NTLTW
Siang yang cerah ini bukit Konoha sangat menentramkan, waktu yang tepat untuk bersantai dan berduaan dengan pasangan tercinta. Tepat di bawah pohon sakura yang sedang mekar-mekarnya, dua orang manusia beda gender tengah duduk bersampingan sedang bersantai sambil mengamati bunga sakura yang sedang berjatuhan, jangan salah sangka,. Mereka hanya sahabat. mereka bukan dua orang kekasih, setidaknya belum.
"indahnyaaa…" Gumam gadis indigo itu sambil menengadahkan tangannya menggapai bunga sakura yang sedang jatuh.
"bunga sakura memang selalu indah di matamu, Hina" kata prianya sambil tersenyum, senyum yang jarang sekali dia tunjukkan kepada orang lain.
"Tidakkah kau merasa ini sangat menentramkan?"
"ya.."
"Hm… aku sedikit lapar Gaara-kun"
"Baiklah, ayo" ajak Gaara yangsudah berdiri sambil menjulurkan tangan kepada Hinata dengan senyumnya yang langka.
"eh?" kata Hinata sambil memiringkan wajahnya, kawaai batin Gaara.
"Nanze? Bukankah kau lapar, ayo kita makan takoyaki" Akhirnya mereka berjalan bergandengan tangan, berdua layaknya kekasih saling bercanda dan terlihat sangat bahagia.
Not Too Late To Wait
Story by : Shan Sin
Naruto© Masashi Kishimoto
GaaHina
Romance , Hurt/comfort
Warn : Typo, Alur ngebut, cerita boring and pasaran
But, happy reading ^^
Chapter 1 : Perasaan
Mereka sampai di stand takoyaki langganan mereka, Gaara yang memesannya sementara Hinata duduk dengan kalem di depan meja. Setelah makanan datang, mereka pun makan dengan tenang sambil bercanda, sahabat yang sangat akrab.
Belum selesai mereka makan, tiba-tiba saja handphone Hinata berbunyi, saat melihat nama di layar ponselnya, langsung saja wajahnya memerah dan langsung menjawabnya.
"m-moshi-moshi, -diam sejenak- e-eh? Hai, wakatta" wajah Hinata kembali memerah, Gaara yang sedari tadi mengamati Hinata yang tengah berbicara ditelepon, memasang wajah masamnya, 'pasti Uchiha!' sunggutnya dalam hati.
Selesai berbicara dengan lawan bicaranya Hinata langsung melihat wajah Gaara yang tetap datar tapi menyeramkan, tidak seperti tadi. "umm.. a-ano Gaara-kun, Sasu-kun menyuruhku bertemu dengannya katanya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan" kata Hinata.
"Ya, pergilah" jawab Gaara masih dengan wajahnya yang awal.
"aku akan kembali" Hinata pun pergi keluar dari stand takoyaki meninggalkan Gaara. Seandainya dia mau menoleh ke Gaara sebentar, dia pasti dapat melihat wajah sedih milik Gaara. Bukan kenapa, tapi Gaara tau apa yang akan Sasuke lakukan. Dan apabila itu sudah terlaksana, Gaara tinggal menunggu saja, adakah kesempatan untuknya atau tidak.
Ditempat pertemuan
Hinata telah sampai ditempat janjiannya dengan Sasuke, di sebuah sungai yang lumayan jauh dari stand takoyaki tempat Gaara menunggu. Hinata duduk di atas batu yang cukup besar. Lama dia menunggu 1 menit… 2 menit… 10 menit… 30 menit… 90 menit…
"2 Jam sudah Apa Sasu-kun lupa dengan janjinya?' Batin Hinata.
"ekhem" suara itu membuat Hinata terlonjak dari lamunannya.
"Sasuke-kun, akhirnya kau datang juga" katanya seraya memberi senyuman hangatnya.
Sekalipun diberi senyuman pria itu tidak sama sekali membalas senyum itu, menyeringai pun tidak, hanya datarrrr…. "aku Tanya pada mu" katanya yang lebih mirip dengan perintah saja. "apa kau mencintai ku?" Tanya Sasuke dengan tetap memasang wajah stoic.
"i-iya, aku mencintai mu" jawabnya dengan tergagap.
"jadilah pacarku" pinta (lebih tepat perintah) nya.
"eh?"
"aku tidak menerima penolakan" katanya sambil menggenggam tangan Hinata. "ayo, temani aku makan takoyaki disana" ajaknya dengan datar. Hinata baru ingat, kalau dia bilang ke Gaara dia akan kembali, aah pasti Gaara sudah pergi.
Sesampainya disana Hinata kaget melihat Gaara masih duduk seperti terakhir kali dia tinggal tadi. "G-gaara-kun masih menungguku?" tanyanya dengan nada bersalah.
"baiklah, aku keluar" tanpa menunggu jawaban, Gaara sudah melengos pergi dengan wajah stoicnya membiarkan Hinata bingung dan merasa bersalah.
Setelah Hinata dan Sasuke selesai makan, handphone sasuke berbunyi, lalu dia langsung bergegas pergi meninggalkan Hinata yang terbengong-bengong, kaget, bingung, kesal, sedih karena orang yang selama ini dia sukai dan baru saja menjadi kekasih pergi begitu saja tanpa berkata apapun, itu menyebalkan!
Akhirnya Hinata bangkit dari tempat duduknya, dan melangkah keluar stand, betapa sakit hatinya. Tidak terasa air matanya kini telah mengalir dipipinya, dia kaget begitu ada sebuah sapu tangan berwarna maroon telah mengelap jejak air matanya.
"gaara-kun? Bukankah kamu sudah pergi sedari tadi" kata Hinata bingun dengan kedatangan Gaara yang tiba-tiba.
"aku tidak bilang aku pergi, aku bilang aku keluar" kata sambil sedikit terkekeh, membuat Hinata tertawa kecil. "Nah, itu jauh lebih baik, kau lebih cantik jika tertawa Hinata" kata Gaara sambil mencubit hidung Hinata.
Tanpa sadar, rona merah itu kembali. Berkat Gaara Hinata jadi kembali bahagia dan melupakan tentang Sasuke sejenak.
"sekarang ayo kita pulang dan ceritakan hal yang kau lakukan selama 2 jam itu" katanya sambil menggandeng tangan Hinata. Dan Hinata menceritakan hal itu kepada Gaara dengan sedikit sedih dan sedikit semangat.
"kau mau menunggunya? Sampai sebegitu lamanya? Kenapa?" Tanya Gaara bertubi-tubi.
"entahlaah… Cinta mungkin"
"Cinta, ya...?"
Pagi hari ini Hinata sudah siap untuk pergi, semalam Sasuke menelepon untuk mengajaknya pergi ke Konoha Park, taman hiburan yang baru seminggu dibuka. Dia sangat bahagia saat Sasuke mengajaknya, meski hanya telepon singkat.
"besok ke Konoha Park jam 8, temui aku diparkiran"
Haah… meski Hinata ingin membalas tapi telepon sudah terputus secara sepihak oleh Sasuke dia sangat senang, dia sudah siap untuk pergi.
"Hinata? Mau kemana?" Tanya suara barithon.
"Ish Gaara-kun mengagetkan ku saja" katanya kesal.
"gomen, kau belum menjawab pertanyaanku" kata Gaara dengan lembut.
"mau ke Konoha Park" jawabnya dengan riang.
"mau ku antar? Aku juga ingin kesana, bertemu Temari-nii" ajak Gaara yang langsung menggenggam tangan Hinata dan mengajaknya naik ke mobil. Kakaknya yang bernama Temari memang bekerja disitu, sebagai PR di Azure café.
"kau mau bertemu siapa?" Tanya Gaara to the point, matanya tidak dapat fokus menatap jalan yang dilaluinya.
"aku akan bertemu Sasuke-kun" katanya dengan binar senang.
"kenapa dia tidak menjemputmu saja?"
"entahlah, mungkin dia sedang sibuk, nee? Kenapa Gaara-kun bertanya seperti itu?"
"tidak apa"
Selama di perjalanan menuju Konoha Park dipenuhi keheningan dan sampai ditempat itupun mereka masih hening. Sampai akhirnya mereka berpisah di parkiran dan akhirnya Gaara masuk duluan, sebenarnya Gaara ingin menemani Hinata menunggu Sasuke disana, tapi Hinata bilang dia ingin menunggu sendiri saja.
1 jam… 2 jam… 3 jam…
Yatuhan, sekarang hampir jam 1 siang, berarti Hinata sudah 4 jam lebih menunggu. Lama dia menunggu hingga dia membeli minum di counter dekat parkiran pun dia belum melihat Sasuke hingga…
"disini kau" kata Sasuke mengagetkan Hinata.
"Sasuke-kun, aku kira kau tidak akan datang" kata Hinata dengan tetap tersenyum (walau tidak pernah dibalas) kepada Sasuke.
"ayo" katanya dengan amaaat sangaaaat sangaaat sangaaaat datar. Mendengar Sasuke tidak pernah bertanya tentang dia dan bahkan sekarang langsung berlalu begitu saja membuat Hinata amat sangat sedih, bayangkan saja orang selama ini sangat kita sayangi memperlakukanmu seperti itu, sangat menyakitkan.
Baru mereka masuk gerbang, Sasuke mengangkat teleponnya yang baru saja berbunyi, dia langsung pergi lagi meninggalkan Hinata. "Seperti kemarin lagi" katanya dengan murung.
Tanpa sadar Hinata sampai di kafe milik Temari, tidak mau melamun terus akhirnya dia masuk ke dalam Café yang bernuansa alam, sangat indah, warna dinding diberi warna sesuai nama café, Azure 'Hm… seperti mata Gaara-kun' tunggu, Hinata memikirkan Gaara dan sadar dengan itu wajahnya memerah.
Setelah memesan makanan, dia duduk di bangku yang paling dekat dengan jendela, menghadirkan pemandangan taman hiburan yang sangat menyenangkan, hinata ingin bermain tapi tidak ada yang menemani, tidak seru.
"permisi nona, boleh saya duduk disini?" Tanya seseorang yang amat sangat dikenalnya.
"Gaara-kun!" serunya senang, dia tidak bisa menutupi kesenanganya bertemu Gaara-kunnya. Hah? Tunggu, kenapa dia menganggap Gaara itu miliknya, aah Hinata sudah memerah lagi.
"hei, kenapa?, gadis cantik yang sangat manis didepan ku ini tadi saangat murung, ada apa?" godanya dan langsung saja membuat wajah Hinata merah.
"hei, manis… kau makin manis saja, itulah yang lebih aku suka dari Hinataku" nah, apa Hinata tidak salah dengar? Hinataku? Woaaah…. Wajah itu sudah seperti kepiting rebus.
"apa aku harus cari air dingin Hinata? Wajahmu sangat terbakar! Kenapa?" kata Gaara dengan gaya dipanik-panikkan dan itu membuat Hinata tertawa. Gaara memang – selalu – bisa membuat Hinata tersenyum dan tertawa lagi.
"Gaara-kun selalu saja menggodaku!" kata Hinata dengan wajah digembungkan dan itu semakin membuat Gaara gemas dengan wajah kawaai milik Hinata.
Dan Gaara sekali lagi berhasil membuat Hinata bahagia.
Malam rabu jam 7, Hinata berniat pergi ke toko kue untuk membeli peralatan untuk membuat cupcake kesukaannya, sesampainya disana dia langsung memilah-milah segala perlengkapannya.
"hm… aku harus mencari toppingnya, aroma lavender, mesis, choco chip…" katanya sambil berfikir.
"kau yakin tidak mau membeli pewarna makanan yang berwarna merah maroon?" Tanya seseorang yang tiba-tiba berada dibelakang Hinata.
"Eh!" serunya kaget, tapi kemudian dia "Tidak mau" ledek Hinata.
"ayolahuntuk aku, aku ingin mencoba makanan buatanmu lagi, sudah lama" jawabnya sambil menangkup pipi Hinata.
"G-gaara-kun, jangan seperti itu! Orang-orang banyak yang melihat" kata Hinata dengan wajah memerah karena malu (atau mungkin karena hal lainnya) 'kami-sama' katanya dalam hati.
"kenapa memangnya? Mereka yang punya mata, berhak melihat. Atau kau takut Sasu-kun mengetahuinya?" katanya meledek dengan menekankan kata 'kun' pada kalimatnya.
"ish… Gaara-kun, itu juga termasuk. Karena aku sudah ada yang punya" kata Hinata santai.
"sudah ada yang punya ya…" gumam Gaara dengan wajah yang datar tapi matanya memancarkan kesedihan yang mendalam.
"oh ayolah Gaara-kun, kapan kau akan mengenalkan kekasihmu kepada ku?" kata Hinata sambil menyenggol tangan Gaara dan menatapnya penuh kejahilan.
"aku belum punya, dan sekarang masih mengharap orang itu dapat memenjadi milikku" kata Gaara masih menerawang langit taman yang gelap tanpa bintang. Mereka sekarang sudah berada di taman, setelah Gaara membayar semuanya–karena paksaan Gaara yang mau membayar–termasuk pewarna Maroon yang diminta Gaara untuk Hinata buat – dengan paksaan – untuk Gaara.
"oh ya? Siapa? Siapa?" Tanya Hinata dengan semangat, namun hatinya sangat terluka. Entah mengapa dia sangat tidak rela ada gadis lain yang dekat dengan Gaara, apa dia cemburu? Sepertinya. Tapi Hinata kan milik Sasuke, aku seperti milik Sasuke tapi kenapa aku tidak bisa memiliki Sasuke? Tanpa sadar dia memikirkan hal itu lagi dan membuatnya sedih lagi.
"Rahasia ku…" kata Gaara sambil tersenyum dengan senyum yang membuat orang lain bingung dengan senyumnya itu. Dan itu berdampak pada hati Hinata, rasanya sakit.
"Gaara-kun jika sudah punya kekasih, tolong jangan mencampakkannya ya…" kata Hinata dengan lirih. Lalu bersandar di pundak tegap Gaara.
"nanze Hina? Kau menangis?" Tanya Gaara karena merasa pundaknya agak basah dan dia juga hafal, jika Hinata menyandar dipundak Gaara atau Neji berarti dia akan menangis kemudian curhat.
"karena… kalau kau campakka dia… Gadis itu akan sangat sakit dan merasa tidak dapat memilikimu seperti kau memilikinya" kata Hinata, sedangkan air matanya dibiarkan saja mengalir. Sepertinya Gaara tahu maksud dari semua kata-kata Hinata.
"Hinata… apa kau mencintai Sasuke?" Tanya Gaara dengan sungguh-sungguh walau pun dia akan merasa sakit dihatinya karena jawaban itu.
"entah, aku tidak tahu perasaan apa yang aku miliki untuk Sasuke, aku menyukainya. Ketika dia bertanya apakah aku mencintainya, aku jawab iya, setelah itu dia memintaku mejadi kekasihnya, awalnya aku merasa bahagia, tapi setelah aku jalani aku rasa lebih seperti sekedar fans, bukan kekasih"
"apa dia hanya menanyakan perasaan mu tanpa memberitahu perasaan dia?" Tanya Gaara yang membalik tubuhnya menghadap Hinata. Yang ditanya hanya mengangguk dengan lesunya. "Hinata…. Betapa bodohnya kau, kenapa kamu tidak Tanya dia tentang perasaannya terhadap kamu?" Tanya Gaara sambil mengusap mukanya.
"apakah itu penting? Aku kira jika Sasuke mau menjadikan aku kekasih artinya dia menyukaiku" kata Hinata dengan polosnya.
"dasar kau… Tanyakan kepada Sasuke apa dia mencintaimu. Itu satu-satunya cara" kata pria itu sambil mengacak rambut Hinata. "nah, sekarang ayo pulang! Aku mau main kerumah mu" kata Gaara yang bangkit dari duduknya.
"eh?! Mau apa?" Tanya Hinata.
"menyicipi kue buatanmu nanti, dan sedikit membantu mungkin" jawab Gaara dengan menekankan kata 'membantu' karena dia tidak akan membantu, melainkan malah mengacak-acak dapur karena dia tidak bisa memasak.
"hm… baiklah, tapi lebih baik Gaara-kun menonton tv saja nanti, tidak perlu membantu mengacak-acak dapurku, atau malah bereksperimen tidak jelas yang membuat rasa cup cakenya menjadi aneh seperti waktu dulu" kata Hinata sambil tersenyum dan mengelap bercak air matanya.
Merekapun berjalan beriringan, Gaara yang membawa belanjaan Hinata hanya dapat tersenyum senang ketika mereka melewati orang-orang yang memandang mereka, danbahkan sampai ada seorang sales yang menawarkan peralatan bayi kepada mereka karena mereka mengira kalau Gaara dan Hinata adalah pengantin baru, dan dengan entengnya Gaara menjawab 'maaf, kami belum berminat untuk membuatnya' dasar bodoh! Apa dia tidak melihat Hinata yang sudah seperti kepiting rebus itu, lagi pula siapa yang tidak berfikir kalau mereka adalah pengantin baru jika berjalan beriringan di malam hari dengan sang pria membawa belanjaan, ah… seperti keluarga yang bahagia.
Kali ini apalagi? Gaara yang tidak bisa tidur dari entah kapan dan akhirnya dapat tertidur, eh malah dibangunkan oleh Hinata dengan isak tangis, hingga Karura mencurigai Gaara melakukan sesuatu kepada Hinata. Dan lagi, Gaara baru saja mengejapkan mata! Oh lihat, jam 10 pagi di hari Minggu. Kalau bukan Hinata, dia pasti akan mengamuk dan mengeluarkan Shukaku dengan seizinnya. Tapi tidak mungkin karena cerita ini canon! Dan juga ini Hinata, pujaan hatinya, penantiannya, mimpi dalam tidurnya, dan terlebih lagi dia datang kepada Gaara dengan isak tangis.
"hoy… Tenang dulu Hinata, ada apa? Aku baru saja ingin tidur" Kata Gaara sambil menangkup wajah Hinata yang basah karena air mata.
"Ga-Gaara-kun, Sasuke hiks" kata Hinata disela tangisannya.
Sedangkan Karura yang menjadi Ibu Gaara, hanya bingung. Memang Hinata dan Gaara sudah bersahabat lama, tapi Hinata baru kali ini ke rumah Gaara tanpa seizing dari Gaara dahulu, bisaanya ibu Gaara akan tahu kalau Hinata akan ke rumah, paling Hinata akan menemani ibu Gaara memasak atau mengobrol dan menonton tv di ruang tengah bersama Gaara dan terkadang ibunnya. Tapi kali ini Hinata datang, Karura membuka pintu dan Hinata langsung memeluk Karura sambil menangis lalu bertanya dimana Gaara dan – tidak lupa – dengan sopan izin masuk kekamar Gaara, baru kali ini Hinata izin untuk langsung masuk ke kamar Gaara, bisaanya dia akan menunggu Gaara di ruang tengah. Aneh sekali.
Dan di tambah lagi Gaara, ketika Hinata tiba-tiba membangunkan Gaara dengan memeluknya Gaara memang kaget, tapi dia tidak merasa marah sama sekali, dan justru berusaha menenangkan Hinata. Tidak seperti sikap Gaara terhadap Kakaknya, kakaknya dulu malah sempat dicekik oleh Gaara karena membangunkan sang maroon yang sedang tertidur.
Oke, balik ke cerita. Setelah Hinata lebih tenang dan meminum air yang diberikan Karura, Gaara langsung memberitahu mamanya untuk pergi saja dengan isyarat seolah berkata 'aku bisa urus' dan Karura pergi.
"a-aku sudah bertanya kepada Sasuke-kun" kata Hinata masih dengan sessenggukan. "di-dia… tidak mencintaiku hiks, dia bi-bilang terimakasih karena sudah membuat kekasihnya cemburu dan kembali pada Sa-sasuke… huaaaa… Gaara…a-aku harus bagaimana? Dia begitu jahat pada ku Gaara-kun… hiks aku tidak bisa melupakan dia, aku tidak bisa move on Gaara-kun" Hinata semakin sedih dan meringkuk di sofa maroon – masih – di kamar Gaara.
Gaara yang sedari tadi duduk di tepi ranjang langsung mendekati Hinata dan duduk disampingnya dan berkata "kalau begitu tidak usah kau lupakan"
"ta-tapi kan dia sudah mengkhianatiku, dan aku benci dengannya aku ingin hapus dia" katanya sambil memilin-milin bantal sofa yang ada dipangkuannya.
"kau tidak perlu melupakan dia, kau hanya perlu menggantikannya dengan orang yang tepat" kata Gaara sambil tersenyum, senyum yang sangat menenangkan.
Setelah Hinata lega karena sudah mengeluarkan isi hatinya akhirnya dia menunggu Gaara diruang tengah. Tadi Gaara berjanji akan mengajak Hinata untuk pergi kesuatu tempat, akhirnya Hinata mengiyakan.
Hinata duduk dengan tenang sambil menonton tv dia sudah terbisaa dengan rumah Gaara, maklum saja, rumah mereka saling berhadapan dan kamar Hinata dan Gaara berhadapan jadi mereka sering bermain surat-suratan jarak jauh saat malam hari atau kapanpun.
"Ayo, aku akan ajak kau ke suatu tempat, berhubung beberapa bulan lagi kita akan mulai sibuk bekerja" ajak Gaara sambil berjalan dan Hinata mengikutinya dari belakang.
"Gaara, apa kau sudah minum o… Hai Hinata" Temari yang tadinya mau mengingatkan Gaara jadi salting karena ternyata ada Hinata, temari nyaris saja keceplosan bicara.
"Hai Temari-neesan" jawab Hinata dengan senyumnya seperti bisaa.
Sementara Gaara menghela napas lega karena Hinata tidak mengetahui apa yang Temari bilang.
Setelah perjalan yang tidak terlalu lama, akhirnya mereka sampai di Konoha Park. Benar saja setelah sampai sana Hinata seperti tidak ingat tentang barusan dia menangis-nangis sambil memeluk Gaara dan bergalau ria, sekarang dia sangat senang dan hampir lupa dengan Sasuke dan terfokus pada Gaara.
"Gaara-kun… aku ingin naik biang lala yang disana, pasti seru" pinta Hinata dengan manja.
"tapi wajah mu sudah pucat setelah ke rumah hantu, apa kau tidak mau istirahat dulu" kata Gaara sambil merangkul Hinata seperti Hinata itu adalah kekasihnya. Sedangkan yang dirangkulnya pun tidak protes, bahkan menikmati kedekatan itu.
"baiklah, istirahat sebentar saja ya…" mereka pun berjalan kearah taman di tempat bermain itu, taman itu sangat indah dengan ornamennya yang elegan tapi tetap menyatu dengan alam, ditambah tanaman-tanamannya ; lavender, mawar, lili, dan pohon sakura yang sedang bermekaran. Mereka duduk di salah satu bangku taman berwarna maroon dan berpegangan indigo, setiap orang yang lewat selalu melihat kearah mereka karena mereka sangat lah serasi, yang satu tampan dan yang satu lagi cantik, benar-benar…
"hm… indah sekali, terima kasih Gaara-kun, aku sekarang sudah sedikit melupakan tentang Sasuke" kata Hinata sambil bersandar di bangku taman.
"Hn, ya.. kau selalu merepotkan dari dulu Hinata" jawabnya dan samar-samar tersenyum.
"ish, Gaara-kun ini" sebal Hinata sambil mencubit lengan Gaara. "sudah, ayo kita main lagi Gaara-kun!" ajak Hinata dengan semangat sambil menarik Gaara, istirahat yang benar-benar sebentar.
Karena Gaara terlalu berat akhirnya Hinata menjadi limbung dan nyaris jatuh, untung Gaara langsung memegangi pinggang Hinata, jarak antara wajah Hinata dan Gaara sangat dekat, lama mereka menatap sampai akhirnya Hinata sadar dan langsung berdiri, tapi masih memegang bahu Gaara dan Gaara masih memegang pinggang Hinata keduanya menyadari akan posisi masing-masing dan langsung melepaskan diri. Wajah Hinata sudah seperti udang rebus merah… sekali, dan Gaara dengan wajah merona merah.
Mereka terdiam cukup lama hingga akhirnya Gaara menarik tangan Hinata dan berkata "ayo, kita naik biang lala"
"hu-um, ayo Gaara-kun" kata Hinata dengan wajah yang masih merona.
Sudah 2 bulan setelah kejadian di taman bermain itu, Gaara dan Hinata makin akrab dan lebih dekat, Hinata dan Gaara bekerja ditempat yang sama; café azure. Gaara menggantikan kakaknya Temari untuk menjadi PR di café itu karena kakaknya sudah menjadi asisten pemilik taman hiburan itu – Kankurou – sedangkan Hinata menjadi asisten Gaara, mereka kemana-mana selalu bersama, layaknya kekasih. Jodoh memang tidak kemana.
"Bagaimana Hinata? Apa semuanya sudah lengkap? Atau ada yang harus ku bantu?" Tanya Gaara dengan tenang karena melihat Hinata sedang repot dan dia sedang tidak ada tugas.
"um… tidak, terimakasih Gaara-kun, aku bisa melakukannya" kata Hinata sambil mengangkat berkas-berkas yang sangat banyak berupa pembookingan café.
Karena terlalu banyak, Hinata nyaris terjatuh tapi langsung di jaga oleh Gaara dari belakang. "apa kau akan bersemu merah seperti 2 bulan yang lalu?" goda Gaara.
"ti-tidak" dengan wajah merah itu, Gaara pasti tidak akan percaya dengan perkataan Hinata.
"oh, baiklah. Kau pasti sedang sakit karena wajahmu lumayan merah Hina" kata Gaara sambil memegang kening Hinata.
"ish Gaara-kun tidak pernah berubah! Masih saja seperti itu" kata Hinata sambil mencubit Gaara, dokumen yang tadi sudah dibawakan oleh Gaara.
"auch, sakit" kata Gaara dengan wajah – pura-pura – kesakitan, padahal jelas-jelas cubitan Hinata itu tidak akan pernah terasa sakit bagi Gaara. "Hinata, ayo kita makan! Aku lapar" kata Gaara sambil membawa dokumen itu ke rak-rak yang sudah tersedia.
"hm… baiklah"
Café azure lumayan ramai saat sore hari, apa lagi sekarang malam minggu, malam para pasangan bersama untuk makan malam atau sekedar bertemu. Disana, disebuah bangku dekat jendela terdapat sepasang insan yang saling bersahabat sedang bercengkrama dan saling menggoda satu sama lain, siapa lagi kalau bukan pasangan GaaHina kita.
"oh iya, apa kau sudah menemukan kekasih?" Tanya Gaara sambil menggerakkan alisnya.
"ada orang yang aku sukai, dia sering datang ke galeri dekat café ini untuk mengunjungi temannya, aku rasa dia sangat baik, hampir setiap hari dia di galeri itu lalu didatangi Naruto-kun lalu pergi bersama Naruto-kun itu. Kalau tidak salah namanya Naruto dan temannya itu Sai" kata Hinata menyelesaikan bicaranya.
"apa kau benar-benar mencintainya?" Tanya Gaara dengan wajah penuh teliti.
"kurasa iya" jawabnya dengan wajah yang dibuat semanis mungkin.
"kenapa kau tidak berkenalan dengannya saja? Bukankah itu bagus, kau sudah mendapat pengganti Sasuke" jawab Gaara denga santai dan sedikit senyum. Untung saja dia pintar bermain emosi.
"yaa, sudah… waktu Gaara-kun tidak masuk minggu lalu" Katanya dengan senyum manisnya, berbeda dengan hatinya yang merasa Gaara tidak cemburu sama sekali.
Gaara menjawabnya dengan senyumannya yang hanya untuk Hinata. 'bodoh! Seharusnya minggu lalu kau tidak usah menemui Sakura.
Pagi ini kediaman Sabaku sangat sepi karena pemiliknya sudah pergi, Karura pergi arisan dengan ibu-ibu kompleks, Kankurou dan Temari pergi ketempat kerja mereka, hanya tinggal Gaara yang sudah siap untuk berangkat kerja dan bertemu Hinata. Hanya saja…
Deg.
sakit.
Penyakitnya kambuh lagi 'sial! Aku lupa minum obat semalam' secara reflex Gaara memegang dadanya yang terasa sakit, sangat sakit.
Dengan buru-buru Gaara mengambil ponselnya dan mengetik nomer yang sudah dihafalnya.
"moshi-moshi" kata orang diseberang.
"g-gawat, cepat kesini!" katanya sambil menahan sakit kemudia semua gelap.
(~^^)~TBC~(^^~)
Forum Sapa Author :
Kyowa Minna! Saya datang lagi dengan segerombolan kata-kata gaje. Kali ini GaaHina hehe... Maaf bagi yang nunggu sekuel Platto Said, sedang OTW tapi mungkin akan lama ^^v. Dan yang 'asem-asem', gomenne, saya tidak bisa memenuhi itu. Karena belum cukup umur dan... Dosa *AlimModeOn hehe :D. Oke kembali ke cerita, sebenarnya cerita ini sudah saya buat sejak tahun 2012, dan baru sekarang selesai.. Tapi kelanjutannya saya tidak janji secepatnya, mungkin bisa tunggu review dari minna dulu dan yah... UN! Itu masalah sebenarnya. Oke, author yang pendiam itu tidak baik jika banyak omong. Arigatou bagi yang rela baca sampai sini. Dan..
Minat REVIEW?
