"Soomeul gotdo chatji mothae naneun piharyeogo aesseo bwado
Geobujocha hal su eopneun, nege gadhyeobeorin na
Sarangieotdamyeon jeongmal saranghaetdeon georamyeon naege ireojineun mala
Her whisper is the Lucifer."
SHINee - Lucifer
Heart-Breaker Machine
A Harvest Moon fan-fiction
Disclaimer: HM dan karakter-karakter di dalam sini milik Natsume seutuhnya! Tapi plot cerita milik saya :D
Chapter 1 – Starry Night - Part 1
Path to Mineral Town, Skye's POV,
Winter 24, 18.45 PM
Yang kulihat disekelilingku hanyalah salju-salju yang bertaburan, seperti gula-gula yang kau lihat jika ditaburi ke atas kue. Dan angin yang berhembus kencang seakan-akan mengiris pipiku dengan pelan, kadang pinggir mataku. Aku hanya bisa mendesah dalam hati.
Sabar.. Skye, bersabarlah… Sebentar lagi kau akan sampai di rumahnya…, kataku dalam hati. Aku menggosok-gosokkan tanganku dengan cukup keras, berharap rasa dingin akan menghilang dengan segera, tapi itu tidak cukup membantu.
Rasa semangat memacu diriku untuk melangkahkan kaki dengan lebih cepat ketika samar-samar ketika aku membaca papan kayu yang berdiri tegap di depanku.
Goodie Farm. Ya, Goodie Farm, dimana ia tinggal, dimana ia mendapatkan semua yang ia butuhkan untuk hidup bahagia, walaupun ia merenggut semua itu dalam waktu yang tidak singkat. Kesuksesan? Hanya salah satunya.
Harta benda? Of course, she has that thing.
Teman-teman? Hm… selain teman-teman di Mineral Town, ternak yang ia miliki itu multi fungsi, bisa sebagai teman dan juga ladang emas.
Uang? Ladang emas itu ada di rumahnya. Sayur-sayuran, buah, bahkan berlian-berlian yang tercantik pun berhasil ia dapatkan, tapi peluh dan darah yang mengalir pelan di telapak tangannya yang halus harus ia korbankan untuk itu semua.
Bagaimana dengan hati-MU, Skye?
…. Ya, ia telah memiliki semuanya, termasuk hatiku, dan rasa sukaku padanya, begitu tergila-gilanya aku padanya… Segala macam harta mungkin saja kukorbankan hanya untuk seorang Claire Vermillionna. Mungkin.
Goodie Farm, Claire's House, Claire's POV
Winter 24, 19.00 PM
"Huuaahhhh! Dingin! Hatchii-h!" Aku bersin-bersin. Udara di luar sepertinya memang dingin sekali. Musim dingin memang bukanlah musim kesukaanku. Musim panaslah yang terbaik. Tak hanya karena cuacanya itu tidak dingin, tapi juga karena.. Kai. Ia hanya akan ada di Mineral Town selama satu musim itu. Dulu aku ingin sekali untuk pindah bersamanya, tapi… Ladang emas yang kumiliki sekarang ini memaksaku untuk tinggal. Lagipula sayang jika aku harus memulai semuanya dari nol lagi.
Sesekali aku mendengar detak jarum jam dindingku yang berwarna hijau tua. Aku mendongak, mataku setengah terpejam.
Jam 7 malam. Hebat. Sudah satu jam aku menunggu, dan ia belum terlihat dimana-mana. Tapi… Hei. Tunggu dulu. Untuk apa aku begitu peduli padanya? Um… Hei, ada yang ingin kukatakan pada kalian, tapi jangan bilang-bilang, ya? Terutama pada si-pencuri-gombal-beruban itu! Haha.. jujur saja, dulu aku sering meledeknya begitu.
Sebenarnya aku hanya memacarinya karena satu, aku kasihan padanya. Kabar burung yang kudengar dari teman-temanku seperti Ann dan Karen mengatakan bahwa ia itu mantan pencuri ulung, dan sialnya, masih saja banyak orang yang mencoba untuk mengucilkan dan membunuhnya. Malangnya. Dan dua, aku begitu kesepian. Mungkin bagi kalian ini terdengar sedikit.. gombal dan malu-maluin, tapi seperti yang kalian tahu, Kai tidak ada di Mineral Town selama musim semi, gugur dan dingin. Lagipula Skye itu orangnya cukup tampan, baik, pengertian… Tapi hanya sekedar itu. Hanya teman saja, terakhir, menurutku dia masih bukan tandingan Kai.
Tok! Tok! Tok!
Lamunanku buyar seketika. Sepertinya Skye! Dan entah kenapa aku merasa cukup bahagia tiap kali melihat wajahnya itu.
"Masuklah!"jawabku dengan riang.
Goodie Farm, in front of Claire's House, Skye's POV
Winter 24, 19.05 PM
JDUK! Rasa sakit yang ringan terbersit di dahiku.
Aduh, teriakku dalam hati. Lihat 'kan? Tiap kali namanya terlintas di benakku, susah untuk memfokuskan diri. Aku memutuskan untuk mengetuk pintu rumahnya dengan pelan.
"Masuklah!"suara yang feminin terdengar dari dalam.
Tanpa basa-basi, aku langsung masuk. Di dalam terasa hangat, pasti karena perapian. Setelah aku menaruh beberapa mantelku di tempat mantel di dekat pintu, aku melihat ke seluruh ruangan itu. Di sekeliling ruangan, ada hiasan-hiasan natal yang simple tapi elegan. Di meja makan, terdapat makanan kesukaanku. Kari, anggur putih, dan tambahan berupa cake coklat.
Sempurna. Sama seperti dirinya.
Ia memakai long coat hitam, celana panjang hitam yang sedikit kendor, juga beberapa jepit berlian kecil disematkan diantara rambut pirangnya yang tergerai anggun. Itu hanya membuatku makin terlihat sens-ehh bukan, anggun, hei, tapi kata sensual cukup tepat. Sensual. Kata itu membuat hatiku berdebar lebih keras saja.
Ia langsung menuntunku ke meja makan. Aku baru tahu jika ia pandai memasak. Mungkin saja itu karena ia terlihat selalu sibuk dengan kebunnya?
"Gimana, Skye?"tanyanya dengan tiba-tiba, memecahkan keheningan.
"Enak sekali…"jawabku pelan.
Goodie Farm, Claire's House, Claire's POV
Winter 24, 19.30 PM
Kita makan malam dengan diam. Suasana diam yang SANGAT tidak wajar untuk Starry Night Festival. Jujur, aku tidak tahan dengan suasana yang biasa-biasa saja begini. Aku lalu mendelik kearah Skye secara perlahan,berharap aku bisa melihat apakah kari buatanku enak atau tidak, tapi sepertinya aku tidak bisa membaca mata hijau emeraldnya itu. Mukanya terlihat sedikit ceria, tapi ia tidak mengatakan apa-apa.
Goblok kau, Skye! Tidak bisakah kau berbicara sepatah kata pun?, makiku dalam hati. Aku mendesah pelan, lalu bertanya padanya.
"Gimana, Skye?"tanyaku, berusaha untuk tidak terdengar malas-malasan saat menanyakannya.
"Enak sekali…"jawabnya dengan lembut, seperti biasanya. "Tapi…"ia bangkit dari kursinya, lalu menghampiriku, menempatkan jarinya yang dingin di daguku.
"Ada yang jauh lebih enak daripada Finest Curry-mu…" ia menaikkan jarinya dengan perlahan ke bibirku, lalu berhenti disana. Aku merasakan wajahku memerah seperti udang rebus, dan aku tidak memberikan reaksi apa-apa. Seingatku Kai bahkan tidak pernah sampai sefrontal ini.
Sebelum aku bisa menemukan sebuah jawaban atas pernyataan tadi, aku merasakan disekelilingku hitam. Dan aku hanya mendengarnya tertawa kecil akan reaksiku.
"Even if I try to avoid you, I can't find a place to hide
I'm trapped by you, who I can't even deny.
If it was love, if you really loved me, don't do this to me.
Her whisper is the Lucifer. "
SHINee - Lucifer
-To Be Continued-
