Disclaimer:

Masashi Kishimoto

Pair:

SasuFemNaru

Warning:

Sho-ai inside untuk menunjang cerita

Matahari mulai menampakkan wajahnya sedikit demi sedikit dan menampilkan langit yang biru setelah terlelap dalam kelamnya malam. Disalah satu sudut taman belakang sekolah Konoha High School, terlihatlah lima orang gadis tengah berkumpul membentuk sebuah lingkaran kecil dibawah salah satu pohon besar ditaman itu. Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk datang lebih awal dari murid lainnya. Mereka berkumpul bukan untuk bermeditasi atau belajar bersama. Jika diperhatikan dengan seksama, kelompok gadis yang menyebut diri mereka sebagai Fuhikogo atau Fujoshi Konoha High School, tengah melihat berlembar-lembar foto yang telah mereka kumpulkan sebelumnya.

"Eh, te-ternyata Ne-Neji-nii agresif juga de-dengan Gaara-kun. A-aku tak sanggup melihatnya," ujar seorang gadis yang memiliki rambut hitam panjang dengan mata lavender tak berpupil yang menjadi anggota ketiga dan menjadikannya adik kecil dalam Fuhikogo.

"Ugh, Shikamaru sudah mulai ketahap yang lebih serius sekarang. Lihat saja bagaimana tangannya yang tak bisa diam saat mencium Kiba," ujar seorang gadis dengan rambut bercepol dua dan merupakan anggota Fuhikogo kedua.

"Nyeh, kasihan Kabuto-sensei, masa bercumbu dengan Orochimaru-sensei juga harus ditemani manda. Tapi ga apa-apa, Kabuto-sensei terlihat manis saat ketakutan, kyaa~" teriak seorang gadis yang mememiliki rambut panjang yang diikat tinggi dan merupakan anggota Fuhikogo pertama.

"Ugyaa~ wajah Iruka-sensei benar-benar memerah, padahal Kakashi-sensei baru saja melumat bibirnya, bagaimana kalau Kakashi-sensei sudah melakukan 'itu' dengannya, kyaa~ pasti kawai," teriak gadis berambut merah jambu yang merupakan wakil dari Fuhikogo.

"Hhihi.. ternyata Dei-nii lucu juga kalo jadi uke, ternyata dia tipe uke penurut kalau sama Itachi-nii, dan jadi seme yang kejam jika dengan Saso-nii. Kyaa~ aku makin sayang padamu, Dei-nii. Hihihi," ujar seorang gadis dengan rambut pirang panjang yang diikat dua dengan mata sapphire dan tiga garis halus dimasing-masing pipinya sambil memeluk foto yang ada ditangannya dan merupakan ketua dari Fuhikogo.

Ya, seperti itulah kegiatan rutin mereka setiap pagi. Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa mereka harus melakukannya sepagi itu. Jawabannya karena memang hanya pada saat pagi hari mereka bisa bebas untuk berteriak dan saling bertukar foto, film maupun majalah sho-ai yang mereka punya. Jika saja tak ada ketua OSIS yang akan mengambil barang-barang milik mereka yang berbau sho-ai, mungkin mereka tak akan berkumpul sepagi ini. Dan kenapa mereka tak melakukannya sepulang sekolah? Itu karena, pulang sekolah adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk berburu hal-hal yang berbau sho-ai, karena dua hal tersebut, maka dipilihlah waktu yang tepat untuk mereka berkumpul, dan waktu itu adalah setiap pagi saat belum ada seorang pun murid yang datang.

Namun kesenangan mereka terusik dengan kedatangan seseorang yang sangat mereka hindari, siapa lagi kalau bukan sang ketua OSIS. Seorang pemuda dengan kulit putih dan rambut raven yang melawan gravitasi serta mata sekelam malam. Dengan cepat, tangan putih itu merampas foto-foto yang ada dalam genggaman kelima gadis itu dan membuat mereka terkejut.

"Hmm.., mana lagi yang lainnya?" tanyanya sambil memberikan death glare kearah Fuhikogo itu. Naruto yang tak terima kesenangannya terganggu, terlihat sangat kesal. Gadis berkulit tan itu mulai berdiri diikuti oleh teman-temannya dan menatap tajam pemuda berambut raven dihadapannya yang juga menatapnya tajam.

"Kembalikan itu padaku," ujar Naruto dingin sambil menadahkan tangannya.

"Heh, dikembalikan? Kau tahu, kau sudah mengganggu privasi orang lain dengan mengambil foto mereka diam-diam, dan itu tak bisa dibiarkan, Dobe," ujar pemuda berambut raven yang kita ketahui bernama Uchiha Sasuke tanpa melepaskan tatapan tajamnya pada mata sapphire dihadapannya.

"Heh, itu semua bukan urusanmu, Teme. Toh, aku tak mengambil fotomu. Jadi, kembalikan foto itu sekarang," direbutnya foto yang ada digenggaman Uchiha bungsu itu. Namun, tangannya kalah cepat dengan Sasuke, karena pemuda itu langsung menaikkan tangannya saat tangan tan itu mencoba merebut foto-foto itu.

"Kau memang tak mengambil fotoku, tapi kau telah mengambil foto anikiku. Dan kau," tangannya kini memposisikan sebuah korek dibawah foto-foto itu, "masih tanggung jawabku sebagai ketua OSIS," –cetek- korek api itu kini telah menyala, "dan tak ada yang bisa membuat onar selama aku menjabat sebagai ketua OSIS di sekolah ini," kini foto-foto itu benar-benar dibakar olehnya tepat didepan wajah Naruto yang kini telah benar-benar kesal, terlihat dari kedua tangannya yang terkepal erat disamping tubuhnya.

"Kalian berlima akan mendapat hukuman dariku saat istirahat," ujarnya sebelum meninggalkan mereka yang masih terpaku.

XOXOXOXOXO

Setelah kejadian itu, para Fuhikogo langsung memasuki kelas mereka yang terletak dilantai dua gedung Konoha High School dengan diam.

"Ja-jadi, bagaimana Naru-chan?"

"Iya, Naru. Kita harus bagaimana, kau tahu sendiri bagaimana seorang Sasuke meberikan hukuman bagi orang-orang yang melanggar kata-katanya," ujar Tenten.

"Iya, Tenten benar. Apa kau ingat bagaimana Sasuke menghukum Chouji ketika dia makan pada saat rapat OSIS berlangsung?" tanya Ino.

Masih sangat segar dalam ingatan mereka bagaimana keadaan Chouji saat Sasuke menghukumnya berlari sebanyak lima puluh kali memutari halaman sekolah yang tak dapat dibilang kecil.

Tubuh gempal itu bermandikan peluh dan kotor serta luka-luka menghisi tubuhnya karena terjatuh dan sempat dilarikan ke RS terdekat karena sulit bernapas dan membuatnya kehilangan nafsu makan selama beberapa hari akibat trauma yang ditorehkan oleh sang ketua OSIS. Setelah kejadian itu, tak ada lagi yang melanggarkan peraturannya. Bahkan, Fuhikogo yang diketuai oleh Naruto pun menghindari terlibat masalah dengan sang ketua OSIS. Namun sepertinya takdir berkata lain.

Naruto yang tak tahu harus berbuat apa untuk keluar dari masalah ini hanya bisa menenggelamkan wajahnya diatas tangan yang dilipat diatas meja. Bagaimanapun, terbentuknya Fuhikogo dan jam pertemuan mereka adalah usulannya, dan dia tak ingin jika teman-temannya terlibat masalah besar karena kecerobohannya dalam mengambil keputusan.

"Hei, sudah, jangan memojokkan Naruto seperti itu, kita melakukannya sama-sama. Jadi, jika kita harus menerima hukuman tersebut, kita lakukan sama-sama juga," bela Sakura.

"Iya, aku tahu. Tapi, apa kau bisa bayangkan apa yang akan Sasuke lakukan pada kita. Aku tak ingin jika dia merusak wajah atau bagian tubuhku yang lain dan aku harus masuk rumah sakit dan menanggung malu setelahnya," ujar Ino yang diiyakan oleh Tenten.

"Ta-tapi, Sakura-chan benar, ki-kita harus menanggungnya bersama-sama ka-karena kita berlima adalah teman."

"Ta-"

"Sudah, kalian tenang saja. Kalian tak akan dihukum olehnya," ujar Naruto kemudian bangkit dan pergi meninggalkan teman-temannya.

XOXOXOXOXO

Brak

"Ada apa?" tanya sosok pemuda yang kini melipat tangannya didepan dada sambil bersender dikursinya.

"Aku ingin membuat kesepakatan denganmu."

Pemuda berambut raven itu kini mencondongkan badannya kedepan dan meletakkan tangannya yang terkatup diatas meja sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kesepakatan, heh? Katakan."

Setelah mengambil napas dalam-dalam, gadis bermata sapphire itu mulai berkata, "aku terima segala hukumanmu, asalkan kau membebaskan hukuman untuk teman-temanku."

"Waw, menyenangkan sekali menjadi temanmu."

"Itu bukan urusanmu, Teme. Sudah jawab saja, apa kesepakatannya."

"Well, berhubung anggotamu ada lima orang. Jadi, kau harus melakukan enam hukuman dariku."

"Hei, kenapa jadi enam?" tanya Naruto tak terima.

"Tujuh, karena kau membantah."

"Ta-"

"Delapan."

"Gah, baiklah. Terserah padamu, Teme."

Naruto yang merasa dipermainkan, tak mau lebih jauh terjerat oleh permainannya dan memutuskan untuk pergi meninggalkan ruang OSIS itu.

"Jangan lupa, hukuman pertamamu saat istirahat nanti, Dobe."

Langkah yang sempat terhenti itu kembali melangkah setelah mendengar perkataan sang ketua OSIS.

"Kau masuk perangkapku, Dobe. Lihat saja, aku akan membuatmu berhenti menjadi fujoshi dan menjadikanmu milikku." Senyum tipis pun terukir dibibirnya.

TBC

Hai..minna.. chira balik lagi dengan fic baru. Chira tahu masih ada dua cerita yang belum diselesaikan dan masih ada dua fic yang mau chira buat sekuelnya, tapi entah kenapa cerita ini terus berputar dikepala chira setelah mendengar cerita dari salah seorang kizuna

Gomen kalau ceritanya aneh m(_ _)m

Bersedia meriview atau memberi saran?

~RnR please~