Hai minna, Ai2 balik lagi nih dengan cerita bernuansa romantis.
Tapi sebelumnya aku mau minta izin untuk berterima kasih kepada Azhelic-san ya ..., karena udah mau memberikan aku ide untuk judul fic ini ... Arigatou Azhelic-san ^^
so, Selamat membaca ^^
Disclaimer : Fairy tail hanya milik Om Hiro Mashima
Pairing : LoLu Na
Warning : OOC, Gaje, aneh + ancur, gak ada humor, terlalu serius, dll
.
.
-SANKYU-
Chapter 1
Natsu POV
Malam ini ketika hujan menyapa, aku terpaku melihat gadis yang sedang bersimpuh di tengah kegelapan malam. Dia begitu cantik, ketika tubuhnya diselimuti oleh butiran-butiran cahaya yang terlihat seperti kunang-kunang. Tapi kenapa ..., kenapa gadis itu menangis? 'Siapa gadis ini?' hanya kata itulah yang saat ini terus mengusik benakku.
Kuputuskan untuk mendekatinya, dan mencoba menghiburnya "Hei, sedang apa? Kenapa menangis?" ucapku setelah memposisikan tubuhku di hadapannya, namun dia semakin pecah dalam tangisnya dan menyembunyikan wajahnya dikedua telapak tangannya. karena diabaikan olehnya, aku memutuskan untuk menenangkannya dengan menyentuh pundaknya. Tapi...
Aku terkejut, saat tanganku tak dapat menyentuhnya. Kucoba sekali lagi, tetapi hasilnya tetap sama tanganku menembus tubuhnya. "Ternyata dia bukan menghiraukanku, lebih tepatnya dia tak meyadari keberadaanku."Aku pun menyerah.
.
.
Aku terus menatapnya, di tengah isak tangisnya. Apa yang harus kulakukan? Kebingunganku terus menghantui pikiranku. Hingga akhirnya tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah tangan yang menepuk bahuku pelan. "Dia adalah Lucy Heartfilia." Seorang laki-laki seusiaku tiba-tiba muncul di sampingku setelah ia menepuk bahuku pelan.
"Lucy Heartfilia." Gumamku pelan, kulihat laki-laki di sampingku itupun tersenyum. "Kenapa dia menangis? kenapa dia tak dapat melihatku? Dan lagi, siapa kau?" tanyaku, namun tiba-tiba ia terdiam saat pertanyaan tersebut kulontarkan menciptakan suasana hening di antara kami.
Aku mencoba melirik ke arahnya, tetapi yang kulihat kini laki-laki di sampingku tak lagi tersenyum. Ia terus menatap sosok gadis berambut pirang itu lekat-lekat, dengan sorot matanya yang kini terlihat sedih.
"Namamu Natsu Dragneel, salah satu mage di serikat Fairy tail. Seorang dragon slayer dari naga bernama Igneel, nee?" tanpa menoleh ke arahku, ia bertanya. Bagaimana ia bisa tahu? Siapa laki-laki ini? entah kenapa kali ini aku tak dapat menjawab petanyaannya, dan hanya bisa menganggukkan kepalaku. "_ bisakah kau menjaga gadis itu untukku, Natsu?" lanjutnya, dan ia pun kembali menatapku. Aku sangat terkejut, mendengar ucapan laki-laki di sampingku ini hingga mata onixku terbelalak.
" Suatu hari nanti kau pasti tahu siapa aku, dan sebelum saat itu tiba aku titip Lucy padamu ya." Ucapnya lagi, kemudian ia pun menghilang dan aku tak pernah melihatnya lagi.
.
.
Normal POV
Mentari pagi telah menyambut hari baru, tetapi seorang laki-laki yang akrab dipanggil Natsu masih tertidur nyenyak di dalam ruangan sederhana berukuran 3x4 meter. "~NATSUUUUUUU AYO BANGUN." Seekor kucing atau lebih tepatnya exceed berulang kali mencoba membangunkan patnernya itu, dari mulai membuka gordeng, mengguncang-guncangkan tubuh patnernya itu, hingga berteriak sekeras-kerasnya, tapi tatap saja Natsu mendengkur keras. Hingga akhirnya, hanya ada satu cara yaitu...
BYUUR
"GAAHHHHHH... HAPPY , APA YANG KAU LAKUKAN?"
Yaks, Natsu berhasil terbangun dari mimpi indahnya dengan tubuh basah kuyup. Satu ember air untuk membangunkan Natsu, sepertinya sudah cukup. "~Ayee, akhirnya kau bangun juga Natsu." Balas Happy tanpa merasa bersalah. Happy pun sukses dideath glare oleh Natsu. "Gomene Natsu~, aku hanya mencoba membangunkanmu..." lanjut Happy, dengan wajah menyesal kali ini.
Natsu hanya mendengus kesal, sambil mengeringkan tubuhnya dengan sihirnya. Lalu setelah tubuhnya bebar-benar kering, ditatapnya Happy "Yosh... Happy ayo kita pulang." Ucap Natsu kemudian sambil menunjukkan deretan giginya, membuat Happy bernafas lega melihatnya.
"Aye siir." Balas Happy kembali bersemangat.
.
.
Di sudut lain kota Magnolia, tepatnya dalam salah satu guild bernama Fairy tail beberapa mage tampak asik dengan aktivitasnya masing-masing. Mulai dari hanya berdiri di depan papan permintaan, membaca buku-buku tentang sihir, hingga sibuk melayani beberapa mage lainnya yang sedang bersantai ria di meja bar. Melihat keadaan yang tampak hening, seorang ice mage hanya dapat menghela nafas berat sambil duduk dengan malas di salah satu sudut ruang guild Fairy tail.
"Ara-ara, apa kau tidak mau melakukan misi Gray?" ucap maid bar cantik, masih sibuk mengelap gelas-gelas kotor sisa minuman.
"Hn." Balas Gray dengan nada malas . Melihat respons dari Gray, maid bar cantik itu pun tersenyum manis.
"Masih menunggu Natsu?" tanya maid bar cantik itu sekali lagi, tapi kali ini ucapannya berhasil membuat Gray menoleh ke arahnya "Memangnya dia belum kembali juga, Mira? Pantas saja... " tanya Gray balik, membuat maid bar yang bernama Mira itu sweatdrop mendengarnya. Memang sudah dua hari ini Natsu pergi bersama Happy, bukan untuk melakukan misi. Tapi untuk mencari naga sekaligus orangtua angkat dari Natsu bernama Igneel, yang telah menghilang tujuh tahun lalu dengan berbekal informasi dari maid bar yang akrab dipanggil Mira.
"Kukira kau mengetahuinya bahwa ia belum kembali Gray, bukankah guild ini akan terus hening tanpa adanya Natsu?"ucap Mira, sambil kembali menjalani aktivitasnya mengelap gelas-gelas kotor sisa bir. Mendengar ucapan Mira, Gray pun membalasnya dengan malas.
"Haah..., siapa peduli dengan dia, lagi pula makhluk jelek macam apa lagi sih yang dapat membodoh-bodohi dia dengan informasi bohongan tentang naganya?" ucap Gray dengan ketus, Mira yang tadi masih sibuk dengan aktivitasnya menjadi bungkam seketika mendengar ucapan Gray. Lalu sejurus kemudian ia pun menangis sambil menyembunyikan wajahnya pada kedua tangannya, membuat Gray panik melihatnya.
"Eh? jadi ternyata kaulah orangnya ya Mira... maaf maaf." Sesal Gray sambil mencoba membujuk Mira untuk berhenti menangis.
.
.
Dalam perjalanan pulang, Natsu terus saja merutuki dirinya di dalam kereta. Sedangkan Happy yang sudah lelah dengan celotehan Natsu, hanya bisa pasrah mendengarkan celotehannya "A-ku tidak akan naik kereta lagi~Ukh..." Ucap Natsu dengan wajah yang telah berubah menjadi pucat pasi.
"Sabarlah Natsu... sebentar lagi kita akan tiba ke stasiun Magnolia." Baru saja Happy mengucapkan kata-kata itu, kereta telah tiba di tempat yang mereka tuju. Happy pun segera turun dari kereta dengan bersemangat.
"Ayee... kita sudah sampai Natsu," ucap Happy.
"..." hening, ucapan Happy tak juga dibalas oleh Natsu. Merasakan ada hal yang ganjil, Happy pun menoleh bersamaan dengan kereta yang mulai kembali melaju menuju ke kota Onibus " HAPPYYYYYYYYYYYYY TOLONG AKUUUUUUUUUUU~" Happy hanya bisa pasrah melihat patnernya terbawa kembali dalam kereta.
"Dia Pergi..." Ucap Happy sweatdrop.
~**Fairy Tail**~
Keadaan guild kembali normal, Gray telah berhasil menenangkan Mira. Tetapi Gray menyadari, ia tengah menjadi pusat perhatian seorang gadis yang baru dua hari ini merekrut sebagai mage Fairy tail sejak tadi. Gadis itu memang berparas cantik, dengan rambut blondenya yang dikuncir kuda dan juga kacamata berframekan dengan warna merah marun menambah kesan manis pada wajahnya.
Tetapi tetap saja bagi Gray gadis itu sangatlah misterius, sikapnya begitu dingin dan tertutup. Bahkan sampai saat ini Gray belum mengetahui namanya. Yah... memang sepertinya Gray harus bertanya pada Mira mengenai gadis itu, untuk sekedar menghilangkan rasa penasarannya.
"Mira, anak itu..."bisik Gray pelan pada Mira, sambil melirik kearah gadis yang tengah menatapnya itu. Tatapan gadis itu sangat dingin bagi Gray, tetapi Gray berusaha seramah mungkin menyikapi gadis tersebut dengan sedikit melemparkan senyum kearahnya. Gadis itu masih menatap dingin pada Gray, walau kini Gray tengah tersenyum padanya. Sejurus kemudian ia pun kembali pada aktivitasnya membaca novel, mengabaikan senyuman Gray yang dapat membuat siapapun terpikat melihatnya.
"Hn?" Mira mencoba mengarahkan pandangannya ke arah gadis yang dimaksud oleh Gray "Ooh... namanya Lucy, dia adalah keluarga baru kita... masa kau belum tahu Gray?" Ucap Mira, sambil menatap heran pada Gray.
"Oi-oi..." balas Gray singkat, sambil memberi isyarat dengan tangannya agar Mira tak memandangnya dengan tatapan seperti itu. Sedangkan Mira pun kembali menatap gadis , yang telah dibicarakannya itu dengan lengkungan manis di kedua sudut bibirnya. Membuat Gray terperanjat melihatnya, tetapi sejurus kemudian Mira kembali berbicara "Lucy... aku mempunyai misi yang cocok untukmu, apa kau mau?" ucap Mira lembut. Gray menatap Mira sejenak, lalu ia pun melirik gadis yang bernama Lucy itu yang tengah menatap ke arah mereka berdua dengan tatapan yang masih terdihat dingin.
"Maaf, mungkin lain kali." Ucap Lucy sambil kembali menjalankan aktivitasnya. Respons dari Lucy pun berhasil menciptakan background suram di antara Gray dan Mira untuk beberapa saat. Sebelum seseorang membuka pintu guild pelan.
" Kami pulang." Ucap orang tersebut dengan wajah lesu setelah memasuki guild Fairy tail, bersama dengan seekor kucing yang tengah terbang di sisi kirinya. "Ayee." Tambah kucing itu dengan wajah yang sama lesunya.
"Selamat datang kembali, Natsu... Happy. Bagaimana perjalanannya?" Ucap Mira lembut seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan Gray yang melihat rekan sekaligus rivalnya yang baru kembali itu langsung tersenyum jahil ke arah Natsu yang terlihat lemas karena terbawa oleh kereta tadi.
"Oi Natsu... bagaimana keadaanmu selama dua hari ini? sudah bertemu dengan Igneel?" ledek Gray. Sedangkan yang ditanya langsung melirik ke arah Gray dan menatapnya tajam.
"Apa maumu, mata sayu?" balas Natsu.
"Hanya ingin mengetahui keadaanmu saja dan... hei apa katamu tadi?" ucap Gray, sambil memincingkan matanya pada Natsu.
"Mata sipit." Ulang Natsu, dengan wajah mengejek. Tak selang beberapa lama, mereka pun telah beradu mulut sambil mengejek satu sama lain. Sedangkan Happy yang semula lesu mulai menghampiri Mira, dengan semburat merah di wajahnya. "~Mira... boleh aku minta ikan?" pinta Happy, Mira pun membalasnya dengan senyuman manis.
"Nee, Happy... ini ikan untukmu."balas Mira, dan Happy pun langsung menyambarnya dengan cepat. Sementara itu...
"Sudah kukatakan berulang kali, jangan memanggilku dengan sebutan itu Flame head." Ucap Gray kesal.
"Kau duluan kan yang memulai, Ice boxer." Balas Natsu, tak mau kalah.
"Lalu apa maumu, mata sayu?" ucap Gray, Natsu tak langsung membalas perkataan Gray. Segera ia menghampiri Gray, sejurus kemudian Gray pun terpental jauh karena pukulan dari Natsu. Untuk sesaat, kejadian itu dapat mengalihkan perhatian gadis blonde yang bernama Lucy, tapi kemudian Lucy kembali menyelesaikan bacaannya itu.
"Itulah yang aku mau." Ucap Natsu, sambil menunjukkan deretan giginya pada Gray. Mira yang melihatnya, ikut tersenyum senang "Ara-ara." Ucapnya kemudian.
"Hhh..., baiklah kalau itu maumu..." ucap Gray setelah bangkit sambil melakukan kebiasaannya melepaskan pakaian di sembarang tempat, kemudian ia menghela nafas sejenak dan memasang kuda-kudanya "_Ice make Lance." Lanjutnya, dan dalam sekejap keluarlah sihir ice milik Gray. Tetapi Natsu dapat menghindarinya dengan mudah.
"Hooo... aku sangat bersemangat...Karyu no Tekken." Ucap Natsu, sambil mengeluarkan sihirnya. Gray pun dengan mudah menangkisnya dan dilanjut dengan sihir icenya yang lain "Kau pikir, kau dapat melukaiku dengan itu..." dan pertarunganpun berlangsung sengit antara keduanya untuk beberapa waktu. Hingga akhirnya beberapa barang guild terpental mengenai hampir seluruh mage Fairy tail, dan membuat guild semakin ricuh.
"Natsu..."ucap salah seorang mage, yang kesal akibat terkena lemparan bangku guild oleh Natsu. Kemudian pertarungan bertambah seru, ketika kedatangan laki-laki bertubuh besar sekaligus adik dari Mira " Aku pulang Nee-chan." ucap adik Mira. Mira pun tersenyum melihat adiknya yang baru pulang dari misinya. "Selamat datang kembali Elfman." Sambut Mira.
Melihat adanya keributan perhatian Elfman pun teralih, dan ia pun dengan antusias langsung melepas pakaiannya seperti Gray "Hoo.. pertarungan laki-laki.. aku ikut." Ucapnya kemudian, dan akhirnya guildpun semakin ricuh. Lucy yang pada awalnya bersikap tak peduli terhadap keributan guild, dalam sekejap tumbuhlah tiga sudut siku-siku di kepalanya setelah konsentrasinya terhadap buku yang ia baca terhempas akibat kegaduhan yang disebabkan oleh Natsu dan Gray. Tapi saat ia hendak menghentikan semuanya, matanya tertuju pada Natsu yang sedang menyeringai lebar pada Gray.
" Yosh... akan kuakhiri dengan ini, bersiaplah kau Ice brain..." sejenak Natsu menarik nafas panjang, lalu dengan cepat ia pun kembali melancarkan sihirnya " _KARYU NO HOUKKO..."
Saat Natsu mengeluarkan sihirnya, iris coklat milik Lucy menatap Natsu tak percaya "Sihir kuno itu... jangan-jangan dia..." batin Lucy, dan tanpa sadar Lucy telah bangkit dari duduknya sambil mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat. Giginya terkatup melihat Natsu, sebelum Gray mengeluarkan sihir ice yang berupa tameng untuknya.
"ICE MAKE...SHIELD."
Keadaan guild sudah normal kembali. Nafas Gray tersengal-sengal, tetapi ia berusaha kembali mengatur nafasnya. Sejurus kemudian ia pun memburu Natsu yang juga masih mencoba mengatur nafasnya. Saat melihat Gray menghampirinya, ia pun tersenyum lebar. Tapi sedetik kemudian Gray tengah mendaratkan kepalan tangannya di kepala Natsu "Ouchh... Ice brain apa yang kau_" belum sempat Natsu menyelesaikan kalimatnya, dengan cepat Gray memotongnya. "_Baka! apa kau mau menghancurkan guild ini, huh?"ucap Gray. Mendengar itu, Natsu hanya memegang kepalanya yang masih terasa sakit akibat jitakan dari Gray sambil kembali tersenyum lebar.
"Tidak salah lagi... dia...seorang Dragon Slayer," gumam Lucy pelan, setelah melepas kacamata yang telah bertengger di hidungnya, saat ia membaca novelnya. Walaupun pelan, ucapan Lucy dapat terdengar oleh mage-mage Fairy tail lainnya, kerena pada saat itu keadaan Guild telah kembali hening. Saat itu, baru pertama kalinya mage-mage Fairy tail melihat Lucy memasang ekspresi seperti itu. Sontak Lucy pun menjadi pusat perhatian seisi guild termasuk juga Natsu, Lucy masih menatap Natsu dengan lekat-lekat seperti tak mau kehilangan dirinya sedetikpun. Sedangkan mata onix milik Natsu langsung membesar, setelah menatap Lucy balik.
Waktu seakan berhenti saat pemandangan tersebut berlangsung, seakan tersengat listrik Natsu pun terus memperhatikan tiap inci paras Lucy dari ujung kaki hingga ujung rambutnya. Lalu dengan tubuh yang bergetar, Natsu kembali membuka mulutnya mencoba untuk mengeluarkan suaranya "Lucy Heartfilia..."Ucap Natsu kemudian, membuat seisi guild yang semula hanya menatap Lucy beralih pandang pada Natsu.
"Kau mengenal dia Natsu?"ucap Gray, menatap Natsu tak percaya.
***Bersambung***
Huft... sampai di sini dulu ya.. dan mungkin aku akan telat publish chapter duanya, jadi mohon kesabarannya karena aku lagi banyak-banyaknya tugas, akhir kata Silakan kritik dan sarannya, akan aku terima dengan senang hati^^
sampai jumpa di chapter selanjutnya...
