Lucy mendengar desas-desus bahwa ada penyanyi muda baru. Saat ia mendengar suara serta lagunya, suara dan lagu itu sama persis seperti apa yang selalu ia dengar setiap tengah malam satu tahun yang lalu. / "Kamu Natsu, kan?" / "Iya~ Kamu siapa?" /

::

Mashima Hiro-sensei

::

Hikaru-Ryuu Hitachiin

::

Lucy Heartfilia & Natsu Dragneel

::

Romance & Friendship

::

OOC, Typo(s), gaje, abal, alur kecepatan, kebanyakan dialog, dan keburukan yang lainnya.

::

T

::

Hohoho~ Fic ini merupakan saquel dari fic "Like a Voice, In The Night". Karena ada yang memintanya, maka aku akan membuatnya.

Di fic yang ini, Natsu meminta pada Ratu agar dirinya diubah jadi manusia. Natsu sudah jadi manusia dan tinggal juga di dunia manusia. Tapi konsekuensinya adalah, ingatannya selama bertugas dan ingatan bahwa dia dulunya adalah peri hilang.

Semua ingatan yang pernah bertemu dengan Natsu juga di hapus, jadi bisa dibilang saat Natsu datang ke dunia manusia dia tidak punya ingatan sama sekali. Ia hanya mengingat nama dan lagu itu saja. Semua memang sudah melupakan Natsu, tapi anehnya hanya Lucy saja yang masih mengingatnya.

Mungkin segitu saja tambahan informasinya, kalau begitu cukup sekian dariku.

::

::

::

~ Happy Reading ~

::

::

Malam kedua sejak Natsu pergi telah kulalui, ternyata suara itu memang tidak pernah terdengar lagi. Aku masih menunggu, menunggu sampai suara itu terdengar lagi. Menunggu~

"Lucy" Erza memanggilku pada saat aku melamunkan sesuatu, tentu saja aku kaget saat itu. Kumelihat Erza di depan meja yang kugunakan untuk menopang tangan yang menopang kepalaku.

"Haa~ Kamu ini kenapa sih, Lucy?" tanyanya menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia menarik kursi yang ada di depanku, lalu duduk di hadapanku.

"Selama dua hari, dan ini hari yang ketiga. Kamu jadi sering melamun dan menatap luar jendela terus. Apa sih yang kamu tatap? Orang yang kamu kagumi?" tanyanya, ia jadi ikut-ikutan menatap keluar. Mungkin ia penasaran apa yang selalu kutatap diluar itu.

"Bukan, aku hanya menatap langit yang cerah" jawabku, aku kembali menatap langit.

"Langit? Kalau bisa dibilang warna langit memang indah sih" katanya lagi. Aku juga berpikir seperti itu sih, tapi aku menatap langit bukan karena itu. Yah~ Aku berharap mungkin saja aku bisa melihat Natsu yang sedang melintas di langit. Walau pasti itu tidak akan pernah terjadi ya?

"Lalu, mau sampai kapan kamu seperti ini terus?" tanya Erza lagi, aku tidak tahu sampai kapan aku akan terus seperti ini. Mungkin aku seperti ini terus kalau aku masih mengingat Natsu, mungkin.

"Entahlah~ Tapi kelas ini jadi sepi lagi seperti dua bulan yang lalu. Ramainya hanya bulan kemarin saja" kataku, aku tidak tahu apa yang kukatakan. Tapi memang jadi sepi setelah Natsu berhenti dari sekolah.

"Bulan kemarin ramai? Ayolah Lucy, kamu bergurau apa? Bulan kemarin sama saja kelas ini sepi, tidak ada yang ramai sama sekali" apa Erza bilang? Tidak ramai? Apakah keributan yang dilakukan Natsu dan Gray selama ini tidak disebut sebuah keributan?

"Kamu yang bergurau, Erza. Apa keributan yang selalu ditimbulkan oleh Natsu dan Gray selama bulan lalu bukan disebut keributan? Ayolah~ Aku jadi merasa kesepian saat Natsu berhenti dari sekolah" kini aku menceritakan semua yang ada di dalam hatiku pada Erza, mungkin kalau sudah cerita pada orang lain hatiku akan sedikit lebih entengan.

Aku heran kenapa Erza tidak membalas komen panjangku tadi, jadi aku melihat ke arah Erza. Aku heran, kenapa wajahnya terlihat seperti raut wajah bingung seperti itu? Kenapa?

"Perasaan Gray tidak pernah berkelahi dengan siapa pun dikelas ini" apa kata Erza? Tidak pernah berkelahi? Lalu... Yang bulan lalu itu apa?

"Lalu... Siapa Natsu?"

"Natsu.. Natsu Dragneel, masa kamu tidak tahu?"

"Aku tidak tahu"

Siapa Natsu? Kenapa dia bertanya? Masa, tidak ada yang mengingat Natsu sama sekali? Tidak mengetahui Natsu? Kenapa bisa? Padahal baru dua hari, tapi kenapa Natsu dilupakan semudah itu?

Fate

Satu tahun telah berlalu, kehidupan Lucy pun masih terus berjalan. Setelah diselidiki lebih jauh, ternyata memang tidak ada yang ingat dengan Natsu sama sekali. Semuanya~ Telah melupakan Natsu.

"Kamu sudah dengar? Tidak hanya orangnya saja yang keren, tapi suaranya juga keren. Sangat cocok dengan lagu yang dinyanyikannya, mengalun dengan indahnya~ Tapi sayangnya dia hilang ingatan, hanya mengingat namanya dan lagu itu saja. Kalau kuperkirakan sih, lagu itu diingat karena itu adalah lagu pertama kali yang dia ciptakan. Mungkin seperti itu" medengar cerita yang panjang itu, Lucy jadi penasaran dengan orang yang dideskripsikan oleh gadis yang lewat tadi.

'Sepertinya ada penyanyi baru ya. Jadi mau dengerin lagunya yang katanya indah itu' Lucy saat ini sedang berjalan ke sekolahnya, seperti biasanya dia suka sekali mendengar penmbicaraan orang-orang yang diperkirakan menarik olehnya.

'Aku jadi penasaran, nanti di sekolah tanya Erza saja deh' Lucy kembali melanjutkan perjalanannya, selama perjalanan ia selalu mendengar tentang penyanyi baru itu dari setiap gadis-gadis yang lewat. Itu malah membuat Lucy semakin penasaran~

'Setiap orang yang lewat membicarakan penyanyi baru itu. Tapi tidak ada satu pun yang menyebutkan nama serta judul lagu penyanyi itu. Suka banget sih buat aku penasaran~' Lucy mempercepat langkahnya, ia sangat ingin tahu makanya ia akan cepat-cepat sampai ke sekolah dan langsung menanyakannya ke Erza.

Sesampainya Lucy di sekolah, ia langsung mengganti sepatunya dan menutup loker miliknya. Berlari secepat kilat sehingga ada guru piket yang memperingatinya untuk tidak berlari di koridor.

Sesampainya di kelas, ia langsung membuka pintu kelas dan langsung berlari ke arah Erza. Dilihatnya Erza yang sedang menggunakan earphone, sepertinya ia sedang mendengarkan lagu. Apa lagu yang didengarnya adalah lagu yang sedang dibicarakan semua orang?

"Erza" Lucy memanggil Erza, Erza membuka matanya. Sepertinya ia sedang menikmati keindahan alunan musik yang sedang didengarnya.

"Lucy~ Mau dengar tidak? Aku lagi dengerin lagu baru nih" kata Erza lalu membuka earphone yang ia pakai. Kebetulan sekali~ Lucy sangat ingin tahu lagu seperti apa yang sedang tenar di kalangan masyarakat.

"Mau!" Lucy langsung duduk di sebelah Erza dan menunggu Erza memberikan setengah earphone-nya padanya.

"Ayo dengarkan bersama, judulnya 'Fate'" Erza memberikan setengah earphone miliknya. Betapa kagetnya Lucy saat mendengar suara dari lagu yang berputar itu~

'Kubernyanyi dan membayangkan kamu tersenyum~ Di tengah malam kuselalu menanti senyumanmu karena mendengar suaraku~ Senyuman yang akan bersinar di tengah langit malam~'

"Nee, Lucy. Dengarkan bagian akhirnya"

'Kukira ini hanyalah sebuah kebetulan~ Tapi bertemu denganmu bukanlah sebuah kebetulan~ Nee, inikah yang disebut takdir? Takdir yang sudah diberikan oleh Tuhan~

Inilah takdir~'

"Yah~ menurutku lagu itu dibuat sesuai dengan pengalaman yang pernah dialaminya. Hei, Lucy. Bagian lirik yang menuliskan kalau ingin melihat orang yang mendengar suara itu tersenyum dengan suaranya dan di tengah malam itu seperti ceritamu saja. Ngomong-ngomong kamu masih belum menemukan siapa pemilik suara itu kan? Gagal lagi karena suara cekikikan itu?" Erza memberitahu bagian akhirnya, dan berbicara kalau itu kemungkinan besar adalah pengalaman yang pernah dialami oleh penyanyi tersebut..

Tapi kenapa Erza masih mengingat kejadian itu? Hei~ Ini sudah satu tahun lewat, kan? Lalu ternyata, judulnya 'Fate' ya?

Tapi, apa yang dibicarakan Erza malah membuat Lucy kembali mengingat Natsu. Karena penasaran karena tidak ada respon dari Lucy, akhirnya ia menatap Lucy. Dirinya tidak percaya melihat Lucy yang menitikkan satu tetes air mata.

'Suara itu... Lagu itu...' Suara dan lagu yang berputar itu, sama dengan suara dan lagu yang dinyanyikan Natsu setiap malam.

Lucy selalu menantikan dapat mendengar suaranyalagi, tapi kenapa saat ia mendengarnya lagi... malah semua orang sudah terlebih dahulu mendengarnya? Itu menyedihkan~

"Lucy, kamu kenapa?" tanya Erza, ia khawatir kenapa Lucy bisa menangis secara tiba-tiba seperti itu?

Lucy yang sadar kalau ada air mata yang keluar dari matanya langsung mengelap air mata tersebut dengan tangannya.

"Debu masuk" dengan gampangnya Erza mempercayai ucapan Lucy, makanya ia tidak bertanya lagi.

"Ganti topik saja kalau begitu. Kamu pernah bilang tentang Natsu gitu, kan? Aku tidak tahu apa yang kamu bilang satu tahun yang lalu Natsu yang ini atau bukan, tapi penyanyi dari lagu ini namanya Natsu Dragneel" tepat sudah~

Suara, lagu, nama, semuanya sama seperi Natsu. Yang masih ingin dipastikan Lucy adalah apakah Natsu yang dikenalnya adalah Natsu yang telah menjadi penyanyi terkenal?

'Bait pertama dan reff saja yang pernah kudengar. Bagian akhirnya~ Aku belum pernah mendengarnya. Apakah mungkin itu Natsu yang kukenal?'

Lucy ingin memastikannya~

"Aku... Akan ke tempat orang yang bernama Natsu Dragneel itu berada"

::

::

::

Lucy P.O.V.

Inikah tempatnya? Tempat yang begitu besar dan juga tinggi. Di tempat seperti ini, pasti aku akan susah menemukan keberadaan Natsu.

"Maaf, anda ingin bertemu dengan siapa?" kudengar ada orang yang bertanya di dekatku, apakah dia bertanya ke aku?

Aku menengok ke arahnya, dan dia menatapku. Itu berarti dia benar-benar sedang bertanya ke aku ya? Oke~ Apa jika kujawab orang yang ingin kutemui, apa dia akan memberitahu dimana Natsu berada? Tunggu~ Sudah cukup aku berpikirnya, tidak enak membuat orang lama menunggu.

"Aku mau bertemu dengan Natsu Dragneel" Oke~ Aku sudah memberitahu siapa orang yang ingin kutemui, jadi apakah dia akan memberitahukannya ya? Kuharap iya~

"Apakah sudah membuat janji sebelumnya?" Janji? Memangnya memerlukan sebuah janji untuk menemui seseorang ya? Kalau dipikir-pikir sih sepertinya memang iya. Mau bertemu orang biasa saja pakai janji, apalagi ini orang yang mau kutemui penyanyi yang sedang terkenal.

"Tidak" jawabku, aku mempunyai firasat yang tidak enak. Apakah aku akan diusir dari tempat ini? Seperti sinetron-sinetron yang ada di TV itu~ Tapi sinetron dengan dunia nyata pasti beda, tidak mungkin seperti itu.

"Maaf, kalau anda tidak ada janji silakan buat janji terlebih dahulu. Atau anda bisa pulang dan datang kembali setelah membuat janji" Oke! Ini sama saja seperti di sinetron tidak jelas begitu. Kenapa bisa seperti ini? Apa sinetron yang meniru kehidupan nyata atau manusia-manusia saja yang meniru kebiasaan buruk sinetron?

"Tapi... Aku hanya mau berbicara sebentar saja dengannya! Boleh, kan?" aku mencoba, agar diberi izin untuk bertemu dengannya. Aku sangat ingin melihat dirinya hanya untuk memastikan saja, memastikan kalau Natsu itu adalah Natsu yang telah merubah hidupnya.

"Maaf, anda membuat sedikit keributan" kata-kata itu membuatku menutup mulutku, aku pun meminta maaf padanya.

Dengan rasa kecewa, aku pun berjalan meninggalkan tempat itu dengan lesu. Aku tidak tahu apa yang kupikirkan sampai-sampai aku langsung ke tempat dimana Natsu berada. Tapi, aku benar-benar... Mau mendengar suara itu langsung dari orangnya, bukan dari sebuah rekaman.

"Tunggu~!" Disaat aku mencapai pintu, kudengar orang berteriak kata 'tunggu'. Lalu aku mengenali suara itu, itu adalah suara Natsu. Saat kumenengokkan kepalaku ke dalam, ternyata memang Natsu berada disana.

Natsu yang kukenal, atau bukan yang kukenal? Tapi wajahnya sama~

"Dia temanku" dia mendekat ke arahku, lalu menarik pergelangan tanganku menuju ke dalam ruangannya. Apa yang sebenarnya terjadi?

Pintu telah tertutup, sampai saat ini aku masih belum bisa berkata apa-apa selain melihatnya. Aku bingung apa yang harus kulakukan setelah semua ini. Aku mendengar dari cara bicaranya, bagaikan orang lain. Terkesan dingin~ Tidak seperti Natsu yang kukenal.

"Kamu Natsu, kan?" tanyaku memastikan, aku tahu kalau dia memang Natsu, tapi aku mau memastikannya lagi.

Wajah sama belum tentu orangnya sama~

"Iya~ Kamu siapa?" tanyanya. Oh ya~ Aku lupa memperkenalkan diri, jadi langsung saja kukenalkan diriku padanya. Tapi kenapa dia bertanya itu padaku? Apakah Natsu tidak kenal sama aku?

"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?" Aku belum menjawab pertanyaannya yang tadi, tapi dia memberikan pertanyaan yang lain. Berarti mengetahui namaku tidak terlalu penting baginya, jadi aku tidak usah jawab saja. Tapi itu benar-benar Natsu yang tidak kukenal, tatapan datar, nada bicara yang dingin, benar-benar bukan Natsu saat aku terakhir kali bertemu dengannya.

Mungkinkah Natsu mendengar aku tadi pas disana? Apakah ada sesuatu yang ingin Natsu ketahui? Apakah Natsu mengenalku sehingga dia menyebut bahwa aku adalah temannya? Tapi kalau dipikir-pikir aku memang temannya sih.

"Natsu~ Apakah kamu Natsu yang kukenal?" tanyaku, aku tidak tahu apa yang akan dijawabnya. Karena kemungkinan dia bukan Natsu kenalanku, atau malah Natsu yang kukenal tapi mengalami amnesia. Kalau memang Natsu yang kukenal, pasti jam enam malam lewat dia akan berubah menjadi peri. Tapi kalau dia tidak berubah, berarti dia adalah Natsu yang berbeda.

"Mungkin saja" jawabnya, ia menjawab dengan nada datar kembali dan menunjukkan raut datar juga. Benar-benar bukan Natsu~

"Jadi, apa yang kamu ketahui tentangku?" tanyanya lagi, aku tidak mengerti apa maksud perkataan itu. Tapi sepertinya aku sedikit mengerti, karena aku mendengar dari orang yang lewat kalau dia hilang ingatan. Apa itu alasannya dia bertanya?

"Aku tidak mengingat apa-apa saat aku bangun, aku terbangun dalam keadaan lemas di rumah sakit. Tidak mengingat apa-apa, selain nama dan lagu yang menjadi lagu pertamaku. Sebenarnya yang hanya kuingat adalah bait pertama dan reff saja. Selanjutnya~ Kutambahkan sesuai dengan yang apa kurasakan, walaupun aku tidak mengingat apa pun.

Selain itu, aku tidak mengingatnya sama sekali. Orang-orang juga pada tidak mengenaliku, tidak ada yang kenal sama sekali denganku di kota ini. Aku tidak dikenal~ Aku berusaha mengingat dulunya aku seperti apa, tapi aku tidak dapat mengingatnya. Satu tahun berlalu, akhirnya aku tetap tidak dapat mengingat apa-apa dan berakhirlah aku di dunia tarik suara ini.

Lalu aku bertemu denganmu, mungkin saja kamu kenal sama aku. Aku yang dulu bagaimana? Seperti apa? Dan apakah aku memiliki keluarga? Aku ingin mengetahuinya. Makanya aku membawa kamu kesini, mungkin saja kamu akan menceritakannya" panjang memang, tapi aku jadi mengerti. Mungkinkah dia Natsu yang kukenal? Kemungkinan besar iya. Hanya diperlukan satu hal untuk memastikannya lebih~

Tiga menit lagi jam enam malam, dengan ini aku akan mengetahui kebenarannya. Kebenaran bahwa orang yang ada di depanku adalah orang yang selama ini mau kedengar suaranya~ Suara yang kurindukan~

Jam enam lewat sudah, tapi tidak ada perubahan sama sekali dengan dirinya. Dia bukan Natsu yang kukenal? Bukan Natsu si peri? Bukan Natsu yang telah merubah duniaku? Bukan Natsu yang membuat hatiku tenang?

"Ada apa? Kenapa kamu diam saja?" Aku tersadar kembali dari duniaku, aku kembali menatap sosok pemuda di depan mataku. Menatapnya dengan sendu, seperti ingin menangis~ Mengapa? Mengapa dia bukan Natsu yang kukenal?

"Maaf. Kau adalah Natsu yang berbeda, kau bukan Natsu yang kukenal" ternyata memang bukan. Walau suaranya sama, wajahnya sama, namanya sama, tapi bukan berarti bahwa dia adalah orang yang sama. Aku kecewa~

"Begitu ya?" raut wajah kekecewaan terpancar di wajahnya, begitu pula denganku. Aku tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, tidak sesuai dengan keinginanku. Aku datang ke tempat ini tanpa mendapatkan hasil yang kuinginkan.

"Ya sudah" setelah mengucapkan kata itu, ia menemaniku keluar dari tempat kerjanya. Setelah itu kami pun berpisah~

Aku tidak menyangka kalau ternyata aku bisa bertemu dengan orang yang sedang terkenal. Mungkin itu adalah sebuah kebetulan? Atau malah sebuah takdir?

Takdir? Haha~ Tidak mungkin ya? Setelah ini, pasti aku tidak akan pernah bertemu lagi dengannya.

"Ternyata bukan"

To Be Continue

Yahaaaaa~ Selesai juga karyaku yang satu ini. Ternyata saquel lebih panjang dari cerita awalnya ya. Tapi ternyata jadi juga hasil seperti ini. Maaf kalau hasilnya kurang memuaskan ya~

Kutipan lirik yang tertulis itu adalah dari kata-kataku sendiri. Aneh ya~ Diriku memang tidak berbakat membuat kata-kata yang bagus untuk dijadikan sebuah lagu. Whahahaha~ Pada dasarnya aku memang tidak berniat menjadi komposer atau pun penyair, jadinya tidak bisa membuat kata-kata yang indah deh~

Oke!

Aku meminta review kalian saja.

Teriama kasih sudah yang mau membacanya~

Thanks for your review from 'Like a Voice, In The Night':

- wendy love 26

- Chiaki Heartfilia

- Marianne Gloria

- Kaoru-tadashi Hitachiin

- Hanara VgRyuu

Jaa~