Disclaimer : Seluruh karakter di Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi. Saya hanya pinjam saja buat menyalurkan imajinasi.
Summary : Kagami tanpa sengaja bertemu teman semasa SMA-nya, Furihata Kouki, di bar dekat kantornya. Mereka pun mulai ngobrol macam-macam sambil minum. Dalam keadaan sama-sama setengah mabuk, Furihata mulai curhat soal pacarnya.
"PACARKU ITU YAA…"
1—Kucing
"Pacarku itu yaa… selalu bilang kalau aku imut. Dia suka memanggilku kitten (anak kucing). Padahal dia membuang kucingku! Tidak berperasaan sekali, kan?"
"Memangnya kenapa dia membuang kucingmu?"
"Dia melahirkan di ranjang kami."
"Eww. Menjijikkan."
"Tapi dia selalu baik sebelumnya! Selalu pup di tempat. Selalu menyambutku dengan gembira saat aku pulang kerja. Pokoknya dia kucing kecil yang manis sekali."
"Tunggu dulu, Furi. Kau bilang dia melahirkan di tempat tidurmu?"
"Yeah. Pacarku langsung membuang spreinya. Dia hampir-hampir membuang ranjangnya juga kalau tidak kucegah."
"Tapi, kau bilang kucingmu masih kecil, kan? Dan dia sudah melahirkan? Kau harus memberinya pendidikan soal seks!"
"Kau benar! Aduh, bagaimana ini? Aku sudah tahu ada sesuatu yang salah! Tunggu. Aku juga tidak tahu siapa bapak anak-anaknya! Bodohnya aku! Bagaimana kalau pasangannya itu kucing kampung sebelah yang kudisan? Atau menderita rabies? Atau lebih parah lagi, AIDS!"
"Tenanglah, Furi. Apa yang sudah terjadi biarlah terjadi. Satu-satunya cara hanyalah berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar kucingmu selamat dan membangun keluarga yang bahagia."
2—Sup
"Pacarku itu yaa… selalu banyak komentar. Memasak untuknya sama seperti ikut Iron Chef. Banyak garam sedikit, dibilang keasinan. Dikurangi, dibilang hambar. Jadi karena aku kesal, kubilang padanya 'coba sana kau yang masak! Jangan cuma komentar terus!'"
"Hoo… akhirnya dia masak?"
"Iya."
"Bagaimana rasanya, enak?"
"Waktu itu aku minum supnya, dan rasanya hambar sekali! Jadi aku bilang lagi padanya, 'ha! Lihat, kau sendiri masakannya lebih parah dariku! Tidak ada rasanya!'"
"Oh! Dia pasti jadi malu sekali."
"Tidak, tidak. Dia malah tertawa."
"Lho, kenapa?"
"Karena yang kuminum itu air kobokan."
3—Mobil
"Pacarku itu yaa… kaya sekali."
"Aku tahu."
"Dia tidak pernah naik selain mobil bermerek. Dan aku paling benci naik mobil, apalagi yang ada mereknya."
"Oh, jadi kau suka naik mobil yang tidak ada mereknya?"
"Kalau ada mobil yang tidak ada mereknya, pasti sudah kunaiki."
"Begitu, ya, nanti kucarikan deh."
"Ya, ya, makasih Kagami. Kau memang temanku yang paling baik. Jadi… pacarku ini, dia suka seenaknya saja menyuruhku naik mobilnya. Motorku dia sembunyikan entah dimana. Terus kan yaa… karena jengkel, aku berniat melakukan sesuatu biar dia jera."
"Ohh… Apa itu?"
"Aku mengempeskan seluruh ban mobilnya, biar dia mengembalikan motorku."
"Itu jenius! Berhasil tidak?"
"Yang kukempiskan itu ban mobil Lexus, terus aku disuruh naik mobil BMW."
"Pantas saja. Pacarmu kan kaya, pasti mobilnya banyak."
"Bukan itu masalahnya."
"Lha terus apa?"
"Yang kukempiskan itu ban mobil punya tetangga."
4—Gunting
"Pacarku itu yaa… orangnya sadis. Dia selalu membawa gunting merah keramat kemana-mana."
"Aku tahu, kok."
"Tapi akhir-akhir ini karena suatu hal dia tidak membawa-bawa gunting lagi."
"Oh, ada apa memangnya?"
"Beberapa hari yang lalu sepupunya datang. Pacarku dan sepupunya itu tidak akur. Ketika si sepupu ini datang, mereka cekcok di taman."
"Lalu, lalu? Apa yang terjadi?"
"Karena habis kesabaran, pacarku menyerangnya dengan gunting. Setelah itulah dia berpendapat kalau gunting itu tidak praktis."
"Ya… Aku bisa membayangkan penyerangan itu. Tapi kenapa dia bisa tiba-tiba berpendapat kalau gunting tidak praktis?"
"Karena waktu dia menyerang si sepupu, guntingnya tanpa sengaja menancap di pohon dan tidak bisa ditarik keluar."
A/N : Saya niatnya mau manjangin ini fic, tapi ga ada ide lagi. Ada yang mau sumbang ide? Silahkan review atau kirim PM ke saya kalau begitu. Saya akan berterimakasih sekali, nanti saya kasih hadiah selusin gunting (?) deh. Sori juga kalau humornya garing…
Akhir kata, terimakasih sudah membaca *deep bow*. Kalau saya ada ide lagi nanti saya terusin deh. Tapi ga tau dapet ilhamnya kapan, si Ilham tetangga sebelah udah pindah sih #plak
