I'm Your Sakura

Hello! Ini cerita ke-2 Mitsuki! Terima kasih buat yang udah nge-review di cerita yang sebelumnya dan cerita yang ini juga! :')

Summary :

Seorang gadis bernama Rin yang sangat menyukai bunga Sakura. Ketika ia menjenguk kakeknya yang sakit, sebuah pertemuan dengan seseorang di bawah pohon sakura yang indah membuat hari-harinya tambah bahagia! Namun...

Disclaimer : Vocaloid bukan punya saya! Sampai kapanpun nga bakalan jadi punya saya! (kecuali klo diizinin sama Allah SWT... XD)

Selamat membaca...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(^w^)

Pada hari itu, musim semi saat aku berumur 14 tahun. Bunga-bunga yang sangat kusukai mulai bermekaran, yaitu bunga Sakura. Di sebuah pohon sakura di atas bukit kecil itulah aku pertama kali bertemu dengan mu.

Flashback 3 tahun yang lalu...

"Rin! Ayo cepat sebentar lagi kita akan berangkat!" kata ibuku, hari ini kita akan pergi ke rumah kakek karena kakek sedang sakit. Kami akan berkibur di sana sampai musim semi selesai.

Di perjalanan banyak sekali bunga-bunga sakura berguguran, bunga sakura adalah bunga yang sangat kusukai! Karena warnanya yang indah dan hanya ada saat musim semi, musim yang paling kusukai. "Rin coba lihat ke sebelah kiri, itu rumah kakekmu" kata ayahku dan aku melihat ke sebelah kiri, yang kulihat adalah sebuah rumah kecil bergaya Jepang dan di belakangnya ada bukit kecil yang ditumbuhi banyak sekali pohon sakura. Di salah satu pohon tersebut aku melihat seseorang yang sedang duduk termenung di bawahnya, apa yang dia lakukan di sana?

"kakek semoga cepat sembuh!" kataku kepada kakekku yang sedang terbaring di kasurnya, "iya, terima kasih kalian semua sudah mau datang kemari, uhuk uhuk" kakekku memang sudah sangat tua, tapi kata dokter di desa ini, penyakitnya tidak terlalu parah, kakek hanya butuh istirahat yang cukup.

Setelah menaruh seluruh barang-barang yang ku bawa ke rumah kakek, aku ingin pergi untuk melihat bunga sakura bermekaran di belakang rumah. "Rin kau mau ke mana?"tanya ibuku saat aku berlari ke pintu depan, lalu aku menjawab, "aku ingin melihat bunga-bunga sakura bermekaran di sana, aku akan pulang saat makan makan malam!" lalu aku pergi berlari ke pohon sakura yang aku lihat saat menuju ke rumah kakek.

"hah... hah... hah... berlari ke sini ternyata melelahkan ya..." ujarku yang masih berusaha untuk mengatur nafasku, "hm?" dan di balik sisi pohon yang ku datangi, ternyata orang yang ku lihat tadi masih duduk di sana, melihat bunga-bunga sakura yang berjatuhan, "hallo, apakah kau menyukai bunga sakura juga?" tanyaku ke orang itu

"h-huh? K-kau bicara kepadaku?" tanyanya terkejut melihatku, "iya, memangnya kenapa?" lalu dia berbicara lagi, "um... maksudku... kau... kau bisa melihatku...?" ujarnya, "eh?" aku tidak mengerti apa maksudnya, tapi setelah dia menjelaskan semuanya aku yang balik terkejut.

"aku... aku tidak nyata di dunia ini... aku sudah tidak bernyawa..." ujarnya, "ma-maksudmu... kau... sudah meninggal? Kau itu hantu?" tanyaku terkejut mendengarkan perkataannya, dan ia menjawab, "iya, kau bisa menyebutnya seperti itu" katanya sambil tertawa lesu, "maafkan aku jika mengejutkanmu, kau orang pertama yang bisa melihatku... umm.. kau takut?" tanyanya setelah beberapa detik kita berdua berdiam diri, "eh? Um... ah... ti-tidak kok! Aku tidak takut! Sebenarnya aku memang bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat orang lain" kataku, memang aku bisa melihat hal-hal itu sejak kecil, tapi saat umurku berumur 8 tahun aku tidak bisa melihatnya lagi, kenapa aku bisa melihatnya lagi sekarang?

"oh... begitu ya..." katanya tersenyum kearahku, "namaku Len salam kenal" ia memperkenalkan namanya kepadaku dan aku juga menyebutkan namaku, "namaku Rin! Salam kenal Len!" kataku juga tersenyum kearahnya. Begitulah saat akun pertama kali bertemu dengannya.

Keesokan harinya aku pergi ke pohon itu lagi untuk bertemu Len, entah kenapa aku ingin bertemu dengannya lagi. "Len!" panggilku dan Len menoleh ke arahku, "Rin? Kau datang lagi, ada apa?" tanyanya sambil tersenyum ke arahku dan aku menjawab, "a-aku... aku hanya ingin bertemu denganmu, lagipula kau sendirian kan Len? Aku bisa menemanimu!" kataku lalu duduk di samping Len, "eh? Tapi, kenapa kau tidak bermain dengan teman-temanmu yang lain?" tanyanya, "kau satu-satunya temanku di sini Len..." kataku dan dia menjawab, "hmm... jadi hanya aku temanmu di sini, kalau begitu kau juga satu-satunya temanku di sini Rin" katanya tersenyum kepadaku dan bertanya, "tapi kenapa kau sampai tidak mempunyai teman di sini?" aku menjawab, "itu karena aku baru di sini kemarin siang untuk menjenguk kakekku yang sedang sakit dan aku akan berlibur di sini sampai musim semi berakhir" jelasku, "ohh... Musim semi berakhir ya..." Len lalu melihat bunga-bunga sakura dangan ekspresi muka yang murung.

Aku mengobrol dengan Len sampai sore. Kita berbicara tentang kotaku, hobiku, keluargaku, teman-temanku di kota dan lain-lainnya tentang diriku, tapi... aku tidak pernah mendengar satupun cerita tentang Len. Len hanya tersenyum dan tertawa mendengarkan ceritaku.

Setiap hari aku pergi ke pohon itu jika ada waktu luang, aku pergi ke sana hanya untuk bertemu dengan Len. Jika aku ke sana pasti dia selalu tersenyum kepadaku, aku menyukai senyumannya dan merasa nyaman jika berada bersamanya, tapi... Len hanya pernah tersenyum dan tertawa bersamaku, aku tidak pernah melihatnya sedih atau marah. Apakah dia tidak sedih karena ia telah mati? Mengapa ia mati? Apa yang ia lakukan saat ia masih hidup? Dan mengapa dia selalu tersenyum? Pertayaan-pertanyaan itu terus menggema di kepalaku...

Dan suatu hari aku menanyakan hal itu kepada Len. "Len, apakah kau tidak sedih karena kau telah mati?"setelah kata-kata itu keluar dari mulutku, Len hanya diam... Aku merasa bersalah, seharusnya aku tidak boleh mengatakan hal itu... "Go-gomenasai Len.."kataku meminta maaf, tapi Len hanya diam tanpa suara, "Gomenasai.." air mataku mulai keluar, kurasa lebih baik aku segera pergi dari sini...

Saat aku ingin berdiri, tiba-tiba Len menarik tanganku, memelukku dan berkata, "maaf Rin... Aku tidak ingin mengingat masa-masa itu lagi... Jadi ku mohon jangan menanyakan hal itu lagi..." lalu aku bertanya kepadanya, "kau... tidak membencikukan? Karena aku menanyakan hal itu tadi?" Len melepaskan pelukannya dan tersenyum kepadaku sambil berkata, "tentu saja tidak" aku pun tersenyum juga padanya, "selama ini kau kan selalu menemaniku, karena kau hari-hari yang kujalani selama ini jadi lebih berarti dan menyenangkan, arigato Rin"

Setelah kejadian itu aku tak bertanya apa-apa lagi kepada Len tentang kehidupannya dulu dan juga kematiannya...

TBC

Arigato for reading

Gomen for my mistakes

Review Please