Disclaimer
Naruto@Masashi Kishimoto
Kaichou Wa Maid Sama@Hiro Fujiwara
Title/Story : I'm Yours@Komagata Haniko
Pairing : Uchiha SasukeXHaruno SakuraXUsui Takumi
Genre : Romance, AU
Rate : T
A/N Fict ini adalah sequel dari 'Be Mine!', Typo, OOC, GaJe. Fanfiction crossover pertama yang author tulis, semoga tidak mengecewakan.
Summary : Munculnya seseorang dari masa lalu Haruno Sakura di tengah-tengah kesibukannya bersama Uchiha Sasuke dalam mempersiapkan pernikahan mereka. Hal itu tentu saja mengusik ketenangan sang Uchiha yang memang selama ini bersikap sedikit posesif kepada Sakura.
Siapakah orang di masa lalu itu? Dan bagaimanakah tingkah seorang Uchiha Sasuke yang mati-matian mempertahankan calon istrinya?
Penasaran? Yukkk langsung ke Story! ;)
Happy Reading
Cekreekk!
Cekreekk!
"Yupp bagus sekali.. Ya pertahankan, gaya itu benar-benar natural.. Sakura atur posisi ke kiri! Lebih merapat ke arah Sasuke.. Ya, tangan kananmu memegang pipi Sasuke seperti itu. Bagus sekali.."
Cekreekk!
"Ok, satu kali lagi. Sekarang Sasuke kau tatap Sakura, lalu sebelah tanganmu memeluk pinggangnya! Yaa.. pas sekali. Benar-benar sempurna."
Cekreekk!
"Huaaa~ Akhirnya selesai. Aku sudah lelah." Ujar Sakura lega sembari merenggangkan otot-otot tubuhnya, di belakangnya Shimura Ino-sahabat baiknya sekaligus tata rias pribadinya untuk hari ini-sibuk menata rambut Sakura, membentuknya menjadi kepangan kuda.
"Hahahaa.. ini baru sesi pemotretan pertama 'kan? Dua hari lagi masih ada pemotretan di outdoor lho.. " Kata wanita ponytail tersebut mengingatkan Sakura.
Sakura mengangguk paham. "Ya sih, Sasuke-kun ingin foto prewedding dengan latar bunga sakura."
"Sai-kun mengusulkan memakai sungai meguro sebagai lattarnya. Itu pilihan yang tepat menurutku. Kebetulan di akhir bulan maret adalah waktu mekarnya bunga sakura 'kan."
"Aku mengikuti saja, asal Sasuke-kun setuju. Lagipula aku sangat percaya dengan kemampuan suamimu, Ino-chan." Sakura tersenyum manis pada sahabatnya. Ino memegang perutnya yang mulai membuncit, menunjukan adanya sebuah kehidupan baru di dalamnya.
"Yaa, terimakasih Sakura-chan.. Kalian sudah mempercayakan urusan foto prewedd kalian pada Sai-kun." Senyum Ino.
Sakura ikut membelai lembut perut Ino. "Tentu saja, kemampuan Shimura Sai tidak mungkin diragukan lagi. Benar 'kan Inojin-kun?!" Sakura berbicara ke arah perut Ino, seolah-olah sedang mengobrol dengan jabang bayi Ino yang saat di USG dikatakan berjenis kelamin laki-laki.
Ino tersenyum geli melihat tingkah sahabatnya.
"Sakura!" Sebuah suara bariton mengalihkan perhatian kedua wanita itu. Nampak Sasuke begitu terburu-buru mendatangi wanitanya.
"Ada apa Sasuke-kun?"
"Aku harus segera kembali ke kantor. Barusan Naruto menelfonku, ada metting mendadak bersama clien baru kami." Ujar lelaki itu dengan wajah menyesal. Padahal Sakura sudah mengatakan ingin berada di tempat Ino lebih lama, karena sudah sangat lama mereka tidak mengobrol.
"Pergilah Sasuke-kun, aku akan pulang sendiri. Aku masih ingin disini bersama Ino-chan. Tidak apa-apa 'kan? Lagipula kau akan repot dan terlambat kalau harus mengantarkan aku pulang terlebih dulu."
Sasuke diam tampak memikirkan ucapan Sakura, menimbang-nimbang jawabannya sendiri.
"Baiklah kalau itu maumu. Aku akan menelfonmu jika sudah selesai, dan aku akan menjemputmu."
"Ehh.. tidak usah Sasuke-kun, aku bisa pulang sendiri. Lagipula aku juga ingin mampir sebentar ke toko buku."
Sasuke terlihat tidak setuju dengan keputusan Sakura.
"Tidak. Aku akan tetap menjemputmu." Ujar Sasuke tak terbantahkan.
Sakura merengut, pasalnya Sasuke selalu saja risih apabila diajak ikut ke toko buku langganan Sakura, karena pegawai wanita di toko buku tersebut sering menggoda Sasuke, membuat pria itu selalu memburu Sakura agar cepat dan menyeretnya keluar.
Sedangkan Sakura ingin membaca bukunya dengan tenang sebelum memutuskan untuk membelinya.
"Baiklah, kalau begitu kira-kira jam berapa kau akan menjemputku?"
"Sekitar jam 4 sore."
"Um, jemput aku ke IrishBook saja ok, aku akan menunggumu di sana. Ada novel yang ingin ku beli." Mata emerald itu menatap Sasuke dengan memelas. Sasuke menghela nafas, belum lagi handphone dalam sakunya terus-terusan bergetar pertanda panggilan masuk.
"Baiklah." Sasuke akhirnya mengalah. Dikecupnya kening Sakura sebelum beranjak dari tempat itu.
Ino melirik Sakura dengan senyum menggodanya. "Si Sasuke itu masih saja posesif padamu ya?"
Sakura mengendikan bahunya. "Yaa seperti itulah. Tapi, tetap saja pekerjaannya yang paling penting. Semoga saja sesi prewedd kedua kami nanti tidak ada cliennya yang menelfon."
"Itu juga akhirnya untuk keluarga kecil kalian Sakura-chan." Ino tersenyum lembut membuat Sakura mengangguk setuju.
"Ya, apapun itu, asalkan Sasuke-kun tetap mencintaiku."
•
•
~000~
•
•
Sakura tersenyum puas ketika menemukan novel yang ingin dibelinya. Ketika gadis itu sedang asyik membaca sinopsis novelnya, handphone di dalam tasnya menjerit nyaring.
Sakura langsung merogoh tasnya dan mengambil handphone tersebut.
Sasuke-kun calling...
"Moshi-moshi Sasuke-kun?"
"Sakura kau dimana?"
"Aku sudah berada di IrishBook, Sasuke-kun."
"Maaf, sepertinya aku akan sedikit terlambat-akh.. kuso!"
Gedubraak!!
Sakura mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara heboh dari tempat Sasuke.
"Nee, Sasuke-kun.. Kau baik-baik saja?"
Tak ada jawaban. Terdengar Sasuke yang sedang berteriak memanggil nama skertarisnya untuk merapikan dokumen-dokumennya yang terjatuh.
"Sakura!"
"Ya?"
"Maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa menjemputmu tepat waktu."
Sakura memanyunkan bibir mungilnya, "Wakatta, aku akan pulang sendiri Sasuke-kun." Sakura berusaha menyembunyikan kekecewaannya.
"Baiklah, hati-hati! Aku akan menemuimu nanti malam."
Klik.
Panggilan terputus.
Sakura menghela napas.
"Ya, Sasuke-kun terlalu sibuk dan mengambil jatah pekerjaan yang banyak. Sesekali harusnya dia bersantai sedikit." Gumam Sakura pelan.
Mengabaikan rasa kecewanya Sakura langsung berjalan ke kasir dan membayar novelnya, diputuskannya untuk segera pulang dan melanjutkan bacaannya di rumah.
Sakura berjalan dengan santai. Tangan kirinya menenteng plastik kecil berisi novelnya, lengannya menenteng tas merahnya. Sementara tangan kanannya sibuk mengetik sesuatu di handphonenya.
To: Sasuke-kun
16:25 pm
Sasuke-kun, jangan terlalu memaksakan diri ya!
Jangan lupakan jam makanMu.
-aku mencintaimu-
love: Sakura
Sakura lalu menekan tombol 'send' beberapa detik kemudian muncul balasan dari operator bahwa sms nya sudah terkirim ke nomor Sasuke.
baru saja akan memasukan handphone nya kembali ke dalam tas ketika tubuhnya tiba-tiba membentur sesuatu yang tinggi kokoh sehingga tubuhnya terhuyung ke belakang karena kehilangan keseimbangannya.
"Kyaaa~"
Brak!
•
•
~000~
•
•
Naruto memasuki ruang kerja Sasuke. Pria berambut raven itu tampak frustasi, rambutnya acak-acakan dan mata obsidiannya tertuju lurus ke layar monitornya.
"Hei.. Teme! Aku pikir kau sudah pulang." Naruto lalu berdiri di samping Sasuke ikut meneliti apa yang sedang diketik olehnya.
"Dobe! Gara-gara dokumen ini aku tidak bisa menjemput Sakura." Gerutu Sasuke. Naruto menatap sahabatnya prihatin, padahal dirinya tahu bahwa hari ini Sasuke sudah mengajukan cuti kerja selama seminggu untuk proses foto prewedding.
"Sasuke, biar aku yang menyelesaikannya. Kau jemputlah Sakura-chan!"
Sasuke langsung menatap Naruto mencari kesungguhan dari pria itu, karena biasanya Naruto tidak mungkin bersedia melakukannya.
"Kau serius?" Sasuke menatap Naruto, berharap pria itu tidak sedang bergurau.
"Tentu saja. Aku 'kan temanmu. Hehe.." Naruto nyengir lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
Sasuke langsung melompat berdiri dan menepuk pundak Naruto.
"Terimakasih, Dobe!"
"Yo, Teme!"
Naruto lalu mengambil alih pekerjaan Sasuke. Sasuke buru-buru meraih tas kerja dan jasnya yang menggantung di sudut ruangan. Sebelum keluar Sasuke melirik Naruto yang tampak serius mengetik.
"Aku akan mentraktirmu makan di ichiraku ramen nanti."
Naruto langsung saja berseri-seri. "Yataa.. aku menunggu traktiran itu Teme!"
Sasuke hanya tersenyum tipis kemudian menutup pintu.
Tangannya langsung meraih handphone dalam saku jasnya, ada sebuah sms dari Sakura. Sasuke tidak bisa untuk tidak tersenyum membacanya.
Jemarinya lalu langsung menekan tombol dial, memanggil nomor Sakura.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan-
Sasuke berjengit, pria itu lalu terburu-buru melangkah menuju tempat parkir mobil khusus pegawai.
•
•
~000~
•
•
" Sakura!"
Sakura yang masih sedikit linglung langsung tersadar begitu mendengar namanya dipanggil. Ketika wanita itu membuka mata, yang pertama kali dilihatnya adalah sepasang mata yang nyaris berwarna sama seperti miliknya, emerald yang teduh dan tatapan yang tegas.
Sakura seketika terbelalak ketika menyadari siapa pemilik mata itu. Apalagi saat ini dirinya berada dalam rengkuhannya.
Sakura buru-buru menyeimbangakan kembali tubuhnya dan berdiri. Wajahnya seketika merona.
"Benar 'kan, Haruno Sakura?" Pria itu kembali memanggil namanya sambil menatapnya lekat. Sakura kali ini membalas tatapan itu. Lalu mengangguk pelan.
"Ya, ini aku. Usui Takumi." Pria bersurai pirang jabrik itu tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya, tatapan matanya melembut dan tersungging senyuman di wajahnya yang tampan.
Setelah acara tawar menawar, dimana Usui yang ngotot untuk mengantarkan Sakura pulang, sementara Sakura menolak dengan tegas, namun Usui tidak kehabisan akal. Pria itu terus menerus membujuk Sakura dan mengikuti Sakura. Pada akhirnya Sakura pun menyerah karena merasa malu menjadi pusat perhatian dari orang-orang di sekitar mereka.
Dan disinilah mereka sekarang. Sakura duduk dengan suasana hati yang sebenarnya gelisah di dalam mobil porsche milik Usui Takumi. Kontras dengan perasaan Sakura, sejak tadi Usui Takumi tidak bisa menahan senyumannya. Setelah tidak bertemu hampir enam tahun akhirnya mereka bisa bertemu hari ini.
Sakura menghela nafas, melihat keadaan handphone nya yang hancur. Ketika terjatuh tadi, handphone nya terlepas dari tangannya dan tepat saat itu ada seseorang bertubuh tambun yang lewat dan tidak sengaja menginjak handphone miliknya.
'Sha-chan~' Lirih Sakura dalam hati meratapi handphone kesayangannya.
"Bagaimana kabarmu Sakura?" Usui mencoba mengalihkan perhatian Sakura dari kemalangan handphone nya.
Sakura menoleh. Tatapan mata Usui yang walaupun hanya sedetik seperti menembus hatinya. Sedikit demi sedikit perasaan yang sejak dulu sudah di kuburnya dalam-dalam itu seperti ingin menyeruak kembali.
"Aku baik. Bagaimana denganmu?"
"Awalnya biasa saja. Tapi setelah bertemu denganmu jadi sangat baik."
Sakura hanya tersenyum tipis mendengar gombalan Usui.
"Sudah sangat lama ya kita tidak bertemu. Aku.. merindukanmu."
Sakura langsung menoleh ke arah Usui. Pria itu juga sedang menatap ke arahnya.
Wajah Sakura dihiasi semburat berwarna merah muda. Tidak tahu harus menanggapi seperti apa, Sakura memilih menundukan wajahnya yang merona. Membuat Usui mengulum senyumnya.
Sakura terheran-heran ketika Usui Takumi berhenti si sebuah pusat perbelanjaan.
"Kau tidak keberatan 'kan menemaniku berbelanja?"
Sakura menganga. Walaupun sempat menolak dan mengatakan akan pulang dengan naik Taxi saja, tapi lagi-lagi Usui Takumi berhasil membujuknya. Usui membeli beberapa perlengkapan dapur dan kamar mandi. Disampingnya Sakura membantu memilih barang yang ada dalam daftar belanjaan Usui, sementara pria itu mendapat bagian mendorong troli belanjaannya.
"Wah.. kalian pasangan pengantin baru yaa? Serasi sekali.." Beberapa ibu-ibu yang juga sedang berbelanja kini melihat ke arah Sakura dan Usui dengan tatapan takjub.
Sakura menelan ludah gugup, sementara Usui malah tersenyum lebar.
"Beruntung sekali anda nona, mempunyai seorang suami yang sangat tampan dan begitu perhatian seperti ini." Ujar ibu yang satunya lagi.
Usui tidak bisa menahan senyum gelinya ketika melihat Sakura yang merona dan berusaha menjelaskan kesalah pahaman mereka.
"Iie.. tidak seperti itu-"
"Terimakasih Bibi.." Usui langsung menyela ucapan Sakura kemudian dengan santai merangkul pundak Sakura. Sakura melototi Usui dan berusaha menjauhkan diri, namun Usui malah semakin mempererat pelukannya. ".. Aku hanya tidak ingin istriku di goda oleh pria lainnya."
Sakura mati-matian menahan keinginannya untuk mencekik Usui saat ini juga. Ibu-ibu itu sepertinya sangat puas dengan jawaban Usui.
Setelah selesai dengan basa-basi nya Ibu-ibu itupun berlalu.
Sakura langsung menyentakan tangan Usui kasar.
"Aku mau pulang." Sakura menghentakan kakinya dan berjalan cepat menjauhi Usui. Pria itu menyusulnya lalu menangkap lengan Sakura.
"Jangan marah, Sakura! Maafkan aku." Sakura hanya bisa menghela napas oleh tatapan memelas Usui.
Acara berbelanja itupun selesai 30 menit kemudian. Usui mengendarai mobilnya dengan santai. Sesekali menanyakan pada Sakura jalan menuju rumahnya, enam tahun meninggalkan jepang membuat Usui lupa jalan-jalan yang dulu sering di laluinya. Belum lagi banyak bangunan-bangunan baru yang membuat tampilan Tokyo menjadi berubah. Disampingnya Sakura mulai terlihat semakin gelisah, apalagi ketika mobil Usui memasuki kompleks perumahannya.
"Aku turun disini saja Usui." Pinta Sakura
"Tidak. Aku akan mengantarkanmu sampai di rumah."
Dan Sakura hanya bisa menerimanya dengan pasrah.
•
•
~000~
•
•
Sakura terperanjat ketika melihat porsche biru metalik milik Sasuke terparkir di depan rumahnya.
Usui Takumi mengernyit ketika melihat seorang pria berkemeja putih berdiri dengan gusar di samping sebuah mobil berjenis sama dengan miliknya, namun dengan warna yang berbeda.
Porsche hitam Usui berhenti tepat di depan rumah keluarga Haruno.
Sakura langsung menelan ludah gugup ketika Sasuke melihat ke arah mobil Usui.
"Ada apa Sakura, siapa pria itu?" Tanya Usui yang menyadari kegelisahan Sakura. Namun ketika pria itu menoleh Sakura sudah tidak lagi ada di sampingnya.
Sakura turun perlahan dari mobil Usui. Matanya bersirobok dengan tatapan cemas Sasuke.
"Sakura, kau dari mana saja-" Ucapan Sasuke terhenti ketika sosok seorang pria tinggi tegap ikut menyusul turun mengekori Sakura.
Sakura yang tinggal beberapa langkah lagi mencapai Sasuke langsung menoleh ketika menyadari tatapan Sasuke yang tidak lagi fokus padanya.
Mata Sakura melebar saat melihat Usui berjalan santai di belakangnya.
Sasuke tertegun. Pria berambut pirang itu sepertinya tidak terlalu asing baginya. Sasuke seperti pernah melihatnya. Namun dirinya tidak mengingat dengan jelas dimana.
"Sasuke-kun maaf, tadi aku-"
"Lho.. Usui?!" Teriakan Haruno Mebuki langsung menyentakan mereka bertiga.
"Wah.. benar kah ini dirimu, nak? Usui Takumi??"
Mebuki langsung berlari ke arah Usui, dan pria itu menyambutnya dengan hangat. Di peluknya Ibu Sakura itu, membuat Sakura berdiri horor menatap ke arah mereka. Takut-takut Sakura melirik Sasuke.
Sasuke terlihat menatap tajam ke arah pria pirang itu. Sakura langsung mendekati Sasuke dan memegang tangannya.
"Sasuke-kun.." Sasuke menghujamkan lirikam tajamnya pada Sakura, membuat wanita itu sedikit takut.
Sasuke merasakan kepalanya berputar. Sebuah beban yang teramat berat seperti menghantam kepalanya.
Pria itu, adalah Usui Takumi. Sasuke memang belum pernah bertemu dengannya sebelum ini, dan mereka juga tidak saling mengenal. Namun sebuah album foto di masa SMA tunangannya sudah membuatnya cukup mengenal seorang Usui Takumi secara garis besarnya saja.
Bagaimana tidak, dari Naruto lah Sasuke mengetahui tentang mantan kekasih Haruno Sakura yang bernama Usui Takumi. Kekasih pertama Sakura, itu berarti pria itu adalah cinta pertama Sakura.
Dan hal itu sudah cukup mengusik ketenangan Sasuke.
Setelah sekian tahun berada di London, kata Naruto. Lalu malam ini Sasuke mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Usui Takumi dan sedang bersama Sakura.
Mata Sasuke berkilat tajam. Dengan wajah dinginnya Sasuke menatap Sakura.
"Kenapa kau bisa pulang bersama pria itu, Haruno Sakura?" tanya Sasuke dengan penuh penekanan di setiap katanya.
Wajah Sakura memucat. "Aku bisa menjelaskannya padamu, Sasuke-kun.. Pertemuan kami tadi tidak disengaja. Aku dan dia bertemu di jalan dekat IrishBook, lalu aku tidak sengaja menabraknya dan-"
"Sakura! Apa yang kau lakukan di luar sana? Cepatlah masuk dan ajak Sasuke juga! Mari makan malam bersama!"
Teriakan Mebuki menyela penjelasan Sakura.
Sasuke bungkam, tidak berniat untuk menjawab.
"Sasuke-kun, aku akan menjelaskan semuanya padamu. Ku mohon, untuk sekarang kau tenang ya. Aku berjanji akan menceritakannya secara detail."
Sasuke tidak menjawab, namun pemuda itu langsung meraih tangan Sakura dan menggandengnya masuk ke dalam rumah.
Sakura menyadari sikap posesif Sasuke. Wajar saja kalau Sasuke salah paham dan cemburu. Namun saat ini, pria itu lebih memilih untuk membentengi Sakura dam menunjukan kalau Sakura adalah miliknya.
Sakura tersenyum kecil, lalu tangannya ikut meraih lengan kekar Sasuke dan memeluknya.
Usui tidak bisa mengalihkan tatapannya pada tangan Sasuke yang menggenggam erat telapak tangan Sakura, dan bagaimana Sakura juga terlihat begitu nyaman dalam genggaman pria itu, bahkan Sakura balas memeluk lengannya.
Dan.. Usui juga tidak bisa menyembunyikan rasa tidak sukanya.
"Usui!" Sakura menghampiri Usui bersama Sasuke di sampingnya. Hizashi tampak sedang membantu Mebuki mengambil mangkuk dan peralatan makan lainnya.
Tatapan mata Usui dan Sasuke bertemu. Tajam dan dingin.
"Perkenalkan, dia Uchiha Sasuke. Tunanganku." Usui merasakan seperti ada jarum yang langsung menusuk bagian dalam rongga dadanya. Namun pria itu tetap berusaha untuk tenang. Usui tersenyum tipis, kemudian mengulurkan tangannya pada Sasuke. Sasuke membalas uluran tangan Usui dan saling berjabat tangan. Mata mereka saling melemparkan tatapan tajam.
"Usui Takumi. Teman-ah mantan kekasih Sakura." Usui tersenyum miring.
Sasuke rasanya ingin sekali menendang pria itu sekuat tenaga. Namun panggilan Kizashi dan Mebuki berhasil mengalihkan perhatian mereka.
Makan malam itupun berlangsung dengan sedikit tegang. Sasuke harus menahan diri ketika Usui dengan sengaja menyinggung masa lalunya dengan Sakura. Sialnya kedua orang tua Sakura seakan tidak mengerti dengan suasana horor di sekitar mereka dan malah ikut menimpali dengan bersemangat. Sakura sendiri sudah meringis dan melirik Sasuke takut-takut.
"Ya aku ingat ketika Usui menggendong Sakura saat terjatuh dari tangga. Sebenarnya kasihan sekali melihat puteriku terjatuh, tapi wajah bodohnya ketika terjatuh malah membuatku ingin tertawa. Hahahaa"
"Ck.. Otousan!" Gerutu Sakura kesal.
"Ya benar sekali, malah Usui yang berlari dengan wajah cemas dan langsung menggendongnya." Tambah Mebuki yang tak sadar telah membuat suasana menjadi semakin keruh.
Usui diam-diam melirik Sasuke dengan senyum puasnya. Sasuke hanya diam. Berusaha tetap terlihat tenang.
"Ya, semua itu hanya bagian dari masa lalu kalian." Hizashi lalu tersenyum lembut ke arah Sasuke. "Sekarang sudah ada Sasuke yang akan menjadi masa depan Sakura." Sasuke hanya tersenyum tipis. Sakura merasa sedikit lega. Setidaknya kali ini ayahnya mengucapkan kata-kata yang baik.
"Tidak pernah ada yang tahu, siapa yang nantinya akan menjadi masa lalu dan siapa yang akan menjadi masa depan. Apapun bisa saja terjadi di esok hari dan mengubah segala hal yang sudah terencana." Kata-kata Usui barusan membuat aura dingin memancar dari Sasuke. Sakura dan kedua orang tuanya tampak menahan napas mendengarkan ucapan Usui barusan.
Keadaan seketika menjadi canggung.
"Ah.. lalu bagaimana kabar istrimu, Usui?" Sakura berusaha untuk menyelamatkan situasi, namun sepertinya hal itu tidak membuat obrolan menjadi lebih baik. Sakura salah memilih topik pembicaraan.
"Aku belum menikah, Sakura."
Semua yang mendengarnya tersentak kaget. termasuk Sasuke. Sedikit cerita yang di dapatnya dari Naruto, bahwa Sakura dan Usui terpaksa putus karena Usui telah di jodohnkan oleh keluarga angkatnya. Dan untuk membalas budi, Usui tidak bisa menolaknya.
"Apa maksudmu, nak?" Tanya Mebuki.
Usui tersenyum penuh arti lalu menatap Sakura lembut.
"Aku hanya akan menikahi wanita yang ku cintai. Setelah bertahun-tahun aku berusaha menunda pernikahanku dengan wanita pilihan kakek, aku juga berjuang sendiri untuk memajukan perusahaam milik beliau, tiga tahun kemudian aku berhasil. Dan dengan itu, aku memohon pada kakek dan keluargaku untuk membiarkanku memilih calon istriku sendiri. Aku beruntung karena wanita itu bisa menerima keputusanku."
Hening
Sakura menggigit bibir bawahnya. Usui masih menatapnya lembut, dan Sasuke menyadari hal itu.
"Kau bebas memilih wanitamu, selama wanita itu bukan calon istriku." Kata Sasuke tegas.
Sakura langsung menatap Sasuke takjub. Dan detik ini kedua orang tua Sakura merasa menyesal telah mengajak Usui untuk ikut bergabung bersama mereka malam ini. Ternyata Sasuke dan Usui memiliki sifat yang tak jauh berbeda mengenai cara mengclaim puteri mereka.
Usui membalas tatapan mata Sasuke dengan berani "Aku tidak bisa menjanjikan sesuatu yang tidak bisa ku hindari." Rahang Sasuke berkedut.
"Lagipula Sakura juga belum pernah mengatakan 'tidak ingin kembali padaku'. Jadi apapun bisa terjadi."
"Usui cukup!" Sakura langsung menatap Usui dengan sorot memohon.
"Tolong jangan mengatakan hal yang aneh, kau bisa membuat Sasuke-kun salah paham."
Usui hanya tersenyum tipis. Pria itu lalu meneguk air putihnya dengan tenang, seolah tatapan tajam Sasuke padanya tidak mempengaruhinya sama sekali.
T.B.C
Huaa ternyata gak bisa diselesaiin menjadi oneshot * nyengir*
Selain Uchiha Sasuke, Usui Takumi adalah karakter favoritku juga.
Dan fict ini sudah sangat lama aku pikirkan, akhirnya kesampaian juga untuk menulis dan mempublishnya.
Adakah yang menyukai fict abalku ini?
RnR
