Kamu menggenapkan jari, kembali menghitung rentang masa yang terlangkahi. Jemarimu ludes dan matamu basah.
t i m e
Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari fanfiksi ini.
Naruto selalu milik Masashi Kishimoto.
Warning : canon absurd, fantasy nyeleneh, dan maaaff berantakan #ketjupbasah. Typo's. Dan OoC as always.
Catatan1: kangen nulisssss! Hell yeah! #menggelinding
.
.
"Kamu akan menunggu?"
Dua tahun.
Dua tahun. Dua puluh empat bulan. Lebih dari tujuh ratus dua puluh hari. Dan kamu tahu itu bukanlah waktu yang singkat.
Bukan waktu yang semestinya kamu habiskan dengan bicara pada dirimu sendiri, pada bayang cermin; pada refleksi tiap genangan air; pada apapun yang memerangkap siluetmu; bahwa kamu harus berhenti mengharapkan sebuah hal yang abstrak, yang bahkan tak mampu kauraih punggungnya.
Kamu tahu ini bodoh. Tidak ada sergahan atau bantahan. Tidak ada pula vokal yang keluar. Bibirmu terkatup rapat pada sebuah garis tipis.
Kamu membiarkan pertanyaan itu mengambang, mengawang-awang di udara. Sementara pemiliknya tengah menatapmu. Sepasang mata birunya yang jernih menuntutmu agar lekas bicara. Mengenyahkan sepi yang merambati udara.
Tapi kamu diam.
Tiada kata nirmakna yang jadi penghubung di antara spasi yang membentang.
Barangkali kamu tak tahu jawabannya. Barangkali kamu tak mengerti, tak paham, alasan kenapa kamu mesti menunggu. Lagi. Lagi.
Karena barangkali semua penantian ini akan terasa benar buatmu. Kamu yang selalu menunggu, menanti dan mengharapkan sebuah hal imaji.
Tidak ada gelengan, tidak ada anggukan.
Kamu menggenapkan jari, kembali menghitung rentang masa yang terlangkahi. Jemarimu ludes dan matamu basah.
.
.
.
Fin.
.
.
Catatan2: maaaafff! I am so galawwww!
Catatan3: tolong tamvar saya untuk menghilangkan kegalauan inihhh!
Catatan4: kangen nulis!
