COSMIC RAILWAY

Biancadeo

.

.

PROLOG

.

Ada saat dimana seseorang berharap menjadi tokoh naïf dalam tragedi romantis, kisah sederhana seperti seorang lelaki mapan bertemu gadis desa dan mereka hidup bahagia selamanya. Banyak dari mereka yang menyembunyikan fakta untuk sebuah romansa fiksi, menjadikan diri sebagai seorang polos nan baik hati, jatuh cinta pada rupa apik dengan tubuh tinggi ramping dan banyak harta. Sekali lagi, itu bukan fakta. Hanya karangan manusia dengan otak sastra dan tulisan tangan rapih, mereka mencoba untuk membawa banyak angan menjadi khayal yang jelas hanya akan menjadi fana.

Ini menjadi cerita cinta dengan liku curam, bagaimana seseorang hanya berpangku pada fakta ketika masa kecilnya dipenuhi dengan cerita fiksi, tentang bagaimana pangeran jatuh cinta pada upik abu, atau seorang buruk rupa yang menjadi tampan karena cinta sejati.

Dia akan menjadi tokoh utama dalam cerita, seseorang yang hidup dalam ketidakteraturan lampu gemerlap. Menjadikan khayal fiksi sebagai sumber malapetaka

Dia adalah dewa malam. Tubuhnya bak berhala, dijaga dan disembah. Setiap mata memuja dengan hasrat. Setiap gerik dibayar mahal dengan sentuh memuaskan.

Dia tidak bisa menjabarkan dirinya sebagai seorang yang berakal budi, karena memang dunia memilihnya untuk tidak menjadi bintang yang bersinar saat gelap.

Dia percaya Tuhan adalah penulis handal dengan segala maha ciptanya, tidak ada yang luput dari lingkup, semua menjadi kesatuan dalam kisah dengan fakta sebagai tumpuan.

Dia tidak akan pernah jatuh cinta untuk yang kedua kali pada karya fiksi. Hidupnya telah hancur karena harapan akan fana.

. Pria ini percaya bahwa tuhan adalah penulis utama, penyair semesta dan pusat sastra.

Tuhan menulis tentangnya untuk hidup tanpa romansa cinta.


Ada pejuang hidup ketika gulita mulai menyudahi senja, kala setiap orang normal mulai menutup tirai dan bermanja dengan keluarga dalam hangat suasana, sebagian lainnya mulai membuka pintu mereka, mengais koin agar dapat mencukupi tunjangan hidup. Bukannya mereka tidak normal, sama sekali tidak. Hanya keadaan yang membuat pilihan menjadi sulit.

Kehidupan lain muncul saat langit berteman dengan bulan. Railway, adalah salah satu club malam ternama di Seoul. Sebuah tempat dengan gemerlap lampu dan dentum musik yang dominan. Minuman dengan kadar keras, pinggul wanita menyapu jalan dan sosok dengan jas mahal yang mulai memanjakan diri. Konon, tempat ini adalah sebuah stasiun kereta tua, tidak banyak yang menggunakan kemudian pada akhirnya dijual. Itu adalah sebab utama sehingga Railway club menjadi nama yang dipilih.

Ada banyak golongan disini, penari yang mempertontonkan lekuk tubuh tanpa harga, seseorang bertubuh apik dengan pelayanan mahal, anak muda yang haus akan seks, pria juga wanita kaya dengan uang berlebih dan mereka yang bersedih berniat merebah asa. Rata-rata diantara berbagai macam keparat ini adalah mereka dengan pangkat tinggi, mengingat Railway club dipenuhi dengan pelayanan terbaik serta minuman berlabel mewah.

Keadaan menjadi semakin panas saat sang dewa malam muncul, dia adalah Kai. Sebuah mahakarya yang dicipta oleh tuhan. Wajah tegas dengan garis rahang jelas, kulit coklat terpahat apik diantara kemeja yang dibiarkan terbuka, lekuk pada paha dibalut dengan denim yang memeluknya ketat, lengan otot dengan urat yang samar terlihat dan rambut perak dipadu dengan kilau pada kulit terluar dahi. Pria itu selalu menjadi pusat, seakan dunia runtuh tanpanya. Setiap langkahnya mengundang minat dengan iringan manik penuh decak kagum. Baik wanita, pria, tua dan muda, mereka akan merelakan lembar berharga dalam jumlah besar untuk bisa menikmati setiap lekuk yang tersaji pada makhluk indah ini.

Tidak ada yang tahu nama asli, marga serta asal muasalnya. Tercipta indah dan misterius, mungkin itu adalah salah satu anugerah dari tuhan. Kai tidak pernah berusaha untuk membangun hubungan dengan siapapun, ia adalah pekerja malam, pelacur, pecinta seks, jalang tanpa hati dan julukan mengerikan lainnya. Pria ini hanya melayani mereka dengan kantung tebal, ia tidak pernah peduli dengan jenis kelamin, umur dan rupa. Kai bekerja saat tengah malam, membidik beberapa mangsa, mendapat uang dan menghilang saat hari mulai siang. Ia tidak banyak bicara, hanya sedikit kalimat yang terlontar setiap malamnya. Beberapa orang mengatakan pria ini adalah bencana, godaan dunia dan malapetaka. Banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan, harta, pasangan, serta jabatan, beberapa diantaranya menjadi gila karena tidak ada lagi kesempatan untuk menyentuhnya tanpa lembar uang yang cukup. Kai dijabarkan sebagai obat, narkoba, alkohol dan candu.

Tidak ada yang mengelak pesonanya, kesan menawan dan pelayanan ranjang yang memuaskan. Pria ini adalah yang terpanas saat bergelut dengan berbagai jenis kelamin, tubuhnya begitu apik dengan peluh berkilau yang menyelimuti, desah panjang, rutukan, deru nafas, bibir berair, manik penuh hasrat dan seringaian licik. Kai hidup dalam belenggu jerit saat malam, nafsu wanita yang mendamba serta erangan lelaki yang memohon. Bertahun-tahun ia mengarungi setiap detailnya dengan serupa, bekerja saat gelap dan menutup diri saat hari menjadi terang.

Kai tidak pernah benar-benar menyukai apapun kecuali menulis, ada banyak cerita fiksi dalam dokumennya, kata-kata indah yang mengalun dan sajak yang berhias diotak setiap jemari mulai lincah menari diatas keyboard. Dunia luar saat terang baginya terlalu berbahaya, tidak ada yang membahagiakan, tidak ada yang menyenangkan, Kai hidup dalam karyanya sendiri, ia tidak percaya akan dunia luar, itu mengerikan dan fiksi dengan akhir bahagia tidak akan pernah menjadi sebuah fakta.

Ada banyak kejadian dalam hidup pria ini, tentang ibunya, tentang kakak tirinya serta cerita fiksinya. Dunia mengajarkan untuk tidak percaya pada siapapun, pada apapun, hanya percaya pada fakta yang telah terurai dan meninggalkan cerita fiksi serta kehidupan kelam masa lalu.


Pejalan kaki mulai menyeret cepat langkah mereka diantara kerumunan yang lain, beberapa diantaranya dengan pakaian formal dan sebelah tangan membawa beberapa dokumen penting. Ada juga anak yang berseragam, bergerombol dengan senyum tawa terpatri pada sudut bibir. Suasana yang sama setiap terik matahari mulai menjadi dominan dilangit.

Sebuah bangunan berdiri kokoh ditengah padat kota, itu adalah pusat fashion yang masuk dalam penjualan terbesar didunia. Dibawa oleh beberapa tokoh dunia terkenal dan hanya dimiliki oleh orang dengan penghasilan yang berlebih. Cosmic, adalah label dengan lambang kemewahan. Sebuah merek tersohor didunia, memiliki total 210 toko tersebar dan salah satu pusatnya terletak di Seoul.

Do Kyungsoo, adalah salah satu desaigner utama Cosmic, yang mana karyanya telah banyak menuai pujian. Pria ini membuat berbagai rancang pakaian, sepatu dan tas. Setiap rancang dibuat dengan detail dan menghasilkan banyak lembar uang. Kyungsoo telah menonjolkan karyanya diberbagai fashion show didunia, menghadiri banyak pertemuan dengan sesama brand terkenal dan masuk dalam kategori desaigner ternama Republik Korea.

Tampan, mapan, mempesona. Tiga kata yang melambangkan seorang Do Kyungsoo. Seorang designer muda, banyak uang dan wajah menawan. Kulit putih pucat dipadu dengan bibir merah dan rambut kelam eboni. Maniknya berwarna biru gelap dan senyum hati yang tersaji indah dari dua sudut bibir. Do Kyungsoo punya kepribadian ramah. Pria ini akan menghargai setiap hasil dari pekerjanya, tidak ada keluhan yang berarti, tidak ada pula desah puas dari hasil kerja kerasnya. Bukannya Kyungsoo tidak pernah puas atas hasil kerjanya, tidak sama sekali tidak. Ia merasa sudah sangat cukup untuk ini, hanya kepribadiannya yang baik sehingga ia selalu rendah diri.

Tidak ada kebebasan dalam hidup Kyungsoo. Sejak kecil segalanya telah diatur oleh kedua orang tuanya. Pria ini dibesarkan untuk menjadi mesin uang, dipaksa untuk selalu belajar giat dan mendapat peringkat pertama. Tidak banyak memiliki teman dan hanya berkutat pada pelajaran. Kyungsoo tidak mengenal apa itu persahabatan, apa itu arti kerja sama, apa itu keluhan, apa itu pujian dan apa itu cinta. Segalanya telah diatur dan Kyungsoo hanya menjalankan perintah seperti robot, tidak bernafas, tidak hidup.

Kyungsoo adalah anak tunggal dari pemilik Cosmic, ia memiliki pendidikan yang bagus dan lulus diusia belia. Belajar berbagai bidang desain dari berbagai negara, dan mendapat cukup banyak pengalaman dari usia seharusnya. Kyungsoo tidak pernah mendapat apa yang diinginkan, hanya menjalankan apa yang telah diajukan.

Pria ini menyukai cerita fiksi, sebuah gagasan cemerlang dengan akhir bahagia, tentang kehidupan sederhana, sihir bahagia dan cinta sejati. Kyungsoo selalu punya waktu untuk membaca banyak karangan penulis terkenal, memposisikan diri sebagai salah satu tokoh protagonis dalam cerita. Senyum hati selalu berakhir dengan hembus nafas lelah begitu otaknya mengurai setiap bagian dalam kehidupan, segalanya telah diatur dengan rapih. Tanpa sekat, tanpa celah. Sekolah, rekan kerja, pekerjaan, rumah, jabatan dan jodoh. Tidak ada pilihan, tidak ada kesempatan.

Dibalik itu semua, Kyungsoo tetap menyukai cerita fiksi dengan akhir bahagia. Mungkin suatu saat nanti ia akan punya satu kesempatan untuk melawan apa yang telah diajukan, memilih jalannya dan menjadi tokoh utama dan fiksinya sendiri.


Hari telah menjadi gelap dan gemerlap lampu didalam club mulai mendominasi, ada banyak wanita dengan candu alkohol, lelaki yang bermanja dengan musik serta bartender dengan racikannya. Sebuah mobil Mercedes Benz E-Class dengan sampul perak terparkir disisi kiri, satu lagi mobil berlabel sama dengan sampul hitam metallic terparkir disisi kanan.

Sepasang kaki kokoh keluar dari mobil bersampul perak. Pria ini terlihat apik dengan kemeja putih transparan dan dua kait teratas terbuka menampilkan dada bidang mempesona, garis rahang tegas dan rambut yang sewarna dengan sampul mobil dibiarkan jatuh berantakan. Disaat yang bersamaan seorang pria pucat keluar dari sisi kemudi mobil lainnya, rambut eboni ditata rapih kebelakang serta jas mahal yang membentuk pinggang, sepatu hitam mengkilap juga aroma parfum mahal yang dominan. Keduanya berhenti ditempat sejenak, mengamati penampilan masing-masing dengan acuh sebelum kemudian memasuki club bersamaan.

Siapa yang menduga mengenai takdir tuhan. Tidak ada yang mampu memecah penyair semesta, bagaimana cinta tercipta diantara cerita fiksi, bagaimana romansa melekat pada fakta.

Kai selalu berteman dengan fakta. Ia tidak pernah percaya pada fiksi bahagia yang dibuat tuhan.

Kyungsoo selalu ingin membuat cerita fiksinya sendiri. Ia membenci fakta yang telah membelenggu hidupnya.

Malam itu Kai telah berhasil bertemu dengan fiksi yang dibuat tuhan, ia menangkap mata indah itu didalam Railway club. Siapa yang tahu, mungkin ia akan menemui manik yang sama esok hari di Cosmic. Mereka tidak saling mengenal malam ini, tapi takdir yang dirancang tuhan adalah pemersatu yang adil.

Ini adalah kisahnya dari Railway, bertemu dengan fiksinya di Cosmic.

.

.

Wait For The Story

.


Cerita ini ada dileptopku sejak kali pertama aku denger lagunya, udah agak lama dan sayang kalau dibuang:(

agak aneh memang, tapi semoga banyak yang suka prolognya huhu

Oh haloo Kyubear9597 aku tidak menemukan PM mu diakunkuu, tapi aku udah PM kamu juga loh hihi:*

Sampaikan pendapat kalian yaa, kalau menurut kalian bagus ku lanjutkan, kalau tidak ku buat yang baru hihi

See You!