Disclaimer : Gakuen Alice isn't mine. If it's mine, Mikan Sakura will be with a cold and scary personality and she's the Kuroneko, not Natsume.
Reinkarnasi
merupakan kepercayaan akan seseorang yang telah mati terlahir kembali dalam bentuk kehidupan lain
dengan mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil perbuatannya terdahulu.
-
PROLOGUE
-
[November 2005, Gakuen Alice]
Kehidupan Akademi sangat damai. Setelah berbagai tragedi terjadi, para murid akademi akhirnya bisa merasakan damainya kehidupan. Sampai sebuah suara yang menggetarkan Bumi dan membuat Mars bergeser lima senti dari orbit terdengar.
"NATSUME BAKA!!!!!!!!!"
Para murid akademi menoleh sesaat ke arah suara itu berasal sebelum melanjutkan kembali kegiatan mereka yang sempat tertunda. Mereka sudah terbiasa dengan jeritan itu. dan mereka sudah bisa menebak kata-kata apa yang akan terdengar berikutnya.
"Itu salahmu sendiri, polkadot."
Yep! Kata-kata pedas dari Black Cat nomor satu di akademi. Dan para murid bersiap memasang earplug buatan Hotaru agar mereka tidak tuli untuk mendengar kata beri-
"DASAR MESUUUUUUUUUM!!!!!!! HENTAAAAAAIIIIII!!!!!!"
Ouch! Aku terlambat memasang earplug. Aduh... lebih dari itu pasti telingaku akan budeg permanen.
Dan berikutnya pasti....
BAKA! BAKA! BAKA! BAKA! BAKA! BAKA! BAKA! BAKA! BAKAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ya! Itu suara yang sangat kusukai! Baka Gun upgrade ver. 666!
"Kau tidak apa-apa, Sakura-san?"
Yah... Luca-pyon... tipikal.
"Aku tidak apa-apa, Luca-pyon. Terima kasih."
Lalu berikutnya....
"KENAPA KAU LAKUKAN ITU, HOTARU!!!!?!!!"
Berikutnya lagi...
BAKA!! YOU'RE-SO-ANNOYING-SO-SHUT-THE-FUCK-UP-BAKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
What the-! Baka Gun versi baru?! Plus sumpah serapah pula!
Lagi-lagi berikutnya...
"Mikan-chan, daijoubu ka?"
"Daijoubu. Arigatou, linchou."
Hhh... tipikal lagi... Tobita...
Dan terakhir...
"Anak-anak, duduk! Atau aku akan menyebarkan feromonku ke kalian semua!!!!!!"
Siiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing~!!!!!!!
Hehehe... tak ada yang bisa menandingi Narumi-sensei.
Yah... sudah saatnya aku mengintip ke kelas dan memandu kalian menuju petualangan baru Mikan cs.
"Anak-anak-!!"
"Ya ya! Kau sudah mengucapkannya untuk ketiga kalinya!"
Narumi berjalan ke pojok ruangan dan jongkok sambil cemberut sementara telunjuknya bermain-main dengan lantai. "Jahatnya..." gumamnya.
"Kau sudah dewasa, jadi berhenti sulking kayak anak-anak gitu, baka sensei." kata Hotaru dingin seperti biasa, tangannya cekatan mengupgrade baka gun. "Kau lebih parah dari Mikan baka di sana."
Narumi bangkit berdiri dan berdehem. "Baiklah, anak-a..."
"Ya!!! Kau sudah mengatakannya untuk keempat kalinya!!!"
Guru gokil itu menghela nafas kalah, dia tersenyum dan bertepuk tangan sekali. "Baiklah! Kita kedatangan-"
"Apa!! Murid baru!!!!?" teriakan dari mind reader, Kokoroyomi, memotong ucapan Narumi yang kemudian down lagi.
"Koko-chan... jangan menginterupsi..." gumam Narumi cemberut lagi.
Koko menggaruk belakang kepalanya. "Hehe... maaf, sensei..."
Narumi mengangkat wajahnya dan tersenyum lagi. "Ok! Yunita Anastasia, silahkan masuk!!"
Pintu terbuka dan seorang anak perempuan berambut hitam panjang masuk. Rambut dikuncir buntut kuda, sepasang anting opal menggantung di telinganya. Dia memakai seragam kemeja untuk lelaki dengan satu kancing di atas terbuka dan tidak dimasukkan ke dalam rok, tali leher tidak diikat dan dibiarkan menggantung. Sabuk metal terpasang di rok yang menggantung di pinggul. Memakai kaus kaki hitam panjang dan sepatu hitam. Aksesori menghiasi leher, pergelangan tangan, dan jarinya. Sebuah permata merah berbentuk belah ketupat tertempel di tengah dahinya.
Begitu anak itu berhenti di samping Narumi, suasana dalam kelas berubah drastis. Anak itu membuka kedua matanya, memperlihatkan bola mata berwarna onyx yang hampa dan tajam seperti milik Persona.
"Yunita Anastasia dari Akademi Alice Indonesia," suara dingin dan kosong keluar dari mulut perempuan itu. "hajimemashite."
Suasana dingin dan mecekam menyeruak di dalam ruangan kelas. Tak ada yang bicara, tak ada yang melakukan sesuatu, semuanya larut dalam kehampaan yang sangat menakutkan itu.
Suara tepukan dari Narumi membuyarkan suasana dingin. Dia tersenyum. "Nah, kalian semua! Ada pertanyaan untuk Yunita-chan?!"
Tetapi, tak ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Semuanya seakan memebeku. Kemudian, sebuah suara teriakan terdengar dari luar, menyadarkan anak-anak dari lamunannya.
"NARUMI!!!!!!! KAU MENCURI KACANG CAMBUK DARI GREENHOUSE LAGI, YA!!!!!!"
"Uuups, Misaki-sensei datang!" Narumi membuka jendela. "Pergi dulu! Adios!!" Dan dia pun loncat, meninggalkan Misaki yang baru masuk dan ikut loncat, para murid yang membatu, dan Fukutan yang menangis karena harus meladeni anak-anak blacklist itu.
Yunita mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, dan berhenti ketika dia melihat sesuatu yang membuatnya terkejut. Matanya melebar ketika dia melihat seorang anak perempuan dengan gaya rambut pigtail yang sedang sibuk menulis sesuatu.
"Mikan..."
Mikan menghentikan kegiatan menulisnya. Dia menoleh untuk mencaritahu siapa yang memanggilnya, dia baru menyadari bahwa anak-anak di dalam ruangan terpaku menatap sesuatu... tepatnya seseorang di depan kelas.
Mikan mengangkat sebelah alisnya. "Ya? Siapa kau?" tanyanya bingung, ketahuan bahwa dia tidak memperhatikan dari awal Narumi masuk.
Yunita berjalan mendekati Mikan perlahan tanpa melepaskan pandangannya dari pemilik stealing alice itu. tangan kanannya terjulur dan jemarinya mengelus pipi Mikan perlahan. Matanya semakin lebar ketika dia mengetahui bahwa hal itu nyata.
"Mikan..." gumamnya lirih dan apa yang dilakukannya kemudian membuat Mikan terkejut. Sepasang lengan melingkari tubuh perempuan berambut cokelat itu dan memeluknya.
Tiba-tiba, Mikan merasa merinding dan tanpa pikir panjang langsung mendorong Yunita, melepaskan dirinya dari pelukan. "Apa-apaan kau! Aku tidak mengenalmu! Kenapa kau memelukku?!"
Pandangan mata Yunita perlahan menggelap, kesedihan terlihat jelas di matanya. "Maaf. Kau mirip dengan sahabatku."
Mikan terdiam menatapnya sesaat sebelum tersenyum. "Tak apa-apa!"
Melihat senyuman itu, Yunita membalas senyumannya. "Aku Yunita Anastasia. Salam kenal."
"Mikan Sakura! Salam kenal juga!" balas Mikan, cengiran menghiasi bibirnya. Dia melihat sekeliling dan menyadari bahwa teman-temannya tidak bergerak sama sekali sejak tadi. "Mereka kenapa?"
Yunita juga ikut melihat ke sekelilingnya. "Oh, maaf. Ini salahku." Dia menjentikkan jarinya dan semua anak kembali bisa menggerakkan tubuhnya.
Dan suara pertama setelah semua bisa bergerak adalah...
BAKA!! BAKA! BAKA! BAKA! BAKA! BAKA! BAKAAAAAA!!!!!!!
Baka Gun bertindak. Yunita melompat untuk menghindari peluru Baka Gun dan mendarat tepat di depan Mikan lagi. Dia menatap dingin Hotaru yang juga membalas dengan tatapan yang sama membuat semua berpikir bahwa perang dingin akan terjadi lagi. Mikan yang malang berada di tengah-tengah perang dingin itu.
Natsume melirik Yunita. Entah mengapa dia merasakan sesuatu yang familiar dari anak itu. dia merasa pernah mengenal gadis berambut hitam itu entah di mana. Tapi dia menepis pemikiran itu dan terus mengamati perang dingin yang terjadi.
"Hei, Yunita-chan!" suara Mikan memecah perang dingin Yunita vs Hotaru.
Yunita menoleh dan tersenyum. "Apa, Mikan-sama?"
Semua terdiam. Natsume mengangkat sebelah alis, begitu pun Hotaru, sisanya hanya menatap Yunita bingung.
"-sama?" tanya Mikan bingung.
"Ah... maaf. Kebiasaan." Yunita menunduk malu.
"Tidak apa-apa." Mikan tersenyum, dia kemudian menarik lengan Hotaru. "Yunita-chan, ini Hotaru, sahabat baikku!" kata Mikan sambil memeluk gadis stoic itu, membuatnya mendapat serbuan Baka Gun.
Mikan berdiri sambil memegang kepalanya. "Kenapa kau lakukan itu, Hotaru!!!?"
"Kau memelukku." jawab Hotaru stoic. "Dan jangan berisik atau kutembak lagi."
Mikan cemberut. "Mou... jahat." Dia lalu mengenalkan teman-temannya yang lain.
Mikan menunjuk Natsume yang bertampang bosan. "Dan terakhir, dia-"
"Natsume." gumam Yunita. Mikan menatapnya heran.
"Kenapa kau bisa tahu?"
"Tidak ada yang tidak mengenal Kuroneko jika berhubungan dengan sekolah alice." Yunita tersenyum.
"Anou... Yunita-san." Tobita tersenyum malu. "Waktu kami tidak bisa bergerak... apa itu alicemu?"
Yunita melirik Tobita diam sebelum menjawab. "Ya. Freeze, kekuatan dari Ice Alice."
"Ice Alice?! Sama seperti Nobara!" Mikan terkesiap takjub.
"Mikan-sama... banyak yang memiliki Ice Alice di dunia ini."
"Hei!" panggil Sumire. Dia menunjuk Yunita dengan angkuh. "Apa aksesori yang ada ditubuhmu itu aksesori biasa atau limiter item?"
"Sebagian iya, sebagian tidak." Yunita mengedarkan pandangannya. "Apa alice kalian?"
"Aku Nullification Alice!" kata Mikan, cengiran terlihat di wajahnya dan jarinya membentuk tanda 'peace'.
"Apa aliceku bukan urusanmu." kata Hotaru dan Natsume dingin. Membuat Yunita memberi tatapan kematian yang tidak mereka pedulikan. Mikan hanya menatap mereka bingung.
"A-aku juga tidak mau memberitahu aliceku." Luca menunduk dengan wajah merah, jemarinya sibuk menyisir bulu kelincinya.
Tobita berusaha menengahi adu tatapan yang terjadi, dan tidak berhasil. Dengan keringat dingin membasahi wajahnya dia tersenyum. "A-aku punya Illusion Alice."
"Kami punya Chemical dan Cooking Alice!" kata Nonoko dan Anna bersamaan.
"Huh! Sama seperti Natsume-sama, aliceku bukan urusanmu!" Sumire memalingkan wajah angkuh. Yunita tidak mempedulikannya.
Yunita mendekati Mikan, dia memegang bahu perempuan ceria itu. "Mikan-sama..."
"Kau punya alice lain, ya!!" seru Koko dengan wajah tersenyum seperti biasa. Yunita terdiam menatap dingin ke arahnya.
"Bagaimana kau tahu?" tanyanya dingin. Koko hanya tertawa gugup sambil menggaruk belakang kepalanya..
"Dia punya alice mind reader!" seru Mikan ceria. Dia lalu memegang kedua tangan Yunita. "Apa alicemu yang lain?!"
Yunita diam. Terlihat keragu-raguan di matanya. Sesekali dia menggigit bibir bawahnya pertanda dia ragu untuk memberitahu alicenya pada orang lain.
"Aliceku..." mulainya ragu. "...Incarnation Projection."
Semuanya terlihat bingung – termasuk Hotaru dan Natsume.
"Apa itu?" tanya Mikan bingung. Rasanya dari tadi ada banyak kata bingung.
Yunita menarik nafas dalam-dalam. "Incarnation Projection adalah alice yang bisa menampilkan kehidupan kita sebelumnya di zaman dulu."
"Sama seperti Time slip milik Nodacchi." Sumire menengahi. "Apanya yang hebat."
"Beda dengan Time Slip yang hanya menjelajah waktu tanpa batas." lanjut Yunita. "Incarnation Projection hanya menjelajahi waktu dimana kita hidup sebelumnya."
"Maksudnya?" tanya Mikan.
"Hm... sulit menerangkannya. Jadi jika kalian semua mau, aku bisa menunjukkannya pada kalian."
Semuanya membentuk lingkaran dan mendiskusikan mengenai tawaran Yunita. Beberapa menit kemudian, mereka bersamaan mengatakan, "Boleh."
Yunita menutup kedua matanya, memfokuskan alice dan energinya. Sebuah lingkaran seperti lingkaran sihir muncul di bawah mereka dan angin kencang berhembus melingkar bagai topan mengelilingi mereka sebelum angin itu menghilang bersama mereka.
TBC...
A/N : Fic pertama di fandom Gakuen Alice.
Maaf bila jelek dan tidak dimengerti.
Please review, if don't mind.
.................
.........................
..............................
With crimson camelia,
-
Scarlet Natsume.
