My first fanfic, so enjoy this and I claim if NARUTO is Masashi Kishimotos.

~o0o~

I'll Buy You!

~o0o~

Aku selalu melihatnya didalam kegelapan malam. Ia terlihat kedinginan dengan rambut yang terurai panjang itu. Ia tampak menggoda dengan dress warna cream polkadot hitam ketat yang panjangnya 20 sentimeter di atas lutut itu. Dress tak berlengan yang berpotongan V dibagian dada. Jika aku lancang, akan kutarik seuntas tali di belakang lehernya itu agar tubuhnya terlihat jelas.

Ciiit!

Kursi bodoh ini terus berdecit selama aku menunggu disini sejak 30 menit yang lalau. Tapi taka pa, ini satu-satnuya kursi yang aku punya. Haha, betapa miskinnya diriku.

Andai aku tidak kabur dari rumah saat kelulusan SMU 4 tahun yang lalu. Hoh, tak ada gunanya menyessal. Aku bahagia sekarang karena bisa tinggal di pinggiran kota yang agak kumuh—dan aku bisa melihatnya setiap malam.

"Hinata-chan!"

"Eh?" sudah kuduga iaakan terkejut mendengar seseorang dari dalam kegelapan memanggilnya.

"Ini aku! Sedang apa kau berdiam diri disitu? Kemarilah!" kataku sambil tersenum.

"Kupikir kau siapa." Katanya sopan lalu duduk di sampingku.

"Kau masih tetap dengan pekerjaanmu?" tanyaku memulai percakapan.

"Tentu saja, jika tidak aku makan dengan apa? Aku pikir tak apalah bekerja seperti ini, daripada aku harus hidup terkekang dalam lingkungan keluargaku." Jawabnya sambil menggembungkan pipi. Ingin sekali aku mencium pipinnya.

"Ya benar, hidup sebagai seseorang yang terpandang memang menyusahkan." Kataku lalu tersenyum.

"Jam berapa sekarnang?" tanyanya lalu melihat jam di pergelangan tangannya.

"Jam berapa?"

"Jam 12 kurang. Aku harus kembali kepekerjaanku." Katanya.

"Secepant itu?!" aku kaget mendengarnya.

"Hmmh, uangnya juga buat kamu juga kan?"

"Iya, tapi kita baru 10 menit—"

"Tenang saja!" kata Hinata lalu berdiri di depanku.

"Mau apa kau?"

"Salam sampai jumpa," lalu Hinata memelukku. Aku merasa wajahku memanas.

Ya, posisiku saat ini duduk dan dia berdiri didepanku sambil memelukku. Bagian mana dari tuubuhnya yang mengenai wajahku?

"Aishiteru…" desahnya menggantung, "Sakura Haruno, aishiteruyo~!"

Huh, dasar.

~o0o~

Sebulan sejak malam itu aku tidak pernah melihatnya keluar di malam hari. Ia hanya mengirimiku uang. Ada apa dengan Hinata?

"Sudah berulang kali aku pergi kerumahnya tapi ia tak mau membukakan pintu." Ujarku frustasi.

Tok-Tok!

"Sakura-chan, bukakan pintu ini aku."

"Hinata?" aku kaget melihatnyadengan mata sembab. Baju babydoll yang ia gunakan juga terlihat lusuh.

"Apa yang terjadi, Hinata?"

"Aku mohon jangan katakan pada siapapun! Aku hanya mengatakan hal ini padamu—karena aku mencintaimu."

"Memangnya kenapa?"

"Dan aku mohhon jangan marah, dan berjanjilah selalu bersaamaku!" pintanya lagi.

"Janji!" jawabku tegas.

"Aku… hamil."

"APAAA?!!" pekikku.

"Sudah 1 bulan…" lalu Hinata mengangis.

Apa yang harus aku lakukan? Marah? Sedih? Atau apa?

"Siapa yang membuatmu begini, Hinata?"

"Dia clienku, namanya Uzumaki Naruto." Jawab Hinata.

"Kau—! Berapa hargamu padanya?!" tanyaku sedikit membentak.

"Enam.. Enam juta ryo.."

"Sebanyak itu?!!"

"Maafkan aku Sakura! Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang!"

Aku tidak bisa berpikir dengan baik, aku ingin menjerit sekeras aku bisa.

"Aku tahu, Hinata!! Aku juga perempuan!"

"Sa-sakura?" isaknya.

Aku mengajak Hinata masuk kedalam kamarku. Lalu aku melucuti semua pakaiannya dengan brutal.

"A-apa yang kau?!!" tanyanya ketakutan.

Aku tidak menjawab pertanyaannya. Aku-pun juga mulai membuka seluruh pakaianku. Lalu aku berjalan ke arah sebuah kantung plastic.

"Sa-sakura?"

"Selama ini, aku selalu mengumpulkan uang yang kau berikan kepadaku." Kataku.

"Uang?"
"Ya! Dan saat ini," kataku lagi lalu menumpahkan semua uang yang ada di dalam kantung itu kerah Hinata, "Aku akan membelimu seutuhnya!"

~o0o~

FIN

~o0o~