Dunia...

Mereka bilang, Dunia ini indah.

Mereka bilang, Dunia ini cantik.

Mereka bilang, Dunia ini luar biasa.

Mereka bilang, Dunia ini penuh dengan kebaikan.

Kenyataan yang ironis bahwa fakta menunjukkan sebaliknya.

Dunia ini dipenuhi oleh makhluk yang syarat akan kegelapan dan kejelekan. Begitu penuh dengan kebencian dan dendam. Sangat serakah dan tamak tanpa pernah mau berfikir. Begitu bodoh dan selalu lupa diri.

Mereka adalah Manusia. Manusia begitu dipenuhi dengan amarah, benci, keserakahan, nafsu, kebodohan, keangkuhan dan juga kesombongan.

Sejarah telah membuktikan, perjalanan keadaan manusia dari awal penciptaan hingga kini. Keadaan mereka selalu di penuhi dengan saling bunuh, peperangan antar saudara untuk memperebutkan hal-hal dunia, pemerkosaan, perampokan, pencurian, pembunuhan, serta tindak kejahatan lainnya yang tidak bisa dihitung jumlahnya. Setiap masa, setiap generasi. Pasti ada saja sekelompok besar ataupun sekelompok kecil manusia yang berperang dan saling membunuh hanya untuk memperebutkan dunia yang begitu rendah. Kegelapan telah mengambil alih jiwa manusia yang ada di bumi.

Kegelapan itu pula yang menjadi kekuatan bagi bangsa Iblis untuk memulai perang besar antara mereka dan para dewa langit. Manusia yang terus bertambah banyak membuat kekuatan bangsa Iblis makin bertambah seiring dengan waktu. Kegelapan di dada-dada manusia yang membuat Raja Iblis akhirnya berani untuk memulai peperangan dengan para dewa. Tujuannya hanya satu, memenuhi bumi dengan kegelapan.

Pecahlah perang besar pertama antara pasukan Iblis dan para dewa-dewa langit. Waktu itu, Dewa Cahaya, Apollo, menggunakan kekuatannya untuk mengusir semua pasukan iblis termasuk Raja Iblis dan mengurung mereka di kedalaman laut pasifik.

Setelah perang pertama itu pecah, terjadilah siklus perang besar antar dewa dan bangsa Iblis setiap 10.000 tahun. Dan Dewa Cahaya, selalu berhasil menjadi kunci kemenangan perang dengan kekuatan cahaya dan kekuatannya untuk mengobati luka. Walaupun harus dengan menukar rasa sakit dari luka yang ia sembuhkan, Dewa Cahaya rela menanggung semua rasa sakit dari luka dewa yang lain, hanya untuk memenangkan peperangan besar itu.

Atas jasa besarnya, Dewa Cahaya sangat di muliakan dan di jaga oleh dewa yang lain. Sebab, jika Dewa Cahaya gugur ketika berperang, tentu pasukan dewa akan menderita kekalahan di medan perang. Maka para dewa yang lain berusaha semampu mungkin untuk bertempur melindungi Dewa Cahaya.

Cahaya akan selalu diikuti dengan bayangan. Dan bayangan tidak akan ada tanpa cahaya. Begitulah Cahaya dan kegelapan Bayangan, saling melengkapi dan mengisi dalam keseimbangan, satu sama lain. Dialah Dewa Bayangan, yang telah mengambil sumpah setia berupa kontrak darah ia buat sendiri, untuk selalu menjaga dan melindungi Dewa Cahaya dengan apapun, bahkan dengan nyawanya sendiri.

Namun, sebenarnya Dewa Bayangan bukanlah seorang dewa yang asli. Hanya Dewa Cahaya, Apollo yang menyebutnya sebagai Dewa Bayangan. Ia bernama Mammon. Ya, Dewa Bayangan sebenarnya berasal dari bangsa Iblis, bahkan ia adalah anak satu-satunya dari Raja Iblis yaitu Lucifer. Ia berkhianat kepada bangsanya sendiri karena terpikat dan jatuh cinta dengan keindahan Apollo. Ia meninggalkan bangsanya dan mengikat dirinya dengan kontrak berdarah sebagai pelindung setia Apollo. Dengan itu, Apollo menyebutnya sebagai Dewa bayangan. Setelah mengikat kontrak, Mammon merubah namanya menjadi Azel. Kekuatan Azel sebagai anak dari Lucifer benar-benar tidak bisa di anggap remeh. Ia merupakan 1 dari 4 bangsa Iblis yang dapat memanggil hewan raksasa berkekuatan sangat dahsyat. Hewan yang dapat ia panggil adalah Leviathan. Monster Naga laut berukuran 10x panjang kapal pesiar. Di tambah lagi, kekuatan sihir kegelapan Azel juga sangat besar. Sejak Azel bergabung di barisan para dewa, pasukan dewa hampir tidak pernah menemukan kesulitan berarti dalam perang 10.000 tahun sekali itu. Para dewa tidak pernah menderita kehilangan ataupun luka parah semenjak Azel ikut dalam barisan mereka.

Namun semua itu berubah pada peperangan itu. Terakhir kali perang terjadi, memang dewa tidak menderita kekalahan. Mereka menang pada perang tersebut, tapi mereka harus merelakan kematian Azel di tangan ayahnya sendiri, Lucifer. Azel meninggal 3 hari setelah peperangan usai. Sihir kegelapan ayahnya begitu kuat hingga dapat membunuhnya dalam tiga hari. Apollo, Dewa Cahaya kemudian menukar nyawanya dengan nyawa Azel. Dengan menggunakan kekuatan terakhirnya, ia rela mati untuk menghidupkan kembali Azel.

Setelah tahu bahwa Apollo mengorbankan nyawanya untuk menghidupkan Azel, Azel bersumpah untuk menghabisi seluruh bangsa Iblis pada perang selanjutnya. Azel begitu murka pada bangsa Iblis, terutama pada Ayahnya sendiri, Lucifer. Apollo yang harusnya ia lindungi dengan seluruh jiwanya, malah melindunginya, bahkan menukar nyawa untuk menghidupkannya.

Bagi Azel, Apollo adalah kekasihnya sekaligus master (pemilik)nya. Kontrak berdarah yang ia buat dengan Apollo membuat dirinya menjadi milik Apollo seutuhnya. Azel dan Apollo saling mencintai satu sama lain. Azel rela menunggu 10.000 tahun lagi hanya untuk menemui manusia yang akan menjadi renkarnasi Apollo.

Selama berada di bumi, Azel tidak pernah menampakkan wujud aslinya. Azel selalu memakai wujud manusianya. Seorang anak remaja berambut raven dan bermata onyx kelam. Ia menyamarkan nama Azel menjadi Uchiha Sasuke. Sasuke tidak pernah menua, dan tidak pernah sakit. Ia akan selalu berpindah tempat tinggal setiap beberapa tahun sekali. Kemanapun ia akan pindah, ia akan menghapus ingatan orang-orang di sekitarnya sebelum pindah ke tempat tinggal baru, begitu seterusnya. Sampai tidak ada satupun dari manusia bumi yang sadar bahwa pemuda bernama Uchiha Sasuke itu telah hidup puluhan bahkan ratusan ribu tahun lamanya.

Tidak seperti Azel, yang memiliki bentuk manusianya sendiri, para Dewa meminjamkan kekuatan, senjata bahkan tubuh mereka dalam kontrak dengan manusia biasa untuk memerangi bangsa Iblis di bumi. Tanpa kontrak mereka dengan manusia, mereka tidak akan bisa memjiakkan kaki mereka di atas bumi. Termasuk juga Dewa Cahaya. Ketika manusia itu mati dalam pertempuran, kekuatan Dewa Cahaya lenyap dan dia harus menunggu 10.000 tahun lagi untuk bisa meminjamkan kekuatannya lagi dalam kontrak dengan manusia lain.

Lain halnya ketika manusia yang berada dalam kontrak dengan dewa mati karena batas umur mereka di luar perang. Kekuatan dewa tidak akan lenyap dan dewa itu bisa mencari bayi yang baru lahir yang merupakan reinkarnasi dari pemilik kontrak untuk segera meminjamkan kekuatan bayi itu. Ingatan mereka tentang kehidupan mereka sebelumnya tidak akan terhapus, sehingga para manusia dalam kontrak akan saling mengenal satu sama lain walaupun mereka baru pertama kali bertemu.

Kini, waktu reinkarnasi dan peminjaman kembali kekuatan Apollo telah dekat. Begitu juga siklus perang besar antara dewa dan iblis. Namun Azel maupun dewa yang lain belum menemukan siapa dan di mana manusia pemegang kontrak Apollo sama sekali. Meski begitu, sumpah setia Azel tidak pernah goyah. Ia akan senantiasa menunggu reinkarnasi Apollo, meski harus menambah 10.000 tahun lamanya.

"Hanya aku yang mengerti semua penderitaan mu, rasa sakit mu dan perjuangan mu. Dan hanya aku yang tidak akan pernah mengkhianatimu. Aku, Azel anak dari Lucifer, bersmupah tidak akan pernah mengkhianatimu. Aku akan menunggumu, bahkan jika harus menghabiskan sepuluh ribu tahun lamanya. Hanya aku yang tidak akan pernah meninggalkan mu".

Copyright (Naruto) : Masashi Kishimoto

Copyright (Unleashed) : SylvanEnchanter

Chapter I : The Unconsciousness

Tanda petik satu (') adalah Inner

Paragraf center alignment adalah flashback.

"WOAAAAAAAH...!!!".

Suara teriakan sedikit mengganggu tenangnya pagi di salah satu rumah di kota Konoha. Tepatnya di rumah keluarga Namikaze Minato. Lagi-lagi anak berambut kuning itu mimpi buruk dan berteriak cukup keras di kamarnya. Sudah enam hari ini si anak merasa aneh dengan dirinya sendiri. Betapa tidak, bagaimana bisa ketika ia menyentuh orang lain tiba-tiba memori dari orang yang ia sentuh tergambar dengan jelas di depan matanya. Dan yang lebih aneh lagi, tubuhnya bisa merasakan sakit dan penderitaan orang yang ia sentuh tadi. Tadinya, ini hanya terjadi sekali dua kali saja. Namun semakin hari, kejadian seperti itu makin sering terulang.

Begitu pula dengan mimpi buruk nya setiap malam. Di mimpi itu, ia melihat seorang wanita yang sedang duduk menangis di samping tubuh seorang pria yang terbaring. Entah mati atau tidak, tetapi wanita itu menangis begitu pilu disamping tubuh pria itu. Kemudian wanita itu mengeluarkan cahaya dari tangannya dan menempelkan tangannya ke dada sang pria. Saat itu juga Naruto merasakan sakit yang teramat sangat pada sekujur tubuhnya, lalu kemudian ia terbangun. Setiap malam selalu sama. Hanya mimpi itu yang ia lihat dan tidak berubah saja sekali.

Semua itu dialami oleh seorang pemuda bernama Uzumaki Naruto. Salah seorang siswa SMA yang bersekolah di Konoha High School yang tahun ini akan menginjak umur 17 tahun. Naruto adalah pemuda yang periang dan mudah bergaul. Orangnya cerewet dan sembrono. Dia juga tidak begitu pandai dalam bidang akademis. Tapi yang membuat teman-temannya betah berada di sekitarnya adalah, sifat Naruto yang lebih senang mendahulukan temannya di bandingkan dirinya sendiri. Yap, Naruto memang anak yang berhati sangat baik, namun sifat sembrono dari dirinya seringkali membuatnya dicap sebagai "bad boy" oleh orang yang baru pertama kali bertemu dengannya.

Pemuda yang di panggil Naruto itu segera turun dari kasurnya dan masuk ke kamar mandi. Ia memliki kamar mandi sendiri di dalam kamar tidurnya. Kamar tidur Naruto terletak di lantai dua. Isi dari kamar Naruto kebanyakan adalah pajangan koleksi mainannya. Ada sebuah meja belajar di dekat jendela dan sebuah televisi lengkap dengan ps4 nya tepat menghadap ke kasurnya. Kamar itu juga sudah dilengkapi dengan AC. Di atas meja belajarnya tergeletak 2 smartphone dan 1 laptop yang harganya tidak bisa dibilang murah. Secara keseluruhan, kamar Naruto benar-benar surga dunia untuk anak remaja. Semua fasilitas ada di sana tersedia dengan lengkap.

Keluarga Naruto adalah keluarga menengah ke atas. Bukan keluarga kaya yang memiliki rumah berhektar-hektar dan mobil mewah berjejer di halaman. Bukan juga keluarga yang kekurangan yang setiap hari harus khawatir dengan persediaan makanan untuk besok. Keluarga Naruto adalah keluarga yang berkecukupan dan memiliki kelebihan harta meskipun tidak terlalu banyak.

Ayah Naruto, Namikaze Minato menjabat sebagai kepala sekolah di tempat Naruto bersekolah, yaitu Konoha High School. Sedangkan Uzumaki Kushina memutuskan untuk tidak bekerja dan menggunakan seluruh waktu nya untuk mengurus urusan rumah tangga.

"Jika seperti ini terus, mungkin aku akan gila sungguhan".

Naruto menggerutu sendiri di dalam kamar mandinya. Mengingat bahwa terjadi sesuatu yang tidak normal dengan dirinya. Ia belum menceritakan sejuta yang ia alami kepada siapapun, termasuk orang tua nya sendiri. Ia tidak ingin mereka berdua khawatir akan keadaan dirinya. Naruto memang tidak suka merepotkan orang lain, apalagi jika orang itu adalah orang tua nya sendiri.

Sigh

Naruto segera menyelesaikan acara mandinya dan keluar dari kamar mandi. Ia langsung menuju lemari dan membuka pintu lemari yang berukuran sedang itu. Langsung saja ia mengambil seragam hati senin nya. Seragam hari senin Konoha High School adalah kemeja putih, dasi hitam di balut dengan rompi kain v-neck berwarna sama dengan dasi. Sementara bawahannya adalah celana bahan yang juga berwarna hitam. Untuk perempuan, semuanya sama. Hanya saja mereka mengenakan rok lipat yang panjangnya di atas lutut berwarna hitam.

Naruto yang sudah rapi berseragam segera turun untuk menyantap sarapannya. Di ruang makan susah menunggu ayah dan ibunya. Naruto segera menarik kursi nya dan duduk.

"Ohayou, Naru-kun". Sapa ayah Naruto.

"Oyahou, Ayah".

"Naru-chan. Aku mendengar kau tadi berteriak, apa mimpi buruk lagi ?". Tanya ibunya khawatir.

"Iya bu. Tapi sekarang tidak apa-apa. Lagipula, itukan cuma mimpi".

"Ya sudah. Cepatlah sarapan. Bukankah hari senin kau masuk lebih pagi ?".

"Baik".

"Naruto, apa kau ingin berangkat ke sekolah bersama ayah hari ini ?".

"Tidak, ayah. Aku bisa berangkat sendiri".

"Baik. Ayah tidak memaksa".

Naruto segera menyelesaikan sarapannya dan membereskan piring nya sendiri. Kemudian ia bergegas mengambil sepatu roda kesayangannya dan memakainya. Naruto biasa berangkat ke sekolah menggunakan sepatu roda.

"Aku berangkat dulu...".

"Hati-hati".

Sepanjang perjalanan, Naruto terus terpikir akan kejadian aneh yang menimpanya sekitar seminggu terakhir. Padahal besok adalah hari ulang tahunnya, tapi yang terjadi malah hal-hal aneh makin sering muncul dan terjadi. Membuatnya merasa menjadi anak paling sial sedunia.

Menurut Naruto, kemampuannya melihat masa lalu orang lain itu sangat tidak sopan. Sembarangan saja melihat kenangan pahit orang lain dengan hanya menyentuhnya. Mereka juga pasti punya kenangan yang tidak ingin dilihat oleh orang lain, tapi Naruto sembarangan saja melihat kenangan itu tanpa seizin pemiliknya. Ditambah lagi, rasa sakit di tubuhnya sesaat setelah merasakan pahitnya kenangan orang lain. Benar-benar sangat mengganggu aktifitas.

Sigh

"Kemampuan ini memang benar-benar merepotkan". Gerutu Naruto pada dirinya sendiri.

Sampailah Naruto di Konoha High School. Tempat dirinya bersekolah. Konoha High School merupakan sekopah besar dengan kapasitas 30 ruangan kelas. Setiap tingkat memiliki 10 kelas, dari kelas A sampai kelas J. Setiap kelas memiliki daya tampung sampai 20 orang. Konoha High School merupakan sekolah SMA favorit di kota Konoha. Banyak anak-anak dengan kemampuan di atas rata-rata mendaftar untuk.bersekolah di sana. Sekolah itu dilengkapi dengan gelanggang olahraga bagi para siswa.

Naruto merupakan siswa kelas 3 SMA. Kelasnya berada di lantai paling atas. Kelas Naruto adalah 3D. Sekelas dengan beberapa teman masa kecilnya, yaitu : Hyuuga Hinata, Haruno Sakura, Inuzuka Kiba, Aburame Shino, Sai, Yamanaka Ino, dan Akimichi Chouji. Mereka semua sudah saling mengenal satu sama lain sejak mereka berumur 5 tahun. Lebih tepatnya, mereka masuk di taman kanak-kanak yang sama. Sejak saat itulah mereka menjadi teman yang akrab, bahkan hingga kini. Sementara teman masa kecilnya yang lain berada di kelas lain, seperti Nara Shikamaru dan Hyuuga Neji berada di kelas 3A Sabaku no Gaara berasa di kelas 3E, dan juga TenTen dan Rock Lee berada di kelas 3B. Mereka semua sudah saling mengenal satu sama lain.

"Oi... Narutooo...!!!".

Kedatangan Naruto disambut dengan sapaan dari salah satu temannya, seorang anak laki-laki yang memiliki tato segitiga merah di pipinya. Dia sama berisik dan sama bodohnya dengan Naruto. Bisa dibilang karakteristik meraka berdua mirip, hanya saja anak itu lebih mudah tersulut emosi dibanding Naruto. Namanya Inuzuka Kiba. Rambutnya coklat spiky dan pupil mata nya kecil. Gigi taringnya agak sedikit lebih menonjol dibanding giginya yang lain. Seperti itulah kira-kira penampakan anak yang bernama Inuzuka Kiba itu.

"Hai Kiba".

"Huh ? Ada apa dengan Uzumaki Naruto hari ini ? Tidak seperti biasanya kau terlihat murung".

"Eh ? Benarkah aku terlihat murung ?".

Puk puk

Naruto menepuk-nepuk pipinya sendiri. Seakan ingin membenahi keadaan wajahnya yang bisa dibilang sangat kusut dengan menampar dan menarik-nariknya.

"Sekarang bagaimana ?". Naruto tersenyum bodoh ke arah Kiba.

"Kau terlihat makin aneh".

"Begitu ya ?".

Sigh

"Hey, kau tahu kan kau bisa bercerita kepadaku apapun itu ? Aku tahu jika aku ini bodoh dan tidak bisa mengeluarkan sebuah solusi dari otakku yang pas-pasan ini. Tapi setidaknya cerita kepada orang lain akan membuat mu menjadi lebih lega. Karena kau tidak memendamnya sendirian".

"Hehe, sejak kapan, Kiba sebegitu perduli ?".

"Wh-what the hell...!!!! Jadi maksudmu aku tidak pernah peduli ?!! Lalu selama ini aku selalu mendengarkan ceritamu itu apa... dan... bla bla...".

'Aku bersyukur memiliki teman yang sangat baik sebaik dirimu, Kiba. Kiba anak yang baik hati. Terlepas dari tempramen buruknya. But, hey...!! Everyone has a dark side. Mungkin itu dark side nya Kiba. Intinya dia adalah teman yang sangat baik. Dia juga sangat lucu ketika mengeluarkan ekspresi kesalnya seperti sekarang ini'.

"Hihihi".

"Oi...!! Mengapa kau tertawa..??!! Aku sedang kesal..!! Kenapa kau jadi tertawa..??!!".

"Kau dan ocehan bodoh tentang kekesalan mu, Kiba. Lucu sekali. Hahahaha". Naruto malah tertawa terbahak-bahak.

"Anak iniiii...!!!".

"Thank you, Kiba".

"Eh ?". (Marahnya berhenti dengan tiba-tiba).

"Iya, terima kasih".

"Loh ? Kenapa ? Aku merasa tidak memberikan sesuatu padamu".

"Bodoh, berterima kasih tidak perlu harus karena orang lain memberi sesuatu padamu tahu".

"Lalu kau berterima kasih karena apa ?".

"Terima kasih karena kau selalu bisa menghibur dan menemaniku disaat seperti ini".

"Hmmhh..!!! Kalau cuma itu, berarti kau harus berterima kasih kepadaku setiap hari...!!! Hahahahahaha...!!".

"Hahahahaha".

Tawa mereka memenuhi koridor sekolah. Tawa mereka berhenti ketika mereka berdua mendengar nama mereka dipanggil entah dari mana arahnya. Mereka langsung celingukan mencari sumber suara yang memanggil mereka. Sepertinya itu suara wanita.

"Oi.. Kiba..!! Naru...!!".

Mereka belum menyadari kehadiran orang yang memanggil mereka. Kiba dan Naruto masih celingukan ke kanan dan ke kiri namun belum juga melihat sosok siswi yang memanggil nama keduanya. Sampai akhirnya siswi itu secara tiba-tiba menepuk pundak Kiba dan Naruto dari belakang.

"HEIII...!!!".

"AH...!!".

"SAKURA...!!! DASAR ANAK NAKAL..!!! BAGAIMANA BISA KAU MEROBEK BAJU KANTOR IBU..!! INI AKAN IBU PAKAI UNTUK MEETING KLIEN HARI INI, DASAR ANAK BANDEL..!!".

"Maaf, bu aku benar-benar tidak sengaja. Maaf".

Plakk

Tamparan keras mendarat di pipi gadis mungil berumur 5 tahun itu. Wajah nya masih menengok ke arah tamparan yang di berikan ibunya sambil matanya terbelalak kaget.

"Ibu...".

"...". Ibunya diam dan masih memandangi tangannya. Ia masih tidak percaya bahwa ia menampar putrinya sendiri hanya karena masalah baju.

"Maafkan ibu Sakura".

"Ibu.. hik hik".

"AH...!!".

"Sakura, kau mengagetkan saja..!!".

BRUKK

Hanya beberapa detik memori itu berputar di depan mata Naruto. Namun Naruto merasakan sakit yang teramat sangat pada tubuhnya. Rasa sakit itu menghujam seperti di lempari batu besar yang sangat banyak. Naruto pun jatuh berlutut. Ini adalah pertama kali, kekuatan aneh Naruto "kumat" ketika sedang berada di sekolah.

"N-naruto ? Apa aku menepuk terlalu keras ? Naruto ? Kau tidak apa-apa kan ?".

Sakura kemudian kembali menyentuh tubuh Naruto. Ia merasakan tubuh Naruto sedikit bergetar seperti orang yang sedang menahan rasa sakit. Sepertinya Naru memang kesakitan, tapi...

'Huh ? Ini...'

"Kiba... bukankah ini...".

"Tidak salah lagi. Ini adalah kekuatan Apollo".

"Jadi ternyata selama ini Naruto mengeluh ada yang aneh dari dirinya karena ini. Kiba, beritahukan yang lain".

"Tentu".

"Hei kalian berdua. Jangan berbisik-bisik seperti itu. Jika kalian tahu apa yang terjadi padaku, katakan langsung saja padaku". Kata Naruto sambil berusaha berdiri.

Sakura tiba-tiba meraih tangan Naruto dan berlutut di hadapan Naruto. Kiba pun juga melakukan hal yang sama.

"Sudah lama sekali, aku menunggu mu, Apollo".

"Aku juga menunggumu Apollo. Pertempuran besar sudah dekat, dan kami hampir putus asa. Kami kira kau masih butuh waktu lagi untuk kembali. Ternyata selama ini kau adalah Naruto. Aku sangat bersyukur".

Naruto langsung melepaskan tangan mereka berdua dan menyuruh mereka untuk bangkit. Naruto benar-benar tidak tahu menahu apa yang sedang mereka bicarakan. Apollo ? Pertempuran besar ? Selama ini adalah Naruto ? Apa yang sebenarnya mereka ucapkan ? Otak Naruto yang pas-pasan benar-benar tidak bisa mencerna keadaan yang sedang terjadi.

"Apa sih yang kalian katakan ? Jangan berbicara ngelantur seperti itu. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang sedang kalian bicarakan. Perjelaslah sedikit".

Tap tap tap

Naruto yang masih bingung akan apa yang sedang terjadi dengan dirinya bertambah bingung ketika teman sekelasnya juga tiba-tiba datang entah dari mana. Pemuda itu berambut raven dan bermata onyx. Tiba-tiba saja ia datang kemudian berlutut di hadapannya sambil memegang dada kanannya.

"Master, aku sudah menunggumu 10.000 tahun lamanya. Lama tidak berjumpa, master Apollo".

"Eeeeeeeeekkkk...!!!! Apa-apaan ini ? Sekarang teman sekelasku yang paling tidak peduli dan paling pendiam juga melakukan ini...!!! Hey...!!! Apakah ini termasuk dari lelucon yang kalian mainkan di depanku ? Kalau iya, berhentilah... ini sudah tidak lucu. Aku sedang menderita keanehan, jangan kalian buat aku menjadi semakin merasa aneh".

Kriiiiiiiiiiiing.

"Bel masuk telah berbunyi. Sudah ya, aku masuk kelas lebih dulu".

"Bicara apa kau ? Kita semua satu kelas. Kita pergi bersama-sama. Aku akan menjelaskan semuanya ketika istirahat nanti. Sepertinya ingatanmu benar-benar hilang". Ujar Kiba sambil meraih tangan Naruto

"Ingatan ? Ingatan soal apa ?".

"Sudahlah, kita akan menjelaskannya nanti. Sekarang kita masuk kelas terlebih dahulu". Sakura ikut menggenggam tangan Naruto yang satunya lagi.

"Eh, Sasuke ? Kau tidak ikut ? Kelas kita sama bukan ?". (Naruto).

"Baiklah, jika anda memintaku untuk masuk ke dalam kelas".

Ekspresi Naruto langsung berubah ke ekspresi terganggu. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja ia diperlakukan sebagai orang yang berkedudukan tinggi. Padahal dia hanya anak SMA biasa. Tidak ada yang spesial dari dirinya. Entahlah, yang penting dia akan mendengarkan penjelasan dari teman-temannya nanti.

"Halo".

"Sudah di temukan ?".

"Konoha High School ?".

"Bukankah kepala sekolahnya adalah Namikaze Minato ?".

"Iya, Minato juga terikat kontrak dengan dewa. Dia juga adalah salah satu dari kita. Aku yakin dia tidak akan keberatan kalu kita meminjam beberapa pelajarnya untuk hari ini".

"Langsung saja bawa anak itu kemari. Biar aku yang menjelaskan semua. Oh, dan juga panggil yang lain".

Tuuut tuut tuut.

'Syukurlah. Apollo, akhirnya kau kembali lagi'.

TBC

Hello Minna-san. Bertemu lagi dengan SylvanEnchanter. Kali ini dalam fic yang baru.

Syl bikin temanya kali ini kayak sihir ala-ala gitu. Sebenernya ini genre yang Syl suka banget, cuman kemaren emang lagi pengen bikin fic yang ringan yang murni kehidupan biasa.

Di fic ini jelas pairnya BL yah guys. Cuman Syl di sini mau kebih fokus ke aksi dan pertarungan tokoh aja nih guys. Yah tapi walopun begitu tetep namanya asmara pasti kan ada ya... ya ga ? Hehehe pertarungannya seseru apapun pasti ada asmaranya. Cinta emang ga mengenal tempat... tumbuh sembarangan kayak rumput... *paan si :D

Well, pendek aja untuk pembukaan di chapter I ini guys. O ya... sebagian pair disini adalah rikuesan pair dari fic kemaren... Syl inget banget di LIFE kemaren ada yang ngebet bgt MinaKaka... well you'll find them here... moga yabg rikues itu baca fic Syl yang ini

Anyway, that's it for now

Ada salahnya Syl minta maaf.

Sekian dan terima kasih

Syl out.