Title : Haru Haru [Day by Day]
Author : Jung Jae Kyo
Genre : Romance, Angst
Lenght : 2shoot
Pairing : YunJae, YooSu, Hanchul, Sibum, Kyumin (cameo*?*)
Sumarry : Nampak seorang yeoja berkulit putih seputih susu itu menatap nanar kertas yang kini digenggamnya. Mata doenya kini mulai memerah, sedikit mengeluarkan cairan bening. Tubuhnya bergetar, lemas, kepalanya pening. Takut, khawatir semua rasa bercampur menjadi satu dalam dirinya. Bagaimana ia akan mengatakan pada orang yang sangat dicintainya? | Huwaaaa, bad summary, very very bad /timpuk kyo pake pentungan/ |
Note : Kyo buat FF ini saat merenung malem-malem a.k.a insomnia terus dengerin lagu Haru Haru – Big Bang, akhirnya daripada ngganggur kyo bikin FF dah tengah malam |kebanyakan bacot woooyyyy, oke sekian|
Ost*?* FF : BingBang – Haru Haru
: DB5K – Picture of You
: DB5KJYJ *maksa* – Heaven
: DB5K – Proud
: SUJU – Marry You
Warning : This FF is abal, gaje, banyak typo sana sini, ancur, au' ah apa lagi ini dan GS / Gender-swith,karna disini Jaejoong kyo jadikan yeoja, meskipun kenyataannya emang yeoja cantik |dibunuh emak JJ| dan Yunho is namja. Demi mata kyo yang semakin rabun |gag ada hubungannya wooyy| kyo nulis FF hanya untuk hiburan dan sekedar hoby seyunjae(?) |semata kale -_-"|. Untuk yang tidak suka demi kenyamanan dan saling menghargai serta berprikemanusian |apa'an coba =,="| so DON'T READ DON'T LIKE..! Untuk yang suka silahkan baca dan rclnya mutlak nih, untuk penulisan yang lebih baik lagi kedepannya. |eaaahhh xD|
Sekali lagi untuk yang TIDAK SUKA, DON'T READ DON'T LIKE, dan kyo hanya menerima comment membangun(?) sehingga kyo TIDAK MENERIMA BASHING ne ^^
Happy Reading readers..!
Haru Haru
Namja berwajah kecil itu melangkahkan kaki panjangnya dengan cepat. Ia takut akan terlambat memasuki kelas Ahra songsaengnim -dosen yang terkenal killer dan tak akan memberi ampun pada siapapun yang datang terlambat memasuki kelasnya- langkahnya pun ia percepat bahkan setengah berlari. Saking fokusnya dengan langkah cepat kakinya, ia tidak menyadari bahwa ada orang di depannya.
BRUUKK..!
"Ughh"
Namja bermata musang ini pun jatuh terduduk bersama orang yang ditabraknya. Buku-buka yang dibawa oleh orang yang ditabraknya pun jatuh berceceran dilantai koridor kampus.
"Aish" ringis orang itu.
"Ah, miane miane, ak.." belum sempat ia melanjutkan berbicara, matanya menatap orang yang ada di depannya
"Joongie.." katanya
"Eh Yunnie.." sahut yeoja yang ditabraknya tadi yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.
"Kau mau kemana dengan buku-buku sebanyak itu, hm?" tanyanya dengan tangan yang masih sibuk memunguti buku yang berserakan akibat ulahnya.
"Eh, euhm aku.. aku.." sahutnya sedikit gugup
"Kenapa kau gugup begitu sih?" tanya Yunho -namja bermata musang itu- lagi
"Aku ingin ke perpustakan, yah aku ingin kesana mengembalikan buku" sahutnya seraya tersenyum malaikat pada namjachingunya yang kini ada di depannya.
"Mau aku..." namun saat ia mengangkat wajahnya dan memandang wajah cantik yeojachingunya ini ia malah membelalakkan matanya.
"OMOOO..! Joongie" pekiknya
"Wajahmu seperti mayat hidup dan kenapa banyak darah yang keluar dari hidungmu" paniknya dengan mengusap darah segar yang mengalir di hidung mancung Jaejoong dan mendudukkannya di kursi dekat mereka sekarang. Jaejoong adalah yeoja primadona di kampus yang kini sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun ini.
"Ah, tidak apa-apa. Mungkin hanya kecapean saja Yunnie" sahutnya enteng dengan mengembangkan senyumannya -lagi-
"Apanya? Kau sering sekali seperti ini. Sudah aku bilang jika capek kau istirahat jangan memaksakan diri. Jadinya begini kan" nasehatnya dengan sedikit nada dibuat kesal
"Aku kan yeoja kuat, kenapa kau selalu menghawatirkanku sih, aku bukan anak kecil yang harus terus kau awasi Yunnie" elaknya dengan mencubit hidung mancung namja bernama Yunnie itu.
"Dasar keras kepala. Kau tak pernah mendengarkanku, apa kau tak pernah mengganggapku ada untukmu..?!"
"Bu..buukan seperti itu Yunnie-ah"
"Aish, aku lelah Kim Jaejoong harus menghadapi sikapmu yang keras kepala itu" ucapnya kesal seraya berdiri
"Yun..yunnie-ah" teriaknya namun tak juga mendapat respon dari sang pemilik nama.
Seketika semua pandangan mengabur, gelap. Itulah yang dirasakan oleh yeoja cantik bernama lengkap Kim Jaejoong ini. Namun untung saja yeoja manis bersuara khas lumba-lumba yang tak lain adalah Kim Junsu –sahabat dekat Jaejoong- melihatnya dan segera membawanya keruang UKS.
"Eugh" lenguhnya
"Eonni, gwaenchana?" tanya Junsu padanya. Yah, Junsu memanggilnya eonni karna memang lebih tua Jaejoong beberapa bulan dan ia juga sudah menganggap Jaejoong sebagai adik kandungnya.
"Ne Sui-e gwaenchanayo. Dimana ini?" tanyanya dengan memposisikan duduk dan memegang kepalanya yang masih nyut nyutan ._.
"Eonni tadi pingsan di koridor dan aku membawamu keruang UKS dibantu oleh Changmin" jelas Junsu
"Ah Sui-e, kau tahu dimana Yunho?" tanya Junsu
"Ah aniyo, mungkin dia ada jam Ahra songsaengnim eonni. Waeyo?"
"Ani, aku hanya ingin berbicara dengannya" sahut Jaejoong seraya tersenyum manis
"Heum, nanti jika aku bertemu dengannya akan aku sampaikan padanya. Otte?" sahut Junsu dengan menggangkat jempolnya khas anak kecil. Dan dilanjutkan mengobrol ringan disana.
Ditempat lain, namja bermata musang itu kini tengah mengacak rambutnya. Ia merasa kesal dengan kejadian tadi.
"Aku kan yeoja kuat, kenapa kau selalu menghawatirkanku sih, aku bukan anak kecil yang harus terus kau awasi Yunnie"
Aish, aku mengkhawatirkanmu karna aku tak ingin terjadi sesuatu padamu, aku terlalu mencintaimu, apa kau tak tau itu. Kau selalu saja mengabaikan nasehatku Kim Jaejoong, batin namja itu yang tak lain adalah Yunho.
"Yunho, perhatikan baik-baik" tegur Ahra songsaengnim
"Hei, kau kenapa?" tanya sahabatnya Yoochun
"Aniyo, hanya sedikit hal kecil yang membuatku sangat kesal." sahut Yunho enteng.
"Yeobboseyo" sahut Junsu saat telvon genggamnya berdering
"Junsu-ah, bogoshippooo" rengek orang disebrang khas anak kecil
"Ne, nado bogoshipoo Chunnie" balasnya tak kalah manja
"Kau dimana?" tanyanya
"Ah aku, aku ada di ruang UKS, waeyo?" jawabnya
"UKS? Kau sakit chagi?" tanyanya
"Ani, Jaejoong eonni"
"Eh wae?"
"Tadi aku menemukannya pingsan di koridor dekat Fakultas Music |ngarang nih, harap maklum|"
"Eh jincha?"
"Ne"
"Baiklah kita ketemu disana, aku akan memberi tahu Yunho"
"Ne"
"Saranghae Dolphin"
"Nado saranghae jidat lebar" balas Junsu terkikik geli
Namun saat Yoochun ingin protes sambungan telvon sudah terputus.
Aish, kenapa dia suka sekali memanggilku jidat lebar, jidatku tak selebar Yesung |digampar clouds|,batin Yoochun.
"Hey, Yunho" teriaknya saat ia mendapati Yunho melintas didepannya dengan menenteng tas ranselnya.
"Oh kau jidat lebar" sahutnya tanpa ekspresi
"Aigoooo kenapa semua orang memanggilku jidat lebar sih, padahal masih lebaran jidat Yesung" gerutunya
"Woy, kenapa bawa-bawa gue. Belum pernah dilempar pake ddangkoma hah?" teriak Yesung tiba-tiba
"Astaga.!" Kegetnya -mengelus dada-
"Kapan dia ada disebelahku, mana menenteng si hijau berjalan pelan itu lagi" batinnya
|oke abaikan, kita kembali ke cerita|
"Jaejoong sekarang di ruang UKS bersama Junsu, apa kau tak ingin menjenguknya. Aku juga ingin kesana, bertemu dengan nae baby dolphin" jelasnya dengan terkikik geli saat menyebutkan -nae baby dolphin-
"Ani, kau saja" sahutnya ketus
"Hah.! Wae? Tak bisanya kau seperti itu, dasar namjachingu tak perhatian" ledek Yoochun
"Aish, aku lelah. Kalau kau ingin menyampaikan hal itu saja, aku akan pergi. Mengganggu saja" gerutunya dan langsung pergi meninggalkan Yoochun seorang diri.
"Kenapa dengan anak itu?"
Namja berpredikat playboy ini pun langsung pergi dengan mempercepat langkah kakinya, ia tak sabar ingin bertemu dengan Kim Junsu, yeojachingunya yang menggemaskan -menurutnya-
"Dolphin baby" teriaknya seraya memeluknya erat dari belakang
"Aish, sesak tau" kesal Junsu memukul lengan kekar yang kini bergelayut manja
"Ehem...ehem" Jaejoong yang melihatnya berdecak dan sedikit terkikik melihat tingkat playboy kampus satu ini.
"Ah, Jaejoong-ah gwaenchana?" tanya Yoochun sok perhatian ala namja-namja genit /kyo dipoke uchun/
Junsu yang melihatnya terlihat sedikit risih melihat kegenitan namjachingunya itu.
"Kau cari masalah denganku Park Yoochun" ketus Junsu dengan deathglare yang mematikan
Yah, predikat playboy dan sikap Yoochun yang terkadang berlebihan pada semua yeoja, membuat Junsu menjadi over protective padanya, Yoochun yang menyandang gelar playboy kampus selalu tunduk dengan semua perkataan Dolphinnya itu, sekalipun perkataan itu tak masuk akal. Itulah kehebatan Kim Junsu, bisa menakhlukkan manusia macam Park Yoochun.
"Ah yah, apa kau ada masalah dengan Yunho, Jaejoong-ah?" tanya Yoochun pada Jaejoong dan berusaha mencairkan suasana, namun siapa sangka itu malah menjadikan suasana menjadi canggung begini.
"Ah, aniyo. Hanya saja, mungkin Yunho sedikit kesal denganku yang tak menghiraukan nasehatnya" jawab Jaejoong dengan mimik wajah yang dibilang sedih namun tetap dengan senyuman yang selalu menghiasi wajah cantiknya.
"Ah begitu, pantas saja tadi saat aku ajak kemari dia malah memilih pulang, katanya capek. Tidak biasanya dia seperti itu" jelas Yoochun dengan muka pabonya.
Jaejoong yang mendengar semakin sakit hatinya. Ia bingung harus bersikap bagaimana pada namjachingunya itu. Ia pun semakin menundukkan kepalanya, karna matanya yang mulai memanas dan serasa ingin menumpahkan semua air yang ingin keluar.
"Ah eonni-ah, aku boleh menginap di apartemenmu? Aku ingin sekali menginap ditempatmu, aku malas pulang. Junho oppa tidak ada dirumah, dia ada show di Jepang, boleh yah?" ucap Junsu mencairkan suasana kembali dengan memasang puppy eyes andalannya.
"Kenapa kau tak menyuruhku untuk menamanimu, aku pasti dengan senang hati akan menemanimu" sahut Yoochun dengan senyuman 1000 wattnya itu.
"Adwee, jika aku satu rumah dengamu, bisa-bisa kau akan berbuat macam-macam padaku" larang Junsu yang membuat Yoochun langsung mengercutkan bibirnya lucu dan membuat Jaejoong terkikik geli akibat ulah YooSu couple di depannya ini.
"Ne Sui-e, kau boleh menginap semaumu, kau kan juga dongsaengku" sahut Jaejoong dengan tersenyum manis.
Hari pun mulai sore, mereka memutuskan pulang saat tubuh Jaejoong sedikit membaik akibat pingsan ditengah koridor tadi. Dengan di antar audy merah Yoochun mereka sampai di depan apartement Jaejoong.
"Eonni-ah, aku buatkan bubur untukmu, otte?" tawar Junsu
"Ne, terserah kau saja" sahut Jaejoong dengan tetap mengembangkan senyumannya.
Saat tubuh mungil itu berbaring, dering ponselnya menunda aktivitasnya untuk berbaring. Di bukanya pesan yang diterimanya. Seketika ia menangis, hatinya terasa teriris, sesak. Bagaimana tidak? Jika orang yang sangat teramat kau cintai memutuskanmu secara sepihak dengan alasan yang mungkin masih bisa dibicarakan, alasan sepele atau bisa dianggap akibat dari kesalah pahaman.
From : My lovely Yunho
Jaejoong-ah, miane. Aku rasa kau tak lagi mengganggapku ada, kau tak pernah mendengarkan apa yang aku katakan. Kau keras kepala, aku lelah dengan sikapmu itu. Aku pikir lebih baik kita akhiri hubungan kita selama 2 tahun ini, buat apa kita teruskan jika kita tak saling menghargai dan memahami satu sama lain. Maafkan aku, jeongmal miane. Jaga kesehatanmu.
Bagaimana kau semudah itu mengakhirinya Jung Yunho, bukan maksutku tidak menganggapmu, aku hanya ingin kau tak terlalu mengkhawatirkanmu dengan membuatmu semakin sulit berfikir, batin yeoja manis ini dengan menangis dan menatap nanar layar touchscreennya.
"Eonni buburnya sudah si..." ucapan namja bersuara khas lumba-lumba itu terhenti saat menemukan Jaejoong yang terisak dengan memandang ponselnya
"Eonni waeyo?" tanya Junsu hati-hati
"Yun..hiks..ho..hiks..pu...hiks hiks...tus..hiks hiks" jawab terisak sehingga Junsu tak begitu mendengarnya.
"Waeyo eonni? Ceritakan padaku?" tanya Junsu
"Kami...hiks...putus Sui-e...hiks hiks" jawabnya yang masih terisak
"Eh waeyo eonni? Bukankah kalian baik-baik saja?" tanya Junsu penasaran
"An..ni..yo hiks hiks" sahutnya dengan merebahkan tubuhnya
Junsu pun mengambil ponsel yang tadinya dipegang Jaejoong, saat membacanya ia sedikit kesal dengan ulah Yunho yang menurutnya kekanakan.
"Aish, namja ini. Kubunuh kau Jung Yunho. Beraninya membuat eonniku menangis" geramnya.
Ia pun segera memencet tombol yang ada di layar ponselnya dengan segera.
"Yeobboseyo" sahut suara disebarang sana
"..."
"Yoochunie besok kita bicara, ditempat biasa"
"..."
"Ah ne"
Dan Junsu pun mematikan sambungan ponselnya, hingga membuat orang diseberang sana mencetak beribu tanda tanya di kepalanya.
"Eonni-ah gwaenchana, besok kita bicarakan lagi ne?" tenangnya
"Ne" sahutnya lirih
"Eonni, makan dulu. Aku sudah susah payah membuatnya khusus untuk eonniku yang cantik ini" tambah Junsu dengan senyuman manis bertengger di bibirnya
"Euhm" sahut Jaejoong sekilas dengan muka yang masih menangis.
Keesokan harinya nampak sepasang kekasih yang sedang berbincang-bincang ditaman Universitas Shinki.
"MWO?! PUTUS" teriak namja yang ada di depannya
"Ne, dan kau tau alasan Yunho oppa sangat kekanakan menurutku" jelas Junsu
"Aish, kenapa lagi dengannya?" gerutu Yoochun mengacak rambutnya frustasi.
Bagaimana tidak dia tau sahabatnya itu sangat menyayanginya, bahkan tak ingin berpisah dengan yeoja bernama Kim Jaejoong itu. Dan mendapatkan hati Jaejoong tidaklah mudah, banyak sekali yang mendekatinya namun dengan senyuman malaikatnya ia menolak semuanya tak terkecuali Yunho. Namun Yunho tetap mengejarnya hingga akhirnya yeoja itu jatuh hati padanya. Setelah lama menjalin hubungan kini malah mengakhiri dengan alasan yang sedikit kekanakan. Siapa yang tak geram mendengarnya. Kini Yoochun pun berusaha menanyakan apa alasannya meninggalkan yeoja belahan jiwanya.
"Kau sudah tau? Cepat sekali beredarnya" jawab namja bermata musang itu
"Aish, jelaskan padaku Jung Yunho..!" kesal Yoochun
"Apa urusanmu?" jawabnya enteng
"Itu urusanku, ingat kau saat mengerjar dan berusaha mendapatkannya. Aku selalu kau suruh ini, itu. Hingga hubunganku dengan Junsu retak dan berakhir namun sekarang kembali lagi, aku melakukannya juga tidaklah mudah Jung Yunho, kau pun begitu. Aku tau kau sangatlah mencintainya dan tak ingin kehilangannya, lalu kenapa kau mengakhirinya dengan alasan konyol seperti itu." jelas Yoochun panjang kali lebar jidatnya |dimutilasi junsu|
"Karna aku sudah bosan" jawabnya enteng -lagi-
BUGGHH..!
Sebuah hantaman mendarat mulus diwajah tampannya. Yah, siapa lagi kalau bukan Yoochun pelakunya. Ia sangat sangatlah geram dengan ulah sahabatnya ini.
"Kau,, aishh. Jelaskan padaku pecundang..!" bentaknya lagi
"Yack.! Kenapa kau sebut aku pecundang.!" Marah Yunho dan langsung berdiri dengan menatap Yoochun intens dengan mata musangnya.
"Kau pecundang karna kau tak mau mengakui perasaanmu hyung" sahut namja bertubuh jangkung yang kini berdiri disebelah Yoochun
"Yack..! kenapa kau juga ikut-ikutan Changmin-ah" kesal Yunho
"Karna aku tak terima dengan ulahmu, aku sebagai adikmu kesal denganmu. Aku tahu Jaejoong noona juga bersalah karna keras kepala dan tak mendengarkanmu, itu mungkin karena dia memiliki alasan hyung dan aku tau kau juga memiliki alasan mengapa marah padanya, tapi tidak untuk seperti ini, kau terlalu munafik. Kau bisa membicarakannya baik-baik dengannya" jelas Changmin yang pemikirannya lebih dewasa dari hyungnya itu.
"Aku disakiti maka aku akan susah untuk kembali padanya" jawab Yunho singkat
"Kau pikir hanya kau yang tersakiti, kau pikir hanya kau yang kesal. Kau salah, aku kira kau orang yang sangat pengertian dan mengerti perasaan seorang yeoja. Aku salah, karna aku iri padamu Yunho" sahut Yoochun yang kemudian pergi begitu saja.
"Pikirkan baik-baik hyung, bukan hanya dengan sudut pandangmu, tapi juga dari sudut pandang lain. Jangan egois" nasehat Changmin yang kemudian mengikuti Yoochun dan menepuk pundak Yunho.
Finally I realize that I am nothing wthout you
I was so wrong, forgive me
Sepeninggalkan adiknya dan sahabatnya -Yoochun-, Yunho mulai mencerna baik-baik semua perkataannya dan juga kejadian awal masalahnya dengan Jaejoong. Ia mulai tersadar bagaimana pentingnya salig mengerti dan memahami satu sama lain dalam berhubungan. Memandang masalah bukan hanya dari sudut pandang diri sendiri, namun dari sudut pandang pihak lain -kekasihnya-
Sebuah mobil audy merah tengah terparkir di halaman universitas. Seorang namja yang tengah mengemudi seperti menengok kebelakang melalui spion kaca mobilnya. Ia mengawasi seorang namja yang kini berdiri dihadapan yeoja cantik berkulit putih seperti susu dengan rambut diikat setengang dan poni yang menambah kesan manisnya [read: gaya rambut Raini Yang di Devil Beside You]. Ia seakan membicarakan sesuatu dengan namja bertubuh jangkung itu. Terlihat sangat serius, namja bertubuh jangkung itu pun menarik tangan yeoja itu perlahan seraya berkata sesuatu dengan mengelus surai hitam rambut yeoja itu. Tatapan mata yeoja itu sangat sedih seakan sangat rapuh, dengan bibir yang tak lagi merah melainkan warna pucat yang mendominasi. Perlahan ia melepaskan cincin yang bertengger di jari manisnya dan ia serahkan pada namja jangkung di depannya yang tak lain adalah Jung Changmin, adik kandung Jung Yunho.
My broken heart like a wave
My sheken heart like a wind
My heart vanished like smoke
It can't be removed like a tatto
I sigh deeply as if a ground is going to cave in
Only dusts are piled up in my mind
Namun siapa sangka keberadaan mereka di ketahui Yunho yang saat itu tak sengaja melintas, karna Yunho memang berniat meminta maaf atas perilakunya pada yeoja yang kini berhadapan dengan Changmin yang tak lain adalah Jaejoong -mantan kekasihnya-. Namja bermata musang ini begitu geram apalagi saat ia melihat bahwa adiknya berani menyentuh mantan kekasihnya. Jaejoong yang setelah memberikan cincinnya, pergi meninggalkan Changmin, dan Yunho yang mengetahuinya dengan nafas memburu langsung mendorong tubuh jangkung itu dengan tatapan penuh amarahnya. Sedangkan Yoochun yang tau akan kejadian itu langsung melerainya. Amarah Yunho pun semakin memuncak.
"Apa yang kau lakukan padanya hah..?!" bentak Yunho sedikit murka
"Apakah itu urusanmu?" tanya Changmin dengan smirknya
"Tentu saja" jawab Yunho dengan mendorong bahu Changmin
"Aku rasa tidak, karna dia MANTAN kekasihmu" jawab Changmin dengan penekanan pada kata -mantan-
"Yack..!" bentak Yunho pada adiknya itu, dengan terus mendorong tubuh jangkung yang ada di depannya
"APA..?! Kau masih peduli padanya? AKU RASA TIDAK HYUNG" bentak Changmin tak kalah kerasnya
"KAU TAU APA HAH..?!" kini suara bass Yunho mulai menaik pertanda amarahnya sudah dipuncak ubun-bun
"Aku tau apa? Hah..?! AKU TAU SEGALANYA" sahutnya
"CIH, BOCAH INGUSAN DIAM KAU...!" bentak Yunho yang kemudian ingin melancarkan hantamannyake wajah Changmin namun di lerai oleh Yoochun.
"APA..?! PUKUL SAJA..!"
"KAU BRENGSEK..!"
"MWO..?! JAGA UCAPANMU HYUNG, PIKIR PAKAI OTAK. SIAPA YANG BRENGSEK?" bentak Changmin dengan mengetukkan jari telunjuknya ke arah Yunho
"AISH, BERANINYA KAU" bentak Yunho lagi dan dengan segera melayangkan hantamannya ke wajah Changmin.
Yoochun yang melihat pun segera melerai dengan di bantu Hankyung dan Siwon saat mereka melintas. Kedua namja ini pun juga sahabat Yunho sejak mereka SMP
"Hentikan..!" bentak Siwon dengan mencengkeran tangan Yunho
"Kalian ini apa-apaan hah..! Tidak biasanya kalian seperti ini" heran Hankyung yang memang tau dari dulu Jung bersaudara ini tak pernah bertengkar, bertengkar pun hanya sebentar dan itu hanyalah gurauan mereka.
Pertengkaran pun berakhir dengan banyak luka di bagian tubuh mereka. Pikiran Yunho masih tertuju pada mantan kekasihnya. Rasanya ia ingin sekali menjelaskan semuanya dan meminta maaf padanya, namun sedari tadi ia tak menemukan sosok yeoja yang dicarinya tadi. Padahal ia sudah mengelilingi bahkan seluruh wilayang Universitas Shinki ia lewati namun tak ada tanda-tanda yeoja itu, yeoja yang tak lain tak bukan adalah Kim Jaejoong.
Keesokan harinya ia tak juga menemukan Jaejoong. Hampir setiap hari ia gila dengan semua keadaan ini. Tak sedikit pun terselip dalam benaknya untuk mengakhiri semuanya. Ia terlalu egois untuk masalah perasaannya. Yang ia pikirkan hanya perasaannya yang tersakiti serta amarah yang memuncak, hingga tak memikirkan bahwa perasaan Jaejoong juga terluka. Kini yeoja itu menghilang dalam hidupnya.
I thought I wouldn't be able to live even one day without you
But somehow I managed to live on than I thought you don't answer anything as I cry out "I miss you"
I hope for a vain expectation but now it's useless
Aku pikir aku akan bisa hidup tanpamu, tapi kenyataannya aku tak bisa. Aku terlalu egois Jaejoong-ah, miane jeongmal miane,batin Yunho.
Setiap hari ia terus mencarinya, hingga bertanya kepada semua temannya termasuk Junsu. Namun sayang Junsu juga mengatakan bahwa ia tak mengetahui keberadaan Jaejoong. Entah dewi keberuntungan atau bagaimana, Jaejoong tiba-tiba muncul. Namja bermarga Jung ini pun tak menyinyiakan kesempatannya untuk menemui pujaan hatinya yang selama berhari-hari menghilang.
"Jaejoong-ah"
Si empunya nama pun menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Jaejoong hanya menoleh tanpa ekspresi apapun saat melihat Yunho, mantan kekasihnya. Entah kenapa seperti bukan Jaejoong yang bisanya, yang akan selalu tersenyum bahkan menampakkan wajah cerianya, berbanding dengan sekarang, hanya wajah cantik tanpa ekspresi. Yunho hanya bisa tersenyum kecut pada yeoja yang selama ini menjadi kekasihnya selama 2 tahun, tapi itu semua sudah berakhir.
"Jaejoong-ah, bisakah kita bicara" ajak Yunho seraya menatap Jaejoong
"Ne" jawab Jaejoong singkat, tanpa mengubah ekspresi dari awal.
Kedua insan ini terdiam sejenak, setelah ia mencari tempat yang nyaman dan sedikit sepi di bangku taman belakang Universitas Shinki. Namja yang kini duduk disebelahnya pun merasa canggung akan atmosfer yang dingin tak mengenakkan. Ia memutuskan untuk menganggkat suara -mengawali pembicaraan- diantara keduanya.
"Joongie-ah, miane"
"..." tak ada respon dari Jaejoong
"Jeongmal miane, karena aku egois. Hanya memikirkan diriku sendiri tanpa memikirkan perasaanmu." lanjutnya lagi.
"Gwaenchana" sahut Jaejoong singkat dengan tetap memandang lurus dan wajah yang tak menampilkan ekspresi apapun.
"Kau tak marah padaku?" tanya namja itu berharap bahwa yeoja yang kini duduk di sampingnya memaafkannya dan kembali memulai semuanya dari awal.
"Aniya" sahutnya dengan mengembangkan senyumnya yang membuat namja bermata musang itu terkejut, hatinya searasa berbunga. Senang. Sangat senang.
Ia menghambur dan segera memeluk yeoja bermata doe itu kedalam pelukannya. Erat bahkan sangat erat. Hingga yeoja itu meringis kesakitan.
"Ah, miane" Yunho segera melepaskan pelukannya
"Saranghae, jeongmal saranghae" saking senangnya ia mengucapkan kata itu berkali-kali dan menciumi yeoja yang tak lain adalah Kim Jaejoong.
"Yunnie-ah" Jaejoong pun mulai membuka mulutnya
"Ne,," sahut Yunho dengan memberikan senyuman terbaiknya
"Miane," kini Jaejoong mulai menunduk
"Eh?!" namja ini mulai terheran, merasa kesenangannya akan pergi menjauh lagi.
Kau bisa, ini yang terbaik untukmu Kim Jaejoong. Lepaskan dia jika kau benar-benar mencintainya.
"Miane, jeongmal miane" sahut Jaejoong kembali
"Wae? Kenapa kau meminta maaf, disini aku yang salah bukan" jawab Yunho dengan tetap tersenyum dihadapan yeoja yang teramat dia cintai, meskipun kini hatinya terasa sedikit khawatir semua harapannya akan hilang -tidak berguna lagi-
"Ani. Jangan temui aku lagi. Aku tak bisa mencintaimu lagi seperti dulu. Miane..."
"Jung Yunho" jelas Jaejoong dan mulai berdiri meninggalkan Yunho yang terduduk termenung tepatnya membatu. Mendengar semua ucapan Jaejoong. Punggung mungil itu terasa semakin jauh meninggalkannya. Menyesal? Tentu saja. Hatinya seperti terhantam dengan keras. Pikirannya mulai kacau, matanya memanas. Kacau semua kacau. Kecewa? Jelas saja.
"Aaaaarrrggghhh" teriaknya frustasi dan mengacak rambutnya.
What is it about that person next to you, did he make you cry?
Dear can you even see me, did you forget completely?
Setelah berteriak di belakang taman sekolah, namja yang dipanggil Yunho itu pun kembali dengan muka yang lemas tak bersemangat. Jauh berbeda dengan bisanya yang penuh dengan kharisma. Hankyung dan Siwon yang melihatnya terheran dengannya.
"Kenapa lagi dia?" heran Siwon menatap Hankyung
"Molla, kita tanya saja" usul Hankyung
"Heum, oke. Kita bertemu di cafe bisanya saja yah Bummie." pamit Siwon pada yeoja manis yang dijuluki killer smile yang tak lain adalah Kim Kibum, yeojachingunya.
"Ne Wonnie" balasnya dengan membalas ciuman hangat Siwon
"Aku juga pamit Chullie, aku akan menjemput dikelasmu nanti sepulah kuliah. Otte?" kini giliran namja China yang mengecup yeojachingunya Kim Heechul, yeoja cantik dengan sebutan Cinderella.
"Ne Hannie, i wait you" balasnya dengan mengecup bibir Hankyung ganas(?)
"Bye"
"Hey Yunho..!" namun namja empunya nama tak juga menghiraukan bahkan menghentikan langkah kakinya.
"Jung Yunho..!" teriak Siwon lagi dan berlari menyamakan langkah mereka.
"Kau kenapa lagi hah..?!" goda Hankyung dengan menyenggol pundak lengan Yunho
"Ani" jawabnya singkat
"Masalah Jaejoong?" tebak Siwon, dan benar saja itu membuat Yunho langkahnya berhenti.
"Heum, tepat sasaran" gumam Hankyung memandang intens Siwon
"Dia tak mencintaiku lagi. Dia pergi, jauh. Tak akan kembali. Semuanya sia-sia, tak akan kembali lagi. Berakhir, kami berakhir."
"Masih ada yeoja lain bukan, bukankah banyak yeoja yang mengejarmu termasuk Jung Jaekyo. Dia yeoja yang manis, ia jugatak kenal lelah mengejarmu."
"Benar, apa yang dikatakan Siwon. Dia sangat menyukaimu, buktinya dia selalu mengejarmu dan bergelayut manja padamu"
"Aku tak tau" jawab singkat dan langsung pergi
"Eh?!" heran mereka, bagaimana ia tidak tahu, Jaekyo selalu menempel padanya bukan -_-''
I am worried , I feel anxiety bacause I can't get close nor try to talk to you
I spend long nights by myself
Erasing my thoughts a thousand times
"Jae noona" sapa namja bertubuh jangkung itu pada yeoja yang kini sedang berjalan sendirian
"Eh, ne Changminnie" sahut yeoja itu dengan senyuman malaikatnya
Mereka terlarut dalam perbincangan mereka, disusul dengan Yoochun dan Junsu yang ikut dalam obrolan mereka. Sesekali mereka tertawa bersama dan sesekali terlihat cemberut karna kesal. Tidak hanya mereka berempat, Hankyung dan Siwon pun ikut dalam kegiatan mengobrol mereka, saat mereka tidak sengaja melintas karena tadi ditinggal oleh Yunho. Sementara Yunho ia membanting tubuhnya dikasur empuknya, setelah sampai di rumah mewahnya. Pikirannya terus saja memutar peristiwa tadi, bahkan perkataan Jaejoong terus terngiang di kepalanya. Kini ia semakin jauh, tak bisa mendekati yeoja itu lagi bahkan mengajaknya berbicara. Semua terasa menghilang, bahkan teman-temannya tak ada yang memahaminya lagi. Setiap malam, bahkan hari demi hari berjalan. Ia mencoba untuk melupakan semuanya seorang diri. Meskipun ia terkadang berkumpul dengan temannya, bermain bahkan mengerjakan sesuatu hal yang menyusahkan sekalipun dengan kata lain mencari kesibukan itu tidak cukup untuk menghapus semuanya. Bahkan ribuan cara digunakannya namun tak sedikit pun berhasil. Dan yang membuatnya semakin dongkol adalah setiap hari ia harus bertemu dengan adiknya yang selalu menempel pada Jaejoong. Dan bahkan ia berfikir bahwa Changminlah yang berusaha merebut Jaejoong darina. Karna senyum yang biasa Jaejoong berikan padanya, kini beralih pada Changmin.
Mengingat semua itu membuatnya semakin marah. Diguyurnya seluruh tubuhnya dengan shower di kamar mandi. Ia tatap wajahnya di depan kaca itu. Sedetik kemuadian.
PYAAARRR...!
Pecahan kaca mulai runtuh, darah segar mengalir bersama dengan guyuran air shower. Tak di pedulikannya luka itu. Semua tak sebanding dengan luka yang bersarang di hatinya. Emosi menguasainya. Tak jarang juga ia selalu adu mulut dengan Changmin saat berpapasan di rumah. Adakah yang memarahi mereka? Tidak. Siapa yang akan marah, orang rumah mereka seperti bibi dan supir atau semacamnya, mereka tak akan berani, mengingat bagaimana posisi mereka saat ini. Orang tua mereka? Tentu saja sibuk dengan dunia bisnis mereka, hampir tak pernah ada di rumah, bahkan saat ini mereka tak ada dirumah melainakan di Jepang.
If we pass by each other on the street
Act like you didn't see me and go the way you were walking to
If you keep thinking about our past memories
I might go look for secretly
"Yunho-ah" terdengar suara disebrang sana yang memanggil namanya
"Ne"
"Kita keluar ketempat biasa, aku ingin kesana"
"Lalu?"
"Karna aku teman yang baik, maka aku akan mengajakmu"
"Baiklah, aku juga penat di rumah"
"Sebentar lagi aku akan menjemputmu"
"Ne" sahutnya singkat
"Yo Yunho..! cepat masuk" teriak Hankyung dengan melambaikan tangannya keluar kaca. Setelah namja bermata musang itu masuk, sebuah mobil audy hitam pun meluncur dengan Siwon sebagai kemudinya. Saat ia memakirkan mobilnya. Kini mata musang itu membelalak saat melihat sang adik dengan memakirkan mobil audy putihnya dan yeoja cantik yang tak lain adalah Jaejoong. Jaejoong yang mengetahuinya pun langsung mendekatkan tubuhnya ke arah Changmin -sedikit memeluknya-Yunho semakin geram dan membuka pintu mobil dengan kasar-langsung ke arah mobil Changmin-. Memandang horor pada sang adik. Sementara Changmin awalnya hanya menundukkan kepalanya kini mengeluarkan seringaian yang membuat perasaan Yunho semakin dongkol.
"Jae noona" bisiknya yang kemudian mendapatkan tatapan isyarat dari Jaejoong dan akhirnya namja jangkung ini hanya menampilkan smirknya dan Jaejoong yang hanya memandang Yunho sebentar dan semakin bergelayut manja pada Changmin. Hankyung dan Siwon yang tau bagaiamana kelanjutannya langsung keluar mobil dan menghentikan ulah Yunho.
"Yack..! Keluar kau Jung Changmin" bentak Yunho dan berdiri tegap di depan audy putih yang terparkir manis di parkiran.
Yunho terus menggebrak mobil itu. Sementara Hankyung dan Siwon.
"Hentikan Yunho..!" lerai Hankyung dan Siwon dengan memegangi kedua tangan Yunho.
"Keluar kau BRENGSEK..!" bentaknya lagi
Changmin keluar, seiring pintu terbuka Yunho menyeret Changmin yang kemudian
BUGHH
Pukulan pun melayang -lagi- kearahnya. Sementara Jaejoong membelalakkan matanya dan langsung kelur mobil dan memisahkan kedua adik kakak ini. Hatinya terasa sakit saat ia melihat semua pertengkaran ini.
"HENTIKAAAN..!" teriaknya
"Aku mohoon hentikan hiks" yah, kini ia mulai terisak dengan semua yang dia lihat.
"Yunho-ah, jangan bersikap seperti anak kecil. Aku..hiks aku bukan kekasihmu lagi. Jadi... hiks, kau tak perlu marah jika aku dekat dengan siapa pun. Angkap ..hiks anggap aku..hiks tak ada dan kita tidak saling mengenal satu sama lain" jelas Jaejoong terisak yang kemudian langsung menggeret tangan Changmin masuk kedalam mobilnya dan berlalu pergi.
"ARGGG..! SIAL...!" teriaknya frustasi dengan menendang serta melayangkan tinjunya ke arah tembok perkiran di dekatnya. Hankyung dan Siwon tak betah dengan semua ini.
Sebulan ini pun ia tak bertemu dengan Jaejoong, Changmin pun tak pernah lagi jalan dengannya. Namja jangkung itu akhir-akhir ini juga selalu terlambat pulang. Dan Yunho masih sama dengan keadaan sebelumnya bahkan lebih buruk. Setelah kejadian itu, ia menjadi namja yang euhm, sedikit linglung. Bahkan berjalan pun harus sempoyongan, seakan hanya raganya saja, tanpa nyawa. Tatapan mata yang kosong. Makan pun ia tak bernafsu, otaknya di penuhi dengan kata-kata Jaejoong.
"Yunho-ah, jangan bersikap seperti anak kecil. Aku..hiks aku bukan kekasihmu lagi. Jadi... hiks, kau tak perlu marah jika aku dekat dengan siapa pun. Angkap ..hiks anggap aku..hiks tak adadan kita tidak saling mengenal satu sama lain"
Kalimat itu yang kini memenuhi otaknya, terlebih lagi Jaejoong berkata,
aku bukan kekasihmu lagi
anggap aku tak ada
kita tidak saling mengenal
Dan seketika namja berbadan atletis itu langsung mengamuk, memecahkan semua yang ada di sekitarnya, bahkan ia selalu memukul kaca di depannya hingga tangannya terluka. Disela-sela kegiatannya itu, seorang namja nampak memperhatikannya dengan tatapan sendu, sedih, seakan ingin menceritakan semuanya. Ia raih ponselnya dan mendial nomor yang seharusnya ia hubungi.
"Hyung.." sahutnya
"..."
"Tapi hyung, aku tak bisa membiarkannya"
"..."
"Ne, arraso"
Ditutupnya kembali ponsel itu dan meninggalkan tempat ia berdiri mengawasi orang yang disayanginya.
Always be happy with him
Won't ever get a different mind
Even smallest regret won't be left out ever
Please live well as if I should feel jealous
"Jika itu yang kau inginkan, aku akan mengabulkan seperti yang kau inginkan Joongie" gumam namja bermata musang itu.
Sementara di tempat lain, nampak yeoja berkulit putih mulus itu menyandarkan tubuhnya di tembok tempat tidurnya. Matanya memanas hingga cairan bening keluar begitu saja tanpa permisi. Membayangkan apa yang ia katakan pada Yunho tadi. Menyesal? Tidak. Karna ini yang terbaik untuknya -menurutnya-. Jika hati kecilnya ditanya, maka tentu ia akan menjawab menyesal, meski sedikit atau bahkan secuil.
"Yunnie-ah"
Setelah bergumam, kepalanya sangat pening, keringat dingin mulai keluar dan membasahi tubuhnya. Pandangannya mengabur yang semakin lama semakin tidak beraturan dan akhirnya menjadi gelap. Junsu yang mengetahuinya pun segera membawanya kerumah sakit. Ditelvonnya kekasihnya -Yoochun- untuk membantunya.
Mereka semua menunggu di depan ruang ICU. Junsu yang terus terisak dengan keadaan Jaejoong, bagaimana tidak. Jaejoong sudah seperti kakak kandungnya, bahkan ia sangat menyayanginya. Yoochun hanya bisa mengelus surai rambut Junsu dan mendekapnya dalam pelukannya.
"Bagaimana Jae noona?" tanya Changmin yang datang dengan setengah terengah dan di susul dengan Hanchul dan Sibum couple
"Dokter masih merawatnya dalam ruang ICU" sahut Yoochun
"Berdo'a saja agar Jae eonni baik-bak saja" tambah Kibum
"Ne"
Tak lama kemudian namja paruh baya keluar dari ruang ICU dengan memakai jas putih dan peralatan kedokteran yang dia kenakan.
"Bagaiamana keadaan Jae eonni?" tanya Junsu
"Apa dia baik-baik saja?" tambah Heechul dengan raut wajah yang tak kalah paniknya
"Apa penyakitnya semakin parah?" tambah Hankyung
"Jawab kami dok" sahut Siwon
Dokter itu serasa kebingungan menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh orang-orang yang panik sedari tadi.
"Miane.." namja paruh baya ini sengaja menggantungkan kalimatnya
"Maksut dokter apa?" tanya Junsu semakin panik
"Miane, keadaanya semakin parah satu-satunya hanya menjalankan operasi. Kami akan melakukannya setelah 1 minggu lagi. Namun perbandingannya 98% dan 2% saja" jawab dokter itu
TBC
Miane yah, FF gaje banget, trus kata-katanya lebai, akh ancur pokoknya, jeongmal miane reader /bungkuk 90drajat/ mentok ni otak, bingung harus ngarang gimana lagi /plaak/, cerita panjangdan membosankan
Diharapkan reviewnya yah ^^ *bow*
