What He Needs, What You Need
===OO===
What He Needs, What You Need project
Story © Giselle Gionne
Resident Evil © Capcom
Inspired from: Call It What You Want by Foster The People and Fly Me To The Moon from Bayonetta
Warning: Some paragraphs were inspired from the new Biohazard Series: Resident Evil 6. Mixed POVs. Didn't understand the POVs? Send me PM or if you dislike these POVs, don't flame and just press back. :] You've been warned.
Genre: Drama / General
Rate: K+
===OO===
Ia bukan seorang pria yang begitu tampan sehingga bagaikan magnet yang menarik para wanita agar jatuh untuknya.
Ia hanya seorang biasa yang senang menarik pelatuk.
Terserah kalian ingin memanggilnya dengan sebutan apapun yang tengah melintas di dalam pikiran.
Dia seorang yang menuruti perintah, tidak gegabah sehingga ia mampu bersaing di lembaga tempat ia mengayomi hidupnya.
Untuk dirinya, dengan mematuhi perintah adalah sama dengan menjadi bebas.
Semakin kau meninggalkan umur, senyum tidak lagi terpahat di wajah tegasmu. Mereka kerap tenggelam di balik bayang-bayang pekerjaan, dan di antara kehidupan delusional yang mengikatmu. Sungguh sebuah pemandangan langka untuk melihatnya tersenyum.
Menghindar, merunduk, mengeluarkan beberapa puluh butir peluru untuk ia masukkan ke dalam senjata.
Realita memang menyakitkan untuknya. Lautan darah, suara mesin yang kerap berdesing seolah tengah berlomba-lomba untuk meluncurkan peluru yang tersembunyi, dan kepulan asap kotor yang kini bersarang di alat pernapasannya, sudah menjadi suatu rutinitas yang entah mengapa ia rindukan.
Ia seorang pria yang juga hebat dan selalu menepati janji. Sebagai seorang pria yang baik, tentunya ia selalu bersikap layaknya gentlemen, mempersilakan seorang wanita untuk berkehendak lebih dahulu, kecuali jika sudah mengenai strategi.
Mungkin, jika sekarang kau melihat arsip potret dirinya yang lalu, kau akan tertawa.
Menurutmu, ia yang sekarang berparas lebih dewasa dan lebih matang.
Kau tidak ingin kehilangan pahatan wajah tegas yang ia miliki, dan surai pendek dengan poni yang tidak beraturan.
Kau boleh memanggil dirinya dengan sebutan apapun yang kau mau.
Hanya satu hal yang tidak boleh kau jadikan nama panggilan untuknya.
Hei, para penggemar Chris Redfield, kau pasti tahu, bukan?
.
.
.
Tidak ada suatu bentuk konkrit yang menyatakan bahwa dirinya tidak pantas bersaing dengan rekan-rekannya yang lain.
Ia seorang yang cukup berpengalaman, dan bisa dilihat bahwa ia pria yang mampu mengatur waktu dan minat dengan hanya melihat massa tubuh serta ukuran otot yang mencengangkan para pengagumnya.
Di belahan dunia yang lain, tentunya ada seseorang yang menunggu eksistensinya. Berandai-andai jika saja Chris adalah nyata dan tengah menghembuskan napas di sisinya. Bagaikan kerlipan bintang jika disandingkan dengan ketiadaan.
Bagi orang tersebut, ia kerap memanggil Chris dengan satu sebutan nama yang spesial.
.
.
.
Dengan kata lain, para gadis memohon agar ia menjadi kenyataan.
Dirinyalah yang dikagumi dan dipuja.
Tempat berpulangnya semua pelampiasan emosi cinta yang tertutup oleh penglihatan dunia.
Genggamlah tangannya, dan penuhi hatinya dengan kehidupan yang selama ini selalu pria itu inginkan.
Tentu, ia hanya seorang manusia biasa yang mendambakan kedamaian dunia tanpa ancaman dan virus yang kerap berkembang menjadi jauh lebih hebat dari sebelumnya.
Biarkanlah ia beristirahat di sisimu, menjadi kebanggaanmu, kebahagiaan dirimu.
Karena, aku yakin kau sangat mengagumi sosok seorang Chris Redfield.
