Day Dream.

Fanfic ini bisa tercipta.. karena suatu alasan...

Disclaimer : Sengoku Basara dan DMC punya Capcom.

Rate : T

Daripada sakit sendiri.. mending sakit bareng-bareng.. Daripada nge-fly sendiri. Mending nge-fly bareng-bareng yuk!


Sore ini.. perasaanku tidak enak. Kami sedang mengalami jam kosong dan tinggal menunggu bel pulang karena guru yang mengajar ada tugas ke luar kota.

Angin memasuki kisi-kisi jendelaku. Menyapaku dan seolah bertanya, apa yang kau lakukan?

Aku sendiri bingung. Padahal dari tadi terpampang yougert strawberry kesukaanku. Tapi.. entah kenapa.. aku kehilangan selera makan.. aku seperti kehilangan sesuatu yang penting...

Aku melirik ke keluar jendela. Tampak seorang pria tinggi sedang dikerumuni dan diteriaki beberapa penggemarnya. Dia adalah Date Masamune. Seorang guru bahasa inggris yang cukup populer.

Dia punya kharisma, dan aku pun mengakuinya. Aku sendiri adalah seorang murid pindahan dari Indonesia ke Jepang karena orang tuaku terpaksa pindah demi pekerjaan.

Aku cukup famous.. selain karena murid asing. Aku jago membuat puisi bahasa inggris dan juga menulis sekaligus bercerita bahasa inggris. Anehnya, aku sangat jarang bertemu Date-sensei.

"Hei.. melamun saja.." kata Sakuya. Teman sebangkuku. Aku hanya melempar senyuman iseng dan terfokus pada yougert strawberryku.

"Ngomong-ngomong... kudengar guru bahasa inggris kita akan diganti dengan Masamune-sensei.."

Croott!

Aku terbatuk beberapa saat. Sementara Sakuya juga membantuku menghilangkan rasa tersedak dari tenggorokanku. Setelah agak baikan. Aku kembali mendengar omongannya.

"Kenapa kau sangat kaget?" tanya Sakuya. Aku hanya menggeleng. Lalu menghela nafas panjang.

"Jadi benar kalau... Tatsuga-sensei akan.. pindah..." gumamku. Aku menahan air mataku. Tatsuga-sensei, adalah guru yang paling dekat denganku.

Dia guru bahasa inggris yang sangat baik. Dia sabar, dia membuatku yang pendiam dan dingin menjadi lebih hangat dan terbuka. Rasanya sangat sulit kehilangan guru sebaik dia...

"Selamat sore anak-anak.." kata suara paruh baya. Suara itu.. Tatsuga-sensei!

"Tidak terasa kita mengalami setengah semester dengan cepat ya.." kata Tatsuga-sensei sambil mengambil tempatnya di depan kelas. Suasana hening. Aku pun terfokus pada Tatsuga-sensei. Meskipun dalam hati aku menjerit sekuat yang aku bisa karena tidak terima harus kehilangan guru yang seperti ayah keduaku itu.

"Tatsuga-sensei akan dipindah ke kota lain.. terimakasih karena sudah bersama sensei selama ini.. maaf jika sensei pernah memarahi kalian.. maaf kalau kalian mungkin merasa tidak suka dengan sensei.." kata Tatsuga-sensei.

Suasana masih hening. Sayup-sayup terdengar hisak tangis dari beberapa murid perempuan. Anak laki-laki mematung karena shock..

Sakuya memandang ke arahku. Memandangku yang menundukkan kepala. Tidak kuat melihat punggung sensei yang akan semakin kecil dari pandanganku.. lalu pergi meninggalkanku..

Sakuya mengusap punggungku. Berusaha memberikan efek tenang.. tapi itu tidak berarti. Itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang kurasakan.

"Jangan berhenti belajar meski sensei tidak membimbingmu lagi.. kembangkan bakatmu... sensei yakin kau adalah murid yang hebat..." kata Tatsuga-sensei sambil ikut mengusap punggungku.

Semua tatapan tertuju ke arahku. Sementara aku tidak mempedulikannya. Meski ada beberapa anak yang mungkin merasa tidak adil. Mereka semua mengerti.. kalau aku dan sensei memang sangat dekat..

Seketika semua memori yang lalu teringat kembali. Saat aku pertama kali bertemu sensei.. saat aku mendapat tutor khusus dengan sensei.. saat sensei membelikanku dango.. saat sensei mendengar semua keluh kesahku karena merasa kesepian sampai menangis.. semuanya...

Air mataku akhirnya mengalir. Aku menangis dalam diam. Aku tidak mau menatap sensei.

"Dan itu.. adalah guru baru kalian..."

Decitan sepatu pelan memenuhi suasana ruang yang hening. Tampaklah seorang pria berambut coklat cukup panjang dengan eyepacth di mata kanannya.

"Date Masamune-sensei. Aku yakin kalian sudah mengenalnya. Karena dia sangat tampan dan terkenal.." kata Tatsuga-sensei dengan nada senyum yang dipaksakan.

Sementara Date-sensei tersenyum pahit. Dia melihat beberapa siswa yang memasuki tahap perasaan pancaroba (?)

Antara sakit kehilangan guru malaikat. Dan senang karena mendapat guru yang enak dilihat.

Tatsuga-sensei menjauh dariku dan menghampiri Date-sensei. Dia seperti membisikkan sesuatu padanya. Lalu Date-sensei mengangguk.

"Sampai jumpa semuanya.. lain kali jika kalian melihat sensei.. sapalah sensei.. jangan lupakan sensei ya?" tanya Tatsuga-sensei.

Semuanya mengangguk dan mengatakan 'Iya'. Ada yang mengatakan selamat berjuang dan penyemangatan. Sementara aku masih diam. Aku tidak bisa lepas dari rasa sedih ini..

"Okay.. be strong students! Kalian masih bisa bertemu dengan Tatsuga-sensei lain kali.." kata Date Masamune-sensei.

Suara yang kuat dan dalam. Tapi sangat asing.. ya. Aku memang sangat jarang bertemu dengan Masamune-sensei.

Teman-temanku mulai mengajak Tatsuga-sensei untuk berfoto bersama. Sementara aku mulai mengangkat kepala dan berpangku tangan. Melihat mereka semua difoto oleh Masamune-sensei.. semuanya... tanpa aku...

"Kau tidak makan? Nanti kau sakit lo.." kata Ibu melihatku hanya memandang makanan saja.

"Iya bu..." kataku. Aku mulai menyantap makananku. Aku mengingat kembali kejadian sore tadi. Mereka semua berfoto tanpa aku. Apakah mereka melupakanku? Apakah mereka sudah lupa kalau diantara mereka.. akulah yang paling tersiksa? Sepertinya hanya aku yang 'benar-benar' sedih waktu itu.

Kesedihan mendekatkan.. tapi kesenangan... membuat jarak...

Itu fakta, dan aku mengalaminya. Berkali-kali, bahkan saat aku masih berada di Indonesia.. keberadaanku seolah ada dan tiada. Aku nyaris tidak dianggap. Bahkan Sakuya sekalipun kadang melupakanku...

Gerakan sendokku melambat memikirkan hal itu. Apalagi sekarang Tatsuga-sensei.. guru yang paling dekat denganku.. meninggalkanku. Apa lagi yang akan terjadi padaku?

TBC.

To Be Continue..


Reader : tumben kok ceritanya ngenes gitu..

Author : gua udah sering buat cerita ini...

Review jika ingin ini berlanjut~