Hallo, this is my first post

Jongin, Girl! Kyungsoo.

based my true story.

enjoy!

.Tell me what is love.

Kyungsoo mengeratkan selimut yang ia kenakan. Udara di luar memang begitu dingin sehingga membuat siapapun akan memilih untuk berdiam diri di kasurnya. Ya, udara diluar begitu dingin, sama dengan hatinya yang sekarang merasa dingin.. hampa.. sangat.

Entah sudah keberapa kalinya kyungsoo menangis. Bukan karena tanpa sebab. Tapi alasannya menangis selalu sama. Masalah yang ia hadapi selalu bergelut dengan orang yang sama.

Kalau bisa ia pindah dari sini dan membuka lembaran baru di hidupnya, membersihkan segala yang ia pikirkan mungkin akan ia lakukan. Namun apa daya bagi kyungsoo. Sudah dapat ada di tempat itu juga cukup membuatnya senang.

Harusnya kyungsoo disini fokus terhadap apa yang menjadi kewajibannya, Mahasiswa tingkat satu yang seharusnya dan memang seharusnya belajar dengan giat seperti yang lain.

[ 09:49 PM KTS ]

Tidak ada satupunn pesan yang datang, tidak ada satupun riwayat panggilan yang berarti. Kyungsoo semakin ciut dengan pikirannya. Akhinya kyungsoo memberanikan diri untuk keluar dari apartementnya, mungkin diam di balkon dapat memperbaiki moodnya.

Padahal sekarang masih awal November, tapi udara sudah makin dingin saja. Kyungsoo tetap setia memegang ponsel miliknya, berharap ada notifikasi yang akan menyenangkan dirinya. Namun sudah lebih dari lima jam ia menunggu namun hasilnya tetap nihil.

Kyungsoo tersenyum...Miris

Mungkin seharunsya ia memang tidak terjebak dengan orang ini.

Seharusnya kyungsoo tidak memasang topeng lebih lama sampai sekarang.

'Huuuh' keluh kyungsoo.

Kyungsoo memilih mematikan ponselnya itu, lalu memilih masuk ke kamarnya lagi.

.

.

.

Seoul IT University, disinilah semuanya di mulai.

.Tell me what is love.

Seperti biasa, jadwal hari ini dimulai sejak pukul tujuh pagi. Namun karena dekatnya, kyungsoo memilih untuk berjalan kaki dari apartemennya.

Mood kyungsoo sebenarnya makin memburuk saja, tadi pagi ada pesan masuk di ponselnya. Dan isinya selalu sama.

To : Do Kyungsoo

From : Kim Jong In

Maaf kyungsoo ya, aku baru membaca pesanmu.

Pertama kali dalam hidupnya kyungsoo diperlakukan seperti ini oleh orang yang ia kagumi. Dulu, kyungsoo tidak pernah memaafkan orang yang telah menghianatinya walau dalam diam. Namun kali ini beda, entah apa yang dimiliki oleh orang ini sehingga kyungsoo yang saat itu menangis bisa memaafkan orang ini.

Kyungsoo itu paling benci penghianatan.

Kyungsoo tidak suka jika ia di nomor dua-kan.

Harusnya saat itu kyungsoo tidak meng'iya'kan permohonan maaf orang itu. Harusnya kyungsoo bisa menjadi kyungsoo yang dulu. Kyungsoo yang tegar.

Sekitar sepuluh menit lagi kelas dimulai. Kyungsoo mengedarkan matanya untuk melihat sekitar.

'Dimana jongin?' Batinnya.

Sedetik setelah itu munculah orang yang membuatnya 'berantakan' sedari kemarin dan seperti biasa wajah cueknya itu tidak pernah lepas dari mukanya.

Melewati kyungsoo begitu saja seolah tidak terjadi apa apa.

Kyungsoo hanya bisa membuang nafas kasar, ini biasa terjadi namun ia memang belum terbiasa. Jongin itu cuek...sangat cuek sampai kyungsoo merasa bahwa sampai saat ini kyungsoo lah yang paling berusaha mempertahankan hubungan ini.

Sahabat.

Friendship.

Tidak lebih dari itu, seharusnya kyungsoo tidak merasa sedih karena toh jelas bahwa mereka hanya sekedar sahabat.

Yang berbagi waktu bersama.

Yang berbagi warna di hidup mereka.

Yang berbagi Ciuman entah itu kening, mata,pipi, ataupun bibir mereka sudah pernah seperti itu.

Setelah jam pertama berakhir, Jongin berinisiatif menegur kyungsoo mengajaknya makan siang bersama seperti biasa. Jongin duduk di kursi sebelah kyungsoo dan memandangi kyungsoo.

"Ada apa jongin?"

"Aku lapar, ayo kita makan!"

"Okay baiklah, namun setelah ini antarkan aku ke apartementku. Aku lelah berjalan"

"Yayaya ayo cepat"

Jongin menggandeng tangan kyungsoo. Ya pemandangan biasa umumnya, dan buruknya semua orang tau kalau Jongin dan Kyungsoo itu sangat dekat. Tidak jarang saat dikelas mereka saling berlovey dovey seperti sepasang kekasih. Entah itu saling bergandengan tangan, ataupun jongin yang sering memainkan rambut halus ini memang hal kecil, Sebenarnya hal itu hanya akan menjadi seperlima dari kehidupan kyungsoo tapi faktanya justru itu mengambil seluruh kehidupannya.

Banyak orang yang menyangka kalau kita ini sepasang kekasih. Tapi setiap ada yang bertanya seperti itu. Entah jongin ataupu kyungsoo hanya bisa berkata

"Kita tidak berpacaran kok, haha. Kita hanya teman"

Selalu seperti itu dan itulah yang membuat kyungsoo sebenarnya muak.

Di satu saat kyungsoo sangat senang diperlakukan seperti itu, diberi kasih sayang mungkin masuk dalam "Kyungsoo's Needed" nomer satu. Karena faktor keluarga yang buruk akan kasih sayang, hanya ibunya kyungsoo saja yang menyayangi kyungsoo sepenuh hati.

Berbeda dengan ayahnya yang seenaknya menikahi wanita lain.

Cih penghianatan...

Apa maksud dari kata "Cinta pertama seorang gadis adalah ayahnya yang menyayanginya"

It just a fucking asshole quotes ever.

Kyungsoo tentu seorang gadis normal yang menginginkan cinta yang sejati untuk dirinya, namun ya seberapapun kyungsoo menginginkanya yang ia dapat itu hanyalah pengorbanan sia sia dan penantian panjang.

Diam...

Situasi di cafe itu hanyalah diam. Kyungsoo yang memilih untuk diam dan seperti biasa jongin dengan ego tingginya memilih untuk tidak memulai percakapan.

Drttt...drttt...

One Message Recived.

Jongin langsung mengambil ponselnya, memasukan password dan lalu membaca pesan itu.

Kyungsoo dongkol. Sungguh.

Kalau kyungsoo yang mengirim pesan mungkin tidak akan dibaca secepat itu, lalu password yang ada di ponsel jongin pastilah tanggal lahir ataupun tanggal yang menurutnya paling memoriable. Sungguh rasanya jika sudah seperti ini kyungsoo merasa sangat murah.

Kyungsoo seolah mengejar jongin.

Kyungsoo seolah menganggap jongin lebih dari dirinya.

Kyungsoo begitu over protective sampai kyungsoo merasa jongin mulai tidak nyaman dengan perlakuannya.

Tapi hello? Mereka pernah berciuman dan itu mungkin cukup menjadi bukti kalau mereka saling mengasihi bukan?

Atau ciuman yang pernah mereka lakukan hanyanya penyaluran hasrat semata? Tanpa cinta?

Ayolah umur mereka sudah mau duapuluh tahun. Apa mereka begitu bodoh sampai tidak mengerti artinya cinta?

Kyungsoo hanya bisa melahap chocolate cake yang seharusnya amat manis itu kini menjadi hambar sampai kyungsoo tidak mau memakannya lagi. Kyungsoo menaruh garpunya dan memilih untuk melihat kearah luar.

"Kenapa lagi soo?"

"Aku hanya tidak nafsu makan jongin"

"Apakah jalanan diluar lebih indah untuk dilihat daripada aku?" goda jongin.

"hmmm.." kyungsoo terihat berfikir

"iya, kali ini jalanan itu lebih indah darimu"

"haha selalu saja seperti itu. Soo aku suapi ya?"

"tapi aku rasa cake ini sudah tidak manis lagi jongin"

"hm begini saja, karena kau terlihat cantik hari ini kau boleh memesan cake yang lain. Mungkin cake ini tidak dibuat dengan baik oleh bakery nya"

"Jangan berbuat manis padaku saat ini jongin, percuma jika kau hanya baik padaku saat kita bertemu" ucap kyungsoo tanpa takut, ia akui ia sangat lelah.

"Kyungsoo jangan memulai pembicaraan itu, aku tidak ingin marah dan membuatmu bingung karena urusan sepele ini. Kau harusnya mengerti aku soo, aku milikmu"

'just stop that fucking bullshit word jongin sshi' batin kyungsoo.

"okay okay, i want red velvet cake please"

To be continued..