[ain't no cure for love]
#NulisRandom2017
Bagaimana kabarmu? Kupikir kau sudah lama mati—kuharap, ya. Agar rinduku juga mati terkubur bersama jasadmu.[*]
Masa kilas-balik bergelayut manja dalam bayang, memproyeksikan waktu-waktu yang telah lalu; kebersamaan, keindahan, suka dan duka, lantas lenyap dihantam ketololan. Atas dasar cinta, kau putuskan untuk meninggalkan segalanya. Kembali lagi ke titik nol, menjadi pribadi baru, yang lain sama sekali. Kau meyakinkan diri untuk tidak sekali-sekali menyesali pilihanmu, meski semakin kau meyakinkan diri, semakin tumbuh bibit-bibit penyesalan di dadamu. Kau tahu kau takkan mampu menahan lebih dari satu dekade.
Demikianlah alasanmu berdiri di sini, di suatu tempat, berbataskan horison, di antara lembayung yang membayangi semesta laut, menanti seseorang.
di mana kau taruh separuh mataku?
apa kau menelannya atau meludahkannya
aku ingin meminta kembali;
mataku, separuh mataku …
mataku yang menyaksikan seribu kenangan bersamamu
hendak aku kubur
{bersama jasadmu, sebentar lagi}
sebab aku akan menebasmu
dengan pedang yang aku ciptakan dari darah dan airmataku sendiri
Kau tidak mencoba mengelak, tidak pula kau coba untuk kembali mencumbuinya melalui serangkaian kalimat-kalimat yang berkecamuk dalam kepala. Kau hanya diam, menyaksikan senja, memandang matahari yang sebentar lagi tenggelam jauh ke dasar laut. Daun-daun tidak pernah berguguran, meski ditempa angin, badai, ombak. Kebencian barangkali terus bersenandung sepanjang hari, menciptakan kata demi kata yang mencoba mengecup sepi. Kau tahu kau pantas mati, dengan atau tanpa tebasan pedang darinya. Atas nama kepedihan yang terus bergaung panjang setiap malam; melalui mimpi-mimpi, memberi pertanda.
Kau biarkan selembar kertas itu terbang dibawa angin, tenggelam, hilang.
aku menaruh separuh matamu di dalam kotak sewarna perak
aku menghilangkan kuncinya, sengaja
agar tidak satupun dari kita yang bisa memilikinya
kau tahu kenapa
{ya, kau tahu kenapa}
sebab kau akan menebasku
dan aku takkan membiarkanmu menguburku bersama matamu
Seseorang itu tidak pernah datang. Kau lalu putuskan untuk menelan habis matanya.[]
12:54 AM – 17 June 2017
Gintama © Hideaki Sorachi
Prompt © Naditya Aruna Candala
