TRAP
Akashi Seijuurou X Himuro Tomone (OC)
Chapter 0 – Kembali dari Cuti
POV Himuro Tomone
"Tomone-cchi!" Kulihat senpai melambai-lambai kearahku. Aku pun segera menghampirinya.
Namun di meja itu hanya ada Ryouta-senpai. Seharusnya ada Yui. Dia mengabariku kalau dia akan datang lebih awal. Tapi nyatanya dia belum datang jam segini. Jadi untuk apa dia menyuruhku datang lebih awal.
Dan juga Ryouta-senpai. dia tak berubah selalu memanggilku dengan akhiran –cchi.Bukan hanya terhadapku, tapi ke Yui juga.
Bahkan aku memanggilnya dengan nama bukan marganya. Karena kita sangat dekat dan layak memanggil nama bukan marga. Karena dia senior aku memanggilnya senpai .bagaimanapun dia itu senior di kampusku. Walaupun aku sering merasa sifat kekanakanya itu membuatku lebih layak menjadi seorang senpai daripada dirinya.
Setelah kembali dari cuti, aku senang melihat Ryouta-senpai lagi. Dan juga Yui, seharusnya. Hhh.. kemana dia belum datang juga. Aku rindu berat pada Yui.
"Wah.. Tomone selamat datang kembali" Kini Nebuya Eikichi –Senpai yang terkenal mahasiswa abadi itu datang menyambutku. Firasatku tidak enak saat dia duduk disampingku. Dia melirik sake di sudut meja ini.
Dia tersenyum padaku. Entah kenapa, itu sangat menggangguku. Firasat jelek ini terasa sangat nyata saat dia tersenyum –licik.
"Iya.. senpai." Kuanggukan kepalaku dan mencoba tersenyum. Bagaimana pun dia senpai di kampus ini. Tak ada yang mau mencari masalah dengan senpai satu ini. Karena cukup –bukan tapi sangat menyebalkan jika kau bermasalah denganya.
Aku hanya perlu bersikap sopan padanya. Sekali ini saja, aku bersabar. Walaupun aku membenci kondisi ini.
"bagaimana untuk merayakan kedatanganmu kembali kita mulai dengan sake"
Apa? Sake?
Aku kan tak bisa minum sake. Ini sungguh menyebalkan. Aku menjadi sasaran empuk baginya. Karena aku terlihat gampangan baginya. Tapi aku juga tak berani menolak permintaanya. Kuakui, aku hanya tak ingin mencari masalah.
Disisi lain aku membenci ketika sekelilingku memperhatikanku dan tertawa saat melihatku diperlakukan seperti itu dengan senpai. Aku benar-benar membenci kondisi ini.
Bahkan dia menatapku dan tersenyum lebar seperti itu. Segelas sake itu didorongnya kearahku. Aku mulai ragu-ragu menatap gelas itu.
Aku tak boleh seperti ini, setidaknya aku punya keberanian untuk menolak permintaanya.
"Senpai tapi aku tak bisa minum sake-"
"Minumlah, kita buat suasana seru disini!"
"Sen-Senpai ta-tapi-"
"Tomone! Tomone! Tomone!"
Semua mulai meneriakan namaku. Ya ampun, rasanya aku ingin pergi dari tempat ini. Bagaimana bisa aku menolak di kondisi seperti ini.
"Tomone! Tomone! Tomone!"
"Minum saja-ssu! Senpai tak bermaksud buruk kok, dia benar kita hidupkan suasana disini."
Hhh.. Ryouta senpai menyebalkan. Kenapa tak membela malah mendukung senpai? Dan Yui juga ikutan menyoraki-ku padahal baru datang.
Haa..Mereka berdua terkadang seperti pengkhianat. Tapi ini tidak buruk juga sih, Lagipula aku kan baru saja kembali dari dia punya niat baik, walaupun aku tidak suka sifat senioritas nya itu.
Dan juga akan berkata aneh-aneh jika aku menolak.
Baiklah. Aku minum. Hanya satu gelas. Cukup membuat si senpai yang menyebalkan itu puas.
"Wow! Sasuga Tomone!" Senpai mulai berteriak-teriak. Berisik sekali, rasanya kepalaku pusing mendengar teriakanya. Apa ini efek alkohol?
"eh? Akashi-kun sudah datang! Wow, akhirnya dia datang juga" Senpai itu mulai merangkul bahu Akashi-senpai.
Dia senior tahun ketiga.
"Selamat datang Akashi-kun!" Kini Yuki-san mulai memeluk lengan Akashi. Dari gelagatnya Yuki-san ingin mencari perhatiannya Akashi-senpai. Tidak hanya dia, bahkan cewek lain pun mulai mendekati Akashi-senpai. Meja itu jadi cukup ramai, padahal disini cukup banyak tempat duduk.
Sepertinya kembalinya aku dari cuti dikalahkan oleh datangnya Akashi-senpai.
Reaksi yang berbeda dari orang yang sama-sama kembali dari cuti.
"Akashi-kun kamu mau makan apa?" Yuki mulai berceloteh, sambil membolak-balik menu makanan. Memangnya, Akashi-senpai tidak bisa melihat menu makanan sendiri sampai dia melakukan hal itu?
Ah dia meliriku. Apa-apaan lirikan itu?
Hhh.. Yuki sangat terlihat jelas sikap superioritasnya. Menganggap kalau dirinya yang pantas melakukan hal itu. Memangnya dipikir aku iri melihatnya dia dekat dengan Akashi-senpai. Aku tak tertarik sama sekali dengan orang yang mempunyai tatapan dingin seperti itu.
Dan senyumanya yang aneh. Aku benar-benar merasa dia orang yang berbeda dibalik sikapnya itu.
Ah apasih. Kenapa aku selalu begini. Memperhatikan orang lain yang bukan urusanku.
"Hei, lihat deh si Yuki mulai beraksi tuh. hihi" Yui menyenggol lenganku. Dia membuat kode lirikan kearah Akashi-senpai dan Yuki-san. Argh, baru saja aku mau berhenti memperhatikan orang lain malah si Yui mengingatkanku kembali.
"Sepertinya Yuki-san menyukai Akashi-cchi tuh." Itu memang benar. Yuki-san menyukai Akashi-senpai. Bahkan mencoba mendapatkan perhatian dari Akashi-senpai. Tapi yang kulihat senyuman aneh itu muncul. Itu cukup membuatku berprasangka buruk. Tidak, kurasa ini benar. Dia memang aneh.
Apa yang dia pikirkan? Kenapa itu hal yang cukup mengganggu pikiranku saat ini.
"Tomone? Kenapa kau terus menatap Akashi-senpai?" Yui mulai memiringkan kepalanya untuk menatap mataku. Sial, apa aku sedang ketangkap basah memperhatikan orang itu?
"Ahh.. aku tahu itu karena Akashi-cchi tampan kan? Tomone-cchi terpesona melihat ketampanan Akashi-cchi"
Apasih, bukan itu. Kenapa mereka menyimpulkan seenaknya.
"Tidak. Kurasa dia aneh."
Kenapa aku bicara begitu. Hhh.. keluar begitu saja dari mulutku.
"Aneh kenapa? Kau yang aneh Tomone." Yui mencubit sebelah pipiku. Ah sial, aku mengatakan isi pikiranku tanpa sengaja.
"Benar-ssu kau yang aneh, hihi" kini Ryouta senpai ikut-ikutan mencubit pipiku. Menyebalkan sekali mereka berdua. Hhh..
"Hentikan, sakit tau" aku mengusap-usap pipiku bekas cubitan mereka.
"Akashi-senpai mau kutuangkan minum untukmu?" celotehan Yuki seakan tak bisa kuhindari sama sekali. Memaksaku untuk memperhatikan Akashi-senpai lagi.
Lagi. Senyuman yang ditujukan ke Yuki-san. Aku merasa aneh. Kenapa ini sangat menggangguku? Hhh..
"Ah, tidak usah Yuki-san. Biar kutuang sendiri" Akashi merebut teko itu kembali. Tapi Yuki terlihat pantang menyerah untuk terlihat baik didepan Akashi-senpai.
"Ng.. Gak apa-apa kok Akashi-kun. Biar aku saja" Yuki-san masih mempertahankan teko itu.
Dan kini terlihat dimataku seperti berebutan teko.
Bukan sekedar itu. Aku merasa seperti peringatan untuk Yuki-san.
"Sudah tidak apa-apa"
"eh!"
Teko itu tumpah mengenai White Dress milik Yuki-san. Sungguh terlihat aneh, apa dia sengaja?
Senyuman itu muncul ditengah-tengah keributan. Tak ada yang menyadarinya, apa ini hanya perasaanku saja?
Atau mereka berpikir ini tak seperti yang mereka lihat maupun pikirkan.
Apa hanya aku yang melihat sisi lain ini. Atau mereka mengabaikanya karena itu bertentangan?
Terasa jelas bertentangan. Tapi itulah yang kulihat dari dirinya. Aku tak bisa mengabaikan hal aneh dari dirinya begitu saja. Aku harus memastikan, kalau apa yang aku pikirkan itu benar.
"Maaf, aku tidak sengaja Yuki-san"
" –tolong ambilkan kami dua serbet"
"Iya, senpai."
"Kau tidak apa-apa?" Akashi-senpai mulai menanyai kondisi Yuki-san. Dress white –yang terlihat mahal dan mewah itu jadi basah. Dan pertanyaanya itu bertentangan dengan senyumanya tadi. Bahkan dia tak mencoba membantu hanya menyuruh orang lain membawa serbet itu. Lalu satunya lagi untuk tanganya.
Pikiranku terganggu dengan senyuman itu.
Aku ingin tahu Apa arti senyuman itu? Mengapa dia melakukanya?
"Tidak apa-apa kok, maaf ya Akashi-kun ini salahku."
"Tidak masalah. Lain kali hati-hati ya"
Hati-hati? Apa maksudnya. Kalimatnya itu mencurigakan. Kenapa dia bicara seolah semua sepenuhnya salah Yuki.
"Maaf. Aku ke Toilet dulu. Aku mesti bersihkan noda ini."
Benar kan, dia itu aneh. Hah, sudah kuduga dia tak sebaik kelihatanya.
Eh?
Dia menatapku. Ah bodoh banget! Kenapa ketangkap basah merhatiin dia sih.
Apa dia tahu apa yang kupikirkan tentang dia?
Tatapanya itu, seolah mengetahui isi pikiranku.
"Kasian ya Yuki-san. Dia mau cari perhatian Akashi-senpai jadi gagal." Yui ikut-ikutan memandangi meja itu. Sepertinya kejadian itu membuat seisi meja ini membicarakan Yuki-san dan Akashi-senpai.
"itu salahnya dia terlalu memaksakan diri menawarkan sake." Ryouta-senpai menimpali perkataan Yui. Sepertinya dua manusia ini gabisa bergosip di pikiranya masing-masing. Hhh..
Apa menurutnya begitu? Ini bukan masalah dirinya yang menawarkan sake tapi ada hal lain yang mungkin tak disukainya.
Dari caranya tersenyum, aku sekarang mengerti –tidak aku bahkan tak mengerti sama sekali kenapa dia melakukan hal itu. Yang bisa ku tangkap dia menyuruh Yuki-san untuk berhati-hati, jangan mencoba melawan perintahnya.
"Itu karena Akashi-senpai tampan, populer, kaya, bahkan peringkat satu di jurusan kita. Kau tak bisa menyalahkan Yuki-san begitu"
Aku paham. Itulah sebabnya semua mendekatinya karena sesuatu yang dia miliki.
"-Tapi cowok sempurna kayak Akashi-senpai bukan tipeku." Yui menambahkan kalimatnya lagi.
"Benar-ssu! Kau tak boleh menyukai Akashi-cchi."
"Apa hakmu melarangku Ryouta? Huh dasar." Yui menggebrak meja. Kalau sudah begini, akan sulit menghentikan emosinya.
"Kau hanya boleh menyukaiku-ssu"
"Apa! Memang siapa kamu..blablabla"
Haa.. mulai lagi pertengkaran kekanakan ini deh. Sekarang giliran meja ini yang membuat keributan.
Aku lelah. Aku ingin menghentikan mereka. Tapi kepalaku pusing sekali. Kalimat mereka jadi semakin sulit kumengerti. Hhh.. efek alkohol kah?
"Tomone, sadarlah. Apa sebaiknya kita pulang saja? Hey, sadarlah blablabla" Yui menepuk-nepuk pipiku. Sungguh, aku tak tahu lagi apa yang dia katakan.
"Benar-ssu, kita pulang saja yuk. Pestanya juga hampir selesai. Sebaiknya kuantar dia pulang blablabla" Ryouta-senpai mulai meneliti wajahku. Argh.. dia itu juga sama seperti Yui. Tak bisa kudengar kalimatnya lagi.
Tetapi ingatanku tertera jelas tentang apa yang sudah Akashi-senpai lakukan hari ini.
P.O.V Himuro Tomone END
Chapter 0 – Kembali dari Cuti END.
Notes :
Gue akuin jarang apdet. Sekalinya gue apdet malah cerita baru. Dan berhubung data lama masih di hardisk netbook gue nggak bisa berkutik ngelanjutin cerita2 lama gue. Jadi kemungkinan besar gue hanya fokus di cerita ini.
Dan ffn yang gue ada karakter baru. Untuk chapter ini ada tiga orang. Pemeran utamanya udah keliatan kan Himuro Tomone (OC). Tanaka Yui, Sahabatnya Himuro Tomone. Yuki Nanami, seangkatan sama Akashi. Disini emang gue bikin sifat asalnya Akashi yang dia baik tapi punya sisi lain.
Kalo ada yang masih bingung bisa review. Kalo suka review juga ya biar author tau dan peka ngelanjutin ini ^^v
Please, reviewnya. Kalau suka favorite, follow ya.
