Di sc: Om Masashi donk….

Pair: Sasu×Naru always…

Rate: T buat awal….

Warning: Yaoi a.k.a boyslove, Ooc, Bahasa . Don't like,Don't read…jadi dari pada muntah waktu baca mendi ngan tekan tombol keluar saja. Thanks.

Note's: Ini adalah fict pertama Chii… ^^ Jadi mohon maaf kalau banyak sekali kesalahan yang Chii perbuat di sini… Saya rencananya mau buat 11 chapter… tapi, sepertinya… lemonnya di undur sangat… ^^" Paling, chapter-chapter akhir baru Chii keluarin… ^^ Saya mohon Reviewnya ya… bukan FLAME nya… ^^ Arigatou… ^^

"berbicara"

'berpikir'

MINUS 100%

By: Call Me Chii

Normal pov:

Bulan menggantung, menunggui waktu untuk berganti tugas dengan sang mentari. Terlihat dua orang pria berambut keemasan, dan seorang wanita berambut merah darah, menyusuri jalan dengan mobil Limosin type terbaru milik mereka, menuju sebuah rumah. Sebuah rumah yang akan menjadi sebuah neraka bagi salah satu di antara mereka.

Di dalam mobil:

"Tou-San,kita mau kemana?," tanya salah satu pria tersebut, yang terlihat lebih muda.

"Tentu saja bertemu calon menantuku, Naruto" jawab seorang pria lagi yang bisa di pastikan ayah dari pemuda yang di panggil Naruto itu.

"Apa? Dan Kaa-San setuju?" tanya Naruto.

"Ya, Kaa-San sih setuju saja demi kebaikan perusahaan kita. Dan calonmu itu anak teman Kaa-San, jadi Kaa-San merestuinya….Naru." jelas wanita tersebut.

Naruto pov:

'Mungkin inilah siksa sebelum kubur' Dewa mengapa engkau begitu membenciku? Padahal ini bukan jaman Siti Nurbaya, tapi mengapa? mengapa masih ada yang namanya PERJODOHAN?.

"Tapi Kaa-San,aku tak mengenal orang yang akan di jodohkan kepadaku. Mengapa langsung di adakan pernikahan?" protesku pada Kaa-San. Jelas saja aku menolak, aku tak mengenal orang yang akan di jodohkan padaku, mana mau aku menikah dengannya?

Normal pov:

Akhirnya mobil itu berhenti tepat di depan rumah megah bersimbolkan kipas penjaga api(1). Di dalam mobil Naruto tak henti-hentinya menggerutu, sampai ayahnya menyeretnya keluar dari limosin itu.

"Bukankah lambang itu….." belum selesai Naruto berbicara, ia langsung di seret masuk menuju neraka yang tak berujung.

"Hai Kusina…apa kabar?" tanya lebih tepatnya seruan seorang wanita berambut hitam kebiru biruan. Menghampiri mereka, menyambut kedatangan tamu yang baru saja datang itu.

"Kukira kau tak akan datang Namikaze Minato...," ucap di ngin seorang pria di belakang wanita tersebut.

"Mana mungkin aka tak datang Uchiha Fugaku." balas pria yang tadi di panggil Minato itu.

Tentu saja hal itu membuat Naruto melongo. Sang tuan rumah ternyata benar kenalan orangtuanya.

"Ah…jadi ini Naruto yang kau bicarakan? Manis sekali. Oh, ya aku lupa, Sasuke kemarilah. Ini calon mempelaimu? Manis bukan?" tanya wanita pemilik rumah itu. Sesaat setelah di panggil seorang pemuda tampan, muncul di hadapan para tamu itu.

"Aih…Sasuke kamu sudah besar ya? Mikoto, di a makin persis dengan Fugaku." kata Kusina, sambil menghampiri pemuda itu.

Sasuke menghampiri Naruto, Naruto terpesona melihat mahluk sempurna di depannya.

"Aku tampan bukan, DOBE?" katanya penuh penekanan pada kata-kata terakhir.

"Ap..apa maksudmu? Dan kenapa memanggilku dengan sebutan dobe, TEME?" seru Naruto pada Sasuke.

"Karena kau bersikap begitu dobe..!" balas Sasuke.

"Sepertinya mereka cocok ya, Mikoto?" tanya Kusina pada Mikoto.

"Yah, sepertinya. Dan sepertinya Itachi akan di langkahi Sasuke." jawab Mikoto sambil tertawa.

"Bagaimana Minato, Fugaku? Kapan pernikahan mereka di adakan?" tanya mereka berdua bersamaan. "Ya.. kita adakan lusa..!" jawab Minato dan Fugaku bersamaan.

Esok lusanya pernikahan itu di adakan. Sungguh pesta yang sangat mewah, yang pernah di adakan di Konoha. Banyak pengusaha muda yang hadir disana.

Ruang rias Naruto:

"Naru kau manis sekali.." kata Kusina. Kata-kata itu di anggapi Naruto denga n gembungan pipinya.

"Tok…tok…tok…" suara pintu di ketuk perlahan.

"Sebentar…" kata Kusina sembari berjalan kearah pintu.

"Ah…Sasuke-kun toh? Silahkan masuk…Naru juga sudah siap." kata Kusina.

Sasuke Pov:

Aku termenung melihat pria manis di hadapanku. "Naru..Kaa-san tinggal dulu ya.." kata bibi Kusina.

"Kenapa kau di am saja teme? Mau ketawa silahkan saja. Huh..kenapa sih aku harus memakai baju perempuan seperti ini?" gerutunya.

'Uh manis sekali' aku ingin memakannya. "Itu menandakan posisi kita dobe. Dan..kau kenapa bermuka seperti itu? Kau manis kok dalam pakaian itu." kataku sambil mendekat kearahnya. Entah orang ini bodoh atau apa, dia tak merasakan kehadiranku yang berada didepannya.

"Kau bicara apa tem.." dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Jarak bibirku dengan bibirnya semakin dekat, dan akhirnya bibir kami bertemu. Awalnya dia menolak, tapi karena perbedaan kekuatan akhirnya dia ikut bermain lidah bersamaku.

Di karenakan kebutuhan oksigen yang tidak bisa ditunda, aku melepas ciuman yang berdurasi 5 menit itu. "Kau…kau gila teme, kau mau membunuhku ya?" serunya yang membuatku mengharuskan menutup telinga.

"Ya..aku gila dengan bau khasmu itu dobe. Dan aku akan membuat kau lebih menyukainya saat kita mengikat janji." kataku sambil menuju pintu.

"Kau ikut, sudah waktunya!" ujarku menarik lengannya.

Normal pov:

Sasuke dan Naruto keluar dari ruang riasnya. Mereka menuju ruang yang akan menjadi tempat resepsi pernikahan mereka. "Dan mari kita sambut kedua pasang insan yang sedang berbahagia ini.." ujar MC setelah melihat Sasuke dan Naruto keluar dari persembunyiannya.

"Pasangan yang serasi ya?"

"Itu yang berpakaian gaun itu manis ya?" begitulah komentar-komentar yang mereka dapatkan.

Hah, sunguh malam yang panjang. Apalagi ketika mereka berdua di pinta berciuman. Terlihat Sasuke sih senang-senang saja tapi, Naruto langsung membeku saat Sasuke mendekatkan bibirnya pada bibir munggil Naruto. Ciuman itu sangat lama, mungkin jika tidak ada suara letusan balon mereka takkan berhenti berciuman.

"Cih..mengganggu.." desis Sasuke. Malam itu banyak sekali yang memberi ucapan selamat kepada mereka berdua, mungkin hingga Sasuke dan Naruto tepar memegangi tangan mereka yang keram karena kebanyakan bersalaman.

Di dalam kamar pengantin:

Naruto menghempaskan dirinya kearah kasur pengantin mereka.

"Hahh...ternyata bersalaman saja bisa membuatku tepar.. Capek.." keluh Naruto.

"Memang kau saja yang capek? Oh ya dobe, kau mau bermain denganku tidak?" kata Sasuke sembari tersenyum aneh.

"Mmh…memang bermain apa teme?" jawab Naruto, sepertinya Naruto tertarik dalam permainan Sasuke.

"Kita akan bermain ini… Naru-chan ku…" jawab Sasuke, sambil tersenyum misterius.

Too Bii Contineuddd…

Hahaha…

(1)Itu tuh lambang Uchiha. Bener gak sich?

A/N: Maaf, GaJe kan? ==m namanya juga fict pertama… ^^" jadi mohon maklumi saja… ^^ Chii tunggu Reviewnya ya… ^^ NO FLAME!

Bonjour d'entre les morts
Chii, comme l'Ange de Mort