.
.
See You Again
.
By : Nyanmu
Main Cast : Park Chanyeol and Byun Baekhyun
[ChanBaek]
Support Cast : Xi Luhan, Do Kyungsoo, and Kim Jongin
Genre : Romance, hurt/comfort, Little bit Humor, and Friends
Rated : K+
Length : Twoshoot
Warn! GENDERSWITCH (GS) | Typo(s) | Alur ngebut | Kata-kata absurd dan KASAR!
.
.
.
Chapter 1 of 2
"Haaaaah~"
Ini sudah kesekian kalinya dua yeoja ini menghembuskan napas berat mereka.
"Baek, berhenti memandanginya", ucap yeoja bermata rusa.
Yeoja yang tengah memandangi laboratorium itu pun menoleh kepada yeoja bermata rusa. "Memangnya kenapa?", tanya Baekhyun–yeoja yang memandangi laboratorium.
"Baekhyun, ini hanya menyakitimu, kalau kau suka … bilang saja padanya", ucap yeoja bermata owl bernama Kyungsoo dengan nada iba. Namun Baekhyun hanya diam tak merespon ucapan Kyungsoo.
"Iya, Baek … Lagi pula Chanyeol itu adalah namja yang sangat tidak peka!", kesal yeoja bermata rusa bernama Luhan ini.
Baekhyun hanya terdiam mendengar ucapan kedua sahabatnya ini. Saat ini–ah, bukan saat ini. Tapi SEJAK DULU Baekhyun sudah menyukai Chanyeol.
Awal menyukainya biasa saja. Mereka tetap berteman–sangat dekat. Namun, lama-kelamaan Chanyeol berubah. Chanyeol mulai beralibi bahwa ia sibuk, jadi ia jarang bermain lagi dengan mereka.
Chanyeol juga berubah menjadi playboy. Dan Baekhyun hanya bisa memandangi Chanyeol dari jauh–dengan yeoja lain.
"Aku bingung …", gumam Baekhyun.
"Bingung kenapa?", tanya Kyungsoo.
"Kenapa Chanyeol berubah, kenapa Chanyeol jauh, kenapa Chanyeol … tidak berteman dengan kita lagi?", ucap Baekhyun dengan tatapan menerawang.
"Itu jalan yang ia ambil", ucap Luhan singkat.
Baekhyun menghembuskan napas kasar setelah mendengar jawaban Luhan. "Itu tidak bisa dijadikan jawaban, Lu", ucap Baekhyun menoleh dengan malas kearah Luhan.
"Haaiiisssh! Sudahlah, berhenti membahas hal ini", ucap Baekhyun kesal.
"Ngomong-ngomong dimana Jongin?", tanya Baekhyun celingukan.
"Sedang ke kantin", ucap Kyungsoo.
"Ah, aku jadi ingin ke kantin", keluh Baekhyun.
"Aku tidak ikut, aku sudah titip di Jongin", ucap Luhan membaca majalah keluaran terbaru.
"Mm, maaf Baek … aku juga sudah nitip di Jongin", ucap Kyungsoo tersenyum ramah.
"Yaaa! Kalian tidak bilang! Aku 'kan ingin susu strawberry", rajuk Baekhyun.
"Tenang, Jongin pasti akan membelikan satu untukmu", ucap Luhan.
"Heh? Benarkah?", ucap Baekhyun berhenti merajuk.
"Tentu saja, Jongin 'kan sahabat kita juga", ucap Kyungsoo.
"Permisi! Ini barang TITIPAN kalian!", ucap seorang namja berkulit tan.
Ketiga yeoja ini menoleh untuk melihat siapa yang datang. Ternyata itu adalah Jongin dengan sekantung plastic makanan.
"Ini onigiri untukmu, Kyung~", ucap Jongin sedikit diimutkan.
"Terima kasih", ucap Kyungsoo senang menerima tiga buah onigiri titipannya.
"Satu kotak susu strawberry milik baekbaek … kau akan mengamuk bila tak mendapatkannya", ucap Jongin menaruh susu straweberry di depan Baekhyun.
"Waaaaa! Kkamjong kau baik yaaa~", ucap Baekhyun senang.
"Huh, bilang baik saat ada maunya", gumam Jongin malas.
"Roti isi dan air putih milikku", Jongin mengeluarkan makanan miliknya dari kantung plastic.
"Banyak sekali sisanya, memangnya untuk siapa saja?", tanya Baekhyun heran.
"Sisanya? Tentu saja untuk si rusa, siapa lagi", dengus Jongin menyerahkan sisa makanan kepada Luhan.
"Luhan, makanan di kantin tidak akan habis dalam sekejap mata", ucap Kyungsoo.
"Iya, seperti tiada hari esok saja", lanjut Baekhyun.
"Haish! Kalian berisik", ucap Luhan mengecek barang titipannya.
Setelah menyerahkan semua barang titipan mereka, Jongin segera duduk di sebelah Baekhyun–kursi yang kosong.
"Kalian sudah belajar?", tanya Luhan.
Jongin menghentikan aktifitasnya membuka bungkus roti. Kyungsoo tetap mengunyah makanannya namun matanya beralih memperhatikan Luhan. Baekhyun hanya memasang telinga.
"Hari ini ada kuis dadakan dari Joo saem", ucap Luhan.
"Hah?!"
Srek! Brush!
Jongin menyobek bungkus roti miliknya secara reflex setelah mendengar ucapan Luhan. Baekhyun menyemburkan susu strawberry yang ada di mulutnya. Untung saja Baekhyun segera menutup mulutnya dengan tangan, kalau tidak Kyungsoo akan terkena semburannya.
Dan hanya kyungsoo seoranglah yang memiliki reaksi yang normal. Ia hanya berteriak mengucapkan, 'hah?' dengan intonasi yang sangat panjang.
"Apa kalian terkejut?", tanya Luhan dengan mata berbinar.
"Apa itu benar?", tanya Kyungsoo ragu.
Luhan melirik Kyungsoo sekilas kemudian tersenyum. "Tentu saja tidak, kalau aku tahu Joo saem akan mengadakan kuis dadakan … aku pasti tidak akan setenang ini", ucap Luhan kembali melakukan aktifitasnya.
"Kau mengejutkanku saja", ucap Jongin.
"Dasar rusa", gerutu Baekhyun membersihkan seragamnya dari susu strawberry miliknya.
"Kemana rotiku?", bingung Jongin.
"Jatuh", ucap Luhan dengan tenangnya.
"Ah! Yaaaah", ucap Jongin memandang dengan tatapan kecewa pada roti miliknya yang jatuh di lantai.
"Aku minta satu!", Jongin mengambil sebuah roti dari jajanan milik Luhan.
"Ya! Aku tidak terima", teriak Luhan.
Dan terjadilah pertengkaran antara Luhan dan Jongin. Sementara Kyungsoo tengah membantu Baekhyun membersihkan seragamnya.
"Cuci saja pakai air", usul Kyungsoo.
Baekhyun mengangguk kecil kemudian keluar dari kelas menuju toilet untuk membersihkan seragamnya.
"Tadi kau menitip makanan di siapa?", sungut Jongin.
"Bukan di siapa-siapa, kembalikan!", sungut Luhan.
"Hey hey … sudahlah", lerai Kyungsoo.
"Baiklah, karena Kyungsoo melerai … aku akan merelakannya", dengus Luhan.
"Oh, kau baik sekali rusaaa", ucap Jongin senang.
"Aku juga jadi penasaran …", ucap Kyungsoo tiba-tiba.
"Penasaran kenapa, kyung?", tanya Jongin.
"Kenapa Chanyeol tidak dekat dengan kita lagi? Kenapa Chanyeol jadi playboy, dan kenapa Chanyeol berubah", ucap Kyungsoo.
"Untuk apa mengurusinya, dia saja tidak pernah mengurus kita", dengus Luhan.
Jongin hanya terdiam. Ia tengah memikirkan sesuatu.
"Jongin, kenapa diam?", tanya Kyungsoo.
"Ah, aku hanya … ummm, apa kalian percaya jika Chanyeol suka dengan Baekhyun?", tanya Jongin berbisik.
"Jangan mengarang kau", dengus Luhan tidak percaya.
"Aku serius", bisik Jongin keras dan memukul pelan meja Luhan.
"Dari mana kau tahu, Jong?", tanya Kyungsoo penasaran.
"Ehm, begini ya … kalian tahu Sehun? Oh Sehun?", tanya Jongin sambil memperbaiki posisi duduknya agar nyaman.
Kyungsoo mengangguk antusias. "Oh Sehun sepupumu itu?", tanya Luhan.
"Ya"
"Yang selalu terbalik denganmu itu?", tanya Luhan lagi.
Jongin mengernyit begitu pula dengan Kyungsoo. Mereka berdua sama-sama tidak mengerti.
"Maksudmu?", tanya Jongin sedikit curiga. Firasatnya sudah tidak enak.
"Yaaaa, kau tahu lah … Sehun adalah keterbalikanmu", ucap Luhan malas.
"Contohnya?", tanya Kyungsoo.
"Jongin hitam, Sehun putih … Jongin pesek, sehun mancung … Jongin tukang rusuh, Sehun anak yang kalem … Jongin berantakan, Sehun kebalikannya … dan seterusnya", jelas Luhan.
Kyungsoo manggut-manggut mengerti. Namun Jongin terdiam dan menatap Luhan dengan tatapan malas. "Oke, kita sebut saja Sehun sebagai anak yang terbalik, puas kau?!", kesal Jongin menekan dua kata terakhir.
Luhan melirik Jongin sekilas. Kemudian ia tersenyum manis. "Hehe, aku 'kan hanya bercanda jong~", ucap Luhan menunjukkan cengirannya.
"Huh! Terserah kau", kesal Jongin melipat kedua tangannya di depan dada.
"Sudah-sudah, lanjutkan ceritamu jongin …", ucap Kyungsoo melerai.
"Jadi, Sehun ternyata dekat dengan Chanyeol", ucap Jongin.
"Bagaimana bisa?", heran Luhan.
"Iya, bagaimana bisa?", tanya Kyungsoo.
"Mereka les di tempat yang sama", ucap Jongin santai.
"Terus? Terus?", tanya Kyungsoo penasaran.
"Akhir-akhir ini Sehun menelfonku mengenai Chanyeol"
"Kenapa dia menelfonmu?", tanya Luhan memajukan sedikit tubuhnya.
"Aku akan bercerita!", dengus Jongin malas.
"Katanya, Chanyeol meminta beberapa tips kepadanya mengenai cara mengetahui seseorang menyukaimu atau tidak"
"Untuk apa dia menanyakan itu", gumam Luhan pada dirinya sendiri.
"Diam kau rusa! Aku akan menceritakannya!", kesal Jongin.
"Siapa yang bertanya padamu", ucap Luhan datar.
"Sudaaah! Jongin, selesaikan", titah Kyungsoo.
"Awas kau rusa", gumam Jongin memincingkan mata pada Luhan.
"Lalu aku bertanya 'untuk apa dia menanyakan itu padamu?', lalu Sehun mengatakan bahwa Chanyeol tengah menyukai seseorang … Dan seseorang itu adalah–Baekhyun", ucap Jongin berbisik saat menyebutkan nama Baekhyun.
Kyungsoo dan Luhan membatu di tempat. Luhan yang sadar lebih dulu segera mengajukan pertanyaan. "Memangnya apa tips yang Sehun sarankan?", tanya Luhan.
"Huft, dasar si albino itu … dia benar-benar menyarankan hal yang salah", dengus Jongin.
"Memangnya apa?", tanya Kyungsoo yang akhirnya sadar dari keterkejutannya.
"Sehun berkata bahwa jika kau bercumbu dengan yeoja lain di depan yeoja yang kau suka dan yeoja yang kau suka itu terlihat kesal atau bisa dibilang cemburu, maka dia menyukaimu, tapi kalian tahu 'kan Baekhyun tidak akan melakukan hal itu?!", kesal Jongin.
"Jadi Chanyeol tetap melakukannya? Bahkan sampai dia di cap playboy?", tanya Kyungsoo terkejut.
"Sepertinya begitu", ucap Jongin.
"Seharusnya Chanyeol terus terang saja", gumam Kyungsoo.
"Aku setuju denganmu", ucap Jongin semangat.
"Siapa yang harus terus terang?", tanya Baekhyun yang baru saja kembali dari kamar mandi.
Ketiganya mematung di tempat. Apa Baekhyun mendengar semuanya?, begitulah pemikiran ketiga manusia ini.
"Bu-bukan siapa-siapa", ucap Jongin cepat.
"Kalian menyembunyikan sesuatu?", tanya Baekhyun dengan wajah kecewanya.
"Penjahat!", seru Kyungsoo dengan nada tinggi.
Baekhyun, Luhan, dan Jongin mengernyit mendengar teriakan Kyungsoo. "P-pen-penjahat", gumam Kyungsoo salah tingkah.
Luhan segera mencerna apa yang Kyungsoo maksud dan mengatakannya pada Baekhyun : "Ya! Penjahat yang diberitakan tadi pagi itu … seharusnya penjahat itu terus terang saja kalau dia yang membunuh tetangganya, dasar", gerutu Luhan.
Baekhyun terdiam sejenak kemudian mengangguk-angguk mengerti. Perlahan kepala Baekhyun menoleh kearah jendela–lebih tepatnya ke luar jendela, laboratorium.
Kelas Chanyeol sekarang sedang belajar di sana. Tapi sepertinya pelajaran di kelas Chanyeol telah usai. Beberapa siswa di kelas Chanyeol berhambur untuk keluar.
Kedua bola mata Baekhyun terus memperhatikan Chanyeol yang tengah berbenah. Dan secara kebetulan (yang disengaja oleh Nyanmu #ketawaevil), kedua bola mata mereka bertemu.
Baekhyun tetap terdiam memperhatikan Chanyeol–walau pun tertangkap basah tengah memperhatikannya. Namun Chanyeol segera memalingkan matanya dari Baekhyun dan memanggil seseorang.
Baekhyun terus saja memperhatikan tanpa berkedip. Chanyeol tengah memanggil seseorang. Kemudian seorang yeoja cantik datang menghampiri Chanyeol.
Chanyeol berbincang dengan yeoja itu. Sesekali mereka tertawa. Ada rasa nyeri di dada Baekhyun saat melihat mereka berdua begitu dekat.
Luhan yang kebetulan melihat Chanyeol tengah mencoba merayu yeoja cantik di seberang sana pun menggemertakkan giginya dengan kesal. Bahkan kedua telapak tangan Luhan sudah terkepal kuat.
"Brengsek kau Park Chanyeol!", geram Luhan tanpa suara.
Kyungsoo yang melihat wajah sangar Luhan pun mengernyit dan mengikuti arah pandang Luhan. Kyungsoo terkejut saat melihat Chanyeol baru saja mencium pipi seorang yeoja.
Brak!
Luhan berdiri sambil menggebrak meja. Kyungsoo segera meraih tangan Baekhyun dan mengucapka kata-kata yang dapat menenangkan. Seperti : "Jangan lihat Baek, tenanglah … dia tidak seperti yang kau lihat", "Jangan menangis", "Jangan pedulikan mereka", dan "Anggap saja angin lalu"
"Terima kasih Kyungsoo", ucap Baekhyun tersenyum manis.
Sementara Kyungsoo menenangkan Baekhyun, Jongin harus menangkan Luhan yang mengamuk.
"Lepaskan aku Kkamjong!", teriak Luhan menjadi pusat perhatian satu kelas.
"Tenanglah Luhan", ucap Jongin menahan Luhan yang meronta-ronta.
"Lepas! Aku akan menghajar dobi sialan itu!", teriak Luhan terus meronta.
'Dia ini yeoja tapi tenaganya kuat sekali', pikir Jongin.
"Tenangkanlah dirimu … kau bisa masuk ruang konseling nanti", nasehat Jongin.
"Brengsek kau! Kuhajar kauuu!", teriak Luhan membabi buta.
"Dasar Playboy! Tidak peka! Buka matamu dasar sialan!", teriak Luhan.
Di sisi lain, Chanyeol yang tengah merayu seorang yeoja sesekali melirik kearah kelas Baekhyun.
Ia ingin memastikan bahwa Baekhyun kesal atau sejenisnya. Agar Chanyeol dapat memastikan bahwa Baekhyun juga menyukainya. Katakan saja Chanyeol ini–pengecut.
Chanyeol sebenarnya menyukai Baekhyun sangat lama. Dan bisa saja saat ini Chanyeol mengungkapkan perasaannya pada Baekhyun. Namun karena Chanyeol pengecut–takut ditolak, Chanyeol harus memastikan terlebih dahulu bahwa Baekhyun juga menyukainya.
"Jadi, nanti kau ingin kita berkencan dimana?", tanya yeoja yang Chanyeol rayu ini.
Chanyeol tersadar dan menatap lawan bicaranya. "Hum? Sepertinya tempat yang simple cukup romantis", ucap Chanyeol dengan nada santai yang terkesan cool.
"Baiklah, tempat yang simple … bagaimana dengan Café?", tanya yeoja ini dengan nada genit.
"Café? Kalau kau mau, aku menyarankanmu café mewah di dekat sungai Han", ucap Chanyeol dengan senyum menawannya.
"Tidak, aku tidak suka … bagaimana kalau café dekat jalan tol?", tanya yeoja ini.
Chanyeol mengernyit. Seingatnya café itu adalah café yang sepi dan biasa saja. Tidak mewah dan tidak jelek–biasa saja. Dan juga jauh.
"Itu hanya café biasa, tempatnya juga jauh", ucap Chanyeol.
"Itu bukan café biasa", yeoja ini berbisik di telinga Chanyeol.
"Maksudmu?", tanya Chanyeol.
"Di luar memang terlihat seperti café, tapi kalau kau masuk lebih dalam–itu sebuah diskotik", ucap yeoja ini dengan smirknya.
Chanyeol sebenarnya merinding melihat smirk milik yeoja di hadapannya ini. Namun demi melancarkan aksinya, Chanyeol harus stay cool.
"Benarkah?", tanya Chanyeol pura-pura tertarik.
Yeoja ini mengangguk. "Kau mau?", tanya yeoja ini mencondongkan tubuhnya mendekati Chanyeol.
"Baiklah", ucap Chanyeol menarik salah stau sudut bibirnya.
"Nanti akan kukirimkan alamat cafénya", ucap yeoja itu menjauh.
Chanyeol hanya diam dan mengangguk. "Aku harus pergi, bye", ucap yeoja itu kemudian ia segera pergi.
Chanyeol terdiam sambil meremas kotak pensilnya yang belum sempat ia masukkan ke dalam tas. Ia melirik kearah kelas Baekhyun. Di sana masih terjadi keributan yang diakibatkan oleh Luhan.
Chanyeol tak memperhatikan Luhan. Melainkan memperhatikan Baekhyun yang tengah menunduk mendengarkan perkataan Kyungsoo.
'Kapan kau akan merespon, Baek', batin Chanyeol.
Dan Chanyeol pun segera pergi dari laboratorium–kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.
.
.
.
"Kau harus buktikan bahwa kau yeoja yang kuat", ucap Kyungsoo menyemangati.
"Ya, Kyungsoo benar!", timpal Jongin.
Baekhyun mengangguk semangat. "Kalau kau bertemu dengannya, jangan menghindar lagi!", seru Luhan lebih semangat.
"Lalu aku harus apa?", bingung Baekhyun menghentikan langkahnya.
Saat ini mereka tengah berjalan menuju stasiun bawah tanah karena sekolah telah usai. Mereka akan pulang menaiki kereta bawah tanah.
"Paling tidak kau menyapanya", ucap Kyungsoo menghampiri Baekhyun yang tertinggal di belakang karena berhenti melangkah.
Baekhyun terdiam sejenak kemudian tersenyum dan mengangguk. "Baiklah!", ucap Baekhyun semangat.
"Hari ini ummaku memasak banyak makanan, kalian mampirlah ke rumahku untuk makan malam", ucap Kyungsoo.
"Hmh, aku tidak bisa", ucap Jongin kesal.
"Aku akan mengabarimu kalau akau ke rumahmu nanti", ucap Luhan.
"Kenapa kau tidak bisa, jong?", tanya Kyungsoo.
"Tadi, di kelasku … Yeo Saem memberikan kami setumpuk tugas untuk dikumpulkan lusa", dengus Jongin.
"Kau bisa ke rumahku dan aku akan membantumu", ucap Kyungsoo.
"Benarkah?", tanya Jongin penuh binar.
"Tentu"
"Wah! Aku juga bisa ikut?", tanya Luhan bersemangat.
"Kau juga bisa", ucap Kyungsoo.
"Bagaimana denganmu, Baek?", tanya Luhan.
"Memangnya kita memiliki tugas ya, Kyung?", tanya Baekhyun bingung.
Baekhyun dan Kyungsoo berada di kelas yang sama. Sedangkan Luhan, Jongin, dan Chanyeol berada di kelas yang berbeda dengan mereka berdua.
"Sebenarnya tidak sih, tapi 'kan kau bisa bermain ke rumahku", ucap Kyungsoo memeluk lengan kiri Baekhyun.
"Aaaakan kupikirkan nanti", ucap Baekhyun dengan senyum lebarnya.
Mereka berhenti melangkah karena mereka sudah berada di stasiun bawah tanah, menunggu kereta dengan arah menuju rumah mereka melintas.
"Semoga saja keretanya cepat datang", ucap Luhan maju selangkah melewati garis kuning untuk melihat kedatangan kereta.
"Jangan Luhan! Bahaya!", teriak Kyungsoo menarik Luhan secara kasar.
Luhan terhuyung karena tarikan Kyungsoo. Tapi untung saja Luhan dapat menyeimbangkan kembali tubuhnya. "Ya! Aku bisa jatuh!", kesal Luhan.
"Lebih baik kau jatuh ke belaknag dari pada kau tertabrak kereta!", sungut Kyungsoo.
"Itu bahaya", gumam Jongin menggelengkan kepalanya dengan gerakan pelan.
"Dengarkan Kyungsoo, dia hanya khawatir padamu, Lu", ucap Baekhyun.
"Baiklah! Baiklah! Baiklah!", kesal Luhan duduk di sebuah kursi yang sudah disediakan untuk pengunjung.
Kyungsoo, Jongin, dan Baekhyun mengikuti Luhan–duduk di bangku yang sudah disediakan. Namun tak lama, Baekhyun merasa gelisah dan berkali-kali melirik jam dinding berukuran besar.
"Apa ada masalah dengan keretanya, lama sekali", gumam Baekhyun.
"Kau kenapa, Baek?", tanya Kyungsoo menoleh kearah Baekhyun.
"Aku … aku mau ke toilet, tunggu sebentar ya", ucap Baekhyun segera berlari.
"Kutemani!", teriak Luhan langusng berdiri.
"Tidak usah!", teriak Baekhyun menoleh ke belakang sebentar kemudian ia kembali berlari menuju toilet.
Baekhyun masuk ke toilet dengan buru-buru. Untung saja sekarang toilet tengah sepi. Baekhyun segera masuk ke salah satu bilik dan menuntaskan segalanya.
"Haaah~ Untung saja", ucap Baekhyun lega dan segera mencuci tangannya di wastafel.
Saat sedang mencuci tangan, samar-samar Baekhyun mendengar suara cekikikan yeoja. Baekhyun seketika merinding. 'Apa hantu?', pikir Baekhyun segera mematikan keran dan menajamkan pendengarannya.
"Aku kelas XI-C, aku biasa di perpustakaan, jadi tidak pernah melihatmu"
'Kenapa harus pendekatan di dekat toilet', dengus Baekhyun kemudian berjalan menuju pintu.
"Benarkah? Tapi kau tidak seperti kebanyakan orang yang berada di perpustakaan, kau cantik"
DEG!
Baekhyun merasa ia terkena serangan jantung. Suara itu–suara yang tidak akan Baekhyun lupakan.
"Chanyeol …", gumam Baekhyun.
Kedua tangan Baekhyun menjadi lembab dan bergetar. Baekhyun gugup, takut, dan bingung entah karena apa.
"Paling tidak kau menyapanya"
Baekhyun ingat ucapan Kyungsoo. Baekhyun menghirup udara dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Baekhyun memantapkan hatinya dan membuka pintu toilet perlahan.
Saat membuka pintu toilet, mata Baekhyun langsung bertabrakan dengan mata Chanyeol. Baekhyun sempat tersentak sejenak. Untung saja Baekhyun dapat menguasai dirinya.
"Oh, hai Chanyeol", sapa Baekhyun setelah sekian lama mereka tidak berbicara.
Chanyeol terdiam dan menatap Baekhyun dengan tatapan datar. "Hai", balas Chanyeol.
"Baekhyun-ssi", ucap yeoja di sebelah Chanyeol.
Baekhyun menaikkan kedua alisnya sejenak untuk mengingat siapa yeoja di sebelah Chanyeol ini. Ternyata ia adalah Sora, temannya saat sekolah menengah pertama.
"Annyeong", ucap Baekhyun membungkuk dan tersenyum. "Kurasa dia yang kau tunggu, aku pergi dulu", ucap Sora kemudian pergi.
Baekhyun bingung. 'Chanyeol? Menungguku? Ah! Tidak mungkin …', batin Baekhyun.
"Baekhyun …", panggil Chanyeol setelah Sora tak terlihat lagi.
Baekhyun menoleh dan menaikkan kedua alisnya. Mata Baekhyun menatap mata Chanyeol lamat-lamat. Namun, semakin lama Baekhyun menatap mata itu, hatinya semakin sakit.
Jadi Baekhyun menoleh ke segala arah dan tersenyum canggung. "A-Aku duluan, yang lain menungguku", ucap Baekhyun hendak pergi.
"Tunggu", ucap Chanyeol segera meraih pergelangan tangan Baekhyun.
Baekhyun berbalik dan terpaksa harus menatap mata Chanyeol. "Baekhyun … selama ini–", ucap Chanyeol menjeda.
Tangan Chanyeol semakin erat menggenggam pergelangan tangan Baekhyun. Chanyeol hanya merasa ia akan kehilangan Baekhyun ketika ia melepaskan tangannya ini.
Baekhyun meringis kecil. Baekhyun tidak suka jika ditatap dengan tatapan tajam oleh Chanyeol. Ia merasa seakan-akan Chanyeol tahu segalanya.
"Ini … sakit", Baekhyun memegang tangan Chanyeol yang menggenggam erat tangannya.
Baekhyun tidak hanya merasakan sakit di pergelangan tangan saja. Namun ia merasakan sakit di dada juga. 'Tak apa jika kau tak mencintaiku, tapi biasakah kau … tidak menjauhiku?', batin Baekhyun.
"Ah, m-maaf", ucap Chanyeol melepaskan genggamannya.
Baekhyun mengusap pergelangan tangannya yang memerah. Ia sedikit meringis. Baekhyun cukup kesal saat ini. Kesal karena matanya terasa sedikit berair. Kenapa ia ingin menangis di hadapan Chanyeol?
'Apa kau merasakan perasaan yang sama denganku, Baek?', pikir Chanyeol.
"Baekhyun … aku …", ucap Chanyeol selalu menjeda.
"K-Keretanya sudah datang, a-aku duluan", Baekhyun segera pergi dari hadapan Chanyeol.
Baekhyun tak ingin mendengar kata-kata Chanyeol. Ia hanya takut. Takut jika Chanyeol mengatakan hal yang akan menyakiti hatinya.
Sedangkan Chanyeol, ia hanya berdiri mematung sambil mengepalkan kedua tangannya. Kesal, Chanyeol sangat kesal. Kesal karena ia seorang pengecut yang tidak berani menyampaikan perasaannya secara langsung.
"Kenapa aku tidak memiliki keberanian?!", kesal Chanyeol menggeram.
"Akh! Sial!", Chanyeol mengacak-acak rabutnya frustasi.
Drrrt! Drrrt!
Chanyeol merogoh sakunya karena sebuah pesan masuk. Ia segera membuka pesan masuk tersebut.
.
From : Jae Hye
Cafenya berada di timur jalan tol, yang berada di paling ujung. Aku akan menunggumu di sana
.
Chanyeol berdecak lidah menerima pesan dari yeoja yang ia rayu tadi pagi di laboratorium. Chanyeol tak ada niatan sama sekali untuk datang ke café tersebut.
.
To : Jae Hye
Aku tidak bisa, maaf. Dan kurasa, kita putus saja sekarang.
.
Katakan bahwa Chanyeol gila. Padahal mereka jadian saat di laboratorium tadi pagi. Dan, belum genap dua puluh empat jam, Chanyeol minta putus tanpa alasan.
Pantas saja dia di cap playboy.
Chanyeol menutup ponselnya dan berjalan meninggalkan area toilet. Kereta menuju rumahnya datang. Tak jauh darinya, ia melihat Luhan, Kyungsoo, Jongin, dan Baekhyun berjalan.
Baekhyun tengah bersusah payah meyeret Luhan. Sedangkan Luhan menatap sangar kearah Chanyeol. Jongin juga membantu Baekhyun dan Kyungsoo sibuk mengomel.
Chanyeol terdiam kala Luhan mengacungkan jari tengahnya kepada Chanyeol. 'Great! Sekarang aku dibenci yang lainnya', batin Chanyeol.
.
.
.
"Sehun? Biasakah kau menyarankanku tips yang lainnya?", tanya Chanyeol pada Sehun yang berada di seberang sana.
Mereka tengah saling menelfon. Sebetulnya, Chanyeol yang menelfon Sehun.
"Tips yang lainnya? Kau masih mengejar yeoja Byun itu?", tanya Sehun di seberang sana.
"Ya, siapa lagi … aku benar-benar–argh!", geram Chanyeol.
"Kurasa sepupuku lebih ahli", sebenarnya ini hanya alasan Sehun saja agar Chanyeol tak menanyakan hal seperti ini padanya lagi. Memangnya Sehun mau mengakui bahwa Jongin lebih ahli darinya untuk memikat wanita, big NO!
"Jongin? Dia lebih ahli darimu?", bingung Chanyeol.
"Ya, Jongin", ucap Sehun dengan sangat terpaksa di seberang sana.
"Tapi aku–"
"Sudahlah, tanyakan saja padanya … kalian 'kan bersahabat dari kecil", sebenarnya ini juga agar persahabatan Chanyeol dengan yang lain tidak rusak.
Sehun telah mendengar dari Jongin bahwa Chanyeol menjadi lebih penyendiri dan agak egois setelah mendapatkan tips darinya.
"Aku sedang sibuk untuk ujian kenaikan kelas, jadi … bye~"
TUT!
Chanyeol terdiam sambil memandangi layar ponselnya. 'Apa aku harus bertanya kepada Jongin? Tapi, bagaimana jika dia, ah sudahlah! Aku bisa melakukannya sendiri'
.
.
.
Buk!
Baekhyun menutup buku yang ia baca dengan sedikit kesal. Baekhyun saat ini sedang belajar di perpustakaan. Baekhyun tengah mempelajari beberapa pelajaran yang kurang ia mengerti.
Karena sebentar lagi ujian kenaikan kelas, Baekhyun tidak mau bersantai-santai. Bahkan belakangan ini Baekhyun tidak menghabiskan jam istirahatnya di kantin bersama yang lain–ia sibuk belajar.
"Kenapa susah sekali", gumam Baekhyun membereskan alat tulisnya.
"Kalau saja ada Chan–", Baekhyun terdiam. Lagi-lagi ia teringat oeh Chanyeol. Biasanya Chanyeol yang membantunya mempelajari pelajaran yang belum ia mengerti.
"Lupakan Baekhyun, kau akan mengadapi ujian! Lupakan untuk sementara!", monolog Baekhyun.
Setelah selesai membereskan alat tulis, Baekhyun berjalan keluar dari perpustakaan berniat menuju kelasnya. Padahal belum saja Baekhyun terbebas dari wilayah perpustakaan, ia sudah bertemu dengan Chanyeol–bersama seorang yeoja.
Baekhyun tersenyum sekilas kepada Chanyeol dan bergegas pergi. Setelah Chanyeol tak melihatnya lagi, Baekhyun segera berlari menuju kelas.
Baekhyun pikir, setelah ini ia tak akan bertemu Chanyeol lagi. Namun pemikirannya salah. Karena setelah itu, bel istirahat kedua berbunyi. Dan Baekhyun bertemu dengan Chanyeol di–
Taman.
Halaman belakang sekolah.
Kantin.
Toilet.
Dan sebelah gudang olahraga.
Masalah bertemu dengan Chanyeol atau tidak, itu tidak akan membuat Baekhyun sakit hati. Yang membuatnya tidak tahan bertemu dengan Chanyeol adalah–
–dia selalu bersama yeoja yang berbeda setiap saat.
Baekhyun berlari–untuk kesekian kalinya dari Chanyeol. Setelah pelajaran terakhir, bel pulang akan berbunyi. Dan Baekhyun akan segera pulang.
Sambil berlari Baekhyun merasa kedua matanya memanas dan berair.
'Kenapa … Kenapa aku harus selalu bertemu denganmu disaat kau bersama yeoja lain'
.
.
.
"Permisi … Permisi", ucap Kyungsoo dengan suara lembutnya.
"Sudahlah Kyungsoo, kita bisa melihatnya setelah sepi", ucap Baekhyun perihatin dengan usaha Kyungsoo menerobos kerumunan.
"Tapi aku ingin melihat kelasku", gerutu Kyungsoo.
"Hmmm, kali ini aku akan di kelas mana ya? Kuharap aku bersama kalian", gumam Luhan.
"Berdo'a saja", ucap Jongin.
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya kerumunan tersebut mulai membubarkan diri–menyisakan beberapa murid.
Baekhyun, Kyungsoo, Luhan, dan Jongin sibuk mencari nama mereka dan kelas yang akan mereka tempati.
"Ah! Ketemu! Ketemu!", seru Luhan senang.
"Di kelas XII-B", seru Luhan senang.
"Kenapa kau senang sekali?", bingung Kyungsoo.
"Bagaimana aku tidak senang! Kita bertiga sekelas!", seru Luhan memeluk Baekhyun dan Kyungsoo dengan erat.
Baekhyun mengernyitkan dahinya. "Bertiga? Jongin tidak–dengan kita?", tanya Baekhyun ragu.
"Selalu saja begini, mungkin kepala sekolah merencanakan sesuatu agar aku tidak sekelas dengan kalian", dengus Jongin setelah memeriksa namanya.
"Kau di kelas mana?", tanya Kyungsoo setelah Luhan melepaskan pelukan mereka.
"XII-C", ucap Jongin lemas.
"Apa kau mengenal seseorang di sana?", tanya Luhan.
"Tidak sama sekali", dengus Jongin.
"Bersabarlah", ucap Luhan menepuk-nepuk punggung Jongin.
"Kalau begitu ayo kita lihat kelas kita!", ajak Luhan bersemangat.
Luhan sangat senang sampai-sampai meninggalkan Jongin berjalan seorang diri di belakang. Ya, Jongin berjalan di belakang mereka.
Luhan sibuk berceloteh ini-itu kepada Baekhyun dan Kyungsoo. Sedangkan Jongin, ia hanya mendengarkan saja dan sesekali menyahut jika dirinya dibicarakan.
"Oh ya, apa kau masih bertemu dengan Chanyeol?", bisik Kyungsoo.
"Haha, tentu saja, kita 'kan satu sekolah, mana mungkin tidak bertemu", ucap Baekhyun dengan tawa garing.
"Apa kau masih terus menyapanya?", tanya Kyungsoo.
"Ya, tidak dengan suara, hanya dengan senyuman", ucap Baekhyun memamerkan senyuman lebarnya.
"Kau terlihat idiot", tawa Luhan.
Mereka bertiga tertawa lepas sampai-sampai menghiraukan Jongin. "Aku ke arah sini!", teriak Jongin.
Ketiga yeoja yang sibuk tertawa ini pun berhenti tertawa setelah mendengar teriakan Jongin. Mereka berbalik badan dan melambai pada Jongin.
"Jangan lupa mengirim surat!", teriak Luhan sambil melambai.
"Memangnya aku akan pergi kemana huh", dengus Jongin mulai melangkah menaiki anak tangga.
"Jangan lupa kirimi uang!", teriak Baekhyun bercanda.
Jongin hanya mendengus dan terus berjalan. "Jangan lupa bermain di kelas kami", teriak Kyungsoo.
Jongin terus berjalan hingga ia sampai di lantai dua. Kelasnya tepat berada di sebelah tangga. Jongin berjalan dengan santainya ke dalam kelasnya.
Ternyata kelas yang Jongin akan tempati ini lebih parah dari sebelumnya. Anak-anak di kelasnya ini sangat ribut. Sepertinya semua anak di kelas ini saling kenal–kecuali Jongin.
Karena keributan di kelas ini, kedatangan Jongin jadi bukan perhatian. Jongin mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas mencari bangku yang sekiranya bisa ia duduki untuk beberapa bulan ke depan.
Namun sayang, semuanya terlihat penuh. "Apa tidak ada bangku lagi", gumam Jongin.
Seorang yeoja yang duduk di meja sebelah Jongin mendongak. "Kau bisa duduk di sebelah Chanyeol, dia sendirian", ucap yeoja itu.
Jongin mematung di tempat. 'A-Apa? Tadi yeoja itu mengatakan Chanyeol? Jadi aku sekelas dengan Chanyeol?!', jerit Jongin dalam hati.
"Hei, kau mendengarkanku?", ucap yeoja itu merasa diacuhkan.
Jongin menggeleng kecil kemudian tersenyum pada yeoja tadi. Yeoja itu mematung melihat senyuman maut milik Jongin. "Terima kasih", ucap Jongin dan berjalan perlahan menuju bangku tengah paling belakang.
Srek!
Jongin duduk di sebelah Chanyeol yang asyik mendengarkan lagu. Merasa ada pergerakan di sebelahnya, Chanyeol menoleh. Sama seperti reaksi Jongin saat mendengar nama 'Chanyeol' sekelas dengannya.
Chanyeol juga terkejut. "Jongin …", gumam Chanyeol.
Jongin menoleh dan tersenyum. "Hai, sudah lama ya", ucap Jongin berbasa-basi.
Chanyeol mengerjap dan mengangguk kecil. Kemudian Chanyeol kembali sibuk dengan ponselnya untuk mendengarkan lagu.
Ini pertama kalinya Jongin duduk di bangku paling belakang bagian tengah. Biasanya Jongin akan duduk di bangku paling pojok. Rasanya sedikit aneh melihat suasana kelas dari bangku yang Jongin duduki ini.
"Ehm … Jongin-ah", ucap Chanyeol membuka percakapan.
Jongin menoleh dan menaikkan kedua alisnya. "Kenapa, yeol? Kau memanggilku seperti kita baru saja berteman", kekeh Jongin.
"Biasanya kau akan memanggilku, 'Jong', 'kkamjong', 'hitam', 'Kai-ya', dan sejenisnya", ucap Jongin melipat kedua tangannya di atas meja.
Chanyeol tertawa canggung. 'Syukurlah Jongin masih sama seperti dulu', batin Chanyeol.
"Hehe, maaf … itu karena … kita jarang bermain lagi", kekeh Chanyeol.
Jongin hanya berdeham. "Hei Jong, kau tidak penasaran?", tanya Chanyeol menggeser kursinya mendekat kepada Jongin.
Jongin tersenyum lebar. 'Kurasa aku menemukan Chanyeol'mu' yang dulu, Baek', batin Jongin.
"Penasaran kenapa?", tanya Jongin menaik-turunkan alisnya.
Karena memang dari sananya mereka sangat dekat, jadi setelah percakapan kaku mereka, mereka bisa akrab kembali seperti dulu. Sepertinya mereka berdua seharusnya tidak pernah terpisahkan.
"Aku penasaran kenapa kita bisa sekelas", ucap Chanyeol memincingkan matanya.
Jongin merubah ekpresinya menjadi datar. Entah Jongin merasa lebih baik Chanyeol yang seperti ini atau Chanyeol yang playboy. Karena keduanya kadang membuat Jongin merasa kesal.
"Kurasa kau tidak berubah, dobi", kesal Jongin.
Chanyeol menarik diri menjauh dari Jongin dan mengernyit. "Berubah? Memangnya apa yang tidak berubah?", tanya Chanyeol bingung.
"Kau tetap saja menyebalkan seperti biasa", dengus Jongin.
Chanyeol tertawa lepas. "Kau juga tidak berubah, tetap hitam", ejek Chanyeol.
Jongin diam-diam tersenyum melihat Chanyeol tertawa. 'Lebih baik seperti ini dari pada kau menjauhi kami, aku kasihan kepada Baekhyun', batin Jongin.
"Ya! Aku tidak hitam!", kesal Jongin.
"Kalau tidak hitam, lalu apa?", tanya Chanyeol.
"Kau tahu orang Afrika? Mereka lebih gelap dari padaku, aku berarti tidak termasuk golongan hitam, tapi putih tua", ucap Jongin asal, membuat Chanyeol tertawa terbahak.
Semua yeoja mau pun namja di kelas ini menoleh ke belakang–tepatnya ke bangku ChanKai. Mereka terkejut melihat Chanyeol yang bisa tertawa lepas seperti itu. Mereka hanya tahu bahwa Chanyeol playboy dan selalu menjaga image.
"Haha, terserahmu jong", ucap Chanyeol sambil memegangi perutnya yang agak sakit selepas tertawa.
Jongin tersenyum. "Chanyeol", ucap Jongin.
"Ya, apa?", tanya Chanyeol setelah berhasil menetralkan tawanya.
"Kudengar, kau dekat dengan Sehun", ucap Jongin.
Chanyeol menaikkan kedua alisnya. 'Apa aku tanyakan saja?', batin Chanyeol.
Lama tak menjawab, akhirnya Jongin bosan. Jongin pun membongkar ponsel Chanyeol yang tergeletak dengan manisnya di atas meja mereka. Jongin banyak menemukan kontak dan pesan dari beberapa yeoja.
Namun kening Jongin berkerut ketika melihat pesan-pesan yang Chanyeol balas kepada mereka semua. Semuanya akan berakhir penolakan dari Chanyeol.
"Jongin, bagaimana cara …", ucap Chanyeol menggantungkan kalimatnya.
Jongin tetap membongkar ponsel Chanyeol dan memasang telinga. Chanyeol pun tak keberatan bila Jongin membongkar ponselnya, toh isi ponsel Chanyeol hanya hal-hal membosankan saja.
"Apa?", tanya Jongin tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel Chanyeol.
"Bagaimanacaramenegtahuibahwaorangyangkausukaitumenyukaimu?", tanya Chanyeol dalam sekali tarikan napas.
Bahkan Jongin sampai kagum dengan ucapan panjang Chanyeol tadi. Tanpa Chanyeol katakana saja pun Jongin sudah tahu. Ia tahu dari Sehun.
"Kau benar ingin tahu?", tanya Jongin jahil.
Chanyeol mengangguk antusias. "Memangnya kau menyukai seseorang?", tanya Jongin bermain-main.
"Y-Ya, begitulah", ucap Chanyeol menggaruk tengkuknya.
"Pasti Baekhyun", gumam Jongin.
Chanyeol merasa mendengar sesuatu dari Jongin. Jadi Chanyeol terus menatap Jongin meminta agar Jongin mengatakannya lebih jelas.
"Haaah, pasti orang yang kau suka itu Bae–hmmpp!", belum selesai Jongin berucap, Chanyeol segera membungkam mulut Jongin sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Menandakan bahwa yang Jongin katakana memang benar adanya. Jongin menyeringai dari balik bekapan Chanyeol.
"Kau bisa membantuku, 'kan?", ucap Chanyeol memelas.
"Hmmm, bisa diatur", ucap Jongin.
"Tapi ada syaratnya", ucap Jongin.
"Syaratnya, apa?", tanya Chanyeol.
"Kau tidak boleh dekat dengan yeoja lagi, selain dengan Luhan dan Kyungsoo", ucap Jongin.
Chanyeol mengangguk mantap tanpa pikir panjang. "Oke, itu hal yang mudah", ucap Chanyeol.
"Baiklah, kalau begitu … aku akan membantu", ucap Jongin menaruh ponsel Chanyeol kembali pada tempatnya.
"Lalu, aku harus bagaimana sekarang?", tanya Chanyeol.
"Pertama, hapus semua kontak yeoja di ponselmu, pesannya juga", ucap Jongin.
Chanyeol mengangguk dan meraih ponselnya. 'Astagaa … kontak yeoja itu banyak sekali, pasti tidak akan selesai hari ini', batin Jongin.
"Setelah ini?", tanya Chanyeol sambil menghapus beberapa kontak yeoja di ponselnya.
"Kau urus saja itu dulu, setelah itu selesai baru aku beri tahu langkah selanjutnya", ucap Jongin mengeluarkan sebuah buku tebal dari dalam tasnya.
Chanyeol melirik singkat dan berdecak kagum. "Waah, sejak kapan kau rajin membaca", ucap Chanyeol.
Jongin melirik Chanyeol singkat kemudian menarik salah satu sudut bibirnya membentuk sebuah smirk. "Aku sangat rajin, yeol", bisik Jongin mengusap buku tebal miliknya itu.
"Kau mau tahu? Ini sebuah tipuan mata", ucap Jongin.
"Tipuan mata? Maksudmu?", tanya Chanyeol bingung.
Jongin membuka buku tebal yang ia keluarkan. Betapa terkejutnya Chanyeol melihat isi buku tersebut. Kalau dari luar sih terlihat seperti buku tebal yang sangat bosan untuk dibaca. Tapi saat membuka dalamnya–
–ternyata isinya adalah beberapa komik yang belum sempat Jongin habiskan. Tahu begini Chanyeol tak akan memuji Jongin tadi.
"Kenapa kau memiliki buku seperti ini?", tanya Chanyeol.
"Agar terkesan anak yang rajin", kekeh Jongin.
.
.
.
_To Be Continued_
A/N : Haaaaiiii! Bagaimana epep aku ini?._. Ini pertama kalinya aku buat epep yang berchapter (walaupun Cuma dua chapter sih -,-) Jadi gimana? Bagus gak? Mau lanjut gak? Penasaran gak? Mau lanjut gak?
Biar lebih akrab, panggil aja Nyanmu, Nyan, atau Maru-maru. And please jangan Thor_-
Tolong kritik dan saran dong :3 Yang mau lebih deket ama aku, PM aja~~
JANGAN LUPA REVIEW~~
Tolong gunakan kata-kata yang tidak menyakiti hati guys :3
