.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

Fict by Uchiha Yuko

Stay With Me!

Rated: T

Warning: Crack pair, OOC, typo, alur ngebut, EYD kacauu, semi canon

Genre: Romance and Drama

Pair: SasuHina

.

Don't Like don't Read!

.

.

Chapter 1: I Know You!

"A-apa?!"

Naruto pun menggertakan giginya. Kedua tangannya dikeratkan, kemudian ia pun meninju meja di kantor hokage itu. Ia bertanya-tanya kepada guru sekaligus hokage di hadapannya ini.

"Tenanglah Naruto-kun," ucap Hinata menenangkan amarah laki-laki berambut blonde yang satu ini.

Naruto menatap kesal pria berambut perak dan memakai masker ini, ialah Kakashi. Naruto mencoba menalar perkataannya barusan. Sasuke pergi lagi? Bahkan keluar desa. Padahal masalah semuanya telah selesai 'kan?

"Kenapa dia pergi? misinya'kan telah selesai!?" suara Naruto pun mewarnai suasana kantor hokage di pagi buta ini. Hinata, Sakura, Shikamaru dan Kiba pun hanya bisa menggeleng melihat tingkah temannya yang dari dulu hingga sekarang ini dia tidak bisa tenang.

"Entahlah. Dia pergi tanpa pamit, pasti aku juga tidak mengijinkannya pergi begitu saja." Jelas pria yang selalu memakai masker tersebut.

"Sa-sasuke-kun.." terdengar nada lirih yang terlontar dari bibir seorang medicnin Konoha, manik emerald perempuan berambut merah muda itu pun terlihat berkaca-kaca. Ia tentu tidak mau Sasuke pergi, dan kejadian terdahulu terulang lagi.

Mendengar itu, Naruto berbalik menghadap tubuh Sakura dan memasang senyum lima jari miliknya. Walaupun agak dipaksakan "Tenang saja Sakura-chan, aku pasti akan membawa Sasuke pulang. Kejadian tersebut takkan terulang lagi!" lalu Sakura pun membalasnya dengan anggukan kecil.

Terlihat dari kejauhan, Hinata memperhatikan keserasian mereka berdua. Terukir jelas senyuman lirih di wajahnya. itu membuat gadis bersurai indigo tersebut sadar, mungkin dirinya yang pemalu ini tidak cocok dengan Naruto. Tapi yang penting laki-laki yang telah memotivasikan semangatnya ini bahagia dan sadar bahwa ia tak sendirian.

"Jadi kau mengumpulkan kami untuk mengejar Sasuke?" Tanya Shikamaru dengan nada malas, terlihat dari kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam saku.

"Ya, sekarang pasti ia sedang di perjalanan mendekati desa Taki." Jawab Kakashi, yang membuat mata mereka terbelalak.

"Hah, tapi-tapi itu kan jauh sekali!" Ucap Kiba seakan tidak terima.

"Tenang saja, aku tidak akan menyuruh kalian sampai kesana. Aku menyuruh kalian untuk mencarinya di hutan yang terhubung ke desa Taki. kalau ia tidak ada atau telah sampai ke desa Taki, kalian harus cepat kembali."

Naruto sontak kaget. Menatap gurunya tak percaya, "Kenapa? Kita tidak boleh membiarkannya pergi!" teriak Naruto yang tidak dijawab olehnya.

"Kau tidak tahu yah? Hutan di sana itu berbahaya, setiap aktivitas kita selalu diawasi. Maka dari itu kita tidak boleh lama-lama di sana," jelas Shikamaru, yang disambut anggukan Kiba dan Hinata.

"Ingat, kalian harus kembali dalam tiga hari!" Kakashi pun memperingati mereka, terlihat jelas wajah kekecewaan Naruto. Mereka pun mengangguk dan segera keluar dari kantor hokage untuk menjalankan misi mereka.

.

.

.

Tepat di depan gerbang perbatasan Konoha, mereka tampak berembuk merencanakan strategi sebelum mereka menjalankan misi yang terbilang sulit ini.

"Ingat, Kiba kau di posisi paling depan untuk melacak keberadaan Sasuke. Aku ada di belakang Kiba, Naruto dan Sakura kau di belakangku," titah Shikamaru sang ketua di dalam misi ini, mereka pun mengangguk mantap.

"Dan kau Hinata, kau paling belakang untuk mengawasi keadaan. Kau tidak keberatan?" tanyanya pada gadis bermanik lavender yang indah.

"I-iya!" jawabnya tergagap.

"Baiklah, ayo kita pergi!" Pekik Naruto semangat, 'aku akan menemukanmu Sasuke!' batinnya mantap terlihat dari tangannya yang dikepal meninju udara.

"Naruto-kun." Ucap Hinata tersenyum kagum.

"Dengar Naruto, jangan bertindak gegabah." Ujar Kiba memperingatkan Naruto.

"Baiklah, ayo!"

Mereka pun mulai berjalan meninggalkan desa.

.

.

.

Tap..Tap..Tap

Setelah menempuh empat jam perjalanan, akhirnya mereka sampai ke hutan yang menghubungkan desa Taki. Terlihat mereka kelelahan berlari tanpa henti selama empat jam, kecuali Naruto pastinya. Tak terlihat ia kelelahan, ia justru semakin berstamina.

"Kalian ini lama!" Naruto tanpa aba-aba bergerak mendahului Kiba, sehingga kini ia pun menjadi posisi pertama. Tidak seperti dengan apa yang distrategikan oleh Shikamaru.

"Hei, Naruto kau ini kenapa?" Tanya Kiba emosi jalannya didahului oleh Naruto, Akamaru pun menggonggong seakan melanjutkan ucapan Kiba.

"Kalau lama begini, kita akan kehilangan jejaknya!"

"Kiba, apa kau mulai merasakan keberadaan Sasuke?" kini Shikamaru bertanya pada Kiba, karena mereka sudah sampai. Harusnya Sasuke ada di sekitar sini.

"Aku tidak mencium apa-apa, bagaimana denganmu Akamaru?" Tanyanya pada anjing berwarna putih kesayangannya, Akamaru.

"Guk..guk!"

"Akamaru juga tidak merasakan apa-apa," ujar Kiba mencoba menerjemahkan ucapan Akamaru.

"Sial!" Karena mulai kesal, tidak menemukan apa-apa. Naruto meninju batang kayu sambil berlari, batang kayu itu pun jatuh karena kekuatan Naruto yang besar.

Hinata menatap prihatin punggung Naruto di depannya, Hinata tau perasaan Naruto saat ini. cemas, gadis berambut indigo yang panjang sepunggung ini pun berusaha menerjemahkan suasana hati Naruto saat ini.

"Tenang saja Naruto-kun, kita akan segera menemukannya." Ucapnya pada laki-laki dengan manik yang sebiru batu safir.

"Kita tidak bisa tenang Hinata, hari sudah mulai gelap." Jawabnya datar pada Hinata, Hinata pun tertunduk diam.

Matahari memang mulai terbenam. naluri Shikamaru pun memutuskan untuk bermalam di sini, karena terlihat semua anggota tim mulai kelelahan. Shikamaru pun menghentikan langkahnya yang diikuti seluruh anggota tim, Naruto pun menaikkan sebelah alisnya keheranan.

"Kenapa kita berhenti?" tanyanya kepada teman sekaligus ketua dari misi ini, Shikamaru.

"Kita istirahat di sini, sebentar lagi gelap," ujarnya sambil menatap angkasa nan biru di atasnya.

"T-tapi, kita belum menemukan Sasuke."

"Naruto benar, nanti kita akan kehilangan Sasuke." Sakura pun menyetujui ucapan Naruto sambil menyeka keringatnya yang bercucuran.

"Hei Naruto, kita semua kelelahan. Ditakutkan ada sesuatu yang terjadi, sedangkan kita kelelahan." Ucap Kiba sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah, kedua tangannya memegang lutut kaki yang tersender di pohon tinggi.

"Kalau kita istirahat, ditakutkan Sasuke sudah sampai ke desa Taki!" Teriaknya di depan muka Kiba.

"Hei sudah, keputusanku tidak bisa diganggu gugat. Dan kau Naruto silakan kau pergi sendiri jika kau mampu. tapi jika ada sesuatu terjadi padamu, jangan harap kami mau membantumu." Ancam Shikamaru kepada Naruto, Naruto pun terdiam melipat tangan di depan dadanya sambil membuang muka.

"Kita akan menemukan dia Naruto-kun, percayalah." Hinata pun menepuk pelan bahu Naruto berusaha untuk menenangkannya. Seketika Naruto menghela nafasnya, terpaksa dia ikut beristirahat walau dengan wajah yang kusut.

"Baiklah, kita istirahat di sini." Ujar Shikamaru memantapkan keputusannya.

"Kalau begitu aku akan mengambil air!" Sakura pun langsung berlalu mencari sumber air dari sungai yang tak jauh di arah barat. Semua anggota tim mengangguk sebelum Sakura mulai melompati satu dahan pohon ke dahan lainnya.

.

.

.

Semua anggota tim kecuali Sakura yang sedang mengambil air, sedang duduk mengitari sebuah api unggun yang menjadi penghangat sekaligus penerangan malam. Tampak Kiba yang semangat memakan onigirinya dengan anjing kesayangannya, Akamaru. Shikamaru yang sedang mengawasi keadaan sekitar dan Naruto yang masih saja mengerucutkan bibirnya.

"Oi Naruto, kau tidak makan?" Kiba yang melihat onigiri yang masih utuh milik Naruto pun akhirnya bertanya keheranan.

"Aku tidak lapar," jawabnya sinis sambil membuang mukanya, Kiba pun kesal dibuatnya.

Berbeda dengan mereka, tampak wajah kecemasan menghiasi gadis pemilik pipi porselen yang satu ini, ia sedari tadi terlihat celingak-celinguk di sekitar area perisrirahatan mereka. Ia merasa ada sesuatu yang aneh di tempat ini. Mereka seperti diawasi, namun kenyataannya saat Hinata mengaktifkan byakugannya ia tidak melihat apa-apa. Atau mungkin perasaannya saja?

"Hinata kau tidak apa-apa?" Tanya Kiba yang melihat gelagat aneh Hinata

"Y-ya. tapi teman-teman, aku rasa tempat ini tidak aman." Kiba dan Naruto pun menatap Hinata bingung. Shikamaru yang sedang berdiri bersandar di batang pohon tiba-tiba tubuhnya menegak serius mendengar ucapan Hinata. ia pun langsung memperhatikan keadaan sekitar memastikan kebenaran perkataannya.

"Kau yakin Hinata? Kurasa di sini baik-baik saja." Ucap Naruto sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal diikuti anggukan dari Kiba. Berbeda dengan mereka, Shikamaru tampak merasakan sesuatu yang sama.

Matanya menatap lekat-lekat lingkungan di sekitar mereka. Terlebih pada saat ia mendengar suara di balik salah satu pohon di sana. Merasa ada yang aneh, Shikamaru tampak menyipitkan matanya guna memperjelas objek nan jauh di sana.

Bulan tampak bersinar terang di langit hutan yang lebat ini. Namun sinar itu ternyata tidak cukup untuk memperjelas pandangan Shikamaru yang tertuju pada suatu arah yang sangat gelap. merasa curiga ada sesuatu, Naruto mulai berdiri menghampiri temannya.

"Ada apa Shikamaru?" tanyanya sambil menepuk pelan bahu Shikmaru.

'Srak'

Seketika matanya pun membulat dan tubuhnya mulai menegang. Tak percaya apa yang telah dilihatnya barusan. Shikamaru pun membalikkan badannya menatap kosong wajah Naruto yang terlihat bertanya-tanya tentang suara barusan.

"Shikamaru, apa itu tadi?" Naruto mencoba menyadarkan lamunan Shikamaru dengan sedikit menggoyangkan bahunya. Hinata dan Kiba saling berpandangan mendengar suara tadi. Sehingga mereka pun ikut menghampiri Shikamaru.

"C-cepat, kita harus pergi dari sini!" pekiknya sambil memadamkan api unggun seakan mencoba menghilangkan jejak mereka. Hinata dan Kiba pun mengerti dan langsung membereskan barang –barang mereka.

"Pergi? tapi Sakura-chan belum kembali!"

"Kalau begitu kita cari dia."

"SYATT"

"JREBB"

"Sudah terlambat!"

Tiba-tiba sebuah kunai melayang cepat dan menancap ke batang pohon yang berada di belakang Naruto. Beruntung Shikamaru mendorongnya hingga Naruto terjatuh di tanah. Setelah dua detik kemudian, perhatian mereka teralih pada sekelompok ninja yang tak dikenal dari mana asalnya.

Penampilan mereka terlihat sangat menyeramkan dengan hampir bekas jahitan di seluruh tubuh mereka. Tapi yang membuatnya lebih terkejut adalah seorang gadis berambut merah muda yang terikat lengannya sedang bersama mereka.

"Sakura-chan? Apa yang kalian lakukan padanya!" Tanya Naruto berteriak menanyakan mereka tentang Sakura yang kini sedang diikat dengan tidak sadarkan diri.

Mereka pun bersiap untuk menyerang kelompok ninja itu. Hinata mengaktifkan byakugannya, Kiba sudah siap dengan Akamaru, dan Shikamaru pun mulai membentuk segel dari kedua tangannya.

"Dengar, kita tak akan macam-macam jika kalian diam dan menyerahkan semua barang berharga kalian." Ucap salah satu dari mereka sambil mendekatkan sebuah kunai di leher Sakura.

"Jangan macam-macam kau!"

"Naruto!"

Naruto yang bertindak gegabah membuat Shikamaru kewalahan. Tentu Naruto tak bisa maju sendirian melawan mereka yang jumlahnya malah melebihi timnya. Shikamaru pun mengeluarkan jurus kagemane sehingga ia menahan gerakkan tiga ninja sekaligus. Kiba pun berduet dengan Akamaru yang berhasil menumbangkan perlawanan dua ninja.

Naruto pun kini sedang melawan satu ninja yang menahan Sakura. Dengan mudah ia melawannya dengan sebuah rasengan biasa yang tadi ia bentuk bersama bunshin-bunshinnya. Sehingga ninja sialan itu terlempar membentur batang pohon besar, meninggalkan Sakura yang tergeletak di tanah tak sadarkan diri.

"Sakura-chan, kau tidak apa-apa?" Tanya Naruto sambil melepas ikatan di lengan Sakura, Sakura pun mengerjapkan matanya. Tubuhnya terasa kaku, tapi akhirnya ia tersadar.

"N-naruto."

"Ya Sakura-chan, ini aku. Sekarang kau aman," Sakura pun tersenyum manis dan langsung memeluk Naruto tanda terima kasih.

Entah karena apa, ninja yang sudah dilawan tadi dengan mudahnya melarikan diri bersama kelompoknya ke suatu tempat. Shikamaru dan Kiba pun mendengus kesal dibuatnya.

"Sial, mereka pergi!" gumam Kiba sambil mengumpat ninja tadi.

"Itu bagus, setidaknya kita semua selamat." Ujar Naruto sambil membantu Sakura berdiri.

Shikamaru dan Kiba langsung tertunduk lesu, membuat Naruto terheran-heran akan gelagat mereka.

"Tunggu di mana Hinata?"

"….." diam, di antara mereka tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Atau setidaknya penjelasan untuk temannya yang keras kepala ini.

"HINATA!"

.

.

.

"Mmmff, l-lepaskan a-ku!" pekik Hinata saat mulut dan hidungnya dibekap oleh tangan salah satu ninja tadi yang berhasil membawanya kabur.

"Diam kau!" laki-laki itu pun langsung menghantam punggung Hinata dengan sebatang kayu keras. Alhasil tubuh Hinata ambruk tidak sadarkan diri. Laki-laki itu pun langsung mengikat tangan Hinata lalu menggendongnya.

"Baiklah ayo kita pergi, setidaknya kita mendapat byakugan kali ini!" laki-laki itu pun menyunggingkan bibirnya dengan licik kepada kelompoknya yang sedang kelelahan karena pertarungan sengit tadi melawan ninja Konoha.

.

.

.

Sekelompok ninja ini pun pergi dengan berhasil menculik pemilik mata byakugan. Mata istimewa dan kuat yang tentunya menjadi incaran mereka, Sekelompok ninja pencuri mata. Selain byakugan, para ninja ini juga mengincar sharingan.

Seseorang yang menggendong Hinata ada di posisi terdepan, memimpin barisan. Hinata benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa sekarang, karena ninja ini perlahan menyerap cakranya. Kalau sampai habis, bisa-bisa Hinata mati. Ia tak punya harapan lagi sekarang.

"SYATT!"

"Apa itu?" tiba-tiba mereka merasakan kehadiran seseorang di sekitar mereka. Mereka pun langsung menghentikan perjalanan mereka mengecek keadaan.

Tanpa diduga saat mereka membalikkan badan. Tampak seseorang dengan jubah hitam dengan mata sharingannya yang menyala. Tentu mereka sudah mengenali orang ini.

"Uchiha Sasuke."

Orang berambut raven itu pun langsung melesat cepat menyerang mereka satu persatu. Dengan pedangnya ia berusaha menyingkirkan orang yang menghalangi jalannya. Laki-laki tersebut tampak mengincar seseorang yang tengah menggendong seorang gadis di punggungnya.

"SYATT!" Laki-laki bermata sharingan itu pun melesatkan kunai ke arahnya. Namun gagal, ia berhasil menghindar. Akibat gerakkan cepat ninja ini, membuat tubuh Hinata yang digendongannya berguncang hingga perlahan ia pun tersadar.

Hinata mengerjapkan matanya perlahan. Kini ia mulai ingat, ia diculik sehingga ia pun berpisah dengan teman-temannya "Ya ampun, di mana aku?"

"Diam kau. kalau kau bergerak kau akan jatuh," Hinata tersentak. Ia perlahan menengok ke bawah. Ya tuhan, apa yang akan terjadi bila ia terjatuh dari sini? Tentu ia tidak bisa memanjat pohon seperti ninja pada biasanya, cakranya melemah sekarang. Ia terpaksa berpegangan erat pada orang yang menculiknya ini agar dia tidak mati dengan mudahnya sebagai ninja.

Tanpa disadari, pemuda bermata sharingan ini tiba-tiba sudah sampai di hadapannya. Menjegat jalan ninja pencuri mata istimewa ini. Terpaksa ninja yang tak diketahui asalnya itu menghentikan langkahnya untuk melawan pemuda ini sendirian karena teman-temannya pun sudah dikalahkannya.

"Akh," pekik Hinata saat mencoba menyeimbangkan posisinya di gendongan ninja ini. ternyata tidak mudah, menyeimbangkan tubuh yang terombang-ambing kesana-kemari. Baiklah mungkin dirinya kini mulai merasa agak mual.

"Apa yang kau mau Sasuke?"

"Aku mau kau melepaskannya!"

Tunggu, apa ia tak salah dengar. Sasuke Uchiha? Hinata menatap baik-baik pemuda ini. sangat tampan dengan rambut dark blue yang hampir sama dengannya. Ia tidak menyangka berapa lama laki-laki ini keluar desa. Hingga membuatnya menjadi sangat tampan, tunggu jangan berpikir aneh dulu! Nyawanya terancam sekarang.

"Kalau kau tidak mau melepaskannya, akan kupastikan kau pulang tinggal nama," ucapnya bersamaan dengan munculnya petir biru dari tangannya, chidori.

"Kalau kau melawanku, akan kupastikan kau pulang tanpa matamu. Kau dan dia akan kukalahkan!"

Keduanya pun melesat bersamaan, Hinata tampak kerepotan menyeimbangkan tubuhnya. Kini pedang pemuda itu beradu dengan kunai milik sang ninja penculik. Pada saat itu laki-laki tampan ini memanfaatkan kesempatan ketika kedekatannya pada gadis digendongan ninja tersebut. Ia mencoba melepaskan ikatan di tangan putih milik sang gadis.

"AKH!"

"A-apa?"

Namun tanpa ia sadari, ikatan tersebut tersambung pada leher si ninja penculk. Alhasil pegangannya pun lepas dan ia pun terjatuh tanpa bisa berbuat apa-apa. Sasuke pun saling berpandangan dengan si penculik, ibarat kedua hewan yang saling berebut mangsa.

"Aaakhh!" Hinata hanya bisa pasrah sekarang, kini ia menutup matanya menikmati saat –saat kematiannya. Tak tau berapa lama ia harus terus jatuh dan jatuh, mungkin karena saking tingginya. Ia bahkan sempat mengucapkan kata maaf dan selamat tinggal kepada teman-temannya di dalam hati, aneh memang.

Namun sayang sekali Hyuuga Hinata, hari kematiannya harus diundur. Terlebih karena pemuda tampan bernama Sasuke tadi lebih cepat mendahului si ninja penculik itu. ia berhasil menangkap dan menyelamatkan nyawanya. Sasuke kemudian menggendong Hinata dan berencana membawanya ke tempat yang aman.

Hinata menatap lekat-lekat wajah sang bungsu Uchiha yang dulunya Nukenin itu. Rambutnya yang berterbangan tertiup angin memperlihatkan mata oniks kelam yang begitu membuatnya nyaman. Sasuke lama-lama tersadar akan tatapanya, sehingga Hinata pun membuang mukanya yang sudah memerah.

Tap..Tap..Tap..

Dirasa sudah aman, Sasuke menurunkan tubuh Hinata pelan. "Tunggu di sini, kau akan aman." Ucapnya sambil menggenggam kedua tangan milik Hinata, oniksnya menatap lembut lavender di sana. Ia pun langsung melesat menuju musuh yang telah menunggunya.

"T-tunggu!"

.

.

TBC

.

.

Ok, Yuko mau ngucapin banyak terima kasih sama yg udah review, fav, and Follow cerita Yuko sebelumnya. terima kasih, krisarnya Yuko tunggu.

.

JAA!