.

.

NARUTO MILIK MASASHI KISHIMOTO

.

.

Saat lagi dengerin lagunya Arctic Monkeys yang judulnya "Only ones who know" saya dapet ide cerita fic ini, nggak ada hubungannya sama lirik lagunya sih.. cuma musiknya mellow gitu, enak banget buat berkhayal. :) #abaikan.

SELAMAT MEMBACA... :)


.

.

.

.

Saat ini Sasuke dan Sakura berada di sebuah desa kecil sedang bertarung melawan beberapa nukenin, lawan mereka saat ini bisa dibilang cukup tangguh hingga membuat mereka berdua sedikit kewalahan. Sasuke yang sedang bertarung menghadapi empat nukenin, beberapa kali menyempatkan diri menoleh ke arah Sakura untuk mengecek kondisi gadis itu. Ya, Sakura juga sedang bertarung sama seperti dengannya. Meskipun Sasuke tahu kalau Sakura yang sekarang adalah gadis yang kuat dan termasuk salah satu ninja terkuat di Konoha, tapi entah kenapa ia tetap saja merasa khawatir kalau-kalau sampai terjadi apa-apa pada gadis itu.

BOOM

Ledakan keras mengguncang tanah diikuti kepulan asap dan hujan debu pada area dimana Sakura bertarung. Tanpa mengurangi kewaspadaannya pada serangan musuh, Sasuke menoleh untuk memeriksa keadaan Sakura. Kepanikan dan rasa khawatir yang cukup kuat mendadak muncul dalam dirinya ketika yang ia lihat hanya kepulan asap dan debu. Sebuah senyum bangga terbentuk di bibir-nya saat ia melihat Sakura berdiri dengan tegap dan dalam kondisi baik-baik saja. Namun, detik berikutnya, kedua mata Sasuke melebar saat ia melihat salah satu nukenin sudah berada di belakang Sakura. "Sial." ucap Sasuke. Sasuke yang berusaha melesat ke arah Sakura tertahan dengan serangan-serangan dari lawannya.

"SAKURA DI BELAKANGMU!" seru Sasuke memperingatkan. tapi sudah terlambat, Nukenin itu telah menganyunkan lengan raksasa-nya mengenai kepala Sakura.

Dalam sekejap tubuh mungil Sakura jatuh ke tanah, dan gadis itu kehilangan kesadaran.

"SAKURA!" teriak Sasuke horor.

Dengan amarah yang tinggi, sasuke menyerang musuhnya secepat ia bisa, hingga akhirnya ia menghabisi tanpa ampun seluruh nukenin yang mengeroyok mereka.

Setelah menghabisi musuh mereka yang terakhir, Sasuke dengan raut penuh ke khawatiran segera berlari ke arah tubuh Sakura yang tergeletak di tanah. "Sakura!" panggilnya panik dan juga khawatir.

Sasuke merasa sedikit lega ketika menemukan bahwa Sakura masih bernapas. Dengan sehati-hati mungkin, Sasuke mengangkat kepala Sakura dan meletakkannya pada lengannya. "Sakura." panggilnya, mencoba untuk membangunkannya. Nada suara Sasuke sedikit bergetar, entah kenapa ia merasa takut dan khawatir kalau-kalau Sakura tidak bisa sadar.

"Sakura, bangun." panggilnya lagi. Ia menepuk pipi Sakura, mengguncang tubuhnya pelan dan melakukan apapun yang bisa ia pikirkan untuk mencoba menyadarkan Sakura, tapi tetap tidak ada respon.

.

.

.

Mendesah kelelahan, Sasuke mengangkat tubuh Sakura dan menggendongnya ala bridal style, kemudian mulai berjalan menuju pelabuhan, karena desa itu sangat kecil, tidak ada rumah sakit, dan bahkan penginapan-pun tidak ada. Sebenarnya saat mendapat serangan mendadak dari beberapa nukenin tadi, mereka berdua dalam perjalan pulang ke Konoha dari misi panjang mereka.

Sasuke dalam hati berharap mereka bisa mendapatkan kapal secepatnya. Jika mereka bisa langsung mendapatkan kapal, kemungkinan besar besok siang mereka akan bisa sampai di Konoha kembali, dan Sakura bisa segera mendapat pertolongan medis.

~ 0 ~ 0 ~ 0 ~

Sasuke bersandar pada pagar dek kapal, pikirannya mengembara, sementara matanya terus terpaku pada gadis yang kepalanya berada di pangkuannya. Sakura belum sadarkan diri juga.

Sementara Sasuke larut dalam pikirannya, ia tidak menyadari bahwa Sakura sudah mulai membuka matanya dan melihat-lihat dalam kebingungan.

Pergerakan kepala Sakura menyadarkan Sasuke dari pikirannya. "Sakura! Kau sudah sadar!" seru Sasuke, terlihat jelas raut bahagia dan lega di wajah tampannya. Entah sadar atau tidak, ia langsung memeluk Sakura yang masih berbaring di pangkuannya.

Sakura yang masih terlihat kebingungan mengerjap kaget sebelum akhirnya ia mendorong tubuh Sasuke dan melepaskan diri dari pelukan Sasuke. Sakura dengan cepat bangun dari pangkuan Sasuke dan menjauhkan dirinya, ia menggeser duduknya sejauh mungkin dari pemuda berambut raven yang tadi memeluknya.

Sasuke menatap Sakura dalam diam, ia merasa heran dengan sikap Sakura yang sepertinya takut padanya. Apakah itu disebabkan karena tadi ia memeluknya begitu saja?

Memeluk Sakura?

Mata Sasuke melebar saat menyadari kalau tadi ia memeluk Sakura begitu saja. Tadi ia benar-benat tidak sadar. Ah, mungkin itu sebuah luapan kebahagian dan lega karena temannya akhirnya sadarkan diri.

"K-Kau siapa? Dan siapa Sakura?" Sakura menayakan hal pertama yang datang ke pikirannya, nada suaranya terdengar bergetar, seperti orang ketakutan.

'Sakura tidak tahu aku siapa? Dan dia tanya siapa Sakura? apakah dia lupa namanya sendiri? Dia pasti bercanda.'

Sasuke memperhatikan Sakura dengan hati-hati. dari gerak tubuh Sakura, gadis itu terlihat jelas seperti takut padanya. Sepertinya tidak mungkin kalau gadis itu bercanda. Dan Sasuke tahu, sakura bukan tipe orang yang suka bercanda.

"Sakura adalah namamu." terang Sasuke, berusaha menjaga suaranya serendah mungkin supaya Sakura tidak semakin takut. " Apakah kau tidak ingat?" tanyanya.

Mata Sasuke melebar sedikit saat melihat Sakura menggelengkan kepalanya. 'Apakah Sakura hilang ingatan?' batinnya.

"Hal terakhir apa yang dapat kamu ingat?" Sasuke bertanya lagi, dengan suara yang tenang, terus berusaha untuk tidak membuat Sakura merasa takut

Sasuke terus memperhatikan Sakura dengan hati-hati sambil menunggu jawaban dari gadis itu. Sakura hanya diam, dilihat dari dahinya yang berkerut sepertinya ia sedang mengingat-ingat sesuatu.

"Tidak ada." jawab Sakura setelah berfikir beberapa saat, ia terlihat seperti orang bingung.

Sasuke yang merasa kaget dengan jawaban Sakura, berusaha menjaga sikapnya setenang mungkin. "Tidak apa-apa. Aku adalah salah satu temanmu, kita sekarang dalam perjalan pulang ke desa kita, nanti kita periksakan kondisimu, dan semuanya akan baik-baik saja." ucap Sasuke berusaha menenangkan.

Mendengar perkataan sasuke, Sakura mulai terlihat santai dan tidak terlihat takut lagi.

.

.

.

Sasuke dari ujung matanya memperhatikan Sakura yang sedang memandang jauh ke arah laut lepas yang gelap. Ia membiarkan pikirannya memproses apa yang telah terjadi pada gadis di sampingnya itu.

'Sakura tidak ingat apapun. Apakah ini akibat pukulan pada kepalanya? .. Jadi Sakura mengalami amnesia?' pikir Sasuke, sebelum perhatiannya sepenuhnya kembali pada Sakura yang kini tengah menatapnya.

"..."

"..."

"..."

"..."

"Hn?" tanya Sasuke, melihat Sakura yang hanya diam menatapnya.

Sakura menggeser posisi duduknya mendekat pada Sasuke.

"..."

"..."

"..."

"..."

"Apakah ... kau mau memberi tahu namamu? Kau belum memberitahuku sebelumnya." ucap Sakura canggung.

Dalam hati Sasuke merasa aneh dan lucu. Ia merasa seperti orang bodoh, saat ia harus memperkenalkan diri kembali pada Sakura. Sasuke berdeham sebelum bersuara, "Aku Uchiha Sasuke, kita dalam perjalanan pulang ke Konoha."

Sakura mengangguk. "Kapan kita akan sampai disana?" tanya Sakura penasaran.

"Masih cukup lama, mungkin besok siang. Setelah kita sampai di pelabuhan berikutnya. kita masih harus menempuh perjalanan kaki cukup jauh." jawab Sasuke.

Sakura hanya mengangguk, dan suasananya kembali hening.

.

.

.

Tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan hingga kapal yang mereka naiki berhenti dan berlabuh di pelabuhan tujuan.

"kita sudah sampai." terang Sasuke. Ia berdiri mengambil kedua tas mereka dan berjalan keluar kapal dengan Sakura mengikuti di belakangnya.

Pada pagi itu pelabuhan cukup ramai, Sakura yang merasa takut terpisah dengan Sasuke, meraih pergelangan tangan Sasuke yang bebas dan mencengkramnya erat.

Sasuke sedikit terkejut saat merasa pergelangan tangannya dicengkram oleh Sakura, tapi ia tidak berfikir terlalu banyak tentang itu. Ya, mungkin Sakura takut terpisah, secara ia tidak mengingat apa-apa dan di pelabuhan itu terlalu ramai.

~0~0~0~0~0~

Matahari sudah mencapai atas kepala, saat Sasuke dan Sakura memasuki gerbang Konoha. Sakura masih terus menggenggam erat pergelangan tangan Sasuke, seperti takut kalau ia melepaskannya, Sasuke akan meninggalkannya. Sejak turun dari kapal hingga saat ini, Sakura hanya melepaskan tangannya saat mereka duduk di restoran untuk mengisi perut mereka. Sasuke sendiri merasa tidak keberatan, ia cukup paham kondisi Sakura saat ini.

"Kita ke rumahku dulu sebentar, untuk menaruh barang-barang bawaan kita, setelah itu kita ke rumah sakit." ucap Sasuke. dan hanya di jawab dengan anggukan oleh Sakura.

.

.

.

TBC

.

.

.