"Puppy and I"

Author: ichativa

Maincast: Park Chanyeol, Byun Baekhyun

Genre: Fantasy, Romance, Humor, Shou-Ai

Rated: T

Disclaimer: Story belong to me! Cast belong to God. Just for entertaint. Please don't ever copy my hardwork!

Enjoy~

.

.

.

.

Malam yg dingin di penghujung musim dingin. Kota Seoul membeku. Jalanan berubah warna menjadi putih, tertutup oleh butiran krystal yg turun sejak 1 jam yg lalu. Sesosok mahluk mungil terseok-seok menyeret kaki kurusnya tanpa tujuan. Langkah demi langkah kecilnya selalu terbenam dalam salju. Bibirnya membiru. Buku tangannya memutih. Orang-orang berlalu lalang memakai jaket dan sarung tangan tebal mereka. Sementara ia harus menggigil kedinginan tanpa itu semua.

"Eomma..." rintih Baekhyun. "Tolong aku..."

Kelelahan dan kelaparan, Baekhyun berhenti di depan sebuah cafe. Ia terpekur menatap sepasang kekasih yg tengah makan malam romantis di dalam. Glek! Ia menelan ludah. Bukan karena terkesima saat sang pria memberikan sebuah cincin berlian pada wanitanya. Atau terharu saat sang wanita menangis bahagia menerima cincin pertunangannya. Baekhyun terpesona akan pizza, spageti, sup ayam, serta daging sapi panggang yg tersaji di atas meja makan.

'Kruuuukkkk~ krrruuuukkkk~' perut Baekhyun bernyanyi. Ia merogoh ke dalam saku celananya. Tidak ada uang yg tersisa sepeserpun.

Sepasang kekasih itu menyadari kehadiran Baekhyun di luar jendela. Mata mereka memicing menatap penampilan Baekhyun yg lusuh dan acak-acakan layaknya gelandangan. Wajahnya kotor tak terawat. Rambutnya gimbal seperti kain pel-pelan, basah terkena salju. Mata sipitnya memelas seperti mengatakan ia belum makan selama seminggu. Kedua sejoli itu pun berpindah posisi duduk memunggungi Baekhyun. Mereka tak ingin pemandangan menyedihkan itu merusak cita rasa kuliner mereka.

Krincing~

Bel di atas pintu cafe berbunyi saat seorang pria dengan tinggi diatas rata-rata membukanya. Ketika ia masuk, suasana cafe berubah seketika. Semua mata tertuju padanya. Turtleneck dan coat hitam membungkus tubuh atletisnya yg menjulang. Ripped jeans hitam menegaskan kaki-kaki panjangnya. Leher jenjangnya terlilit syal hitam hingga dagu. Snapback hitam diturunkan menutupi separuh wajahnya. Kacamata bundar ala Harry Potter pun bertengger di hidung mancungnya. Tapi bukan penampilannya saja yg menarik perhatian. Aura seorang selebriti benar-benar terpancar dari pria tersebut.

Ia terlihat bagaikan supermodel berjalan di atas catwalk saat melangkah menuju meja pemesanan. "2 cup americano, 1 cup susu coklat, dan 3 sandwich," pintanya. Oh, bahkan suaranya yg rendah dan sexy mampu menghipnotis siapa saja. Pegawai yg menerima pesanan itu pun sampai diam mematung dibuatnya. 10 detik terasa seperti 10 menit saat ini. "Sekarang. Tolong?" tambah pria jangkung lagi, ketika ia menyadari tidak ada reaksi dari pegawai tersebut.

"A-ah! B-Baik, Tuan.." jawab sang pegawai gelagapan. "3.700 won" ucapnya. Setelah menerima uang dari pria jangkung, ia pun mengambilkan pesanan sambil tersandung-sandung.

Seorang pelanggan wanita yg gelisah sejak tadi, berdiri lalu memberanikan diri mendekati pria jangkung itu. Dengan mendongak, terbata-bata ia bertanya, "P-permisi... itu..."

Pria jangkung menoleh—lebih tepatnya menunduk. Menatap gadis remaja yg hanya setinggi pinggangnya.

"Anu.. maaf.. apakah Anda, Park Chanyeol? Kau benar Park Chanyeol, kan?" cicitnya gugup.

Pria itu tampak terkejut. Namun detik berikutnya ia kembali memasang ekspresi datar dan mengalihkan pandangannya lurus ke depan. "Bukan. Kau salah orang," jawabnya. Sang gadis tampak kecewa.

Sret! Tiba-tiba gadis itu berjinjit dan nekat menarik topi pria jangkung hingga terlepas.

"Ya! Apa yg kau lakukan?" amuk pria jangkung. "Kembalikan topiku!" hardiknya. Ia berusaha mengambil kembali topinya dari tangan sang gadis.

"Oppa! Aku benar, kan! Kau Chanyeol oppa!" suaranya yg tadi begitu lemah, kini berubah semakin keras semi histeris. Ia menyembunyikan topi pria jangkung di belakang punggungnya. "Oppa, akan ku kembalikan topimu. Tapi berfoto dulu denganku ya! Ngomong-ngomong, namaku Dohee! Aku fans beratmu!" ucap gadis itu kegirangan. Ia mulai mengambil selca dirinya dengan pria jangkung.

"Aku juga, Chanyeol-ssi! Lihat kemari, oppa!" teriak beberapa gadis. Dalam sekejap, orang-orang mulai tertarik dan mengerumuni mereka.

"Ya! Aku bukan Park Chanyeol!" ucapnya sambil sibuk menutupi wajah dengan tangan saat orang-orang mulai mengambil gambarnya.

"Pesanan anda, Tuan.. silahkan.." ujar pegawai dari balik meja pemesanan.

"Terimakasih" ucap pria jangkung yg segera melarikan diri setelah mengambil pesanannya.

"Oppa! Kau mau kemana? Tanda tangani bajuku! Oppaaa!" lengking Dohee.

Di luar cafe, Baekhyun mengamati sambil terheran-heran. Tidak pernah ada kejadian seperti itu di tempat asalnya. Lebih herannya lagi, tiba-tiba pria jangkung tadi berhenti dihadapannya. Ia memberikan 1 cup susu coklat dan 1 bungkus sandwich yg dibelinya tadi pada Baekhyun. Baekhyun menatapnya terkejut. Air liurnya pun membanjir tanpa bisa ditahan. Aroma manis dari susu dan sandwich memenuhi penciumannya. Tanpa menunggu aba-aba lagi, Baekhyun langsung menyantap hidangannya dengan lahap. Dia kelaparan setengah mati.

"Bhamsahabhiha! (gamsahamnida).." ucap Baekhyun dengan mulut penuh. Senyum lebar tergambar pada mulut Baekhyun yg belepotan.

Pria jangkung tersenyum tipis. Ia segera berlari sebelum gadis-gadis di dalam cafe mengejarnya lagi.

'Pria ini pasti malaikat pelindung yg dikirimkan untukku' pikirnya saat pria itu pergi. Pluk. Tiba-tiba gelang rantai pria jangkung itu lepas dan terjatuh. Tapi sepertinya ia tak menyadarinya. Karena pria itu telah menyebrangi jalan dan masuk ke dalam van hitam yg sudah sejak tadi menunggunya.

Baekhyun menatap nanar kepergian pria dermawan itu. Ia cepat-cepat menghabiskan makanannya dan bergegas mengikuti jejak van yg sudah jauh melaju. Tak lupa ia membawa gelang rantai itu.

Setelah mencari selama berjam-jam, Baekhyun akhirnya menemukannya. Van yg membawa pria tadi terparkir tidak jauh dari sebuah gedung. Baekhyun tersentak saat dentuman musik menggema bersamaan dengan sorak sorai euforia manusia. Ia mencari-cari sosok pria itu, tapi nihil.

"Aku menunggu disini saja" kata Baekhyun. Ia menghempaskan bokongnya di aspal dan menyandarkan punggungnya pada body van itu. Tak peduli akan hawa dingin yg menggigit kulitnya.

Sudah 2 jam lebih Baekhyun menunggu. Ia nyaris saja tertidur saat melihat gerombolan manusia berbondong-bondong menghampirinya. Baekhyun panik. Seketika ia langsung berdiri dan menyelamatkan diri. Tapi pria yg ditunggu-tunggunya ternyata ada di pusat kerumunan. Tubuhnya yg semampai, tampak sangat menonjol dari kejauhan. Pria itu berusaha keras menyunggingkan senyum di bibirnya meski tubuhnya terhimpit. Dahinya mengernyit menahan sakit. Beberapa pria bertubuh kekar berjajar di sampingnya, memberikan akses agar pria itu bisa masuk ke dalam van..

"KYAAAAAAHH~ OPPAAA! CHANYEOL OPPAA! PARK CHANYEOL! AAAAAAAKKHHHH!" teriak gadis-gadis. Tangan mereka terjulur berusaha menggapai pria yg dipanggil Park Chanyeol. Seseorang hampir saja mencakar wajah Chanyeol bila security tidak menampiknya. Sementara itu Baekhyun yg mendekat malah semakin terjepit. Ia tak bisa bergerak dan hanya bisa berdoa semoga ia tidak mati terinjak maupun kehabisan oksigen.

Chanyeol akhirnya berhasil masuk ke dalam mobil dalam keadaan utuh tak kurang suatu apapun. Ia bersandar di jok mobil bagian tengah. Menghapus keringat di dahinya dengan handuk putih dan menarik nafas lega.

"Fiuh... energi mereka luar biasa ya, hyung?" ucap Chanyeol. Ia menatap para fans yg masih memukul-mukul brutal jendela mobilnya. Van hitam itu harus bergerak sangat lamban untuk menembus kerumunan. Chanyeol menerawang sejenak. "Aku sangat mencintai mereka. Dukungan mereka sangat berarti bagiku. Tapi kenapa mereka selalu melakukan ini padaku? Aku bahkan tidak bisa membeli kopi kesukaanku tanpa dikejar-kejar. Aku merasa seperti buronan.." matanya menyiratkan kepedihan.

"Ada apa denganmu? Mendadak sentimental seperti itu.. Itu semua karena mereka mencintaimu, Chanyeol!" jawab manager hyung dari kursi depan. "Bagus karena kau sangat populer saat ini. Banyak selebriti yg ingin sukses sepertimu. Ingat semua perjuanganmu selama ini, Chanyeol! Jangan cuma melihat hal buruk. Lihatlah hal-hal yg baik juga.. kau bisa menghidupi keluargamu sekarang. Chanyeol-ah, himnae!" ujarnya sambil mengepalkan tangan. Senyum penyemangat tersungging di bibir sang manager.

"Ne, Suho hyung.." jawab Chanyeol.

"Lain kali biar aku saja yg membeli kopi.. kau cukup beristirahat di dalam van," tambah Suho.

"STOP! Hentikan mobilnya!" perintah Chanyeol, mengagetkan Suho dan sopir mereka. Matanya tertuju pada seseorang yg sejak tadi terseret arus fans fanatiknya.

"Hei apa yg kau lakukan?" tanya manager. "Apa kau sudah gila? Diluar masih banyak fans!" Chanyeol tidak menjawab. Ia membuka pintu dan menarik tubuh mungil Baekhyun secepat kilat masuk ke dalam mobil.

"Bukankah kau yg di cafe tadi?" tanya Chanyeol. Mulut Baekhyun menganga. Bagaimana tidak? Disaat ia tengah berjuang mengisi paru-parunya dengan oksigen, tiba-tiba saja ia ditarik masuk ke dalam van oleh pria yg sejak tadi namanya dielu-elukan oleh puluhan orang. Matanya mengerjap-ngerjap takjub. Ini pertama kalinya ia menatap dari dekat wajah pria jangkung yg bernama Park Chanyeol. Chanyeol lebih tampan dari yg terlihat di TV. Wajahnya terlalu bagus untuk ukuran manusia. Chanyeol pasti bukan berasal dari planet bumi!

"Aaah! Gelangku!" belum sempat Baekhyun menjawab, Chanyeol memekik. Ia mengambil gelangnya dari Baekhyun. Matanya berbinar-binar senang. "Ini gelang pemberian ibuku! Sejak tadi aku bingung mencarinya kemana-mana! Gomawo, chingu!" Chanyeol tersenyum senang dan mengusap puncak kepala Baekhyun.

"Bagaimana kau bisa sampai kesini? Kau berjalan sejauh itu untuk mencariku dan mengembalikan gelang ini ya? Terimakasih banyak! Kau hebat sekali!"

"..."

"Kau tidak lelah?"

"..."

"Kau pasti kelaparan dan kedinginan.. ini minumlah" ujarnya sambil memberikan Baekhyun sekotak susu. Ia pun mengalungkan syal tebal di leher Baekhyun. Hangat sekali..

Setelah menghabiskan susu, Baekhyun merasa kekenyangan. Ia pun tertidur di pangkuan Chanyeol. Chanyeol mengelus-elus rambut Baekhyun lembut sambil tersenyum.

"Anjing manis..." ucapnya.

.

.

.

"Hey, Chanyeol. Apa kau akan memelihara anjing itu?" tanya Suho setibanya di rumah. Rumah besar itu milik Chanyeol. Suho harus tinggal bersamanya agar Chanyeol tidak kesulitan dalam bekerja. Chanyeol sangat bergantung pada Suho.

"Ya, hyung.. sudah lama sekali sejak aku kehilangan Angelina. Kali ini aku akan menjaganya dengan baik," ujar Chanyeol sembari mencium anjing di pelukannya.

"Baiklah.. tapi sebaiknya kau mandikan dia dulu. Dia kotor sekali! Pasti banyak virus yg menempel di bulunya!" Suho berjengit menatap anjing berbulu kelabu itu. "Setelah memandikan dia, kau harus langsung tidur! Besok jadwalmu padat sekali. Istirahatlah. Kita berangkat jam 4 pagi, oke! Jalja~" tambah Suho seraya masuk ke dalam kamarnya.

"Jalja hyung~" balas Chanyeol sambil menaiki tangga menuju kamarnya di lantai 2. Ia melirik jam dinding sebentar. Pukul 00:15. "Kenapa Suho hyung masih bilang 'besok'? Harusnya kan 'hari ini'," gumam Chanyeol. Ia terkekeh kecil.

.

.

.

Chanyeol berbaring di kasurnya yg luar biasa empuk. Ia sudah selesai mandi dan memandikan anjing yg baru dipungutnya. Chanyeol masih punya waktu 3 jam untuk tidur. Serentetan jadwal sudah menunggunya besok. Ah bukan, maksudnya hari ini. Badannya bahkan masih terasa pegal setelah konser malam tadi. Tapi hari ini ia harus menjalani photoshoot, wawancara majalah, shooting CF, dan masih banyak lagi. Chanyeol memang tengah sibuk dengan kegiatan promosi album comeback-nya yg terbaru.

Ia menatap anjing kecil berbulu kelabu yg mendengkur pelan di sampingnya. Chanyeol harus sedikit berjuang untuk memandikannya. Selain sangat kotor, anjing itu juga sangat aktif. Ia harus berlarian mengejarnya agar mau dimandikan. Dan setelah mandi, Chanyeol mengeringkan bulu-bulunya dengan pengering rambut. Bulunya yg tadi lepek, kini telah mengembang. Anjing itu terlihat seperti bola kapas dari kejauhan. So fluffy~

"Anjing pintar.. anjing manis..." Chanyeol mencium hidung anjingnya. Ia benar-benar telah jatuh hati pada pandangan pertama. "Kenapa kau kurus begini? Mulai malam ini, kau akan tinggal disini. Kau bisa tidur di sampingku.. makan denganku.. dan bermain bersamaku.. kau tidak akan kedinginan atau kelaparan lagi. Aku akan memberimu baaanyak makanan!" ucap Chanyeol sambil menyelimuti anjingnya. Perlahan-lahan pelupuk mata Chanyeol mulai menutup. Chanyeol tertidur pulas dengan anak anjing di pelukannya.

.

.

.

"Anak anjing Chanyeol lucu sekali..", "Anak anjing yg beruntung! Sungguh membuat iri..", "Apa cuma aku yg ingin menjadi anak anjing?", "Chanyeol semakin mempesona dengan anjing di pelukannya!", "Pria penyayang anjing, benar-benar type ideal-ku!".

Begitulah kicauan para netter di berbagai forum media sosial. Tidak lupa para fans menyertakan foto-foto dan video manis Chanyeol bersama anjingnya, dalam ukuran HD. Mulai dari keluar rumah sampai masuk ke sebuah gedung, mereka mengikuti semua gerak-gerik Park Chanyeol sejak pagi buta.

Chanyeol tersenyum di depan kamera. Gayanya benar-benar sangat keren. Saat ini ia tengah menjalani photosession untuk sebuah brand pakaian terkenal. Ia tampak modis dalam balutan pakaian musim semi. Begitu juga model wanita di sebelahnya.

"Lihat, anak anjing Chanyeol lucu sekali~" ucap seorang staff. Ia menunjuk pada anjing Chanyeol yg duduk manis di atas sofa. Menatap lurus ke arah Chanyeol sambil menggoyang-goyangkan ekor pendeknya. Benar-benar menggemaskan! Membuat siapapun yg melihat ingin memeluknya..

"Kerja bagus, Park Chanyeol!" puji tuan editor dan fotografer saat sesi pemotretan berakhir.

"Terimakasih banyak atas kerjasamanya!" ujar Chanyeol sambil tersenyum dan membungkuk sopan pada hampir semua orang yg ada di ruangan.

"Kangaji~" panggil Chanyeol. Ia langsung menghampiri anak anjingnya sambil membuka lengannya lebar-lebar. Anak anjing yg duduk tenang sejak tadi pun otomatis berlari dan melompat ke pelukan Chanyeol. Ia menjilati pipi Chanyeol dengan lidah kecilnya.

"Kau belum memberinya nama?" tanya seorang model, partner Chanyeol dalam pemotretan kali ini.

"Ah, Nana-ssi.. Aku belum memberinya nama.. aku baru bertemu dengannya kemarin hehe.." ujar Chanyeol. "Apa noona punya ide?" tanyanya lagi.

"Hmmm.. bagaimana kalau Barbie? Dia sungguh imut seperti boneka!"

"Ngggg.. Noona.. anjingku ini jantan.."

"Hah? Benarkah? Hahaha! Mianhe, Chanyeol-ah! Dia terlalu imut, sih.." ucap Nana. Wajahnya merah merona karena malu. "Bagaimana kalau Bee?"

"Bee? Hmmmm.. boleh juga"

"Bagus, kan? Cocok sekali untuknya!" Nana mengacungkan kedua jempolnya. "Oh, Chanyeol-ah! Bolehkah aku berfoto dengan kalian berdua?"

"Tentu saja, noona!"

"OK!" Nana mengambil ponselnya. "1..2..3.. kimchiii~" Nana mengambil selca mereka bertiga. Chanyeol tersenyum sambil memeluk Bee. Tangannya membentuk V-sign di dekat mata, khas Park Chanyeol.

"Bolehkah aku meng-uploadnya di SNS?"

"Boleh saja.."

"Chanyeol! Ayo kita pulang!" ajak Suho

"Baik, hyung.. Noona, maaf aku permisi dulu. Terimakasih banyak untuk hari ini. Kita bertemu lagi lain waktu ya," pamit Chanyeol.

"Ya, Chanyeol! Terimakasih.. Hati-hati dan sampai jumpa lagi!" balas Nana sembari melambaikan tangan.

Chanyeol berjalan keluar. Matahari mulai tenggelam dan udara benar-benar dingin. Tapi puluhan fans masih setia menunggunya di depan gedung. Begitu Chanyeol menampakkan batang hidungnya, mereka langsung mengerubunginya. Chanyeol tersenyum sambil melambaikan sebelah tangan. Sementara tangan lain menggendong Bee. Tepat sebelum masuk mobil, seorang fans menarik baju Chanyeol hingga ia agak terjengkang.

"GUK!" Bee langsung menyalak. Ia melompat turun dari pelukan Chanyeol dan menggigit tangan fans tersebut. Keributan pun tak terhindarkan.

"Ah! Bee, andwe! Maaf.. maafkan aku.. " ucap Chanyeol spontan. Chanyeol buru-buru masuk ke dalam mobil setelah mendapatkan anjingnya. Sementara fans yg digigit Bee tadi masih menangis. Meskipun lukanya tidak berdarah, tapi sepertinya ia shock.

"Grrrrrrr" Bee masih menggeram.

"Ssssttt.. tenanglah, Bee.. aku tidak apa-apa kok.." Chanyeol berusaha menenangkan anjingnya.

"Hyung! Kau lihat, kan? Bee tadi berusaha melindungiku!" Chanyeol melonjak kegirangan di kursinya. Senyum lebar mengembang di wajahnya.

"Kau masih bisa senang saat melihat seorang fans terluka? Ck ck.. kau sakit, Yeol! Dan sejak kapan namanya 'Bee'?" tukas Suho.

"Bukan begitu hyung.. aku khawatir dengan fans tadi. Tapi aku senang Bee membelaku! Dan aku menamainya barusan.. Nana-ssi yg memberikannya."

"Yayaya, Bee si anjing pintar.. dan ngomong-ngomong soal Nana, dia baru saja meng-upload foto kalian di SNS. Dan dia langsung di-bash habis-habisan oleh penggemarmu."

"Apa? Benarkah?" Chanyeol segera mengecek ponselnya. "Kau benar, hyung.. aku harus meminta maaf padanya.."

"Oh ya, jangan lupa besok sore kau akan hadir di acara talkshow MC Kang.. siap-siap saja kau akan ditanyai soal foto itu.."

"Iya, hyung.. bukannya kita selalu menyiapkan segala sesuatu dg matang?" Chanyeol masih fokus pada ponselnya. Mengetik permintaan maaf di chat dengan Nana.

"Tapi ini harus lebih matang lagi! Kau tau kan reputasi MC Kang seperti apa.."

"O-oh.. iya.." Chanyeol mendongak. Ia teringat akan rekan-rekan kerjanya yg menyebut MC Kang sebagai MC 'snake' Kang. Sangat berbahaya dan berbisa.

"Kau sudah minta maaf pada Nana?"

"Sudah, hyung.. Nana-ssi bilang dia baik-baik saja.."

.

.

.

"Tangan!" perintah Chanyeol.

Chanyeol mengulurkan tangannya, dan disambut oleh cakar kecil Bee.

"Pintarnya.." puji Chanyeol sambil memberikan sepotong biskuit.

"Duduk!"

Bee menaruh bokongnya di lantai. Lagi-lagi Chanyeol memujinya sambil memberikan biskuit.

"Bang!"

Chanyeol menembak Bee dengan pistol tak kasat mata. Anjing kecil itu pun langsung berbaring pura-pura mati.

"Aaaak.. anjing pintar,"

Tiba-tiba Bee berdiri. Telinga dan ekornya menegak waspada. Mata kecilnya tampak fokus pada satu titik. Ia berlari dan menyalak nyaring di depan jendela yg tertutup tirai.

"Hei.. ada apa Bee? Kenapa kau menyalak? Tenanglah.. Kau bisa membuat tetangga kita marah.." Chanyeol segera mendekati anjingnya. Ia mengelus-elusnya supaya tenang. Tapi anjing itu malah menyalak semakin keras.

"Ada apa, sih?" Chanyeol mengikuti arah pandangan anjing itu. Ada siluet kepala manusia di luar sana.

DEG! Jantungnya serasa mau copot. Dengan tangan gemetar, Chanyeol perlahan membuka tirai jendela sambil memegangi dada kirinya.

"HIAAAAAAAA!" Chanyeol jatuh terduduk saking kagetnya. Ia mendapati pemandangan seram wajah seorang gadis dengan mata melotot dan hidung menempel di jendela kamarnya. Bukannya malu saat ketauan, gadis itu malah menyeringai semakin lebar. Memperlihatkan gigi-gigi besarnya. Ia melambai-lambaikan tangannya ke arah Chanyeol sambil meneriakkan kata 'oppa, saranghae!' dengan bibirnya. Lalu ia menciumi jendela seolah jendela itu adalah bibir Chanyeol. Chanyeol bergidik ngeri.

"HYUUUUUUUNNGGGG!" Chanyeol segera berlari ke kamar Suho. Suho yg tengah berganti pakaian, langsung gelagapan begitu Chanyeol merangsek masuk kamarnya tanpa permisi. Ia cepat-cepat memakai baju untuk menyembunyikan dada bidang serta perut kotak-kotaknya yg berwarna kecoklatan seperti roti bakar.

"ADA STALKER! DI KAMARKU ADA STALKER, HYUNG! PANGGIL POLISI SEKARANG JUGA!" Chanyeol berteriak heboh.

"Mwo?" Suho terdiam selama beberapa detik untuk menangkap kata-kata Chanyeol. "Stalker?" setelah sadar dari keterkejutan, Suho segera menelepon polisi.

Saat polisi datang, stalker itu telah pergi. Untuk memulai penyelidikan, polisi pun meminta Chanyeol memberikan deskripsi tentang stalker tersebut. Seperti apa ciri-ciri wajahnya dan pakaian yg dipakainya saat itu. Mereka juga meminta rekaman CCTV di rumah Chanyeol.

"Kami janji akan segera menangkap pelaku penguntitan. Selama penyelidikan berlangsung, mohon untuk lebih berhati-hati. Bila ada hal yg mencurigakan, segera laporkan kepada kami. Kami akan memberitahu anda bila ada perkembangan lebih lanjut.. Baik, kami permisi dulu," ujar pak polisi.

"Iya, Pak. Terimakasih atas bantuannya," Suho mengantar kepergian 2 anggota polisi tersebut.

Malam itu juga, Suho langsung meningkatkan keamanan di sekitar rumah Chanyeol. Ia menginstal lebih banyak kamera pengawas, memasang alarm serta beberapa jebakan, dan membayar orang untuk berpatroli sepanjang malam. Hanya hantu yg bisa melewati semua itu tanpa ketauan.

"Hyung.. malam ini biarkan kami tidur denganmu, ya?" mohon Chanyeol. Wajahnya dibuat sememelas mungkin.

"Tidak! Kau terlalu besar untuk tidur di kasurku. Itu tidak cukup untuk kita berdua! Lagipula aku alergi bulu anjing..." ucap Suho sambil menatap anak anjing di pelukan Chanyeol.

"Ayolah hyung, jebal... malam ini saja..."

"Tidak," tegas Suho. Ia langsung mengunci kamarnya dan mengacuhkan Chanyeol diluar.

"Hahhhh.." Chanyeol menghela nafas. "Ya sudahlah. Lagipula aku kan punya Bee. Aku tidak perlu takut karena Bee akan melindungiku, kan? Benar, kan? Anjing baik, anjing pemberani.." ucap Chanyeol sambil memeluk Bee erat-erat.

.

.

.

Keesokan paginya.

Kriiiiiiiiiiiiiiiingggggg krrriiiiiiiiiiiiiiiiingggggggg!

Alarm chanyeol berbunyi. Ia mematikan alarm di meja samping tempat tidurnya tanpa membuka mata dan kembali meringkuk. Lalu sebuah jilatan hangat di hidungnya perlahan mengembalikan kesadaran Chanyeol. Masih dengan mata terpejam, Chanyeol tersenyum dan membelai anjingnya.

Tapi ada sesuatu yg ganjil.

'Kenapa kulitnya halus sekali? Kemana semua bulu-bulunya?' pikir Chanyeol. 'Kenapa telinga anjing ini seperti telinga manusia?' Ia pun meraba-raba bagian lain. 'Kenapa moncongnya tidak ada? Dan kenapa bentuk hidungnya seperti hidung manusia juga?' Chanyeol bertanya-tanya dalam hati.

Perlahan ia membuka mata dan mendapati sesosok manusia berbaring disampingnya. Dengan wajah mungil polos serta mata kecil yg memandanginya sambil tersenyum.

1 detik..

2 detik..

3 detik...

"AAAAAAAAAAKKKKKHHH!" Chanyeol bangkit dan berjalan mundur hingga menabrak tembok. Ia kaget bukan kepalang. "Kau!" Chanyeol mengarahkan telunjuknya pada mahluk asing itu. "Siapa kau? B-Bagaimana kau bisa masuk ke rumahku? Tidur di ranjangku? Apa kau pencuri? Atau kau.. kau stalker?!" wajahnya memucat seketika.

Yg ditunjuk hanya memiringkan kepala kelabunya ke kanan dan ke kiri. Ia menjulurkan lidahnya sambil berkedip-kedip menatap Chanyeol yg ketakutan.

"Hei! Kenapa kau diam saja? Katakan sesuatu! Dan kenapa.. kau.. telanjang?" Chanyeol makin terperangah saat menyadari mahluk yg duduk di ranjangnya saat ini tak memakai kain satu helai pun, kecuali selimut yg menutupi tubuhnya mulai pinggang ke bawah. Chanyeol panik luar biasa.

"HYUUUUUNG!" Chanyeol hendak berlari ke pintu untuk memanggil Suho.

"Guk!"

Chanyeol menoleh. Ia mencari-cari sumber suara. "Bee? Kemana anjing kecilku? Kau tidak membuangnya, kan? Jangan bilang kau membunuhnya? Tidaaaakkk!" ucapnya frustasi.

Tiba-tiba Chanyeol melotot, seperti baru tersadar akan sesuatu. Tapi ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak mungkin kau Bee.. ini gila.. aku gila.. mungkin aku kurang tidur.." gumamnya.

"Aha!" Chanyeol menjentikkan jarinya. "Mungkin ini cuma mimpi.." Ia buru-buru tidur di tempatnya semula. Mengabaikan orang asing yg masih duduk tenang memandangi gerakannya yg sangat atraktif.

Beberapa menit kemudian, Chanyeol membuka mata. Ia menoleh dan mendapati orang asing itu masih di ranjangnya. Tentu saja. Dan setelah tadi puas mengamati Chanyeol, kini ia ganti mengamati dirinya sendiri.

"Aaarrgh.. ini nyata! Ini bukan mimpi!" Chanyeol mengerang kesal. "Tidak masuk akal!" Ditatapnya mata orang asing itu. Mata kecil yg mirip mata Bee.. Diberanikannya mengelus rambut orang asing itu. Rambut kelabu yg halus seperti rambut Bee. Dan kalung hitam yg terpasang ketat dilehernya, seperti milik Bee..

"Guk!" orang asing itu menyalak kecil, seperti Bee. Ia langsung memeluk leher Chanyeol dan menjilati pipinya.

"Hei, hei! Hentikan! Ya! Menjijikkan! " Chanyeol mendorong tubuh orang asing itu. "Apa kau.. Bee?" tanya Chanyeol. Yg ditanya tidak menjawab dan hanya menjulurkan lidahnya.

"Tentu saja.. kalau kau anak anjing, kau tidak bisa bahasa manusia kan?" Chanyeol menepuk jidat jenongnya. Ia tertegun, tampak berfikir keras. Akhirnya Chanyeol memutuskan bahwa mahluk itu tidak berbahaya. Dan kemungkinan mahluk itu adalah Bee memang sangat besar. Mengingat tingkat keamanan yg sangat tinggi di rumahnya, tidak ada yg bisa menerobos masuk kecuali hantu. Atau jangan-jangan...?

"Ah! Sudahlah. Entah kau anak anjing, hantu, atau apa, dan bagaimana ceritanya kau bisa berubah.. kita cari tau nanti saja! Pokoknya sekarang kau pakai baju dulu!" Chanyeol melemparkan kaos dan celana miliknya dari lemari. Anak anjing yg baru berubah jadi manusia itu mengambil selembar kaos putih dengan jemari lentiknya. Ia mengangkat dan mengendusnya. Yeah.. dia tak tau harus mengapakan barang itu.

"Baik, baik.. aku pakaikan" Chanyeol mengerti. Ia membantu memakaikan kaos dan celana pendek pada anak itu tanpa rasa canggung. Bagi Chanyeol, mahluk itu cuma anak anjing dalam versi upgrade.

"Hemmm sepertinya kebesaran.. yah, nanti aku belikan baju baru yg cocok untukmu," gumam Chanyeol

"Guk!" anak itu menyalak. Sepertinya dia suka dengan baju yg dipakaikan Chanyeol.

"Kau tidak boleh menyalak begitu lagi.. kau harus berbicara! Dan berhenti menjulurkan lidahmu," perintah Chanyeol. Anak anjing itu menurut. Ia memasukkan lidahnya.

"Nah, begitu.. Coba panggil namaku. Chanyeol! Ayo ucapkan! Chaaannn... Yeoooollll.." ia mencontohkan cara pengucapan namanya perlahan-lahan sambil memonyong-monyongkan bibir sexy-nya. "Namaku, Chan-Yeol! Ayooo.. Chan.."

"Chan..." ucap anak itu ragu.

"Yeol.."

"Yeol.." anak itu menirunya dengan baik.

"Chanyeol!"

"Cahyo!" ucapnya.

"Bukan! Bukan! Bukan Cahyo.. tapi Chanyeol!"

"Chan-yeol!"

"Good boy!" Chanyeol mengusap-usap kepala anak itu.

"Chanyeol! Chanyeol! Chanyeol! Chanyeol! Chanyeol! Chanyeol! Chanyeol! Chanyeol! Chanyeol!"

"Sssstttt! Cukup, cukup! Iya itu namaku. Chanyeol," ucapnya sambil menaruh telunjuk di dadanya. Menunjuk diri sendiri.

"Chanyeol" anak itu ikut menunjuk dada Chanyeol.

"Betul sekali! Sekarang, namamu.. Bee!"

Anak itu menggeleng.

"Kau tidak suka nama itu?"

"Baek.. hyun.." ucapnya sambil menunjuk diri sendiri.

"Woah! Baekhyun, katamu?" Chanyeol terkesima. "Wonderful! Aku tak menyangka kalau kau ternyata punya nama!" Chanyeol berdecak kagum tak habis pikir.

Tok tok tok!

"Chanyeol. Kau ini sedang apa? Kenapa ribut-ribut? Ayo berangkat! Kita sudah terlambat!" ucap Suho dari pintu kamar. Astaga! Chanyeol lupa kalau dia ada jadwal.

"Iya hyuuung! Tunggu aku 15 menit lagi!" teriak Chanyeol. "Dengar Baekhyun," bisik Chanyeol. "Aku akan pergi dan baru pulang malam hari. Kau jangan kemana-mana. Oke?"

Baekhyun mengangguk-angguk.

"Kalau kau lapar, makan ini dulu," Chanyeol memberikan sekeranjang roti. "Dan kalau bosan kau lihat ini saja," Chanyeol menyalakan TV. "Lalu.. errr.. kalau mau buang air, kau harus ke kamar mandi ya!" lanjut Chanyeol sambil menunjuk kamar mandi. Baekhyun pun mengangguk-angguk lagi. Nampaknya ia mengerti setiap kata yg diucapkan Chanyeol dengan baik.

.

.

.

~TBC

Author's Note:

Buat yg masih bingung...

Jadi, dari awal itu Baekhyun wujudnya puppy, tapi aku menceritakannya seolah dia manusia gitu. Yang dilihat pasangan di cafe itu puppy. Yang ditarik ke dalam mobil juga puppy. Bahkan saat Baek bilang "gamsahamnida" ke Chanyeol itu juga kalau Chanyeol dengernya cuma "guk guk" gitu.. Pas Chan ngasih roti ke Baek, terus Baek menerimanya itu juga bukan sama tangan, tapi ya langsung dimakan gitu aja.. dan Baekhyun berubahnya ya pas Chanyeol bangun tidur itu. Jadi, Baekhyun disini bukan mahluk hybrid, mahluk gaib, mahluk halus, atau mahluk astral. Dia puppy yg berubah jadi manusia. Kenapa? Ya gatau, tanya aja Baekhyun /digampar Chanyeol/

Sudah paham semua ya sodara? Hhe.. maaf kalau membingungkan..

Jangan lupa review yaa, thank you 3