Title : You're MINE

Chapter: 1

Author : Ruka17

Rating : NOT FOR CHILDREN (T to M)

Genre : Angst, Romance, Drama, Violence, Yaoi/BL (Don't like don't read)

Cast : DAEJAE, JONGLO, BANGHIM

Disclaimer : Cast milik Tuhan dan TS Ent. Author hanya pinjam mereka sebentar untuk meramaikan FF ini.

Warning: typo, alur maksa, gaje, kriuk-kriuk, EYD awut-awutan.

.

.

Ini FF twoshot author yang pertama. Mian kalau gaje pake banget plus maksa #ketawa epil. Yang minta sequel berepisode-episode, mian karena author ga bakal bikin sequelnya sampai berepisode-episode karena otak author abis aja kejedot tembok besar Cina (?). Jadi ide untuk buat ni FF jadi banyak chapter belum kepikiran #ketawa epil lagi #digaplok readers. Ok! dari pada dengerin bacotannya author yang gaje mending langsung baca aja. cekiD.O.t

.

.

It's raining…

Hujan deras mengguyur kota Seoul.

Dingin…

Basah…

Gelap…

Matahari terselubungi oleh awan hitam yang kelam.

Seorang pria dengan tas ransel dan sebuah payung transparan yang disibakkannya berjalan menyusuri pinggiran kota Seoul.

"Aissshhh…kenapa harus hujan sih," gerutu pria itu

Pria itu berjalan mencari-cari tempat untuk berteduh. Tapi sepertinya tidak ada tempat yang bagus untuknya berteduh sejenak, hingga ia berhenti didekat sebuah rumah tua. Ia menolehkan kepalanya kearah rumah itu dan matanya sedikit memicing untuk sekedar melihat apa yang sedang terjadi dipekarangan rumah itu. Ia mencoba untuk mendekatkan dirinya dan kini matanya membulat ketika melihat dan mendengar suara keributan disana.

"Oi..ajussi.." teriak pria itu masih dengan payung transparan ditangannya

Orang yang di panggil ajussi itu menoleh, "Nugu? Siapa yang kau panggil ajussi, anak kecil?"

"Kalian bertiga," jawab pria itu dingin

Salah satu pria yang dipanggil ajussi itu memicingkan matanya,"Apa kau teman anak ini?" katanya seraya mengangkat kerah seorang pria yang telah berlumur darah.

"Aniyeo..aku hanya orang tersesat yang tidak sengaja lewat. Apa kalian tahu tempat berteduh yang bagus didaerah ini?" balasnya

"Kami tidak tahu."

"Haah…araseo…" Pria itu melihat kearah seorang lelaki yang telah babak belur. Sepertinya ia habis dipukuli oleh ketiga ajussi itu. "Ada apa dengannya?"

"Ada urusan apa kau dengan anak ini?!"

"Tidak ada apa-apa…aku hanya bertanya."

Pria yang dipanggil ajussi itu kembali memicingkan matanya, "Ia sudah 3 bulan lebih tidak membayar uang sewa rumah."

"Memang berapa jumlah uang sewanya?" kata pria itu seraya merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet miliknya. "Apakah ini cukup?"

Ajussi itu mengambil uang yang diberikan padanya dan kembali menatap kearah pria yang telah dipukulinya sampai babak belur, "Kali ini kau beruntung," ujarnya seraya memberikan kode pada kedua temannya yang lain untuk pergi meninggalkan rumah tua itu. Ajussi itu sempat menampar pria yang telah babak belur itu sebelum ia dan teman-temannya pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Pria berpayung itu kemudian mendekati pria yang kini tersungkur diatas tanah, "Gwenchana?"

Pria itu menengadahkan kepalanya untuk melihat sosok yang telah menolongnya, "Ne…"

"Karena aku telah menolongmu, apa aku boleh berteduh sebentar dirumahmu?"

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya dan dibalas oleh sebuah senyuman dari pria yang telah menolongnya.

"Siapa namamu?"

"Youngjae…Yoo Youngjae," ucap pria itu dengan tertatih

Pria itu kembali tersenyum, "Aku Daehyun…Jung Daehyun," ujarnya seraya mengulurkan tangannya untuk membantu pria yang bernama youngjae itu berdiri.

.

.

.

"Apa kau tinggal dirumah ini sendirian?" tanya Daehyun seraya melihat-lihat rumah tua itu

"Ne," jawab Youngjae singkat

"Sepertinya kau seumuran denganku. Dimana sekolahmu? Aku ingin main kesana."

Youngjae terdiam sejenak. "Aku tidak sekolah."

"Eh? Waeyo?"

Youngjae kembali terdiam.

"Ah..mianhae…"

"Gwenchana," ujar youngjae seraya tersenyum. "Orang tuaku sudah tiada dan aku harus bekerja untuk bisa bertahan hidup."

Daehyun menatap lekat mata youngjae, "Jinjja? Kau keren."

Youngjae menatap aneh kearah daehyun, "Tidak…itu sama sekali tidak keren."

Daehyun tersenyum pada youngjae, "Youngjae-ssi, apa kau tidak mau bersekolah kembali?"

Youngjae menatap kedua bola mata Daehyun. "Tentu saja aku mau, tapi aku tidak punya uang cukup untuk biaya sekolah."

Daehyun menepuk pundak Youngjae. "Tenang saja. Aku yang akan mengurusnya," ujarnya seraya tersenyum kembali.

Drrrrtttt..drrrrtttt..

Ponsel daehyun bergetar dan dengan segera diangkatnya. "Ne…waeyo Lee?" ujar Daehyun pada seseorang yang ada diteleponnya

"Tuan muda dimana? Dari tadi saya menghubungi tuan muda tapi tidak tersambung." ujar seorang pria dibalik ponsel milik Daehyun

"Hahahaha…mianhae Lee…akan ku kirimkan alamat dimana sekarang aku berada. Oh iya, tolong beritahukan eomma, aku membawa seorang teman kerumah."

"Baik tuan muda," ujar pria yang dipanggil Lee itu.

Daehyun menutup ponselnya dan kembali menatap Youngjae, "Aku sudah mengurusnya. Mulai besok kau bisa bersekolah lagi."

Youngjae sontak kaget mendengar penuturan daehyun, "Jinjja? Aku bisa kembali ke sekolah?"

"Ne," ujar Daehyun seraya tersenyum, "Sekarang berkemas-kemaslah."

"Eh? Untuk apa?" Youngjae bingung dengan perkataan Daehyun

"Mulai sekarang kau akan tinggal denganku."

"Eh? Tapi…" ujar Youngjae sedikit ragu

"Tenang saja, kau tidak perlu membayar uang sewa rumah," ujar Daehyun seraya tersenyum

Tidak lama kemudian terdengar suara gas mobil dan bunyi klakson didepan rumah sewaan milik Youngjae.

TIIINNN…TIIIINNN…

"Leesudah datang. Kkaja," ujar Daehyun seraya memberikan kode pada Youngjae untuk mengikutinya.

.

.

.

Youngjae keluar dari mobil hitam yang mengantarnya dan Daehyun. Mobil tersebut berhenti didepan sebuah rumah yang terletak tidak jauh dari pusat keramaian di kota Seoul. Ia melayangkan pandangannnya keseluruh arah dengan takjubnya.

"Apa ini hotel?" celetuk Youngjae

Daehyun tertawa kecil mendengar celetukan Younjae, "Hahahaha…Aniyeo…ini rumahku."

"Eeehhh?" Yougjae sontak kaget dengan penuturan Daehyun

"Kajja masuk."

Daehyun mengantarkan Youngjae kesebuah kamar yang terletak diujung lorong lantai 2 rumah itu.

"Ini kamarmu. Masuklah." Ujar Daehyun seraya tersenyum

Youngjae pun membuka pintu kamar dan seketika itu juga terdiam di depan pintu kamar.

"Waeyo? Apa kau tidak suka dengan kamar ini? Apa kau mau ganti dengan kamar lain?" ujar Daehyun

"Aaa..a-aniyeo…kamar ini bagus. Aku suka. Hanya saja terlalu luas bagiku."

Daehyun kembali tertawa kecil. "Masuklah. Sudah ku suruh pelayan untuk membawakan baju dan peralatan mandi untukmu. Aku tunggu kau diruang makan. Atau kau ingin pelayan membawakan makanan untukmu?"

"Aaa..tidak perlu. Aku akan segera turun keruang makan."

"Ne…ku tunggu disana," ujar Daehyun seraya pergi meninggalkan Youngjae yang masih terdiam didepan pintu kamar.

.

.

.

"Oiii, Daehyun-ah, katanya kau punya mainan baru eoh? Mana? Mana?" ujar Yongguk seraya menyikut abs Daehyun

"Hyung punya mainan baru? Jello pinjem yak hyung..ya..ya.." ujar Zelo semangat seraya bangun dari sofa

Himchan yang dari tadi sibuk membaca, memukul kepala Zelo pelan dengan komik yang sedang dibacanya.

"Appo…" Zelo mem-pout-kan bibirnya, "Waeyo? Daehyun hyung punya PS baru kan? Iyakan hyung? Zelo pinjem yak."

"Pabbo, bukan mainan itu. Dasar anak kecil," timpal Himchan

"Terus mainan apa? Jello bukan anak kecil hyung…" Zelo mem-pout-kan bibirnya kembali.

"Hyung, kasih tau dong hyung, penasaran nih…" ujar Jongup

Daehyun melepas headset dan menggantungkannya dilehernya, "Berisik ah…Besok juga kalian pasti tau," ujar Daehyun datar.

.

.

.

"Tuan, kita sudah sampai," ujar Lee pada Youngjae

Youngjae pun turun mobil yang dinaikinya. Ia melemparkan pandangannya keseluruh penjuru arah, "Ini sekolah Youngjae yang baru? Uwaaa…Daebak!"

Youngjae melangkahkan kakinya menuju hall sekolah TS High School. "Uwaaa…" Youngjae melihat kekanan dan kiri hall sekolah yang besar dan penuh dengan barang antik dan lukisan-lukisan indah yang menempel pada dinding hall sekolah.

"Kelas Youngjae dimana ya? Aiiisshhh…Yoo lupa tanya sama Dae," gerutu Youngjae seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal

Tiba-tiba terdengar suara keributan dari arah belakang.

"Kyaaaaaa…mereka datang!"

"Prince..gyaaaaaa!"

Para murid yeoja berteriak dengan histerisnya.

Youngjae pun memutar badannya kebelakang, "Ada apa sih ribut-ribut?" Youngjae pun pergi menghampiri asal keributan itu dan dilihatnya 5 orang namja yang dikerumuni oleh para yeoja. Youngjae merasa mengenal salah satu dari namja itu. "Daehyun-ssi?"

"Haah…pagi-pagi udah buat ribut satu sekolah." ujar seorang yeoja yang berdiri disamping Youngjae

Younjae pun menolehkan kepalanya dan mengamati yeoja yang berdiri disampingnya. "Apa kau kenal mereka?" tanya Youngjae.

Yeoja itu menoleh kearah Youngjae, "Semua orang juga tau mereka." Yeoja itu mengamati Youngjae dengan detail . "Kau anak baru ya?"

"Ah ne…Youngjae imnida…bangapseumnida…" ujarnya seraya membungkukkan badannya.

"Ne Youngjae-ssi…Na Taeyeon imnida…nado bangapseumnida…panggil saja tae noona…"

"Ah..ne noona…"

"Kau tidak tahu mereka?" ujar Tae seraya menunjuk kelima namja tampan tersebut, "Mereka bisa disebut Prince disini dan dia..." Tae menunjuk kearah Daehyun, "Dia Prince yang paling banyak disukai para yeoja disini. Sepertinya kau harus berhati-hati dengan para yeoja disini."

"Eh? Apa maksud noona?"

"Hahaha…aniyeo…aku pergi dulu yak..jalka…" ujar Taeyeon seraya pergi meninggalkan youngjae yang kebingunggan dengan penuturannya.

.

.

.

Kantin Sekolah

"Hyung, mana?" tanya Jongup

"Berisik! Sebentar lagi dia pasti datang." Daehyun melihat jam yang melilit ditangannya. "Awas saja kalau dia datang telat," gumam Daehyun

Tap…tap…tap

Terlihat seorang anak laki-laki berjalan cepat kearah Daehyun.

"Dia sudah datang," ujar Daehyun seraya tersenyum kecil

Youngguk berbisik pada Daehyun, "Jadi ini mainan barumu eoh? Manis juga…fufufufu."

Daehyun melirik pada Yongguk, "Awas kalau hyung berani macam-macam dengannya. Dia milikku."

Yongguk pun tertawa lepas, "Hahahaha, aku tidak janji."

"Ck…" Daehyun berdecak dan melotot pada Yongguk, membuat Yongguk semakin tertawa lebar.

Seorang anak laki-laki berambut coklat datang menghampiri kelima namja yang sedang duduk santai di kantin sekolah.

"Mianhae…aku telat. Tadi nyasar ke gedung sebelah," ujarnya seraya tersenyum kecil dan menggaruk-garuk tengkuknya.

Daehyun berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri anak itu. "Gwenchana," ujarnya seraya tersenyum, lalu merangkul pundaknya, "Yeorobun…kenalkan dia Youngjae."

Youngjae melihat keempat namja lainnya yang sedang duduk mengitari meja makan. "Annyeong, Youngjae, Yoo Youngjae imnida, bangapta," ujarnya seraya membungkukkan badannya.

"Bang Yongguk imnida. Aku anak kelas 3. Selamat datang disekolah kami." ujarnya seraya tersenyum dan mengedipkan mata kirinya.

"Annyeong, Himchan imnida, aku sekelas dengannya," ujar Himchan seraya memukul pelan dada Yongguk

"Annyeong hyung, Zelo imnida, aku kelas satu, sekelas dengan Jongup hyung," ujar Zelo seraya merangkul Jongup

"Annyeong hyung manis, Jongup imnida, semoga hyung betah sekolah disini," ujar Jongup seraya tersenyum

"Kenalannya udah kan? Kkajja kita pergi," ujar Daehyun seraya menyeret Youngjae

"Eh? Mau kemana?" Youngjae melihat kearah yongguk dan yang lainnya,lalu membungkukkan badannya, "Mianhae…"

"Ck…dasar…baru dapat mainan baru langsung main pergi saja," gumam Yongguk seraya melemparkan pandangan kearah dua namja yang menghilang dari balik pintu kantin sekolah

.

.

.

"Aaahhh..cuaca hari ini panas sekali..kau tahu tempat jual ice cream yang enak?" ujar Daehyun pada Youngjae

"Kau menyeretku keluar hanya untuk makan ice cream?" tanya Youngjae

"Ne…waeyo? Aku sedang ingin makan ice cream," ujar Daehyun santai

Youngjae bingung dengan sifat Daehyun, "Bukannya tadi di kantin ada ice cream juga?"

"Aku ingin makan ditempat lain. Bosan makan dikantin terus."

"Aku tahu tempat yang bagus," balas Youngjae

"Jinjja? Kkajja kita kesana!" ujar Daehyun seraya tersenyum lebar

"Hmm," Youngjae menggangukkan kepalanya

Dan mereka pun pergi ketempat yang Youngjae katakan.

"Uwaaa..mashita.." ujar Daehyun dengan dua ice cream di tangan kanan dan kirinya

Youngjae tersenyum simpul melihat tingkah Daehyun yang seperti anak kecil itu. "Itu hanya ice cream biasa. Tidak seenak yang ada dikantin sekolah."

"Aniyeo, ini lebih enak dari yang ada dikantin sekolah."

Youngjae melihat jam tangannya, "Waktu istirahat sudah habis. Kkajja kita balik ke sekolah."

"Shireo! Aku masih ingin main."

"Tapi…"

Kata-kata Youngjae terhenti karena sesuatu yang manis mengganjal dibibirnya.

"Berisik! Diam atau ku cium lagi," ancam Daehyun

Youngjae merasakan dirinya terpaku ditempat. Semburat merah muncul diwajahnya ketika Daehyun menatapnya tajam.

"Oppaaaaaaaa…." Teriak seorang gadis dengan seragam yang sama dengan seragam sekolah Daehyun

"Ck..berisik!" gerutu Daehyun seraya menutup kupingnya

Gadis itu berlari menghampiri Daehyun, "Oppa, siapa dia? Teman oppa?" tanya sang gadis.

"Ck..mengganggu saja," gerutu Daehyun

"Oppa kenalin Suly sama teman oppa dong…" pinta Suly manja

Youngjae menatap Daehyun dan Suly secara bergantian, "Nugu?"

"Oppa, kenalin, Suly imnida, bangapta oppa," ujar Suly seraya meraih tangan Youngjae dan berjabat tangan dengannya

"Ah…Youngjae imnida, nado bangapta Suly."

"Aku adik tiri Daehyun oppa," ujar Suly

"Eh? Suly adik Daehyun? Dae…kau tidak bilang padaku kau punya adik semanis dia."

"Jinjja? Aku manis? Kyaaaaaa…senang deh ada yang bilang Suly manis. Oppa juga keren, ga seperti yang satu ini," Suly melirik kearah Daehyun

Daehyun memutar kedua bola matanya, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Daehyun-ah…eoddiga?" teriak Youngjae

"Aku mau balik ke sekolah," balas Daehyun

"Tadi katanya ga mau balik ke sekolah. Ck…dasar aneh," gumam Youngjae, "Yak! Tunggu!" teriak Youngjae seraya berlari mengikuti Daehyun

Suly menatap kepergian kedua namja itu dengan tatapan penuh makna. "Jadi dia mainan baru oppa. Apa harus kurusak lagi mainan oppa?! Fufufufufu."

.

.

.

Ruang makan keluarga Jung

Ting..ting..terdengar suara sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring diatas meja. Daehyun dan Youngjae sedang menyantap makan malam mereka di ruang makan keluarga Jung.

Youngjae menatap Daehyun yang sejak tadi sibuk dengan makanan yang ada dihadapannya. "Dimana eomma dan appa Dae? Mereka tidak ikut makan?"

Daehyun menghentikan acara makannya sejenak lalu melanjutkan makan kembali. "Eomma Dae meninggal waktu Dae masih kecil, appa juga sudah meninggal waktu dae berumur 10 tahun. Eomma angkat Dae sibuk dengan pekerjaannya."

"Mi-mianhae…" Youngjae menundukkan kepalanya

Daehyun tersenyum kecil pada Youngjae. "Gwenchana." Daehyun menaruh sendok dan garpunya diatas piring. "Aku sudah selesai. Aku balik kekamar duluan," ujarnya seraya pergi meninggalkan Youngjae yang masih menatapnya.

Youngjae menatap seorang pria paruh baya yang berdiri disampingnya, "Lee, bagaimana ini?"

"Tuan, sebaiknya Anda menyusul Tuan Muda Jung," saran Lee

"Hmmm, baiklah."

Youngjae pun pergi menyusul Daehyun ke kamarnya. Youngjae mengetuk pintu kamar Daehyun, tapi tak ada jawaban. Youngjae pun memberanikan dirinya masuk ke dalam kamar Daehyun. Kamar yang lebih besar dua kali lipat dari kamarnya itu terlihat sangat rapi. Youngjae mencari-cari Daehyun, tapi dia tidak menemukannya.

"Kemana dia?" gumam Youngjae

Youngjae pun keluar dari kamar Daehyun dan pergi ke halaman belakang. Disana ia mendapati Daehyun sedang berdiri menatap kearah kolam besar yang ada dihadapannya. Youngjae pun pergi menghampirinya dan memeluk Daehyun dari belakang.

"Diluar dingin. Kita masuk saja," ujar Youngjae

"Shireo…aku masih ingin disini," ujar Daehyun seraya menatap keatas langit yang hitam kelam. "Mendung, pasti akan turun hujan lagi. Aku benci hujan."

"Waeyo? Kenapa Dae benci hujan?"

"Hujan selalu membuatku ingat akan kenangan pahit."

FLASHBACK ON

Daehyun POV (Daehyun 10 years old)

"Akhirnya aku bisa membeli bola dan tongkat baseball dengan uang tabunganku. Akan kuperlihatkan pada appa," ujar Daehyun seraya tersenyum.

BRESSSSSS….

Daehyun menatap keatas langit. "Hujan."

Tanpa pikir panjang, Daehyun menerobos hujan deras yang mengguyur kota Seoul. Ia berlari sekuat yang ia bisa. Kini yang hanya ada dipikirannya adalah menemui appanya untuk menunjukkan bola dan tongkat baseball yang baru saja dibelinya. Ia tidak mempedulikan derasnya hujan yang mengkoyakkan bajunya dan dinginnya udara yang menusuk kulitnya.

Daehyun pun sampai dirumahnya dengan nafas terengah-engah. Ia segera berlari ke kamar appa-nya, tapi dia tidak menemukan appa-nya disana. Ia pun pergi ke halaman belakang. Langkah kecil Daehyun terhenti ketika ia melihat darah yang mengalir bersama dengan air hujan. Matanya terbelalak ketika melihat seorang pria paruh baya tergeletak tak bernyawa diatas rumput yang basah dengan darah yang mengalir di dadanya.

"Appaaaaaaaaaaaa!" Daehyun berteriak sekuat tenaga dan berlari menghampiri orang yang tergeletak itu dan memeluknya dengan kuat.

Air mata yang tertutupi oleh hujan pun menjadi tidak terlihat. Daehyun kecil terisak dan menangis sekuat tenaganya. Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya. Daehyun pun mendongakkan kepalanya dan dilihatnya sesosok pria paruh baya sedang tersenyum padanya. "Uljima, Tuan Muda Jung tidak boleh menangis. Appa tidak bisa tenang kalau Tuan Muda Jung tidak merelakan appa pergi."

Dengan masih terisak, Daehyun mengusap air matanya yang telah bercampur dengan air hujan. "Hmmm, Dae ga nangis lagi. Dae mau appa pergi dengan tenang."

Sesosok pria paruh baya itu kembali tersenyum dan mengusap rambut dan wajah daehyun dengan lembut, lalu menghilang seiring dengan berhentinya hujan dan awan hitam berubah menjadi putih kembali.

FLASHBACK OFF

Youngjae mempererat pelukannya pada Daehyun. Ia bisa merasakan air hangat yang jatuh diatas tangannya. Ia juga bisa mendengar isakkan kecil yang keluar dari bibir Daehyun. Youngjae baru sadar bahwa sosok yang selama ini ia lihat kuat ternyata sangat rapuh. Rasanya ingin sekali ia menjaga sosok itu agar tidak hancur menjadi debu.

Daehyun menggenggam tangan Youngjae yang mengalung didadanya. "Bisakah kau selalu disisiku?"

"Ne?"

"Ah…mianhae…padahal aku baru saja mengenalmu, tapi aku sudah berani berkata seperti itu padamu."

"Hmmm…gwenchana…aku bisa mengerti. Ne, aku akan selalu ada disisi Daehyun." Youngjae mempererat pelukkannya dan menyandarkan kepalanya dipunggung Daehyun.

Daehyun tersenyum mendengar penuturan Youngjae. "Gumawoo."

"Cheonma Tuan Muda Jung."

Kedua namja itu terdiam. Tak ada satu pun dari mereka yang berbicara, hingga pada akhirnya Daehyun angkat bicara. "Maukah kau menemaniku ke suatu tempat?"

"Kemana?"

"Nanti juga kau pasti akan tau."

.

.

.

Terdengar suara dentuman music yang memekakkan telinga Youngjae. Lampu sorot yang menyilaukan membuat pandangan Youngjae sedikit kabur.

"Kau ingin mengajakku kemari?! Ke Club?!" ujar Youngjae sedikit berteriak karena suaranya yang kalah keras dengan music yang menggetarkan club tempat Youngjae dan Daehyun sekarang berada.

"Ne…apa kau suka?!" teriak Daehyun

"Tidak…aku tidak suka. Tempat ini berisik sekali," ujar Youngjae seraya menutup kedua kupingnya

Daehyun tertawa kecil melihat tingkah laku Youngjae. "Kkaja!" ujar Daehyun seraya menarik tangan Youngjae

Kedua namja itu pergi ke lantai 2 dan masuk ke ruangan yang bertuliskan VVIP.

"Kalau yang ini bagaimana?" tanya Daehyun

Youngjae mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru arah. "Lumayan, setidaknya tidak ada music yang membuat telingaku sakit."

Daehyun kembali tertawa mendengar penuturan Youngjae. "Kemarilah!" ujar Daehyun seraya menepuk sofa.

Youngjae pun mengikuti perintah Daehyun dan duduk disebelahnya.

Seorang pelayan wanita dengan baju yang seksi masuk keruangan mereka. "Pesanan Anda sudah datang Tuan Muda," ujar pelayan itu seraya membungkukkan badannya.

"Ne, suruh mereka masuk. Oh ya, apa teman-temanku sudah datang?"

"Baik Tuan. Mereka sudah datang. Akan ku suruh mereka kemari," ujar pelayan itu seraya pergi keluar ruangan.

Tak lama kemudian, teman-teman Daehyun yang tak lain dan tak bukan adalah Yongguk, Himchan, Jongup dan Zelo masuk ke ruang VVIP itu.

"Whats up hyung!" teriak Jongup. "Wah, hyung manis juga ikut ternyata," ujar Jongup seraya tersenyum pada Youngjae

Zelo dengan segera merebahkan diri diatas sofa empuk, lalu mengambil botol wine yang ada dihadapannya.

"Yak..yak..yak..anak kecil dilarang minum wine," ujar Himchan seraya menarik botol wine yang dipegang oleh Zelo

"Hyung jahat, Jello bukan anak kecil," rengek Zelo

"Anak kecil minum ini saja," ujar Himchan seraya menyerahkan kaleng cola pada Zelo

"Ck…" Zelo menyambar kaleng cola yang diberikan padanya, lalu membukanya dan meminumnya sekali teguk.

Daehyun membuka botol wine dan menuangkan wine pada gelas, lalu memberikannya pada Yongguk. "Ini untukmu hyung."

Yongguk menerima wine dari Daehyun lalu melakukan toast dengannya. Daehyun kembali menuangkan wine dan meminum wine miliknya sampai habis.

Youngjae menepuk pelan pundak Daehyun. "Sudah, kau sudah minum banyak hari ini."

"Shireo! Aku masih ingin minum." ronta Daehyun seraya menuangkan kembali wine dan mengambil gelas yang penuh dengan wine itu.

Dengan secepat kilat, Youngjae merebut gelas milik Daehyun dan langsung menghabiskan wine sekali teguk.

"Hahahaha, ternyata kau juga suka minum wine," ujar Daehyun setengah sadar

Youngjae merasakan perutnya sakit dan mual. Ia pun berlari keluar ruangan dan pergi mencari kamar mandi. Alhasil, ia pun memuntahkan seluruh wine yang telah diminumnya.

"Ck…sial kepalaku pusing," gerutu Youngjae

Youngjae pergi kembali berjalan ke ruangan dengan sempoyongan. "Dimana ruangannya? Aissshh…aku lupa jalan."

Youngjae terus berjalan tanpa tahu arah dan ia pun sampai di balkon club. "Dimana ini?" Youngjae mendongakkan kepalanya keatas, "Bintang…" gumamnya

"Oppa!" teriak seorang gadis dari arah samping

Youngjae pun menoleh kesamping dan mendapati seorang gadis berjalan menghampirinya. Ia tidak bisa melihat dengan jelas rupa gadis itu karena tempat yang gelap ditambah penglihatannya yang kabur sehabis minum wine.

"Suly?" gumam Youngjae

Gadis yang ada dihadapannya itu tersenyum padanya, "Apa yang oppa lakukan disini?"

"Ah..itu..aku lupa jalan, sepertinya aku tersesat," ujarnya seraya menggaruk-garuk tengkuknya. "Kau, apa yang kau lakukan disini?"

Gadis itu kembali tersenyum padanya, "Aku hanya sedang mencari udara segar disini."

Suly berjalan ke pinggiran balkon dengan langkah yang menurut Youngjae sedikit aneh.

"Ada apa dengan kakimu?" tanya Youngjae

"Ah…tidak apa-apa. Hanya terkilir sedikit," balas Suly

Youngjae langsung menarik tangan Suly dan menyuruhnya duduk diatas bangku yang ada disana. Ia melepas highheels milik Suly dan memijat pelan pergelangan kakinya.

"Aaww…" jerit Suly pelan

"Appo?"

Suly menganggukkan kepalanya dan meneteskan air matanya yang sejak tadi ditahannya.

Youngjae dengan segera mengusap air mata yang jatuh itu dengan tangannya, "Uljima…tahan sedikit. Aku bisa mengatasinya."

Suly kembali menganggukkan kepalanya. "Gumawo."

Youngjae mendongakkan kepalanya dan tersenyum pada Suly. Tak sampai hitungan detik, bibir Youngjae terasa basah. Matanya membelalak ketika ia sadar bahwa Suly sedang menciumnya sekarang.

BRUUKK…

Youngjae merasakan seseorang menimpanya. Tubuh Suly yang kecil tak bergerak sedikitpun.

"Suly-ah…" ujar Youngjae seraya menggoyang-goyangkan tubuh gadis itu. "Suly-ah…ireona…"

Youngjae pun membalikkan tubuhnya dengan hati-hati dan menggendong Suly di punggungnya. Ia pun pergi keluar club dan mencari taxi untuk mengantarkan Suly pulang.

.

.

TBC

.

Mian…jangan keroyokin author karena gantungin ni epep…yang pada mau demo silahkan demo di depan rumah eyang thubul ^^b

.

Sekian…salam pramuka!

.

RCL-nya ditunggu ^~^ /civoks readernim atu"/