Dia duduk disitu, di sebuah sudut gang sempit nan kotor memandang penuh harap akan lalu lalang setiap orang yang melewatinya, namun seperti biasa dia tak diperdulikan.
Dia mendesah pelan, kepala mungilnya ia tundukkan dengan amat lesu, harapannya seolah pergi bersama angin dan orang-orang yang lewat tanpa menoleh sedikitpun.
Tuhan, salah apa ia hingga bernasib begini, kembali ia menunduk dengan lelah.
Tap
Tap
Tap
Sebuah suara, langkah yang terdengar ragu-ragu mendekat kearahnya. Kepalanya mengangkat dengan tegap, siaga siapa yang datang, orang baik atau tidak yang datang.
Tap!
Langkah penutup tepat di depannya membuat ia memiringkan kepalanya kekanan sedikit, bingung. Ia terlihat orang baik meski matanya sayu seakan belum tidur berapa hari, namun itu bukan patokan kan? Hei ia sudah banyak menemukan bermacam orang, kau tahu nasib di jalanan dan homeless, tak ada perilaku layak meski kau sudah memohon sekalipun.
Berjongkok, orang tadi yang kini jelas adalah seorang pria duduk berjongkok didepannya, menguap pelan dan mengangkat tangannya ke udara.
Pluk! Usap, usap, usap.
Ah, nyaman, kau merasa amat nyaman ketika tangan besar nan hangat itu mengusap kepala mungilmu.
Dan Hup!
Kau digendongnya, membuatmu menyamankan didekapannya seketika, instingmu berkata ia orang baik. Setidaknya orang jahat tak sudi menggendongmu bukan?
"Ayo pulang," ucap pria itu ambigu. Bagaimana tidak jika ia berkata ayo pulang sedang kau sendiri homeless? Jangan-jangan...
"Miaw."
"Kucing pintar," kembali ia mengusap kepala mungilmu yang dipenuhi bulu-bulu berarna hitam. "Naru, pasti suka kau," lanjutnya lagi.
Yatta~ kau akan diadopsi! Akhirnya penantianmu kini berakhir juga. Selamat tinggal gang sempit, selamat tinggal tong sampah serta kardus lecek, yang menjadi tempat naungannya selama ini.
.
:
Naruto © Masashi Kishimoto
Antara Kau, Aku dan 'Dia' © Heiwajima Shizaya
Pair : ShikaNaru slight Neko!SasuNaru
Warning : AU, sedikit sentuhan fantasy, YAOI, BL, GAY or whateva you call it, OOC, Typo(s), Gaje, Aneh, Absurd and all stuff.
Don't Like Don't Read
Jadi lah pembaca yang bijak...
:
...
Rumah itu sederhana, tidak terlalu besar maupun sempit, pas untuk hunian sebuah keluarga kecil. Pria tadi menekan sebuah bel dengan masih menggendongnya yang membuat dia semakin menggelung manja, satu kali sahutan dari dalam dengan suara yang cukup manis membuat ia menegakkan kuping kecilnya, sepertinya menyukai irama suara tadi.
Cklek.
Pintu terbuka, menampilkan sosok yang indah, setidaknya baginya dan yang menggendongnya mungkin? Dia seorang pemuda berusia dengan wajah berumur awal 20an –tanpa diketahu sesungguhnya umurnya jauh dari awal 20an, salahkan wajahnya yang terlampau imut dan awet muda–, dengan celana seperempat yang menutupi kaki jenjangnya dengan kaos oranye yang mencolok, oh jangan lupakan rambut pirang bersinarnya dan mata biru bulatnya.
Ehm kenapa ia terdengar so gayish yah? Oh apa aku lupa memberi tahu bahwa kucing yang baru saja lepas dari titel homeless ini seekor jantan? Kini kau tahu bukan.
Dia melompat dari gendongan, mengendus pelan sebelum berjalan kearah pemuda yang membukaan pintu dan mengitarinya, mengusap kepalanya dengan manja ke kaki jenjang berwarna tan itu.
"He...hei geli haha kau lucu sekali." Dan hup, kembali kau berada dalam dekapan kembali.
"Kau suka Naru?" sebuah pertanyaan meluncur dengan malas dari pria yang menemukannya, mereka sudah berada dalam rumah kini.
Pemuda itu mengangguk semangat, "Sejak kapan aku tak suka kucing, Deer? Haha," ucapnya sambil tertawa dan mengelus bulunya, "Tapi kau bau dan kotor, mari kita mandikan kucing kecil ini~," tambahnya dengan nada sing a song dan membawa masuk lebih dalam kerumah itu.
"Kalau begitu aku akan di ruang kerja."
"Jangan lupa untuk mandi juga lalu makan bersama, Shika!"
"Ya ya ya mendokusai."
.
.
.
.
Ah harum dan segar, mungkin itu yang dipikirkan kucing hitam satu ini. Ia baru saja selesai mandi dan kini sebuah kalung berwarna biru gelap melingkar di lehernya.
"Besok ku pesankan bandul bernama mu ok, 'Suke?" Naru, setidaknya itu panggilan si pemuda, berkata sambil memulai menyusun piring dan makanan yang sepertinya memang sudah siap sebelum ia sampai dirumah ini.
"Nah beruntung aku memasak ikan hari ini," gumamnya sambil masih menyusun. "Kau suka ikan kan 'Suke? Ah sudah pasti itu." lucu, si kucing belum lah menjawab dengan ngeongan si majikan baru ini sudah menjawab, dasar.
"Kau memasak ikan bakar, Naruto?"
Naruto, dan kucing hitam yang diberi nama 'Suke, menoleh kearah suara, si pria yang baru selesai mandi dengan handuk kecil melingkar dilehernya.
"Iya, kau duduklah Shikamaru, aku akan mengambil minum dulu." Shikamaru mengangguk, duduk dan mengambil 'Suke untuk berada dalam pangkuannya.
"Kau beri nama siapa dia, Naru?" Shika bertanya sambil mengelus si kucing.
"Sasuke, kurasa itu yang cocok untuknya," Naruto menjawab saat sudah selesai menyiapkan seluruh hidangan untuk makan malam mereka.
"Nama 'dia'." Shika menggumam pelan.
"Kau bicara sesuatu Shika?" tanya Naru saat sedikit mendengar sebuh lirihan.
"Bukan apa-apa," jawab langsung Shika, "Hanya merepotkan kucing diberi nama panjang."
"Bhuu, kita harus memberinya nama karena kupikir cocok dengan nama itu maka ku pilih saja, lihat saja tingkahnya," tunjuk Naru kearah kucing barunya. "Belum mengeong sedari tadi, melihat dengan tajam dan dia diam saja saat kumandikan, aneh," tambahnya dengan menggerutu.
"Hm ya ya." Shika tak perduli, baginya itu merepotkan, ia menurukan kucingnya dan memulai makan.
"Eh kau tak masalah bukan Shika? Tak marah kan?" cicit Naru pelan, entahlah sikap Shika seakan tak setuju.
"Hm tak apa, apapun yang kau lakukan tak masalah Naru." Shika mengusap puncak kepala Naru yang dibalas pelukan hangat dan lirihan terima kasih membuat Shika tersenyum samar setelah sedikit menguap.
.
.
.
.
Kamar itu cukup besar dengan ranjang utama yang terlihat empuk dan terlapisi cover berwarna hijau muda berada ditengah-tengah sebagai pusatnya, disebelah terdapat dua lemari besar berwarna coklat muda yang setiap pintunya terdapat kaca sebagai depannya. Dan tak jauh dari lemari, disamping kirinya terdapat pintu yang diyakini sebagai kamar mandi dan selurusan dengan pintu itu terdapat meja rias sederhana yang juga tepat berada didekat meja nakas samping ranjang. Ruangan minimalis dengan sedikit perabotan meski fungsinya sebagai kamar utama.
Cklek
Suara pintu terbuka membuat Shikamaru, yang setelah selesai makan malam langsung kekamar untuk membaca beberapa laporan pekerjaannya ditempat tidur menoleh.
"Kau ini kebiasaan sekali, Deer, membawa laporan ke kamar," ucap Naru sambil mendekat kearah Shikamaru, mengambil laporan-laporan itu dengan halus dan menaruh dimeja nakas.
"Merepotkan jika harus berlama-lama duduk di ruang kerja Naru," balas Shika tak masalah laporannya diambil, ia menguap pelan dan menaruh kacamata bacanya di atas laporannya.
Naruto menghela nafas pelan, ia tiba-tiba berbaring disebelah Shika, menggelamkan kepalanya dari samping, memeluk Shika.
"Kau sama seperti 'dia'," lirih Naruto yang meski nyaris seperti bisikan namun Shikamaru tetap mendengar.
"Beda, kami berbeda." Shikamaru membalas pelukan Naru, menyamankan posisi mereka berdua.
"Hiks..."
"Ssshh, sebaiknya kau tidur saja." Mendengar perintah Shikamaru yang harus ia akui benar karena ia lelah ia pun tertidur begitu saja dalam dekapan Shika.
"Miaw." Sasuke memasuki kamar yang memang tidak tertutup rapat.
"Masuk lah 'Suke, kau boleh tidur disini." Seakan paham perkataan majikannya, kucing hitam itu masuk dan naik keranjang mereka, mencari posisi yang nyaman didekat kaki Shikamaru dan Naruto untuk bergelung ke alam mimpi.
Shika tersenyum samar ketika mendengar dua dengkuran halus, satu dari Naruto dan satunya lagi dari si kucing, Sasuke.
"Oyasumi," kata Shika pelan sambil mengecup pelan dahi Naruto sebelum mematikan lampu kamar dan ikut tertidur.
.
TBC (Tabok Bokong Cacuke/Chika)
...
Ini apa yah O.o Shi bener-bener gak ngerti XD asal ketik jadi deh
Gimana? Lanjut atau hapus kah?
Kalo lanjut Shi lanjut kalo gak ya shi hapus~
Jangan berharap fict ini jadi berat ataupun panjang yah? Shi berharap sih semoga cuma nyentuh chapter 4/5 (Psst sejujurnya 4 chap tapi kalo mau lima bisa Shi pikirkan XD), mager shi masih kumat soalnya XD
So, Mind to review?
Setidaknya untuk mengatakan hapus saja fict ini atau jika ada yang berbaik hati mengatakan lanjut saja :D Shi terima dengan terbuka~
P.S : Mungkin jika fict ini kalian terima dan diminta untuk lanjut, updatenya agak lama, bukan -bukan karena Shi belum ada ide atau gak ada waktu ngetik, tapi lappy Shi mau dipinjem Nee-san selama satu minggu yang sedihnya kita beda rumah Dx jadi yah gak bisa update 2 hari sekali setiap tengah malam seperti kebiasaan Shi, gomen. Eh tapi kalo fict ini kalian terima dan minta lanjut loh, kalo gak yah dihapus kan yah dan Shi lanjut bobo deh *eh* hehe XD
Jaa mata ne~
