summary : gaara selalu acuh pada wanita . tapi tidak untuk kali ini .

"katakan, apa saja yang membuat jantungmu bisa berdetak lebih liar ?" / "tapi baguslah, berarti hatimu masih berfungsi."

disclaimer : Naruto is Masashi Kishimoto's :)

chapter one

-hey gaara, nice to meet you-

di tengah badai yang megamuk, rambut merah pemuda itu lebih terlihat seperti darah . sepasang mata jade itu menatap angkuh tubuh 'pemangsanya' yang kehabisan tenaga . dan kali ini, keadaan berbalik .

"tidak bisakah kau berhenti mengganggu hidupku, huh ?" nada yang seharusnya sinis berubah menjadi ancaman dari bibir pemuda itu .

"kau budak brengsek yang mengelabui pikiranku untuk berpikir hidupku masih ada artinya." pemuda itu meginjak kasar wajah pamannya-yashamaru, yang sudah tidak berdaya . namun, tak ada rasa takut dalam benak yashamaru . dengan sisa tenaga yang ada, dia membalas perkataan bocah yang selama bertahuntahun ia buru .

"huh, dan kau bocah brengsek yang mengambil nyawa kakakku." pemuda itu membelalak, kemarahan meledak di kepalanya . dengan cepat dia mencengkram yashamaru .

"dan jika aku bisa memilih, aku lebih baik mati di rahimnya !"

yashamaru tersenyum sinis .

"tapi tidak, kan ? kau mencakarnya dari dalam, seharusnya dia tidak punya benih biadab sepertimu . MONSTER !"

BUG !

pemuda itu memukul wajah yashamaru keraskeras . berkalikali, mengeluarkan emosi yang selama bertahuntahun dia pendam .

"alat ayahku sepertimu tak akan ada apapanya buatku ! jika kau berpikir kau bisa membunhku, kau SALAH !" pemuda di depannya, terengahengah, dia menghentikan pukulannya sejenak untuk bernapas .

"lalu apa yang kau tunggu sabaku no gaara ?"

dalam rintihannya lelaki itu masih bisa mengeluarkan suara . memancing aura pembunuh di depannya menjadi dewa kematian .

"MATI KAU !"

gaara menghantamkan pasirpasirnya hingga tubuh itu berhenti bergerak .

dia terduduk lemas, bukan karena kehabisan cakhra . tapi karena emosi yang terlalu banyak ia keluarkan . gaara menatap ke arah jasad yashamaru . tidak ada rasa puas atau menyesal yang ia rasakan setelah berhasil menyingkirkan utusan ayahnya itu .

"cih." dia meneleng jijik lalu mencoba bangkit . berjalan menjauhi jasad yashamaru yang diinginkannya menjadi bangkai busuk sampai tak bersisa .

ooooo

naruto menngganti channel tv nya berkalikali

"haaahhhh, bosan sekali." keluhnya saat tak menemukan sesuatu yang menarik . dia bersandar di kursinya, memikirkan hal yang mungkin dapat menaikkan semangatnya .

"andai saja ada ramen, disini .."

wajahnya langsung ceria membayangkan asap ramen yang mengepul . kelenjar ludahnya bereaksi .

"hey, kenapa tidak aku saja yang datang padanya ?"

dia bergegas mengambil jaket oranye nya lalu berjalan ke arah pintu . tapi saat pintu dibuka, wajahnya berubah pucat melihat seseorang pingsan di depan rumahnya . diapun mendekat perlahan dan mencoba meneliti dengan seksama ..

"rambut merah itu .." naruto mencoba mengingat . memorinya memutar cepat saat melihat tatto yang sedikit terlihat di dahi pemuda itu .

"ya Tuhan, gaara !"

tanpa pikir panjang lagi dia langsung meraih gaara dan membawa masuk pemuda itu . naruto membaringkan gaara di sofa ruang tengahnya .

dia menepuk pipi gaara pelan .

"hey, gaara, sadarlah .."

berkalikali, namun tetap tak ada respon . naruto mengacak rambutnya .

"aduuuuh, bagaimana ini, pengetahuan medisku nol besar !" naruto mulai panik . dia mencoba mengobrak abrik kotak obatnya .

tapi apa yang harus aku berikan ?

povidone iodin ? aspirin ? paracetamol ? viagra ?

tunggu, viagra ?

tibatiba telinganya mendengar suara berisik dari gerbang rumahnya .

"narutoooo ? kenapa pintu depan tidak ditutup ?"

HINATA !

naruto berlari menghampiri hinata .

"ya Tuhan ! kau pasti malaikat yang dikirim untuk menolongku !"

hinata megerjapngerjapkan matanya, tak mengerti .

"eh ? apa maksudmu ?"

naruto mengabaikan pertanyaan hinata . dia langsung menarik hinata ke ruang tengah dan memperlihatkan gaara yang terbaring lemah di sofa .

"si-si-siapa itu naruto ?" gagap hinata kambuh melihat orang yang asing baginya itu .

mau tak mau naruto menjelaskan kejadian barusan dan meminta hinata untuk memberikan pertolongan secukupnya .

"berikan dia kompres, antibiotik atau mungkin napas buatan, apapun yang bisa membuat dia segera bangun." naruto mencercau tak karuan .

wajah hinata memerah mendengar kata napas buatan . dia melirik pemuda berambut merah itu, napasnya memang tak teratur .

"apapun hinata, kumohon .."

terdengar nada khawatir dalam suara naruto . hinata mengerti karena naruto merupakan orang yang sangat menghargai persahabatan .

"akan kulakukan yang kubisa naruto ."

naruto mengangguk lemah, mencoba mempercayakan semuanya ke hinata .

ooooo

gaara memegang kepalanya yang berdenyut . sinar terang yang menerobos masuk lewat jendela memaksanya membuka mata .

"dimana aku ?"

itulah yang pertama kali terlintas di pikirannya . tempat ini tak asing baginya . dia mencoba memutar ingatannya . badai kemarin membuat kepalanya pening . hampir berjam-jam kepalanya terguyur hujan dan angin . sesosok tubuh tibatiba mampir di pikirannya . sosok berlumur darah di tengah hujan badai . tangannya mencengkram selimut membuat rasa berdenyut di kepalanya makin kuat .

"yashamaru ." dia berdesis, baru kali ini dia bisa menyebut nama itu .

"hei kau sudah bangun ?" gaara menoleh ke arah suara lembut itu berasal, seorang wanita berkulit pucat dan warna mata yang tidak biasa menatapnya ramah . seingatnya dia menuju ke rumah naruto tadi malam, atau mungkin dia sudah pingsan sebelum sampai ? lalu siapa wanita ini ?

"dimana aku ?" tanyanya setelah memutuskan untung tidak memusingkan siapa wanita berambut lavender itu .

"u-mm, ini r-rumah naruto, tapi d-dia sedang keluar."

alis gaara terangkat .

"kenapa dia gugup begitu ?" pikirnya setelah mendengar hinata yang jadi terbatabata .

"le-lebih baik k-kau makan dulu ." hinata segera menyodorkan bubur panas yang sengaja sudah ia siapkan untuk gaara . gaara melihat sepintas bubur hangat yang akan membuat siapa saja yang berada dalam kondisinya-sakit dan belum makan berharihari- pasti tergiur . tapi perutnya menolak dimasuki makanan hangat seperti itu .

"tidak, aku tidak lapar."

hinata terdiam, dia bingung bagaimana cara membujuk pemuda di depannya ini makan . kondisi gaara jelas jelas sangat lemah . dia butuh asupan energi secepatnya .

"ma-makan saja .." gaara menoleh mendengar perintah aneh itu . hinata mendengus .

"ohhh, baiklah .. kosakataku buruk sekali."

pikirnya .

tapi sebuah teriakan riang menyelamatkannya .

"hinataaa, aku pulaaaang ! maaf, merepotkanmu terlalu lama ."

naruto melepas jaket dan menggantungkannya di balik pintu .

"kau tau kan bagaimana tsunade ? haahhh, dia selalu punya alasan untuk menahanku, hey, gaara ? kau sudah bangun ?"

gaara hanya mengangguk kecil . naruto memutar bola matanya .

"masih saja dingin." gerutu naruto .

"dan kau masih saja konyol." balas gaara .

naruto mendekat ke arah gaara setelah mengingat sesuatu yang lebih penting daripada sambutan gaara padanya .

"hey, hey, ceritakan ! apa yang membuatmu kesini ? apa sesuatu telah terjadi ?"

gaara tertunduk, naruto mengamati perubahan mimik gaara .

"apa itu sesuatu yang buruk ?" tanyanya lagi .

gaara menoleh ke arah naruto, lalu dia sadar ternyata gadis itu masih ada disana .

gaara bisa saja mengusirnya, tapi dia tidak ingin naruto tersinggung karena gaara telah mengusir tamunya .

naruto yang memperhatikan gerakgerik gaara akhirnya mengerti apa yang membuat gaara diam .

"um, hinata, bagaimana kalau kau sarapan dulu ?

"t-ta-tapi, b-bagaimana kalau .."

naruto tersenyum menenangkan .

"tidak apapa hinata, aku bisa mengurus lelaki manja yang sudah sadar ini . lagipula, kau pasti lelah merawat gaara semalaman ."

gaara mendongak .

eh ? gadis ini merawatnya ? SEMALAMAN ?

sesaat sebelum ingin megucapkan terimakasih, gaara sadar di lidahnya tidak terekam memori bagaimana mengucapkan teimakasih . jadi dia hanya mengangguk ke arah hinata .

hinata tersenyum canggung ke arah gaara sebelum dia pergi meninggalkan mereka berdua .

"nah, sekarang ceritakanlah ."

sambar naruto tidak sabar .

gaara menarik napas,

"yashamura ."

dahi naruto berkerut, mendengar nama yang biasanya membuat gaara murka bisa diucapkan begitu lantang sekarang . firasat buruk menyergapnya .

"aku membunuhnya ."

ooooo

gaara ..

ribuan uap menyerbu wajah hinata hanya dengan menyebut namanya .

setiap dia mencoba terpejam, bayangan pemuda itu lagsung terbentuk di pikirannya .

hinata resah tak karuan, dia mencoba berulangkali mengalihkan wajah gaara dari otaknya . tapi semakin dia mencoba wajah pemuda itu justru makin jelas .

saat merawat pemuda itu tangannya tak berhenti gemetar menahan rasa kagumnya pada pemuda yang menurutnya sangat dekat dengan sempurna itu .

suaranya yang berat, otot tubuhnya yang kekar, dadanya yang bidang, rambutnya yang merah menyala, tatto ai di dahinya, setiap jengkal bagian dari pemuda itu seperti sebuah putaran film yang terus memutar di otaknya . dan .. matanya, ya matanya yang dingin . hinata sadar dia langsung terpaku pada pemuda itu sejak mata gaara menatap lurus ke matanya .

jadi beginilah dia, mencengkram erat bantal boneka babinya dan mencoba menghitung-dengan sangat frustasi- agar matanya bisa meraskan kantuk dan melupakan gaara untuk sejenak .

satu mis-sis-sip-pi

dua mis-sis-sip-pi

tiga mis-sis-sip-pi

apa ya warna mata gaara ?

hijau ? tidak, lebih lembut sepertinya ..

dingin tapi teduh sekali untuk dilihat, seperti hijaunya samudera di perairan dangkal .

hinata tersentak kecil saat sadar pikirannya sudah kembali pada pemuda itu .

tidak, tidak, konsentrasi gadis bodoh .

empat mis-sis-sip-pi

lima mis-sis-sip-pi

enam mis-sis-sip-pi

tapi gaara angkuh sekali, apa dia benci padaku ?

hinata menggigit bibir memperkirakan kemungkinan itu .

atau mungkin karena kita baru pertama kali bertemu .

ahhh, kembali menghitung hinata !

tunggu sampai di mana tadi ?

tujuh mungkin ?

baiklah,

delapan mis-sis-sip-pi

sembilan mis-sis-sip-pi

sepuluh mis-sis-sip-pi

sebelas mis-sis-sip-pi

dua belas mis-sis-sip-pi

gaara, gaara, gaara .

ada dua belas gaara terbentuk di otaknya .

hinata makin frustasi .

hingga akhirnya dia memutuskan untuk pasrah, dan membiarkan gaara ke tiga belas memenuhi otaknya .

dan sepertinya cara itu lebih berhasil, saat dua puluh tiga gaara terbentuk, hinata sudah

lelap dalam tidurnya .

ooooo

naruto ber-ahh setelah menyeruput kuah ramen terakhirnya . dia masih tetap memandang mangkok ramennya .

"sebaiknya dia meletakkan mangkok itu sebelum tergoda untuk menjilatinya ." pikir hinata .

sepertinya pikiran hinata tersampaikan, karena setelah itu naruto menaruh mangkoknya dengan berat hati . kini pikiran hinata tertuju pada gaara, entah kenapa pria bertatto ai itu masih enggan beranjak dari otaknya . hinata hanya perlu mengingat matanya dan BLAST ! suatu perasaan merayap kecil di dadanya .

ada sesuatu ..

seperti menyimpan kepahitan yang misterius .

"emmm ? hinata ?" naruto memandang hinata yang sejak tadi diam .

hinata tersadar dari lamunannya . dahi naruto berkerut .

"jadi .." hinata berdehem pelan untuk meloloskan suaranya . naruto menunggu, kegugupan hinata terlihat janggal baginya .

"kenapa kau tidak mengajak err .. gaara makan juga ?"

terjawab .

jadi kegugupan ini,

gaara ya ..

naruto berusaha menyembunyikan senyumnya . baru kali ini hinata menanyakan tentang seseorang apalagi lakilaki padanya .

naruto meraih botol sake di depannya, lalu meneguknya sekali .

"dia itu .."

naruto menggoyangkan botol sakenya, berusaha mencari kata yang pas untuk mendiskripsikan gaara .

"dingin . dia tidak suka sesuatu yang yaaaah, bisa dibilang .. menghangatkannya . saat ini dia pasti berkutat di depan microwave dengan makanan bekunya ."

naruto membayangkan gaara berkeliaran di dapurnya dengan sekaleng bir dan spaghetti yang dibelinya tadi sore .

"dia punya masa kecil yang buruk ." naruto memandang botol sakenya . tak sadar hinata menunggu kalimat kalimat lain keluar dari bibirnya .

"ceritakan lebih banyak naruto ."

tapi kata itu hanya tertahan di tenggorokan hinata .

"mungkin itu yang membuatnya seperti ini ."

naruto meneguk sakenya lagi .

"besok, dia akan masuk kelas yang sama dengan kita, aku berpikir dengan mengajak dia ke sekolah mungkin bisa membuat kepribadiannya lebih baik."

hinata hanya memperhatikan, otaknya bereaksi cepat menyerap semua tentang gaara .

"dan mungkin .." naruto menarik napas pendek,

"itu akan membuat dia merasa lebih 'hangat' dan berharga lebih dari sebelumnya ."

hinata mengigit bibirnya, nada sedih itu keluar dari seorang naruto, itu membuatnya heran sekaligus berpikir masa lalu gaara pastilah sangat berat .

"yah .. aku hanya berharap kau bisa sedikit simpati padanya dan menjadikannya teman ."

tanpa kau suruh naruto, aku juga akan melakukannya .

naruto mengalihkan pandanganya ke hinata .

"jadi, ini pertama kalinya ya ?"

"eh ?" hinata tak mengerti .

naruto nyengir, sedari tadi ia sebenarnya membaca gerakgerik hinata .

gadis ini tertarik .

tidak, tidak, garis bawah, SANGAT TERTARIK pada gaara .

"bukannya, selama lima tahun kita bersama, ini pertama kalinya kau menanyakan seorang lakilaki ."

DEG !

pipi hinata memanas . dia menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah memerah . tapi naruto memang tidak berniat melanjutkan pembicaraan ini . dia segera membayar ramennya dan mengajak hinata pulang . hinata mengira naruto akan melupakannya . pikiran itu terhapuskan saat dia sampai di depan rumahnya dan tibatiba naruto berkata-dengan cengiran jahil andalannya-

"emm, hinata tenang saja, soal yang tadi aku akan merahasiakannya dari gaara."

ooooo

pagi pagi sekali naruto sudah pergi . gaara menguap lebar, sambil membaca pesan naruto yg ditempel di lemari pendingin :

aku akan kembali secepatnya .

buatlah sarapan sendiri .

haahhh, merepotkan ..

gaara membuka lemari pendingin dan tidak menemukan sesuatu yang bisa dimakan .

sayur, sayur, sayur, bir ?

huh, apa aku harus sarapan dengan bir ini ?

gaara beralih ke rak rak lain di dapur naruto . dia tetap tidak menemukan apapa .

gaara menggerutu kesal . dia tidak punya uang sepeser pun untuk membeli sesuatu di minimart .

baiklah, uzumaki naruto, kau memaksaku untuk bersabar ..

sementara ..

hinata mengangkat teleponnya, suara naruto menggema dari jauh sana .

"hinata ? bisakah kau ke rumahku sekarang ? kurasa aku meninggalkan gaara dengan persediaan yang minim . aku khawatir dia kelaparan ."

mendengar nama gaara, hatinya melonjak kecil . sketsa wajah gaara langsung terbentuk di benaknya . membuat pipi hinata sontak memerah .

"halo ? hinata ? apa kau keberatan ? tidak perlu repot repot kalau memang kau tidak bisa ."

"tidak, naruto, aku .. aku, bisa ." sambar hinata cepat .

lama tidak ada jawaban dari naruto . hinata dapat merasakan naruto yang menahan tawa matimatian di seberang sana .

"naru-"

"baiklah, trimakasih hinata ."

tut tut tut .

sambungan terputus .

naruto terkikik puas, dia memang sengaja menyusun rencana ini agar gaara lebih mengenal hinata . naruto bersiul riang karena sepertinya rencananya akan berjalan baik sekali ..

hinata mendesah, dia baru ingat ibunya belum memasak pagi hari ini . jika dia memasak di rumah, ibunya pasti curiga .

apa aku harus membuat makanan di sana ?

dia berpikir cukup lama . tapi hatinya terus mendorongnya untuk segera pergi . dia menyerah, diambilnya sedikit bahan mkanan . dan akhirnya melangkahkan kaki ke arah rumah naruto .

perut gaara berbunyi untuk kesekian kalinya .

naruto brengsek .

rutuknya kesal .

dia menggerak gerakan tubuhnya untuk melupakan rasa lapar itu .

saat dia menoleh ke kanan, mata gaara menangkap sebuah bayangan berdiri di depan pintu rumah .

rambut lavender yang melambai tertiup angin membuat gaara mengerutkan dahinya .

si hyuuga ?

gaara membuka pintu sebelum gadis itu sempat mengetuknya .

hinata terlonjak kaget .

"oh, h-hei gaara .."

gaara melihat hinata tajam .

yang ditatap hanya menunduk dan mencengkram keranjang berisi makanan dengan erat .

"naruto sedang pergi ."

hinata mendongak .

"b-bukan, aku kesini ka-karena naruto menyuruhku membawakan makanan un-untukmu ."

gaara melirik ke barang bawaan hinata, tapi tingkah gadis itu lebih menarik perhatiannya .

hinata yang memakai baju seadanya dengan rambut yang terurai, menyembunyikan wajah nya sebisa mungkin dari gaara .

gadis ini, lucu ..

"masuklah .."

gaara membuka pintu lebar, mempersilakan gadis itu masuk . setelah menutup pintu, gaara mengikuti hinata menuju ke dapur .

"apa yang kau bawa ?"

hinata menaruh kantung plastik berisi bahan untuk membuat kare .

dia sedikit bimbang menjawab pertanyaan gaara, dia takut pemuda berambut merah itu melemparkan pandangan jijik setelah mengetahui apa yang akan dibuatnya .

"bahan u-untuk membuat ka-kare .."

sekilas hinata bisa melihat alis gaara yang naik . membuat sedikit kerutan terbentuk di dahinya . hinata jadi tak berani menoleh, dia hanya memainkan tali plastik yang menimbulkan suara gemerisik mengganggu .

gaara mendekat, hinata bisa merasakannya, ada suatu aura khas yang bisa ditangkap hinata dari gaara . aura yang selalu membawanya ke sebuah danau di kutub yg dingin dengan badai di tengahnya, terlihat kuat dan angkuh tapi ketika kau melangkah, kau akan meremukkan semua lapisan es dibawahnya .

dia rapuh .

hinata dapat menangkap itu dari matanya .

"jadi, apa yang kau tunggu ?"

gaara berbisik di telinga hinata, darah hinata mendesir cepat dan meliuk liuk mengisi nadinya, sesaat, ia lupa cara bernapas ..

melihat reaksi gadis itu gaara makin mendekatkan tubuhnya .

hinata menegakkan tubuhnya saat punggungnya bersentuhan dengan dada bidang gaara .

"aku sudah lapar, jadi cepatlah .."

ucap gaara tepat di telinga hinata, sehingga dia dapat merasakan udara berhembus keluar dari mulut gaara .

gaara menjauh, dia berjalan santai setelah berhasil menggoda hinata .

hinata masih kaku dan terdiam di sana .

tibatiba dia jadi lupa bagaimana membuat kare .

setiap suapan gaara dicermati baikbaik oleh hinata .

apakah rasanya sudah pas ?

terlalu pedas ? asin ? manis ?

tapi wajah gaara sempurna sekali menyembunyikan setiap ekspresi yang ingin dianalisa hinata . merasa diperhatikan akhirnya gaara menghentikan makannya .

"apa aku terlihat semakin tampan saat makan ?"

ya, jawab hinata dalam hati .

tapi bibirnya dengan cepat menjawab tidak .

gaara tetap datar, dia melahap suapan yang terakhir lalu meletakkan piringnya yang bersih di depan hinata .

gaara melihat kilatan senang di mata hinata saat melihat dia menghabiskan makanan yang dibuat hinata .

gaara berdecak, gadis ini selalu menarik untuk digoda .

"kau pikir makanan buatanmu enak, huh ? .

jangan salah, itu hanya karna aku lapar ."

kilatan itu lenyap, hinata menunduk memandangi ujung kakinya .

hati gaara berdenyut kecil, sebuah rasa iba tibatiba muncul di dadanya saat melihat hinata yang terlihat sedih .

apa apa an ini ?

pikirnya sebal .

dia berjalan melintasi hinata berusaha mengacuhkan nya . tepat saat berhadapan dan melihat wajah gadis itu secara jelas, sebuah keinginan kuat menyuruh tangannya membelai kepala hinata .

saat tangannya bersentuhan dengan rambut hinata dia merasakan sentakan kecil dari gadis yang kaget itu .

"aku hanya bercanda ."

kalimat itu meluncur begitu saja dari bibirnya, lalu dengan masih sok acuh gaara berlalu, tanpa menoleh ke arah hinata lagi .

oooooo

"saya sabaku gaara ."

gaara tidak menunduk untuk memberi hormat . benar benar sebuah perkenalan yang kaku . tapi kesan pertama itu justru yang membuat gadis di kelas tak berhenti membicarakannya .

naruto sengaja mengosongkan bangku di belakangnya, dia tahu gaara adalah mahkluk yang tak mudah beradaptasi . hinata sempat protes karena gaara berarti akan duduk tepat di sebelahnya . saat naruto menanyakan alasannya, hinata tak menjawab, membuat naruto tetap bersikeras menyuruh gaara duduk di belakangnya .

"naruto bodoh, apa kau sengaja ingin menyiksaku ?" pikir hinata .

debaran jantungnya selalu melenceng tiap berada di dekat gaara . itu membuatnya depresi .

gaara menarik kursinya dia melihat hinata sekilas .

"si hyuuga." pikirnya .

gaara merasa canggung berada di tempat ramai seperti ini . dia hanya diam saja, bingung harus berbuat apa .

naruto masih asyik bercanda dengan kiba dan temantemannya yang lain . gaara mendengus

kenapa manusia bodoh itu memaksaku ke tempat membosankan seperti ini .

dia mengetukngetuk mejanya sambil melihat ke arah luar jendela .

"em ? hey, gaara ya ?"

gaara menoleh, mendapati sosok bertubuh ramping dan berambut pirang berdiri di depan mejanya .

ya kalau itu namaku, lalu kenapa ?

tapi gaara malas mengucapkan kalimat panjang itu . jadi dia hanya mengangguk .

"aku ino ."

gadis itu mengulurkan tangannya, gaara hanya melirik lalu memutuskan untuk mengabaikannya .

"apa ada sesuatu yang penting yang harus kau bicarakan denganku ?"

ino meringis dan menarik tangannya . dia tak menyangka gaara akan se ketus itu padanya . apa pesona ku kurang ?

gaara masih menunggu jawaban ino . ino jadi gugup dipandang gaara dengan tatapan dingin .

"ti-tidak, hanya berusaha mengakrabkan diri, yahh, begitulah ."

dia kehabisan katakata . gaara mendengarkan dengan bosan . karena tidak mendapat respon, ino memanfaatkannya untuk menghindar dari gaara saat itu juga .

"ba-baiklah gaara, umm, bye ."

hinata terkikik melihat kejadian barusan .

bagus, dengan begini tak ada gadis yang akan berani mendekati gaara .

eh ?

kenapa juga dia merasa senang ?

hinata menepuk nepuk pipinya, sadarlah hinata ! apa kau bisa begitu cepat menyukai seseorang ?

tapi bagaimana kalo iya ?

gawat, lihatlah gaara hinata, apa yang dia cari dari gadis sepertimu ?

hinata asyik bergelut dengan pikirannya sendiri, tanpa sadar gaara memperhatikannya sejak tadi .

"haahhhhh, konyol sekali tempat ini."

oooooo

murid murid SMA konoha langsung berhamburan keluar begitu bel pulang sekoah berbunyi .

gaara berjalan santai mendengarkan ocehan naruto .

"yah, kau tau kan kakashi-senpai memang selalu berpenampilan begitu . jangan sekalikali usil membuka maskernya . kau tau kenapa ? dia punya wajah yang sangat jelek dengan gigi gigi yang besar dan bibir yang terlalu tebal .."

EHEM !

tubuh naruto langsung kaku sesaat, suara itu terdengar sangat familiar ..

"gg-gawat ."

naruto tak berani menoleh setelah dia ingat suara siapa itu . pundak naruto ditepuk pelan .

"jadi naruto, bisakah kau ke ruanganku sekarang ? aku merasa kau begitu sempurna menjelaskan bagaimana bentuk wajahku ."

naruto merasakan tangan kakashi mencengkram pundaknya kuat .

"ss-ssegera, senpai ."

naruto berbisik ke arah gaara,

"kau pulanglah duluan, aku rasa ini bisa sangat lama ."

"NARUTO ?" kakashi berteriak tidak sabar .

"b-baik."

"sampai jumpa gaara ." naruto berlari ke arah kakashi dan mulai berjalan cepat di belakangnya .

"bodoh .." gaara memasukkan tangan ke saku celananya . pandangannya tetap lurus ke depan walaupun di sepanjang jalan terdengar bisik bisik gadis kagum mengucapkan namanya .

saat sampai di gerbang sekolah, gaara melihat hinata yang sedang ngobrol dengan gadis berambut pink . gaara sebenarnya ingin mengabaikan hinata, tapi sebuah mobil melintas cepat ke arah hinata . gaara mencoba menenangkan dirinya .

dia akan menyadarinya .

lagipla apa pedulinya aku dengan gadis itu ?

tapi saat gaara melihat mobil itu makin mendekat hatinya berkata lain, jelas dia khawatir .

harusnya kau sudah menghindar sekarang .

tapi dia masih melihat hinata tertawa tawa dengan gadis berambut pink itu .

menghindarlah sekarang ..

mobil itu masih meliuk liuk melanggar bahu jalan dan makin mendekat .

sekarang !

hinata tetap di tempat dan mobil itu tinggal semeter dari tempatnya berdiri .

"SIAL ! hey, hyuuga awas !"

gaara berlari menarik tubuh hinata dan merapatkannya ke arah tembok gerbang sekolah, tangannya melindungi kepala gadis itu dari kerasnya tembok . dirasakannya angin menghantam keras di punggungnya saat mobil itu lewat .

nyaris sekali, tapi hinata selamat .

"mad driver !" sakura berteriak kesal .

sambil memandang mobil yang masih bergerak dengan kecepatan yang sama .

"kau tidak apapa ?"

suara lembut itu memaksa hinata membuka matanya . wajah gaara hanya sepersekian senti dari wajahnya sekarang . irama nafas pemuda itu bisa di dengarnya dengan jelas .

"apakah semua gadis seperti kau saat mengobrol ? lupa waktu dan mendadak tuli ?"

gaara melepaskan pelukannya, dan melihat bibir hinata yang gemetar .

"apa kau masih bisa menangis kalau saja mobil itu berhasil menabrakmu ?"

hinata mengeluarkan air matanya . dia tidak bisa bicara apapa .

"bodoh !" gaara berteriak lantang sesaat sebelum pergi .

hinata terduduk lemas . sakura langsung meraih tangannya dan membantunya berdiri .

"kasar sekali lakilaki itu, huh !"

hinata mengusap airmatanya dia memandang punggung gaara yang menjauh .

"tidak, tidak, sakura, dia peduli padaku ."

"hah ?"

sakura menarik alisnya, dia tidak mengerti apa maksud hinata .

ucapannya tadi ..

dia membentakku karena khawatir .

hinata tersenyum, menyentuh dadanya yang bergejolak ringan .

yaa ..

akhirnya aku tau, aku benar benar menyukai gaara .

suka sekali ..

to be continued ...

berhubung saya author baru, mohon saran dan reviewnya :)