Pair: Bts x FemReaders
Bts bukan milik saya!
.
.
Chapter 1: BTS?!
Hari ini adalah hari yang melelahkan bagimu. Kau telah menghabiskan waktumu dengan beberapa pekerjaan yang lumayan menguras tenagamu. Pertama kau harus mengatar susu kesetiap kompleks jam 5 pagi, kemudian kau harus mengajak jalan – jalan anjing nyonya Park dan juga harus kerepotan karena anjing itu bermain lumpur dan karena hal itu juga yang membuat gajimu harus dipotong setengahnya plus dipecat. Dan kemudian kau berada disini. Dicafe yang sudah menjadi salah satu perkerjaan paruh waktumu.
"(Your Name)! Tolong antarkan Kimbab & Japchae ini pada meja no 9"
Seorang lelaki bername tag Hwang Ji ah atau akrab dipanggil Ji ah. Sekarang tengah menyuruhmu untuk mengantar sebuah makanan yang dipesan oleh seseorang pada meja no 9.
"Baik.." jawabmu. Setelah itu kau segera membawa pesanan itu dan mengatarkannya pada meja no 9.
"Maaf sudah menunggu lama" ucapmu ketika telah selesai menaruh Kimbab & Japchae ke meja no 9 itu dengan sedikit membungkukkan tubuhmu kaupun mendirikan tubuhmu lalu pergi kearah dapur cafe.
.
.
.
Hari sudah menjelang sore cafe tempatmu bekerja juga sudah mulai tutup. "(Your Name)..." panggil Ji ah padamu dengan nada menggantung. Kau menolehkan kepalamu kearahnya lalu menatapnya dengan agak bingung "Ada apa?" tanyamu dengan wajah lugu. "Kerja yang bagus. Tadi para pelanggan sangat puas dengan pelayananmu pada mereka" lanjut Ji ah dengan agak cepat. "Begitukah?" tanyamu dengan wajah cerah dan hanya dijawab dengan anggukan dari Ji ah.
"Ji ah, aku harus pulang dan aku juga minta ijin besok mungkin aku tidak akan bisa bekerja karena-"
"Kenapa? Apa kau sakit?" belum sempat kau menyelesaikan kalimatmu Ji ah menyelanya dengan perkataan dan sirat khawatir di mukanya.
Kau memasang senyum lembutmu "Ani...(Tidak). Tapi kumohon dengarkan aku dan jangan menyela pembicaraanku, Arachi(mengerti)?" katamu sambil tetap memasang senyum lembutmu.
Ji ah menggaruk tengkuknya dan sedikit meringis malu akan sikapnya tadi.
Setelah melihat hal itu kau kembali melanjutkan kalimatmu yang terpotong tadi "Aku harus mencari pekerjaan lagi nyonya park sudah memecatku karena anjingnya bermain lumpur saat aku mengajak jalan-jalan tadi"
Ji ah menatapmu sebentar lalu "Kenapa kau tidak pernah mau bekerja tetap dicafe ini?" tanya Ji ah dengan nada agak sedih. Kau menghelah nafasmu "Aku hanya ingin mencari beberapa pengalaman baru Ji ah. Kau harus tahu itu aku tidak ingin merepotkan orang lain" jawabmu sambil memasang senyum andalanmu. Seperti itulah dirimu sejak orang tuamu meninggal 2 tahun lalu kau mulai menafkahi dirimu dengan beberapa pekerjaan paruh waktumu. Setelah lulus SMA kau memutuskan untuk tidak berkuliah dan memilih untuk bekerja paruh waktu. Kau adalah gadis pekerja keras, pemberani, baik dan juga agak sedikit bodoh soal artis (karena waktumu hanya kau kerjakan dengan pekerjaanmu dan juga istirahat)
.
.
.
Setelah perdebatanmu dengan Ji ah tadi kau melangkahkan kakimu dengan pelan.
"Kau tidak pernah merepotkan siapapun (Your Name)!" teriak Ji ah agak keras.
Kau menundukkan kepalamu. Berusaha untuk menghilangkan ingatanmu tentang perdebatan tadi.
"Kenapa kau selalu berpikir kau merepotkan orang lain?"
Pertanyaan Ji ah kembali tergiang dikepalamu. Kau menghelah nafas panjang "Karena kau terlalu baik Ji ah..." gumammu pelan. Setelah itu kau kembali melangkahkan kakimu kearah apartemenmu untuk beristirahat dan menghilangkan rasa lelahmu.
"KYAAA!"
Belum sempat kau melangkahkan kakimu ke Apartemenmu. Suara teriakan seorang tidak mungkin banyak orang atau bisa kalian sebut banyak gadis membuatmu menoleh kearah suara tersebut dan yang kau dapati adalah seorang lelaki muda sedang berlari kearahmu. Kau yang kaget hanya bisa diam ditempatmu.
Kemudian lelaki itu mulai menarik tanganmu kearah gang sempit dijalan yang kau lewati tadi dan membekap mulutmu. "MPH..." katamu tidak jelas karena lelaki itu membekap mulutmu dengan kuat. Beberapa detik setelah otakmu menyimpulkan kejadian tadi kau segera menggigit tangan lelaki yang membekapmu itu dengan agak keras dan sukses membuat orang itu melepaskan bekapannya padamu.
"Aw..." rintihnya sambil sedikit mengibaskan tangannya yang kau gigit tadi.
"Siapa kau?" tanyamu sambil menatap tajam lelaki itu. Lelaki itu menatapmu kaget "Nona kau tidak mengenalku?" tanya lelaki itu sambil menatapmu dalam "Memang siapa kau? Kitakan baru bertemu" kau berkata sambil menatapnya dengan wajah lugumu. Lelaki itu menatapmu sebentar kemudian ia menampilkan senyumnya
"Namaku Jeon Jeongguk tapi kau bisa memanggilku Jungkook. Siapa namamu nona?"
Jungkook menatapmu dengan pandangan yang agak sulit kau artikan. "Namaku (Full Name) kau bisa memanggilku (Your Name)" kau menjawab pertanyaan Jungkook tadi sambil sedikit membungkukkan tubuhmu. "Hei, (Your Name)" panggil Jungkook padamu "Apa?" tanyamu "Aku harus pergi dulu ada urusan semoga kita bisa bertemu lagi" kata Jungkook lalu berlalu pergi "Tunggu!" cegahmu. Jungkook memasang senyumnya dan menatapmu dengan pandangan penuh arti "Ada apa?" Jungkook bertanya dan pura-pura bersikap cool. "Ada luka diwajahmu" katamu dengan tampang polos dan sukses membuat Jungkook sweatdrop ditempat gaya cool yang tadi dipasang Jungkook menghilang dengan cepat.
"Tidak apa-apa (Your Name) ini hanya luka kecil nanti juga hilang kok" jawab Jungkook sambil mengaruk belakang kepalanya. Kau menatapnya tajam "Ikut aku" katamu sambil menyeret tangan Jungkook dengan agak kasar
.
.
"Nah, selesai..." katamu lega setelah mengobati Jungkook "Gomawo(Terima kasih)" ucap Jungkook padamu dan hanya kau balas dengan anggukkan singkat.
Hening, suasana yang kau rasakan saat ini sebelum ...
"Hei..." panggil Jungkook padamu kau menoleh kearahnya dan menatapnya dengan sirat yang seolah mengatakan 'Ada apa?' dalam mukamu. "Kenapa kau tidak punya tv di apartemen ini?" tanya Jungkook padamu. Kau memutar matamu dengan sedikit malas "Tv itu mahal" jawabmu singkat "Eh, tapi kaukan bisa minta orang tuamu" ucap Jungkook sambil menatapmu "Orang tuaku sudah tidak ada" jawabmu kembali sambil sedikit menundukkan kepalamu untuk menutupi kesedihanmu. Jungkook menatapmu kaget lalu detik kemudian ia memasang wajah sendu "Maaf, aku tidak bermaksud..."
"Tidak papa" sebelum Jungkook menyelesaikan perkataannya kau langsung memotong perkataannya dengan cepat lalu kembali memasang senyum andalanmu. Jungkook menghelah nafasnya lega ketika melihat kau memasang senyum diwajah cantikmu.
Drt drt
Suara telepon dari saku Jungkook berbunyi dan membuatmu kembali menoleh kearah Jungkook.
"Yeoboseyo(Halo)?"
"..."
"Aku ada diapartemen dekat jalan yang tadi hyung"
"..."
"Ya, baiklah"
Sepintas seperti itulah percakapan Jungkook dengan si penelpon. Kau hanya bisa mengernyitkan dahimu karena tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. "(Your name)..." panggil Jungkook padamu setelah mematikan teleponnya itu. Kau menoleh kearah Jungkook "Ada apa?" tanyamu "Sepertinya aku harus pulang. Hyungku mulai khawatir" jelas Jungkook. "Begitukah?" tanyamu dengan nada agak menggantung lalu kau melirik jam dinding disamping kirimu. Dan jam itu menunjukkan pukul 8 malam "Pantas saja..." gumammu lalu kembali melirik Jungkook yang ternyata tidur dengan wajah damainya di sofamu. Kau menghelah nafasmu.
"Bagaimana bisa kau tidur setelah mengatakan akan pulang"
Kau menggelengkan kepalamu pelan karena sikap Jungkook itu dan juga sedikit tersenyum geli saat melihat wajah tidur Jungkook yang lucu.
Ting tong
Kau menolehkan kepalamu kearah pintu apartemenmu. Kau melangkahkan kaki jenjangmu pada pintu apartemenmu.
Cleck
Kau membuka gagang pintu apartemen tersebut. Lalu yang kau dapati adalah seorang lelaki tinggi berambut coklat muda sedang menatapmu dengan bingung. "Nona, apa benar ini apartemen xxxx?" tanyanya padamu sambil tetap memandangmu bingung "Ya benar. Anda mencari siapa?" jawab sekaligus tanyamu pada lelaki itu "Kau tahu seorang laki-laki muda. Rambutnya hitam dan mukanya agak cute" lelaki itu berkata padamu dengan nada hati-hati. Tiba-tiba didalam pikiranmu langsung terisi dengan wajah Jungkook "Ah, apa yang kau maksud itu Jungkook?" tanyamu dengan nada agak keras dan sukses membuat lelaki itu berjingkat kaget "Iya itu maksudku" jawabnya kemudian "Dia sedang tidur di..."
"Hyung, apa yang kau lakukan?" belum sempat kau menyelesaikan kalimatmu suara Jungkook memotongnya dengan nada entahlah kaupun tidak mengerti.
"Tentu saja menjemputmu" jawab lelaki itu pada Jungkook. Jungkook melangkahkan kakinya ke arah lelaki itu "(Your name), perkenalkan ini hyungku namanya Kim Tae Hyung tapi kau bisa memanggilnya V" Jungkook mengenalkan lelaki itu atau sekarang bisa dipanggil V padamu. V menjulurkan tangannya kearahmu dan kau membalasnya "Namaku (Full name) salam kenal kau bisa memanggilku (Your name)"
"(Your name), kau tidak mengenalku?" tanya V heran
Kau tertawa kecil "Kau sama anehnya dengan Jungkook ya?" ucapmu sambil menatap V aneh "Justru yang seharusnya bertanya itu aku. Memang aku kenal kamu darimana? Kita saja baru bertemu" katamu kembali sambil tertawa kecil. V kembali menatapmu heran lalu detik kemudian iapun mengembangkan senyum diwajah tampannya.
.
.
.
Kau menghelah nafasmu setelah tadi V dan Jungkook berpamitan padamu. Kau segera menutup pintu apartemenmu dan juga menguncinya lalu segera melesatkan diri kekamarmu. "Orang-orang aneh..." gumammu pelan ketika pikiranmu terisi kembali dengan wajah V & Jungkook. Beberapa menit Kemudian matamu menutup dengan perlahan dan mulai membawamu kedunia mimpi.
.
.
.
Pagi ini kau terbangun dengan peluh diwajahmu. Pada mimpimu tadi kau melihat bagaimana orang tuamu meninggal tepat dimatamu. Dan juga wajah mereka yang penuh dengan darah terus mengisi pikiranmu.
Tes
Tes
Airmatamu yang tak tertahan mulai menjatuhi pipimu dengan deras kau memeluk kedua lututmu dan juga sedikit menggigit bibir bawahmu untuk merendam suara tangismu.
.
.
Setelah tadi kau menangis kau segera berjalan kekamar mandi dan mulai menyalakan sower dikamar mandi ketubuhmu yang masih berbalutkan baju tidurmu kau seakan tidak peduli dengan bajumu yang kini mulai basah karena air sower kau hanya menatap kosong pada dinding kamar mandimu.
.
.
Kau keluar dari kamar mandi dengan keadaan loyo. Kau berjalan kearah cermin besar yang ada dilemari bajumu. Disana terpantul gambaran dirimu. Wajah cantikmu yang kini terlihat menyedihkan. Rambut hitammu yang basah dan juga mata hitammu yang tidak menampakkan sebuah kebahagiaan apapun didalamnya. Kau menundukkan kepalamu. Setelah beberapa detik kau mulai mendongakkan wajahmu lalu memasang senyummu namun yang kau lihat adalah keganjalan dipantulan cermin senyummu bukanlah senyum tulus yang biasa kau perlihatkan pada orang-orang melainkan senyum palsu dan hampa yang tidak mencapai matamu. Kau menutup matamu dan menyemangati dirimu sendiri. Kau kembali membuka matamu dan kembali memasang senyum tulusmu. Setelah puas melihat hal itu kau segera mengambil pakaianmu dan segera mengenakannya.
Kau berjalan ke sofamu dimeja dekat sofa tersebut ada sebuah koran yang bertuliskan beberapa pekerjaan disana. Kau segera mengambil koran itu dan mendudukkan dirimu ke sofa. Kau mulai membaca koran itu.
"Dicari pembantu untuk mengurus dorm bts..." gumammu ditengah bacaan kau melihat pembayaran yang cukup menggiurkan "Aku harus coba pekerjaan ini" katamu semangat. Kau mendirikan badanmu lalu berjalan kearah kamarmu dan menganti pakaianmu dengan pakaian simple. Pakaian yang kau kenakan saat ini adalah baju ham dengan lengan panjang warna biru dan juga celana jin panjang. Rambut hitam panjangmu kau kuncung satu agak tinggi. Penampilan yang sederhana namun sangat cantik. Setelah merasa siap kau kembali mengambil koran itu dan merobek halaman koran yang menunjukkan alamat dari pekerjaan itu lalu kau melipat halaman yang kau sobek itu dan memasukkannya kesaku celanamu.
.
.
.
Kau diam terpaku pada sebuah gedung yang ada didepanmu. Kau mengerjapkan matamu kagum namun beberapa detik kemudian kau melangkahkan kakimu kegedung tersebut dengan langkah yang agak pelan.
.
.
.
Setelah masuk kegedung itu ternyata sudah banyak gadis-gadis yang berada disana mereka mengantri sembari mengambil nomer dan menunggu nama mereka dipanggil. Dan sial bagimu karena kau mendapat no 1802 dan pastinya kau akan menunggu sangat lama.
.
.
.
Setelah mendaftarkan diri kau duduk disebuah kursi kosong disebelah tempat kau mendaftar tadi. Kau melihat kearah sekelilingmu. Kau mengernyit heran saat melihat beberapa perempuan yang ada disekitarmu. Mereka memakai pakaian yang sangat mahal dan mendadani diri mereka dengan make-up yang terlihat sangat tebal bukannya membuat mereka cantik namun make-up itu malah membuat kau ngeri melihat dandanan mereka.
.
.
.
Beberapa jam telah berlalu. Tubuhmu mulai pegal karena kau sempat tidur dengan posisi duduk namun hingga saat ini namamu belum dipanggil. Kau ingin sekali pulang kerumahmu dan tidur dikasur empukmu namun hal itu terhalang saat dirimu mengingat bayaran yang cukup besar itu.
"Hoam..."
Entah sudah berapa kali kau menguap seperti itu. Kau melihat ke sekelilingmu lagi. Perempuan – perempuan yang ada di sekitarmu mulai berkurang sedikit demi sedikit.
"(Full name)!"
Setelah penantian yang cukup lama akhirnya namamu dipanggil. Kau segera melangkahkan kakimu kearah sebuah pintu yang sedang terbuka lebar di depanmu.
.
.
.
Kau melangkahkan kakimu ke arah pintu tersebut
"(Your name)!"
Suara berat khas laki-laki tiba-tiba mengintrupsi dirimu dan membuatmu menoleh keasal suara tersebut dan yang kau dapati adalah Jungkook yang sedang melambaikan tangannya kearahmu. Dan juga dibelakang Jungkook terdapat 6 pemuda yang tidak ia kenali kecuali satu orang yaitu V (Karena kemarin sudah bertemu diapartemen) sedang mendekat kearahmu. Kau membelalakkan matamu kaget.
Bersambung...
