A/N: Sudah lama saya kepingin bikin cerita ini, cuma sampai sekarang belum kelar pengerjaannya ;_; Sekali-kali saya bikin cerita kayak gini (kayak gini itu maksudnya apa ?-_-) Oh, ya ini masih prologue. Kalau mau nyaranin karakter yang kepingin dimasukkin juga boleh :D

Disclaimer: Tentu aja abang Hidekaz Himaruya (Bang, bikin Indonesia official, cepetan~)

Warning: Yaoi dan Yuri,(tapi gak akan terlalu eksplisit atau terlalu diumbar ;D), typo(ayolah, pasti ada meski sudah saya cek), OOC (beberapa mungkin -MUNGKIN), bahasa yang kasar (kalau saya kelepasan[?]), pemakaian human name, dan sebenernya masih banyak, cuma enggak daku sebutiiiin~

Oke, makasih sudah pada menyempatkan waktu membaca hal-hal gaje di atas, dan sekarang saya cuma mau bilang: Selamat membaca ff ini~

Enjoy~


.

PROLOGUE

.

'Panas.'

'Kenapa...

Kenapa mataku menjadi buram?'

'Ya Tuhan... kulitku rasanya seperti dikelupas secara paksa!'

'Dan... dan kenapa...'

Matanya melirik ke bawah dengan susah payah. Di sana ia menemukan surai emasnya mulai gugur, berjatuhan dalam api, dan terbakar hanya dalam sedetik.

Seketika pupil hijaunya membulat. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, dan hal itu hanya menimbulkan rasa sakit sampai ke tulang, ditambah ketika ia melihat kulitnya- kulitnya yang awalnya putih mulai menjadi merah dan menghitam, berubah menjadi abu. ILelaki itu terdiam, karena hanya itulah cara supaya ia tidak memperparah penderitaannya.

"Hei, kamu,"

Ia menengadah dan menemukan seseorang melayang di hadapannya dengan sabit di tangannya.

"Hari ini aku ditugaskan untuk mencabut nyawamu,"

.

.