Simple Question, Complicated Answer

'Just another part of Fairy Tail's Future Members & A Trip to Fiore'

Disclaimer: I really don't own FT, it's obviously Hiro Mashima's


Ini ide dari apalche (teman setia pangya yang selalu bantu pangya menulis ff terutama bagian editing bahasa hehehe…). Hanya cerita santai. 2 part saja… :D

Note:George Fernandes (Gerard (Jellal)& Erza's first born); Michelle Fernandes (the second)

Levis & Elaine Justine (A son and a daughter of Freed & Mirajane)

Gavin Dragneel (Natsu & Lucy's only son)

Jaxon Fullbuster (Gray & Juvia's first born)


Hari itu sungguh cerah…

Inilah musim semi di Magnolia Town X804. Rainbow Blossom Festival akan diselenggarakan di Magnolia seminggu lagi. Bunga-bunga lain ikut bermekaran. Kota sudah kelihatan hijau, kuning, ah… banyak sekali warna yang muncul menghiasi Magnolia Town.

Udaranya masih agak dingin, tapi suhu seperti inilah yang paling disukai George Fernandes


George POV

GELAP. O… Suddenly…

Aih… terang sekali… apa ini? Surga? Hn… impossible…

Ouh… mataku… ini terlalu terang… apa aku sudah menjadi seorang… VAMPIRE? Seed! Gordennya dibuka!

Aku mendengar suara yang selalu tidak ingin kudengar di pagi hari…

"George! Ini sudah jam 9! Ayo bangun, mandi, lalu bantu mommy!"

Yah… inilah… suara ibuku… Seluruh penghuni rumah ini. YES. Tidak satupun dari kami yang berani menentangnya, termasuk ayahku. Ah.. dia tidak berguna…

Ibuku? Kau bertanya seperti apa ibuku?

Well. Dia wanita. You got that? Rambutnya yang panjang, indah, warnanya… Scarlet. Dulu sih katanya yang paling indah se-Fiore, tapi adikku, Michelle juga memilikinya… jadi gagal sudah sebutan itu…

Aku dan Michelle memanggilnya MOMMY. Orangnya… tegas. Agak sedikit, yiah… galak (Don't say that in front of my mom, dude!)

Ibuku itu tukang perintah! Tapi di sisi lain, masakannya enak juga. Tapi yang paling favorit sih Strawberry Cake. Ah, ibuku itu… dijuluki wanita terkuat se-Fiore! Dialah 'The Great Titania of Fairy Tail'! Dulu sebelum menikah, katanya sih, dia suka menggunakan semacam armor. Tapi sekarang sudah jarang. Entahlah, mungkin karena sekarang mommy juga jarang ikut misi dan mengambil quest dari guild.

Umurnya? Aku rasa sekitar 39 tahun… karena dia lahir tahun X765…YEAH. Tapi wajahnya sama sekali tidak menunjukkan dia wanita separuh baya. Yang jelas, AKU SANGAT BENCI SAAT DIA SIBUK SENDIRI DAN MEMAKSAKU TERLIBAT DALAM KESIBUKANNYA!

"Ah. MOMMY! Memang ada apa hari ini?" tanyaku dengan wajah masih tidak karuan karena bangun tidur dengan terpaksa. Oh. My baby blue hair…

"Malam ini adalah 'The Flicker Day'. Teman-teman dari Fairy Tail akan datang ke rumah kita nanti malam. Kita harus mempersiapkan banyak hal, George!"

Well. Flicker Day adalah hari peringatan di mana akhirnya Fairy Tail dapat bangkit kembali dan menjadi guild no.1 se-Fiore setelah terpuruk selama 7 tahun.

Ini dia. Ayahku itu uangnya banyak. Rumah kami besar sekali. Pembantu di sini banyak. Chef ada sendiri. Yang bagian membersihkan ada beberapa. Yang mengurusi taman juga ada. Masih banyak lagi. Bahkan kami punya butler. TAPI KENAPA MOMMY SELALU SUKA MENYIBUKKAN DIRI, SIH?

Daripada habis oleh Mommy, aku dengan cepat beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi. Do not try to ask what I'm doing while I'm inside! Get out of here!

Jeez! Finally. Aku keluar dari kamar mandi. Aku hanya menggunakan T-shirt putih dengan logo Fairy Tail di tengahnya, lalu celana pendek hitam kesayanganku. Rambutku sudah kusisir rapi, walaupun masih sedikit … you know… mess. BUT. Aku segera turun tangga dan menuju ke dapur yang super besar dengan perlengkapan memasak yang lengkap. Di sana ada sebuah bangku bar. Aku segera duduk di sana. Tepat di sebelah Michelle yang sepertinya sudah siap dari tadi. And. Don't forget to show my best… SMILE!

"Mom, I'm ready! Apa yang harus ku lakukan?"

"Huh, kau lama sekali. Baiklah. George, kau bantu aku untuk memotong strawberry-strawberry ini!" perintah ibuku.

"Okay. Wait, mom. Michelle tidak kau beri tugas?" tanyaku tidak terima.

"Aku sudah melakukannya tadi. Kau pemalas, George!" kata Michelle kepadaku dengan nada tidak enak.

"Benar! Adikmu sudah membantu sejak tadi!" tambah ibuku.

"Ah… okay. Well. Tapi kenapa strawberry-nya sebanyak ini?" tanyaku kaget melihat sebuah keranjang besar dengan banyak sekali strawberry yang harus kupotong.

"Nanti kan banyak orang. Kita butuh porsi besar", jawab ibuku.

GYAH. Aku memulai proyek pemotongan ini. Ibuku selalu bilang, dalam memasak dilarang menggunakan sihir. Karena… katanya rasanya jadi agak berbeda! APANYA SIH YANG BEDA? Menurutku sebenarnya sama saja! No question, No complain, No grumble. Just do it. Aku pasti bisa.

Tiba-tiba sesosok pria datang dari arah belakangku. Dia hanya jalan dan tidak bicara ataupun teriak-teriak seperti Mommy. It must be DADDY!

YEAH. Ayahku mendekatiku dan Michelle, memegang kepala kami dan bertanya, "Hey, kids. Good work!"

Ah. Aku memang lebih suka ayahku. Dia tidak banyak bicara. Kalau aku minta sesuatu 'hampir' selalu diberi kalau mommy tidak menghalanginya. Rambutku seperti rambutnya. Mess and baby blue. But I have no tattoo. Ayahku itu katanya adalah salah satu penyihir kuat di Fiore. Dia bahkan punya emblem 'The Ten Wizard Saints' seperti punya kakek Makarov. Walaupun begitu… dia itu benar-benar tidak berguna di depan Mommy! Maksudku di rumah. Aku belum pernah lihat mereka di medan pertempuran sesungguhnya. Kalau sparing aja sih… ayahku itu tidak pernah menang. HAHAHAHAHA! Tapi kelihatannya ada unsur kesengajaan… No more question.

"Gerard, kau sudah cek taman belakang yang akan kita gunakan nanti malam, kan?" tanya ibuku pada ayahku.

"Semua beres. Erza", kata ayahku sambil berjalan mendekati ibuku dan menciumnya… seperti biasa.

Ayahku lalu mengambil sebuah buku, lalu duduk di sebuah kursi santai di dekat bangku bar. Michelle turun dari kursinya dan menghampiri ayahku.

"Daddy…", panggil Michelle manja. Memang paling enak itu kalau manja pada ayahku.

"What is it, my little Erza?" tanya ayahku sambil mengangkat Michelle dan menaruhnya di pangkuannya. Lalu melanjutkan membaca.

Ah… aku juga mau… tapi strawberry- strawberry ini menghalangiku! Seed!

"MOM…", kataku. Untuk memanggil ibuku yang sedang sibuk menghadap kompor dan peralatan masak lainnya.

"Ada apa?" tanya ibuku.

"Boleh aku tanya sesuatu?" tanyaku.

"Iya…", jawab ibuku sambil mencicipi suatu saus buatanya.

"Bagaimana kau bisa… I mean… Bagaimana kau dan daddy bisa menikah?" tanyaku.

Mendengar pertanyaanku itu, gerakan ibuku agak terhenti. Ayahku mengalihkan bukunya sedikit dan melihat ke arahku. HOH.

"Yah… maksudku. Dulu Auntie Mirajane bilang kalau Uncle Freed itu selalu berusaha melindunginya. Lalu diam-diam selalu mengirim bunga kesukaan auntie Mira, lalu lama-lama mereka jatuh cinta, dan yah… akhirnya menikah. Kalau kalian bagaimana?" sambungku.

Ayahku tertawa terbahak-bahak… Huh. Aku kan tanya serius.

"Memang kau ini umur berapa? Berani bertanya seperti itu?" tanya ibuku.

"Apa kita harus ceritakan kisah cinta kita pada anak-anak, Erza…?" tanya ayahku. Lalu dia tertawa lagi.

Ibuku hanya menaikkan bahunya. Lalu mencicipi lagi sausnya.

"Mommy, daddy. I'm serious! Aku Cuma ingin tahu… dad, kau kan orangnya so calm, bagaimana bisa sampai mommy yang heboh begitu bisa jadi istrimu?" tanyaku lagi.

"Ehe, dad. I'm curious…too…", sambung Michelle.


TO BE CONTINUED