KONNICHIWA MINNA!
Hohoho. Ricchan balik lagi! Padahal masih ada fic yang belum selesai, tapi Ricchan malah keinspirasi buat fic baru. Hehehe...!
no bacot lah...
'SEASON'
Kuroko No Basuke bukan milik Ricchan,
kalau Ricchan yang buat ntar ujung-ujungnya jadi
cerita fangirl gaje XD
tapi fic 'SEASON' murni milik Ricchan
dan hanya dibuat demi kesenangan semata
[genre : romance, school life, family]
[pair : Kise R. X OC X Akashi S.]
[Setting : SMA Teiko tahun pertama]
Langkah kakinya terlihat beraturan. Begitu kontras dengan hatinya yang tak menentu saat ini. Dengan menguatkan hati, perempuan berambut hitam panjang bermata semerah darah itu memasuki gerbang SMP Teiko. Tempat ia akan menghabiskan waktunya dua setengah tahun kedepan. Memang kini telah lewat satu semester, hanya saja karena kejadian waktu itu sang gadis akhirnya memutuskan untuk bersekolah disini.
Banyak mata menatap heran dan penuh tanya melihati gadis itu berjalan di lorong ditemani Sang Kepala Sekolah. Kepala-kepala yang penasaran jelas-jelas melirik pada sang gadis. Tepat di kelas dengan papan bertuliskan 1-A Pak Kepala Sekolah menghentikan langkahnya.
"Hajimemashite. Nijimura Yuki. Yoroshiku onegaishimasu!" ujar Yuki sedikit menunduk.
Banyak wajah asing yang dilihatnya hari ini. Namun diantara seluruh anggota kelasnya, pemandangan kontras sempat menarik perhatiannya. Seorang laki-laki bersurai emas yang tengah memasang senyum lebar, dan seorang laki-laki bersurai merah dengan bola mata berlainan warna. Dan entah kenapa, Yuki malah berakhir duduk ditengah-tengah kedua pemuda yang begitu kontas auranya. Si Kuning dengan aura ceria dan ringan, dan Si Merah dengan aura intimidasi yang kuat.
"Kise Ryouta desu! Yoroshiku-ssu!" ujar Si Kuning, Kise sambil mengangkat tangannya dan tersenyum lebar.
"Yoroshiku" balas Yuki.
"Ne~ne~ Apa kau masih ada hubungan dengan Nijimura-senpai?" tanya Kise terlihat penasaran. Memang guru sejarah kini tengah cuti melahirkan dan hanya memberikan tugas sehingga para siswa bisa dengan bebas bercengkrama satu sama lain.
"Nijimura-senpai?" Yuki balas bertanya.
"Nijimura Shuzo! Kapten itu kakakmu kan?" ujar Si Merah menjawab pertanyaan Kise.
"Akashicchi tau dari mana?" tanya Kise pada Si Merah, Akashicchi?
"Kapten sempat mengatakan padaku kemaren. Ia juga memintaku membawamu ke Gym sepulang sekolah" lanjut Akashi.
Perempuan itu terdiam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya menanggapi kedua laki-laki yang tengah berbincang mengenai Nijimura Shuuzo, kakak kandungnya.
"Hm... Baiklah" jawab Yuki memaksakan sebuah senyum diatas wajahnya.
Jam-jam sekolah berlalu layaknya biasa. Saat jarum jam tepat menunjukkan pukul 14.30, bel tanda berakhirnya jam pelajaran berbunyi. Satu per satu murid mulai meninggalkan kelas setelah memberi salam pada wali kelas. Yuki memegangi dadanya, sesak.
Dengan langkah pelan Yuki mengikuti kedua pemuda yang mengaku sebagai salah satu junior di tim basket, tempat kakaknya menjabat posisi kapten tersebut. Akashi berjalan sedikit di depan. Sedang sejak tadi Kise mulai bercerita tentang segala hal yang hanya dibalas oleh anggukan, gelengan atau pun tawa kecil dari Yuki.
"Konnichiwa-ssu!" sapa Kise seketika membuka Gym khusus tempat string 1 tim basket Teiko berlatih. Sudah ada beberapa orang lain yang tak dikenal Yuki didalam..
"Siapa itu Kise?" tanya pemuda bersurai dark blue terlihat acuh tak acuh sambil tetap memainkan bola oren di tangannya.
"Kanojo wa Nijimura Yuki desu. Nijimura-senpai no imouto. Nijimura-senpai irussu ka?" tanya Kise sambil menarik Yuki ketengah Gym. Memperkenalkannya dengan Si Raven Aomine, Si Hijau Midorima, Si Baby Blue Kuroko dan Si Ungu Murasakibara.
Tak lama terlihat Nijimura Shuzo keluar bersama dengan Shirogane, pelatih Tim Teiko. Latihan akan segera dimulai. Nijimura memberi tanda pada Nijimura kecil untuk menunggu di bench. Mau tak mau Yuki menuruti perintah kakaknya. Salahnya juga tadi pagi pergi ke sekolah sendirian, meninggalkan Shuzo yang masih bersiap-siap hendak mandi.
Mata Yuki cekatan menangkap setiap gerakan dari seluruh pemain. Masih kasar, tapi mereka semua punya bakat. Tak salah mereka bisa langsung memasuki kelompok satu maupun masih kelas satu. Lagi-lagi Yuki memegangi dadanya, merasa tak nyaman. Perasaan apa ini?
Satu jam berlalu cepat. Setelah diselingi dengan sebuah istirahat singkat, latihan hari ini pun usai. Midorima dan Murasakibara langsung menuju ruang ganti. Aomine dan Kise masih one on one, Kuroko sedang istirahat di tepi lapangan. Serta Akashi dan Shuzo yang sedang bercakap-cakap dengan Shirogane.
"Apa Yuki tidak bosan hanya melihat dari tadi-ssu?" tanya Kise yang sudah mengambil posisi di sebelah Yuki. Entah kapan ia mengakhiri sesi tambahannya dengan Aomine. Yuki sempat termenung. Lagi-lagi.
Kise yang tak mendapati jawaban balas menatap wajah gadis itu lamat. Entah kenapa, terlihat sedih?
"Yuki, ayo pulang" ajak sudah Shuzo berdiri dihadapan Yuki dan Kise yang terdiam cukup lama.
Yuki mengangguk. Sedikit menunduk pada Kise, memberi salam. Begitu pula pada yang lainnya. Perasaan canggung sempat menggerogoti kakak adik itu. Memang selama ini karena perceraian orang tua mereka, Shuzo tinggal di Tokyo bersama Ayah, sedang Yuki dan dia tinggal di Kyoto bersama Sang Ibu.
"Kenapa kau meninggalkanku tadi?" tanya Shuzo, dari nadanya jelas terlihat bahwa ia sedang marah pada adiknya.
Yuki tak menjawab. Lebih tepatnya, ia tak bisa menjawab.
"Yuki, kau harus mencoba menerima seluruh kejadian itu. Kau hanya akan terus melukai dirimu sendiri dengan bersembunyi dan lari" ujar Nijimura.
Yuki menundukkan kepalanya. Ia tahu. Tapi ia tak bisa melakukan apa pun bukan?
"Ne, Shu-nii. Apa sebaiknya waktu itu aku ikut dengannya?" tanya Yuki pelan, seolah berbisik. Namun sebuah cengkraman kuat langsung terasa di pundaknya.
"Jangan bicara seperti itu lagi Yuki! Dia juga tak akan senang mendengarmu berkata seperti itu! Kau harus belajar menerima semua ini Yuki!" Shuzo menaikkan nada suaranya. Wajahnya jelas menampakkan ekspresi marah, namun kesedihan juga tak luput dari sana.
"Shuu-nii BAKA!" teriak Yuki berlari, meninggalkan Shuzo yang diam mematung.
'Nee, kenapa semuanya jadi sepert ini, Haru?' batin Nijimura Shuuzo.
.
.
.
Bunyi derit ayunan terdengar setiap kali gadis itu maju mundur di ayunan itu. Tubuhnya yang kecil membuat ayunan yang sebenarnya ditujukan bagi anak SD itu masih sanggup menahannya. Pergerakan gadis itu terhenti saat ponselnya berbunyi.
"Moshi moshi Okaa-san?" jawab Yuki
"Moshi moshi Yuki. Bagaimana hari pertamamu di Tokyo?"
"Hm.. Baik"
"Suaramu aneh. Apa kau benar baik?"
"Aku baik-baik saja Okaa-san! Aku hanya sedikit bertengkar dengan Shuu-nii"
"Dame dayo! Shuuzo itu saudaramu satu-satunya sekarang. Akur-akur dengan Shuuzo ya, Yuki! Ah, maaf. Okaa-san masih ada client malam ini. Kalau ada waktu nanti Okaa-san hubungi lagi. Jangan tidur kemalaman Yuki! Jaa!"
"Jaa, Okaa-san" Yuki menutup sambungan telpnya.
Yuki kembali menggerakkan ayunannya maju mundur. Hatinya sudah agak tenang. Tapi tetap saja ia masih malu untuk pulang ke rumah. Apalagi ia sempat meneriaki BAKA pada Shuu-nii nya. Yuki hanya bisa menghela nafas panjang.
"Are? Yuki? Apa yang kau lakukan disini-ssu?" tanya sebuah suara.
Yuki mengalihkan pandangannya, menatap surai emas yang kini terlihat bingung. Yuki tak tahu apa harus memberitahu Kise masalahnya. Namun ia tak ingin menyusahkan orang lain. Ya, dia tak ingin menyusahkan siapapun lagi.
"Kenapa kau belum pulang?" tanya Kise mendekat. Bau keringat jelas tercium darinya. Tangannya juga memegang sebuah bola basket. Sepertinya Kise baru saja selesai berlatih basket.
"Se-sebenarnya aku bertengkar dengan Shuu-nii" aku Yuki malu-malu.
Diluar dugaan, Kise malah tertawa. Tangan besarnya mendarat di kepala Yuki dan mengubrak-abrik rambut hitam panjangnya. Rasanya aneh. Dada gadis itu berdegub kencang. Aneh.
"Aku juga sering bertengkar dengan para Onee-chan ku. Tapi sampai diluar rumah semala ini tak baik loh! Mau aku antarkan pulang?" tawar Kise menjulurkan tangnnya.
Yuki hendak menggapai ragu-ragu. Namun tangan Kise kini menggenggam tangannya erat. Kuat, namun tak menyakitkan. Rona merah sedikit membayang di pipinya.
'Perasaan apa ini?' batin Yuki.
Pemuda dihadapannya begitu menawan. Cerah, hangat, seperti matahari. Ceria, menularkan kebahagiaan. Benar-benar sepertinya.
'Haru'
.
.
.
To be Continued
Fic gaje lagi... Ricchan kerjanya cuma bikin fic jage terus...
semoga gak ada yang bosen :D
Saa,,
Review? Fav? Follow? Semuanya aja :D #plak
See you next time desu!
