Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Warning: lemon, alur kecepatan, typos (maybe) dan kekurangan lainnya

SIMBIOSIS MUTUALISME

by : Alpha Divonius Antares

Erangan dan desahan menggema diruangan itu, sebuah kamar mewah dengan gaya klasik. Dinding yang yang dicat dengan perpaduan warna hitam putih itu tidak terlihat kontras karena keadaan kamar yang remang. Hanya cahaya bulan yang berasal dari pintu balkon yang sengaja dibuka.

"akh, Lebih cepat Sasuke! Berhentilah mempermainkanku!" sang wanita menatap sebal kepada lelaki yang menindihnya.

Terlihat jelas kekesalan dari wajahnya karena suaminya; ya wanita tersebut telah bersuami meski di usianya yang terbilang muda 21 tahun.

"Hn, memohonlah padaku Sakura!"

ya, Sakura Haruno ah tidak lagi saa ini ia adalah seorang Uchiha. Sakura Uchiha.

"Dalam mimpimu Uchiha" tak ingin merendahkan dirinya meski di hapan sang suami.

Seringai mulai tampak dari wajah tampan suaminya "Kau sepertinya lupa bahwa kau saat ini juga adalah Uchia, Sakura" bisik sang suami tepat di telinga kanannya. Tak hanya berbisik sang suami ternyata semakin mendekatkan bibirnya ketelinga sang istri kemudian menggigit dan mengulumnya.

Seperti tersengat listri seluruh tubuh sakura bereaksi terhadap perlakuan Sasuke tadi.

Dan tampa babibu lagi Sasuke mempercepat genjotannya pada lubang kenikmatan Sakura.

Anggota tubuh lainnya pun tak hanya diam, tangan kanan Sasuke meremas dada kiri Sakura dengan kuat.

puluhan kissmark telah ia hiaskan di kulit putih sakura.

Semakin lama Sasuke semakin mempercepat genjotannya, menghujamkan kejantanannya pada lubang kewanitaan Sakura.

"aaakhhhh" erangnya. untuk yang terakhir dihujamkan kejantannya lebih dalam ke lubang Sakura. Memuntahkan semua spermanya ke rahim Sakura. Ia pun merebahkan diri sepenuhnya sehingga menindih tubuh Sakura.

"Akhirnya kau klimaks juga, kau membuatku kelelahan, Sasuke." Tangan Sakura mulai terulur mengelus kepala Sasuke di bahunya.

"Tapi kau menikmatinya kan, aku berhasil membuatmu orgasme beberapa kali, Sakura. Anggap saja kita impas" Sasuke memejamkan matanya sambil menikmati perlakuan tangan Sakura dikepalanya.

"Ya, kau benar, sama seperti pernikahan kita yang hanya didasari oleh hubungan simbiosis mutualisme. Kegiatan ini juga seperti itu, kita sama-sama memuaskan hasrat kita satu sama lain, tak ada cinta disini." Mata Sakura menerawang ke langit-langit kamar.

"Sasuke, bisakah kau mencabut kejantananmu dari lubang vaginaku terlebih dahulu sebelum kau benar-benar tidur?" bisiknya tepat ditelinga Sasuke.

"emm, biarkan saja seperti ini"

Sasuke mengeratkan pelukannya pada tubuh Sakura dan berguling, sehingga posisinya sekarang dibawah Sakura. Tangannya terulur mengusap punggu polos Sakura. Sampai akhirnya mereka tertidur.

Sasuke dan Sakura memang telah menikah empat bulan yang lalu. Mereka mengikat janji untuk bersama seumur hidup dengan pesta yang mewah. Meskipun pernikahan itu tidak di dasari dengan cinta. Tetapi mereka tetap setia satu sama lain. Hal itu mereka lakukan untuk menjaga nama baik keluarga besar mereka. Dibesarkan dan dididik di lingkungan yang sama membuat mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan. Hidup mereka telah diatur oleh orang tua, jadi mereka tinggal menjalaninya saja. Mungkin mereka hampir sama seperti robot tanpa perasaan. Ya, memang mereka telah dari dulu membuang perasaan mereka, hati mereka telah beku. Bagi mereka dalam hidup ini hanya ada hubungan saling menguntungkan, tak ada yang benar-benar tulus. Karena itu kehidupan pernikahan mereka datar-datar saja, tanpa kehangatan meskipun tiap malam mereka berhubingan seperi suami istri normal, tapi itu hanya untuk memuaskan nafsu semata. Tak ada cinta.

Cahaya sang surya mulai memasuki kamar itu, kamar yang menjadi saksi setiap kegiatan mereka di atas ranjang.

"Eng" Sakura masih enggan membuka matanya, ia semakin mengerat pelukannya pada tubuh Sasuke.

"Sampai kapan kau mau terus begitu? Sebentar lagi aku harus berangkat ke kantor. Kau juga pasti harus ke rumah sakit kan." Sasuke yang sudah lebih dahulu bangun mencoba membangunkan Sakura.

"Emm, aku masih nga- Sakura yang tadinya masih malas untuk bangun secara spontan langsung bangun dan berlari kekamar mandi tanpa menghiraukan bahwa ia tak mengenakan apapun untuk membalut tubuh polosnya.

Sasuke mengernyit heran dengan tingkah istrinya itu. Ia pun langsung memakai celana piamanya kemudian mengambil yukata tidur Sakura dan membawanya ke kamar mandi.

Sakura akan membutuhkannya, pikir Sasuke.

Sasuke memasuki kamar mandi mereka, ia melihat Sakura berjongkok di depan kloset sambil memuntahkan isi perutnya.

"Kau kenapa? Apa kau sakit? Wajahmu terlihat pucat." Sasuke mendekati Sakura dan menyampirkan yukata tidur ke tubuh istrinya.

Sakura mulai berdiri dan menghadap Sasuke.

"Tidak, aku baik-baik saja. Tapi ada sesuatu yang harus ku katakan padamu." mata Sakura mulai menatap mata Sasuke.

"Apa? Katakan saja" jawab Sasuke sambil membenarkan posisi yukata Sakura.

"Sasuke, sepertinya aku hamil" mata Sakura terpejam. ia tidak pernah memperkirakan ini akan terjadi. Karena selama ini anak bukanlah prioritas hidupnya.

"Hn", hanya ini yang dapat Sasuke ucapkan. Ia tidak tau harus bersikap seperti apa. Tapi ia menyadari ada sedikit rasa hangat yang mulai merayap di hatinya. Rasa senang dan bangga melebihi saat ia memenangkan tender bernilai milyaran.

"Apa yang harus kita lakukan, Sasuke?"

Tbc

Author's Area

Sorry ceritanya pendek dan banyak kekurangan disana sini. Akhir kata

review please