Title : Rain Man
Genre : Romance, Supranatural
Rating : T to M (for save)
Main Cast : Yixing, Sehun, Junmyeon dan nama-nama yang akan tersebut kemudian.
Warning : BOYS LOVE , mengandung unsur "semi" dan bahasa-bahasa yang campur aduk serta tak sesuai EYD. Jangan maksa baca kalo tidak suka mending close aja.
Desclaimer : keseluruhan cerita 100% murni dari hasil ngayal saya, tanpa pemanis buatan. Cast adalah milik kita semua (kecuali Yixing sudah saya taken #digampar) saya hanya pinjam nama untuk keperluan cerita.
Enjoy the story...
.
.
.
.chapter 1
.
Zzrrraaasssss...
"Oh tidak, aah... kenapa harus sekarang hujannya."
Pria berparas manis itu menghentikan langkahnya di depan pelataran kantor tempat ia bekerja sambil merutuki cuaca yang tiba-tiba berubah.
"Padahal tadi langit masih cerah." Dia melihat arloji ungu yang melingkari pergelangan tangan kirinya lalu menggosok kedua telapak tangannya yang mulai terasa dingin, pukul 9 p.m. "Mana sudah malam begini, bagaimana caranya aku sampai ke halte?"
Kantornya memang berada di pinggir jalan, tapi untuk sampai ke halte dia tetap harus berjalan beberapa meter.
"Butuh bantuan, cantik?"
Sang pria manis membalik badannya berniat akan menghajar siapa saja yang berani memanggilnya dengan panggilan nista seperti itu, tapi bukan kepalan tangan yang melayang dia justru terkejut sendiri karena menemukan seonggok(?) pria pucat yang lebih tinggi darinya sedang memainkan sebuah benda bernama payung.
"Sehun? Kau belum pulang?"
Pria yang disebut namanya hanya mengendikkan bahu "memang kapan aku pernah pulang lebih dulu darimu?"
Pria manis yang bernama Yixing mencibir dan mengalihkan kembali pandangannya kearah seberang, atensinya sempat mengedar ke beberapa objek sampai akhirnya berhenti pada satu titik dimana terdapat objek yang langsung menimbulkan pertanyaan besar di kepalanya. Dalam penglihatannya seseorang sedang berdiri mematung diseberang sana dan membiarkan tubuhnya terguyur hujan.
"Apa orang itu sudah gila? Malam-malam begini hujan-hujanan begitu?" Tanya Yixing masih memperhatikan objek tersebut.
"Sudah tidak usah pedulikan orang lain, ayo kita pulang." Pria yang dipanggil Sehun itu merangkul pundak Yixing merapat dengan tubuhnya agar sama-sama terlindungi dibawah payung yang telah ia bentangkan.
"Hm," Yixing mengangguk, tapi tetap saja pandangannya masih fokus menatap orang sinting -menurutnya- yang tetap berdiri ditengah hujan tanpa bergerak sedikitpun. Suasana yang gelap membuat Yixing melihat sosok itu layaknya sebuah siluet namun sedikit lebih jelas dan dia merasa orang itu juga membalas tatapannya. Tak mau ambil pusing, Yixing akhirnya memutus pandangannya pada orang misterius itu dan fokus berjalan bersama Sehun.
.
"haaaaah, akhirnya ada bus jugaaa." Teriak Yixing yang sedikit teredam derasnya hujan. Beruntung hanya ada mereka berdua di halte atau sekitar tempat itu.
Pria blasteran Korea-Tiongkok itu girang bukan tanpa alasan, pasalnya ia sempat hampir putus asa karena lelah menunggu, namun akhirnya mereka mendapatkan bus setelah 30 menit menahan dingin ditengah hujan. Yixing duduk bersebelahan dengan Sehun seperti biasanya meskipun kali ini keadaan bus terbilang sepi, mungkin hanya terisi sekitar 6-7 penumpang termasuk dirinya dan Sehun.
Yixing menatap kearah jendela hendak menikmati hujan, tapi tidak jadi menikmati karena pada akhirnya hujan membuat ia ingat pada seseorang diseberang jalan tadi yang membuatnya khawatir.
"Kau kenapa? Seperti tengah berpikir keras, apa kau mendapat tugas yang sulit dari atasanmu?" Sehun bertanya sambil mengusap piasan air hujan di wajah Yixing dengan tangannya.
"Tidak. Aku hanya masih heran dengan orang tadi."
"Orang yang mana?"
"Tadi, yang aku bilang malam-malam begini hujan-hujanan."
"Memangnya kenapa?"
"Entahlah, aku merasa orang itu mengkhawatirkan sekali."
"Apa dia mengganggumu?" Sehun membuka sebungkus keripik untuk dia bagi bersama Yixing.
"Tidak juga, aku baru melihat orang itu tadi."
"Lalu apa masalahmu?"
"Ishh... kau ini bertanya terus. Bukannya memberi pendapat atau nasihat apa begitu, malah tanya terus." Sergah Yixing kesal dengan mengerutkan keningnya.
Sedangkan yang dimarahi hanya cengengesan sambil mengubek-ubek bungkus keripiknya. "Kau itu terlalu peduli dengan orang lain, bahkan orang yang tidak kau kenal sekalipun. Sebenarnya itu sifat yang bagus, tapi jika berlebihan hingga membuatmu berpikir keras itu akan menjadi beban untukmu dan jadinya tidak baik."
"Baiklah, mulai sekarang aku tidak akan peduli denganmu." Yixing melipat lengannya dan menatap jendela menghindari Sehun.
"Terserah saja sih. Tapi perlu kau ingat juga kalau itu sampai terjadi, aku akan selalu mengganggumu sampai kau memperhatikanku lagi." Balas Sehun cuek masih sibuk dengan keripiknya.
"Haahhh..." Yixing menghela nafas keras dan melempar punggungnya ke sandaran kursi bus sambil memejamkan mata, berdebat dengan Sehun hanya akan membuatnya mengalami penuaan dini.
.
Setelah melewati perjalanan sekitar 20 menitan, akhirnya Yixing dan Sehun tiba di apartemen mereka yang terasa lebih hangat. Ya, apartemen Sehun dan Yixing. Mereka memang tinggal berdua dalam satu apartemen.
"kau dulu atau aku dulu yang mandi?" Tanya Yixing setelah mereka memasuki apartemen.
"Bagaimana kalau bersama?" Sehun meraih pinggang Yixing dan merapatkan tubuhnya dengan Yixing sampai hidung mereka bertemu.
"Lalu siapa yang akan membuat minuman hangat?"
"Tak perlu membuat minuman hangat. Aku sendiri yang akan menghangatkanmu, eum tidak...tapi kita akan saling menghangatkan satu sama lain, bagaimana?" Nada Sehun terdengar semakin menggoda dengan mulai meraba-raba pinggang pria yang beberapa senti lebih pendek darinya.
Yixing menaikkan satu alisnya dan mencibir saat merasa tangan Sehun semakin nakal dengan sedikit menekan pinggangnya. "Kupelintir anu-mu, baru tau rasa. Sudah kau saja yang mandi duluan, aku akan membuat minuman panas yang benar-benar panas untukmu." Yixing mendorong dada Sehun namun Sehun menahan pelukannya terhadap Yixing.
"Aaaah, cium duluuu." Sehun merajuk dengan nada yang dibuat seperti anak kecil sambil mengerucutkan bibir dan menghentak-hentakkan kakinya.
"Cium nenekmu saja sana." Yixing mendorong kuat wajah Sehun dengan kedua tangannya dan kali ini Sehun mengalah.
"Masakkan sesuatu sekalian, aku jadi lapar." Sehun berlalu dengan masih mempertahankan kerucut di bibirnya.
Sementara Sehun mandi, Yixing beranjak menuju dapur dan mulai melakukan aktivitasnya. Pertama yang ia lakukan adalah menuangkan air panas dari dispenser, membuat susu hangat untuk Sehun dan dirinya tentu saja, lalu ia mulai menyalakan kompor untuk membuat telur dadar pedas kesukaan Sehun.
Ditengah keasyikannya memasak, tiba- tiba pikiran Yixing kembali mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Pikirannya melayang pada seseorang, atau mungkin sesosok?, entahlah Yixing tidak ingat pasti yang dia lihat ditengah hujan tadi benar-benar manusia atau bukan, tapi rasanya kini dia mulai penasaran. Seandainya yang dia lihat tadi benar-benar manusia, kira-kira hal apa yang membuatnya sampai bertindak bodoh dan tidak menguntungkan begitu, tapi kalau saja yang Yixing lihat itu adalah hantu yang menyerupai manusia, Yixing berpikir itu mungkin pertanda kesialan baginya.
Yixing menggelengkan kepalanya untuk mengembalikan kesadarannya dan seketika ia sadar kalau teflon yang daritadi dia panaskan sudah mengepulkan asap tipis, segera ia menuangkan kocokan telurnya dan berusaha fokus kembali pada pekerjaannya.
"Belum matang ya? Lambat sekali memasak telur dadar saja." Sehun yang sudah selesai mandi mendatangi Yixing sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Kau ini tinggal memerintah dan makan saja masih protes, kalau tidak sabar tidur saja. Tidak kau makan juga tidak masalah." Sungut Yixing
Sehun tertawa genit. "Asal tahu saja, kalau marah kau terlihat makin seksi. Bibirmu itu loh, seperti minta dilahap dan dihisap sampai membengkak."
"Sebelum kau melakukannya, aku akan lebih dulu membuat bibirmu bengkak dengan teflon panas ini. Ambil piringmu, telurnya sudah matang. Aku mau mandi dulu."
Segera Sehun mengambil piring dan menerima telur dadarnya dari Yixing. "Kau tidak ikut makan?"
"Aku tidak lapar. Kalau kau mau tambah nasi masih ada di magic jar."
"Hmm."
.
Di kamar mandi, Yixing telah melepas seluruh pakaiannya. Sambil sesekali bersiul ia menyalakan showernya dengan suhu hangat dan tekanan paling tinggi agar guyuran air yang deras dapat meringankan tubuhnya sekaligus memijat kepala dan punggungnya yang tegang seharian ini.
Namun baru beberapa detik air mengguyur kepalanya, Yixing terkesiap. Secara otomatis otaknya kembali berpikir pada sosok yang tadi dilihatnya ditengah hujan. Pria bermata sayu itu mematikan showernya sejenak dan termenung.
"Kenapa tiba-tiba aku memikirkan orang itu lagi?, sebenarnya siapa dia?, apa mungkin dia ada hubungannya denganku?"
Pertanyaan apapun dari yang sederhana sampai yang aneh-aneh menjurus mesum semua terlintas dikepalanya. Meski terus diliputi rasa penasaran dan bertanya-tanya tapi Yixing memilih untuk membiarkan saja otaknya berpikir tentang apapun dan dia melanjutkan acara mandinya yang sempat tertunda.
.
.
Waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam, namun mata Yixing yang sebenarnya sudah terasa lelah tak bisa diajak untuk beristirahat. Pikirannya melayang kesana kemari dari mulai urusan pekerjaan, masalahnya pribadi hingga...
"Huuuuhh..."
Seseorang -atau sesosok- kurang kerjaan yang berdiam diri ditengah hujan kembali melintasi kepalanya.
"Yaelah tuh orang sapa sih bikin gue keki aja. Helloow... Lu kira ini sinetron segala pake ujan-ujanan sambil meratap padahal kanan kiri pertokoan? ,pinter dikit dong, neduh napa?, repot banget perasaan."
Yixing ngedumel dalam hati, tidak benar-benar mencela objek yang dia maksud, secara tersirat dia juga kesal kenapa makhluk yang tidak dia ketahui asal usulnya, bibit bebet bobotnya bahkan rupanya sekalipun itu bisa ngeloyor manja di dalam kepalanya yang memang dasarnya pemikir.
Lelah mencoba tidur tapi tetap tak berhasil, Yixing memutuskan turun dari ranjangnya dan keluar kamarnya menuju kamar Sehun.
Tokk...tokk...tokk...
"Sehuuun buka pintunya."
Tokk...tokk...tokk...
"Ish, susah sekali bangunnya. Sehuuunnnn...hun kebakaran huunnn..." teriak Yixing gak nyante
Jdakk...
"DIMANA?"
"..."
"..."
"..."
"Apa?" Tanya Sehun lelah menunggu.
"A...ap..apa kk..kau se..sselalu seperti itu s..ssaat tidur?"
"Apa yang kau mak... HAAHH propertiku." Sehun terkesiap setelah mengikuti arah pandang Yixing dan langsung lari kedalam untuk menutupi 'properti'nya bahkan sampai seluruh tubuhnya dengan selimut. *Sehun merasa kotor :,(
Sudah jadi kebiasaan Sehun jika tidur dia hanya akan memakai kaos dan celana dalam ketat *coret* ,meski cuaca sedang dingin dan Yixing sama sekali tidak tahu kebiasaan itu walaupun mereka tinggal satu apartemen sejak setahun belakangan.
"Kau. Kenapa tengah malam begini teriak-teriak?, mana yang kebakaran?" Sehun bicara dengan nada marah yang masih terdengar panik akibat auratnya terlihat oleh Yixing, ekhem tidak sampai terlihat sungguhan sih, cuman nonjol ajah *eehh.
"Otakku yang kebakaran. Kau juga sih, dipanggil-panggil tidak dengar, aku teriak saja." Yixing ikut nyelonong masuk dan duduk disebelah Sehun seolah melupakan begitu saja kejadian sebelumnya.
Setelah duduk nyaman diatas ranjang milik Sehun kemudian Yixing memperhatikan Sehun dengan pandangan aneh, tentu saja Sehun yang kembali teringat kejadian barusan merasa risih dan tidak enak hati pada Yixing, barangkali setelah ini Yixing akan merasa jijik padanya atau ilfeel atau bagaimana gitu. "Eum, Yixing... yang tadi itu ee aku eum bisa jelaskan."
"Kau ini kenapa sih?-"
Sehun mendengar nada Yixing seolah-olah dia berusaha melupakan kejadian barusan. Baiklah Sehun akan menjelaskan dengan baik-baik. "Eumm, ya sebenarnya..."
"Kenapa kau membungkus seluruh tubuhmu dengan selimut?, perasaan disini tidak terlalu dingin, oh atau kau sedang sakit?."
"Damn..." Sehun mengumpat dalam hati, ternyata Yixing benar-benar lupa.
Sehun sweetdrop, dia bahkan berpikir seandainya dia buka selimutnya dan menunjukkan anu'nya lagi pada Yixing, apa pria berlesung pipi itu akan ingat?
"mungkin batin Yixing sangat terguncang detik itu juga jadi ingatannya langsung blank. Semoga dia tidak anemia."
/ amnesia kali, Hun. -_-/
"Ya apalah itu namanya." -pergulatan batin Sehun
"Kau kesini mau apa?" Sehun antisipasi, jangan-jangan dia juga lupa maksud dan tujuannya ke kamar Sehun.
"Aku tidak bisa tidur." Alhamdulillah ternyata Yixing masih ingat.
"Kenapa?"
"Kau masih ingat saat kita pulang tadi aku sempat bercerita tentang orang aneh yang hujan-hujanan?"
Sehun mengangguk sembari menurunkan selimutnya sebatas pinggang /bawahan lagi dong mas #geplakk/ .
"Entah kenapa daritadi bayangan orang itu selalu melintas dikepalaku meskipun aku sudah berusaha tak memikirkannya. Bahkan sampai aku tidak bisa tidur begini juga karena tiba-tiba aku memikirkan makhluk aneh itu lagi. Menurutmu aku kenapa?"
Sehun menatap polos sambil menggaruk lehernya yang terasa gatal. "Kau mungkin terkena sindrom."
"Sindrom? Sindrom apa?" Tanya Yixing serius mulai ketakutan.
"Entahlah, aku hanya asal bicara."
Yixing mencibir tajam, sebenarnya kalau bicaranya itu dengan wajah yang biasa saja mungkin Yixing tidak seberapa sebel. Tapi ini yang ngomong Sehun, wahai dunia. Pemilik wajah songong paling hiietzz sepanjang sejarah peradaban manusia dan sekarang dia menunjukkan wajah itu dihadapan Yixing dengan timing yang tidak tepat. Mau jadi apa kamu setelah ini?
"Kalau kau hanya asal bicara lebih baik diam dan bilang saja tidak tau. Tak usah berbelit-belit atau lehermu yang aku belit sampai putus." Yixing bicara dengan gigi yang mengatup rapat tanpa mempedulikan wajah pucat Sehun yang sebentar lagi akan berubah menjadi avatar. Biru semua.
"Kenapa mangap-mangap begitu? Kau mau mengejekku?. Terus kenapa wajahnya dibiru-biruin begitu?, kamu pikir itu lucu?" Yixing makin emosi
" ma-ti...a-khu...xingh..." nafas Sehun mulai tinggal atu-atunya
Mata Yixing bergerak bingung kenapa Sehun seperti...
"Astaghfirullah," Yixing melepas tiba-tiba tangannya dari leher Sehun.
"maaf Hun. Aku tidak sadar kalau aku mencekikmu, sakit ya?" Lanjutnya khawatir
Sehun terbatuk hebat setelahnya. "I'm fine, tenang saja."
"Orang dibikin hampir lewat masih ditanya sakit atau enggak. Bener-bener ..." batin Sehun merana sambil mengelus lehernya.
/jadi temen Yixing ngeri juga, ya?/
"Lalu sekarang kau mau apa?, kau ingin mencari orang itu dan menanyakan langsung apa motiv dia melakukannya?" Lanjut Sehun setelah batuknya mulai reda.
"Kalau memang itu yang membuatku berhenti berpikir?"
Sehun mengacak rambutnya singkat, ini cukup berlebihan bagi Sehun. "Oke-oke begini saja, sekarang kau tidur, istirahat yang nyaman dan jangan memikirkan apapun lagi, besok setelah kerja kita cari sama-sama, setuju?"
Yixing menggembungkan pipinya dan mengangguk pasrah. "Baiklah kalau begitu, aku akan mencoba tidur kembali. Maaf mengganggu tidurmu." Yixing beranjak.
"Tidak apa-apa, atau mungkin kau mau aku temani tidur?"
"Tidak usah. Aku bisa tidur sendiri. Selamat malam Sehun."
"Malam sayang."
.
.
.
.
.
.
To Be Continued...
.
.
.
Haaaiii... #lambailambaiganjen
Saya kembali dengan cerita baru tapi mungkin bau-bau genrenya masih kayak astray, fantasi-fantasi bikin keki gitu, hehehe. Tapi ini bukan horor kok jadi aman dibaca di malam jum'at :)
Mumpung masih libur panjang abis uas jadi ada sedikit waktu buat ngayal :D ,semoga selama sebulan kedepan updatenya bisa cepet, insya Allah lah ya...
Untuk chapter pertamamya silahkan dinikmati(?) dan silahkan tuangkan imajinasi kalian tentang "terlibat hubungan apakah Yixing dengan Sehun sebenarnya?".
Just Happy Reading and Review juseyo...!
