian Hamura kembali melanjutkan
"Dengar Itachi, mungkin ada begitu banyak pertanyaan mengenai apa yang terjadi padamu sekarang. Benar, ini bukan alam kematian. Tempat ini adalah dimensi kusus ruang dan waktu yang kuciptakan. Dimensi ini berada sangat dekat dengan alam kematian, tetapi juga sangat jauh. Aku memang sudah lama mati. Tapi tidak dengan rohku. Begitu juga kau Itachi. Saat jiwamu terbebas dari Edo Tensei, aku memanggilmu kesini." ucap Homura menerangkan.
"Jadi anda tahu semuanya mengenai perang itu?" tanya Itachi dengan wajah datar.
"Tentu. Termasuk hasil akhirnya dimana semua shinobi menemukan kedamaian berkat 2 pahlawan muda penerus Ninshuu. Itu semua juga berkat kau Itachi. Atas segala hal yang kau lakukan seumur hidupmu, selamat. Kau berhasil menuntun adikmu yang merupakan reinkarnasi Indra ke jalan yang benar." ucap Hamura tersenyum kecil
"Tidak, Hamura-sama. Sebagai kakak, aku gagal. Namun aku bersyukur Naruto bisa menyelamatkan hati Sasuke." ucap Itachi menatap jauh awang-awang
"Kau salah Itachi. Kau lah yang menyelamatkannya. Lihat."
Hamura menunjuk sisi kanannya lalu muncul layar proyeksi yang menampilkan dirinya dan sang adik tercinta. Ya, itulah saat-saat perpisahan Itachi dengan Sasuke setelah berhasil mematahkan Edo Tensei. Lalu Hamura yang juga melihat kemudian mengatakan ini.
"Ini apa yang terjadi setelah kepergianmu."
Sesuai ucapan Hamura, layar proyeksi itu terus menayangkan semua hal yang dilakukan Sasuke setelah kepergian kakak tercintanya. Mulai dari membebaskan Orochimaru dari segel jotai di leher Anko, lalu membangkitkan keempat Hokage dengan Edo Tensei. Juga saat Sasuke mengorek informasi mengenai Itachi, Desa dan Shinobi. Hingga pada akhirnya Sasuke memutuskan untuk meneruskan jalan Itachi. Tak hanya itu, Sasuke juga ingin merubah sistem sejarah Shinobi yang terbilang kelam.
Seutas senyum mengembang di bibir Itachi yang melihat jalan yang ditempuh adik tercintanya. Itachi juga bangga akan ideologi yang dimiliki Sasuke.
Belum selesai sampai di situ, layar proyeksi terus menampilkan adegan dimana Sasuke turut serta dalam peperangan. Saat Sasuke berkerja sama dengan Naruto melawan Obito. Lalu melawan Madara. Juga saat Sasuke diambang kematian. Hingga akhirnya Sasuke membangkitkan Rinegan spesial di mata kirinya. Hingga sampailah puncak pertandingan terakhir Sasuke dan Naruto melawan Kaguya dan mengalahkannya.
Layar proyeksi juga menampilkan kejadian pasca perang dimana Sasuke dan Naruto secara bersama-sama kembali membangun, menata ulang, serta merubah sistem Shinobi sehingga kedamaian sejati benar-benar tercipta berkat mereka berdua. Selesailah semuanya lalu layar proyeksi itu perlahan memudar dan lenyap. Lalu Hamura mengatakan ini pada Itachi.
"Selama ribuan tahun, kami berdua terus mengawasi generasi penerus kami dan berharap kedamaian seperti itu bisa terwujud. Hagoromo mengawasi reinkarnasi Indra dan Ashura yang merupakan tokoh utama. Sedangkan aku hanya mengawasi tokoh-tokoh pendukung sepertimu, Itachi."
"Saya mengerti, Hamura-sama. Bahkan sebelumnya saya sama sekali tak mengetahui jika Sasuke adalah reinkarnasi Indra. Aku hanya menyayangi Sasuke sebagai adik dan ingin yang terbaik untuknya."
"Itulah alasanku memanggilmu kesini, Itachi. Kau dianugrahi segudang bakat dan kecerdasan, tapi itu tak membuatmu menjadi seorang yang tamak. Justru kau dengan tulus mengabdikan diri dan menyayangi segala hal yang ingin kau lindungi. Sebagai tokoh pendukung untuk menciptakan perdamaian, sikapmu terlalu sempurna, Itachi."
"Anda terlalu berlebihan, Hamura-sama."
"Itu sudah sepantasnya, Itachi. Tugasmu di dunia Shinobi telah selesai. Kau berhasil, Itachi." puji Hamura dengan bangga
"Terimakasih, Hamura-sama. Lalu, apa setelah ini saya akan dikembalikan ke alam kematian?" tanya Itachi
"Tidak Itachi. Sebenarnya aku memanggilmu kemari karena aku ingin memberimu sebuah misi. Itupun kalau kau menyetujuinya. Kalaupun kau menolak, itu juga tak apa, aku tak memaksamu." ucap Hamura
"Misi? Misi apa yang hendak anda berikan pada saya, Hamura-sama?" tanya Itachi lagi
"Mendamaikan dunia." jawab Hamura singkat
"Tapi, bukankah sekarang ini Dunia sudah berada dalam perdamaian?" tanya Itachi sedikit bingung.
"Ya untuk saat ini. Tapi jangan lupa kalau disini adalah dimensi ruang dan waktu, Itachi. Seperti yang kau lihat tadi, sistem dunia Shinobi telah berubah. Setelah jutaan tahun nanti, dunia shinobi hanya akan menjadi legenda yang hilang. Dunia yang baru itu, sangat berbeda dengan dunia yang kau kenal selama ini. Dunia yang tak hanya dihuni bangsa manusia, tapi juga berbagai ras dan jenis mahluk berbeda seperti malaikat, iblis, vampir, yokai, bahkan dewa-dewi dari berbagai mitologi." ucap Hamura menerangkan
"Hm, sepertinya rumit." ucap Itachi menganalisa
"Benar. Perbedaan ras dan jenis, membuat semua mahluk-mahluk itu menginginkan dominasi untuk bisa berdiri di puncak kekuasaan. Maka, kekacauan dan peperangan pun tak terelakkan. Jadi, apa kau bersedia menerima misi, bukan. Apa kau bersedia menerima takdir itu, Itachi?" pinta Hamura penuh harap
"Jika untuk perdamaian, aku bersedia, hamura-sama." jawab Itachi tegas
Hamura tersenyum senang mendengar jawaban Itachi. Memang tak salah untuknya memilih Itachi untuk menerima takdir ini.
"Terimakasih. Tapi perlu kau tahu, Itachi. Dunia yang akan kau tempati nanti benar-benar berbeda. Saat kau dilahirkan kembali sebagai manusia, kau tak akan mengingat sedikitpun kehidupanmu sebelumnya sebagai Uchiha. Bahkan kau juga tak akan mengingat kita pernah bertemu seperti ini."
"Apa itu artinya aku juga tak bisa menggunakan Chakra, juga Sharingan?" tanya Itachi
"Dengar, di dunia baru nanti, ada beberapa manusia memiliki kemampuan unik yang berbeda-beda antara 1 dan lainnya. Kemampuan itu disebut Sacred Gear. Jadi aku akan membekali Sharingan sebagai Sacred Gear mu. Juga mengenai chakra, meskipun disana nanti juga ada, tapi itu sangat langka. Kususnya di kalangan manusia. Jadi kau harus mempelajarinya. Lagipula, ada banyak jenis-jenis kekuatan lain yang ada disana nanti." jelas Hamura.
"Aku paham, Hamura-sama."
"Lalu karna Sharingan mu terkandung kekuatan Dewa Tsukoyomi, Dewi Amaterasu, dan Dewa Susano'o di dalamnya. Maka Sacred Gearmu akan masuk ke jajaran Longinus." tambah Hamura.
"Longinus?"
"Pada dasarnya, Sacred Gear hanya memiliki 1 kemampuan unik. Tapi ada kasus tertentu dimana terdapat beberapa Sacred Gear yang memiliki beberapa kekuatan unik sekaligus yang dikatakan mampu membunuh Tuhan, itulah yang disebut Longinus. Saat ini terdapat 13 Longinus yang sudah muncul. Jadi Sharingan-mu akan menjadi yang ke 14. Meskipun jumlah Longinus akan bertambah seiring berjalannya waktu." ucap Homura menerangkan
"Begitu."
"Satu hal lagi, Itachi. Kau juga akan memiliki seorang adik laki-laki pemilik Longinus juga, Boosted Gear, dimana di dalamnya tersimpan Seekor kaisar Naga merah. Salah satu Naga langit yang ditakuti Tuhan. Peranmu nanti bukan sebagai pendukung lagi, tapi bersama dengan adikmu, kalian berdua ditakdirkan sebagai tokoh utama yang menciptakan perdamaian di dunia baru itu." tambah Hamura lagi.
Kemudian Itachi kembali berlutut.
"Terimakasih, Hamura-sama. Tapi, apakah tidak apa-apa anda menjelaskan sebanyak ini sedangkan nantinya saya tak akan mengingat semua pertemuan kita ini?" tanya Itachi
"Fufufu... Setelah ini kau memang akan melupakan seluruh kehidupanmu sebelumnya juga pertemuan kita ini. Tapi, semua materi yang kukatakan ini akan tetap kau ingat. Sekarang sudah waktunya. Ulurkan tanganmu." pinta Hamura
Itachi mengulurkan tangan kanannya lalu disambut dengan uluran tangan Hamura. Kemudian cahaya putih menyelimuti seluruh tubuh Itachi dan Itachi lenyap bersama cahaya itu.
"Apa yang akan terjadi pada dunia kelak, itu bergantung pada kekuatan mata dan kekuatan tubuh kalian berdua, Itachi, Issei." gumam Hamura pada dirinya sendiri.
-
-
Di sebuah rumah sakit, di salah satu ruangan. Seorang pria tampak gelisah sembari mondar-mandir di depan pintu ruangan itu.
Setelah beberapa saat, pintu itu terbuka dan seorang Dokter keluar dari ruangan itu.
Dengan tergesa-gesa, si pria segera menghampiri Dokter itu.
"Dokter, bagaimana keadaan istri saya?!" tanya pria itu begitu panik
"Proses persalinan berjalan lancar. Selamat tuan Hyoudou, anak anda laki-laki." ucap Dokter sambil menyalami pria itu.
Pria itu begitu senang lalu memasuki ruangan untuk segera melihat istri dan anaknya. Sangat wajar baginya bersikap seperti itu karena ini adalah hari kelahiran putranya, terlebih lagi itu putra pertama di keluarganya, keluarga Hyoudou.
Pria itu menghampiri istrinya yang masih terbaring lemah di ranjang bersama dengan bayinya.
"Terimakasih, sayang." ucap pria itu lalu mencium kening istrinya.
"Iya sayang, lalu, apa kau sudah mempersiapkan nama untuknya?" tanya sang istri
"Tentu." dengan bahagia Pria itu menatap putranya. Seorang bayi yang begitu imut dengan rambut hitamnya, serta terdapat tanda lahir berupa garis tipis di kedua pipi bayi mungil itu.
"Lihat sayang, dia tampan sepertiku. Tanda lahir di pipinya juga membuatnya semakin tampan. Bagaimana kalau kita namai Itachi. Hyoudou Itachi." ucap pria itu sambil membelai pipi putranya.
Sang istri yang mendengarpun hanya bisa tersenyum bahagia karena sekarang ia telah menjadi seorang ibu.
Pada hari ini, keluarga Hyoudou mendapat anugerah terbesar berupa kelahiran putra pertamanya. Dan secara kebetulan, atau mungkin sudah ditakdirkan. Anak laki-laki itu diberi nama Itachi. Hyoudou Itachi.
Keluarga Hyoudou memang hanya keluarga sederhana. Namun di balik kesederhanaan itu, kebahagiaan selalu mewarnai hari-hari pasangan suami-istri tersebut berkat kehadiran putra pertama mereka.
Tak sampai disana. Setahun kemudian, Kebahagian begitu besar kembali didapat keluarga Hyoudou karena pada hari itu lahirlah putra kedua mereka. Bayi laki-laki berambut coklat, yang dinamai Issei. Hyoudou Issei.
Keluarga sederhana ini pun menjadi semakin ramai setelah memiliki dua putra yang melengkapi kebahagian dan kehangatan dalam rumah sederhana itu.
Sederhana tapi Bahagia. Hanya kalimat itu yang pantas untuk menggambarkan segala hal di dalam keluarga Hyoudou.
Bertahun-tahun berlalu, kedua putra Hyoudou kini tengah tumbuh menjadi seorang anak usia 9 tahun dan 10 tahun. Keduanya tumbuh menjadi dua karakter yang berbeda dimana sang adik yaitu Issei menjadi anak yang aktif dan ceria. Sedangkan sang kakak, yaitu Itachi, tumbuh menjadi anak yang pendiam dan tenang. Namun meski berbeda, keduanya sangat akrab dan saling peduli satu sama lain. Semisal, saat Issei merengek ingin main game RPF berdua, Itachi selalu bersedia menemaninya. Juga ketika Itachi tengah bersantai sambil membaca buku, saat Itachi meminta Issei untuk mengambilkan minum, Issei juga mematuhinya. Bahkan tak jarang Issei ikut menemani kakaknya dan ikut membaca buku yang lain sambil bertanya-tanya ke Itachi jika ada bagian dari isi buku yang tak ia mengerti. Tapi tetap saja. Jika Itachi menyukai buku-buku yang berisi berbagai macam pengetahuan umum, maka Issei hanya mau membaca buku tertentu saja yang dianggapnya menarik, seperti buku cerita semacam komik, juga buku-buku sejarah mitologi yang ada gambar ilustrasi dewa ataupun monster. Tapi sebenarnya, buku yang paling disukai Issei adalah buku porno. Yah, tapi sayangnya Itachi sama sekali tidak punya buku seperti itu.
Seperti halnya sekarang ini. Di teras rumah, Itachi tengah membaca sebuah buku dengan tenang, juga ada beberapa tumpukan buku lain di dekatnya yang menanti giliran untuk dibaca. Sedangkan di sampingnya, Issei juga tengah membaca sebuah buku dengan serius. Tak biasanya Issei terlihat seserius itu hanya karena 1 buku.
"Nii-san?"
"Ada apa Ise?"
"Chakra... Apa itu?"
Pada pertanyaan Issei, Itachi berhenti membaca buku yang dipegangnya lalu beralih melihat ke buku yang dibaca adiknya.
"Itu buku tentang ninja yang kudapatkan di perpustakaan kota beberapa hari yang lalu. Apa kau menyukainya, Ise?"
"Ini membuatku tertarik, Nii-san. Dari yang diajarkan di sekolah, Ninja adalah salah 1 budaya jepang selain Samurai. Jika Samurai bertarung menggunakan pedang, maka Ninja menggunakan shuriken dan senjata rahasia lainnya. Tapi di buku ini disebutkan jika Ninja bertarung menggunakan chakra. Sebenarnya, chakra itu apa Nii-san?" tanya Issei yang masih melihat buku yang dipegangnya
"Chakra, itu sebutan kekuatan yang dimiliki para ninja kuno dari legenda yang hilang. Dalam kungfu china, disebut juga aliran Chi. Jadi arti mudahnya, chakra semacam kekuatan dalam." ucap Itachi menerangkan.
"Kekuatan dalam ya." ucap Issei tertunduk sambil memegang tangan kirinya.
"Hn?"
Kemudian Issei mengalihkan pandangannya ke kakaknya yg duduk di sebelahnya.
"Aniki-san. Aku... Boleh aku cerita sesuatu?" tanyanya
"Ada apa, Ise?"
"Umm... Tapi Nii-san janji tak akan menceritakannya pada Tou-san ataupun Kaa-san." pinta Issei
"Ya. Aku janji."
"Begini... Beberapa hari yang lalu, ketika aku bermimpi menemukan pulai Oppai. Aku mencoba berlabuh di pulau itu! Tapi, tiba-tiba semua menjadi gelap. Pulau Oppai juga lenyap. Saat semua gelap, muncul sepasang mata hijau besar yang bersinar dalam kegelapan. Semakin mendekat, lalu tampaklah naga merah raksasa di depanku! Aku kira dia akan memakanku, tapi, dia malah berbicara padaku. Namanya Welsh Dragon Ddraig sang Sekiryuutei. Aku semakin ketakutan. Saat aku terbangun, sudah ada sarung tangan naga merah di tangan kiriku. Seperti ini."
Usai mengatakan itu, Issei menunjukan lengan kirinya pada Itachi. Cahaya merah muncul lalu memadat dan berubah menjadi gauntlet merah yang menyelimuti lengan kirinya.
Itachi yang melihat itu pun ekspresinya tetap datar tanpa berubah sedikitpun. Iris mata hitamnya dengan tenang mengamati gauntlet merah yang menyelimuti lengan adiknya. Hingga pandangan terhenti pada 1 titik, lambang kaisar naga merah yang berada di punggung tangan gaunlet itu.
Sedangkan Ise, dia terlihat heran sendiri karena kakaknya sama sekali tak terkejut melihat perubahan aneh yang tiba-tiba. Lalu Issei bertanya pada kakaknya, "Nii-san tidak terkejut?" tanya Issei bingung.
"Dengar Ise. Gaunlet ini, Sacred Gear. Namanya Boosted Gear. Kemampuan dasarnya adalah menggandakan kekuatan tiap 10 detik tanpa batas. Ini Sacred Gear hebat. Bayangkan, jika kekuatanmu terus meningkat, kau bisa saja melebihi Dewa sekalipun." ucap Itachi menerangkan
"He-hebat! T-tapi tunggu, darimana Aniki-san tahu itu semua?" tanya Issei semakin bingung
"Tentu saja aku tahu. Karena aku sendiri juga punya." ucap Itachi menutup mata, kemudian saat membukanya kembali-
'Srink
Pupil matanya menjadi merah dihasi motif lingkaran hitam kecil yang di kelilingi 3 tomoe hitam.
"Ini punyaku. Sharingan."
Issei hanya bisa melongo melihat bentuk perubahan pada mata kakaknya. Mata yang terlihat indah, namun juga berbahaya.
"Mata aniki-san terlihat keren! Kenapa tak menunjukannya pada semua orang, Nii-san?! Andai aku punya mata itu, pasti banyak gadis mengejarku, huh." gerutu Issei sedangkan Itachi hanya tersenyum kecil sambil mengacak-ngacak pelan rambut adiknya.
"Jadi Ise, kenapa kau tiba-tiba menanyakan soal chakra tadi?" tanya Itachi kembali ke topik utama
"Saat membaca buku ini, yang menerangkan kalau Ninja menggunakan senjata rahasia dan chakra, awalnya aku berfikir, lengan kiriku, ini muncul dari dalam tubuhku. Dan aku mengira ini jugalah chakra." ucap Issei
"Tidak Ise. Sacred Gear adalah kekuatan unik yang hanya dimilik orang-orang tertentu. Tidak semua orang memilikinya. Sedangkan chakra, itu adalah kekuatan yang berasal dari dalam tubuh. Semua orang pasti memilikinya asal mempelajari baik-baik." tutur Itachi
"Bisa dipelajari?"
"Tentu, apa kau tertarik, Ise?"
"Woaaa... Aku mau! Ayo kita pelajari! Latihan dengan Itachi-niisan! Ini akan hebat!" seru Issei dengan riang gembira.
"Ise..."
Itachi menunjuk dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Um?" Saat Ise menoleh ke arahnya, kedua jari Itachi mendarat di kening Issei. Kebiasaan yang selalu Itachi lakukan pada adik tersayangnya. Meski usia mereka hanya beda 1 tahun, tapi Itachi menganggap Issei adalah adik kecilnya. Begitu juga sebaliknya. Issei merasa pemikiran jenius kakaknya itu tidak pantas dimiliki anak 10 tahun, jadi Issei menganggap kakaknya itu terlalu cepat dewasa di usia dan fisik yang tidak tepat. Awalnya Issei sedikit iri dengan kejeniusan kakaknya. Tapi karna Itachi tetap menyayangi dan peduli padanya, maka Issei sudah bersyukur. Jadi, Issei sangat bangga memiliki kakak seperti Itachi.
"Pertama-tama, kau harus makan dulu, Ise." ucap Itachi yang melepaskan kedua jarinya dari kening Issei
"Hehee." sedangkan Issei hanya bisa nyengir senang.
Pada malam harinya, di sebuah dataran yang cukup luas dan dikelilingi pepohonan, 2 orang anak kecil tengah duduk berhadapan dengan posisi meditasi Zazen.
2 anak kecil berusia 9 dan 10 tahun, merekalah Hyoudou bersaudara. Hyodou Itachi dan Hyoudou Issei.
Seperti yang sudah direncanakan, mereka berdua akan latihan bersama untuk mempelajari cara menggunakan chakra.
Sebelum kemari, mereka mempelajari apa saja yang tertulis di buku bagaimana cara membuka chakra.
Di buku tertuliskan, dibutuhkan ketenangan dan konsrentasi yang super ekstrem untuk merasakan aliran energi di dalam tubuh. Terus tenang dan konsentrasi sampai menemukan sumber kekuatan itu dan membukanya agar bisa mengalir bebas ke seluruh organ tubuh. Itulah chakra.
Untuk Itachi, cara seperti itu tidaklah masalah. Tapi untuk Issei, itu masalah besar. Pasalnya Issei sudah terbiasa dengan sikap riang dan cerianya. Tapi jika tiba-tiba diharuskan menjadi tenang dan penuh konsentrasi, itu masalah besar. Apalagi ketenangan sampai level ekstrim, semakin besarlah masalahnya.
Tapi setelah Itachi menyarankan Ise agar berkonsultasi pada Red Dragon Emperor Ddraig, dan minta bantuan padanya, kemungkinan Issei dalam menguasai penggunaan chakra meningkat 80%. Yah, pada dasarnya dari segi ketenangan, Issei terlalu buruk. Namun setelah bantuan Naga merah yang ada di tubuhnya, kemungkinannnya meningkat pesat.
Sudah sekian jam posisi meditasi zen mereka tak berubah sedikitpun. Perlahan hembusan angin yang tenang di sekitar mereka mulai terganggu. Semakin lama, semacam hawa energi mulai memancar dari tubuh kedua putra Hyoudou bersaudara itu.
Semakin lama semakin besar, namun perbedaan intensitas keduanya cukup jauh dimana aura pada Itachi terlihat stabil, sedangkan aura pada Issei terus meningkat semakin besar sehingga menyebabkan angin tertiup kencang mengguncang rerumputan dan pepohonan di sekitarnya.
Merasa ini akan mencolok, Itachi membuka matanya.
"Kendalikan kekuatanmu, Ise!" perintah Itachi.
Mendengar itu, Ise membuka mata dan menurunkan intensitas auranya.
"Hehee maaf Nii-san, aku terlalu bersemangat." ucap Issei nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Itachi hanya menghela nafas melihat tingkah adiknya. "Ya sudah. Ayo kita pulang. Ini sudah larut malam, pasti Kaa-san sangat kawatir."
"Yosh! Tapi ini hebat, Nii-san! Buku itu, ternyata bukan hanya sekedar mitos. Ini benar-benar sungguhan."
"Awalnya aku juga mengira seperti itu. Buku itu juga sangat langka dan cuma ada 1 saja di perpustakaan kota. Sepertinya buku itu memang ditakdirkan hanya untuk kita." ucap Itachi menganalisa
"Benar sekali Nii-san! Kita berdua akan menjadi super hero yang melindungi Dunia ini! Lalu aku akan dikelilingi wanita-wanita cantik! Aku akan menjadi raja Hareem!" seru Issei dengan wajah bejat
"Ise..."
Itachi melambaikan tangan memanggil adiknya. Melihat itu, dengan riang gembira Issei berlari ke arahnya. Setelah sampai,
"Aw." keluh Issei karena lagi-lagi Itachi mengetuk keningnya dengan 2 jari seperti biasa.
"Huh, Kenapa Nii-san selalu seperti ini?" gerutu Issei dengan cemberut
"Ayo kita pulang. Besok kita lanjutkan lagi latihan ke tahap selanjutnya." ucap Itachi tersenyum kecil
"Ha'i, Nii-san!" seru Issei kembali bersemangat
Kemudian, kedua Hyoudou bersaudara ini mengayuh sepeda masing-masing menuju rumah mereka.
Takdir dari kakak beradik yang akan menggenggam nasib dunia. Perdamaian yang akan mereka perjuangkan.
Dengan kekuatan matanya. Juga kekuatan tubuhnya. Dua kekuatan berbeda namun saling melengkapi satu sama lain.
Semuanya dimulai dari sini.
-
-TBC-
A/N : Hallo, salam jumpa dengan saya ^_^
Ini, fict ketiga saya yang saya buat karena tiba-tiba muncul ide untuk masukin Itachi Uchiha ke Dunia DxD -_-
Baru prolognya, yah mau bagaimana lagi, ini baru sekedar percobaan. Kalau bagi readers-san ini bagus ya insya_Allah saya bakal lanjutin :)
Juga untuk fict Devil of DxD (Crossover Devil May Cry - DxD) masih tetep lanjut kok. Cuma karena kebetulan dapet ide bikin crosover Naruto (kususnya Itachi) - DxD, daripada nantinya jadi imajinasi yang hilang (?) ya ada baiknya aku publish saja. Saya harap Readers-san sekalian suka.
Akhir kata Review ^_^
v
v
v
