Ne, Minna~ sebenarnya ini fic NS saya ke-2. Namun, dengan sangat terpaksa, aku buat acc lagi~ hehe... *aku gak pandai merajut sebuah kata-kata* Namun kuharap, para Senpai, Readers mau memberi saya masukan.. ^^
Dan maaf sekali yah jika fic ini hampir sama dengan buatan para senior2... karena pada dasarnya saya tak tau. Ini fic saya buat dari dasar hatiku yg terdalam dari yg terdalam(?) *Ini seperti cerita hidupku loh. Memang!
Karena memang 'hanyalah' Kunoichi satu ini, Haruno Sakura.. yang kepribadiannya, sangatlah~ Cocok 'denganku'.. di bandingkan yang lain. Dan hanyalah Shinobi satu ini, Uzumaki Naruto.. yang kepribadiannya sama 'dengannya'.. di bandingkan yang lain~
Dan hanya pairing satu inilah NaruSaku yang sangatlah COCOK! ^^a
Ookee, daripada ngomongnya tambah ngelantur, mending, langsung capcyuus aja yukk! :D
Happy Reading~
Rika'the'Titania
"Wuaah~ akhirnya selesai ju—"
Waaaaa?
Teganya~
Disclaimer: Masashi Kishimoto
By: Rika'the'Titania
Rated: T
Warning: Slight: SasuSaku, InoDei, OOC, jelek, abal, mungkin ada sedikit typo!
Summary: Cintaku ini 'cinta monyet' yah! / Waa.. 'monyet' bercintaa~ (?) / Siapa yang kau maksud 'monyet', hah! BAKAAAA! ...RnR?
Cinta Itu Rumit, yah?
"Wooy Ladiess, waiting for me!" aku berteriak lantang sambil berlari, mengejar para buronanku. Mereka adalah orang-orang yang sangat menyebalkan.
Cih, decakku dalam hati.
Huh haah~ Kira-kira begitulah nafas yang meluncur dari bibir sexyku ini, PD ya?
Dan itu semua gara-gara MEREKA! Mereka yang kejam padaku, mereka yang menghianati kepercayaanku, dan mereka telah meninggalkanku sendiri di.. Toilet! Padahal aku sudah mengatakan pada mereka 'Tunggu aku sebentar, ya?'.
"Cieeh.. kau ini Forehead mentang-mentang jago Bahasa Inggris ya sekarang?" kumendengar suaranya, suara yang tambah buatku kesal.
Jika kutau, mungkin otakku sudah mendidih di dalam lapisan pelindung tengkorak kepalaku ini. Namun sayang aku tak tau itu.
"Tch.. jangan berlaga 'sok' manis deh, Ino-Piiiig!" kataku dengan nada yang ketara sekali 'kesal'nya. Siapa yang tak kesal coba? Nama bagus-bagus, dia main seenaknya aja manggil.
Secara gitu ya, nama saya kan Haruno Sakura, bukan 'Forehead', yang bisa diartikan dalam Bahasa Inggris-pelajaran yang sangat kusuka dengan arti, 'Cherry Blossom in the Spring'. Bagus kan?
Daripada si Piggy, namaku jauh lebih 'Top-Markotop' darinya.
Yamanaka Ino, yang juga bisa di artikan sebagai 'Pig in the middle of the Montain'. Haha, emangnya enak!
"Heee... stop calling me 'Ino-Pig' again!" suaranya menyeruak menggetarkan gendang telingaku. Dasar PIG!
"And 'YOU' too... stop calling me 'Forehead' again! Are you understand?" aku pun tak mau kalah dari si Piggy tercinta. Di tambah pula, kuberikan dia satu hadiah yang indah... My the best Deathglared..
"Errrrrrhhhhhgggg..." semakin lama situasi di sini semakin HOT. Aku yang mudah marah pun, menatap sepasang iris Aquamarinenya tajam, dan mengepalkan kedua tanganku erat. Telah siap untuk meninjukannya pada si Piggy. Yee-
"CUKUP!"
HIEEK! Pekikku dalam ketegangan.
Aku yang menyadari karena sudah hapal dengan siapa empunya suara itu pun dengan gelapan, dan tanpa basa-basi lagi merangkul pundak Piggy. Dan kurasakan Piggy juga melakukan hal yang sama padaku.
Selalu!
"A-ahahahahaaaa... ki-kita baik-baik saja, kan Ino-chan?" suaraku terdengar sangat aneh. Mungkin karena tubuhku bergetar kali ya?
"I-iya. Kita tidak sedang ada masalah apapun, kan Sakura-chan?" kata Piggy juga tak kalah aneh dariku.
Huuuh~
"Kheh, kalian berdua ini, selalu saja. Dan kenapa kalian semua masih ada di sini juga? Bukankah kalian ada rapat Osis sekarang?" tanya seorang wanita yang berwajah muda cantik, berambut pirang panjang, serta dada yang, err..
Konon.. bisa membuat guru Bahasa Inonesia di sekolahku ini meneteskan begitu banyak cairan dari mulutnya loh.
Mesum!
"Ha-hai Tsunade-sensei. Di-di sini hanya ada sedikit pro-problem aja kok. Tak lebih juga tak kurang." kata Ino dengan sedikit terbata-bata dan tersenyum gaje yang memandang kedua iris Hazel Tsunade-sensei.
Dan bagaimana denganku saat ini? ..sama seperti yang dialami, My Lovely Piggy-=_="
"Hmm, yasudahlah. Cepat kalian menuju ruang Osis! Teman-teman kalian sudah menunggu di sana." perintah Tsunade-sensei dengan tegas dan berwibawa sebelum ia membalikkan badan menuju Headmaster's room, untuk 'berkencan' dengan sake-sake miliknya 'lagi'.
Kebiasaan Buruk!
"Fiuuuh.. dasar, kau sih.." aku menghembuskan napas lega.
"Hee, kok aku sih, Forehead?" mulai.
"Sudah cukup! Kalian mau apa, nanti dijadikan tumbal lagi oleh Tsunade-sensei, huh?" Temari-san menghentikan aksiku yang hampir saja menonjok muka Piggy!
"I-iya Sakura-chan, Ino-chan. Da-dan maaf te-telah meninggalkanmu tadi di toilet. Ki-kita sangat terburu-buru."
Pikiranku melayang entah kemana 'lagi' sesaat setelah mendengar kata-kata Temari-san-teman seangkatanku dan Piggy. Dan jugatanpa menjawab permohonan maaf dari Hinata-chan-teman seangkatanku juga.
Kejam!
Kemudian aku teringat satu hal, sepertinya memori 'insiden' beberapa hari yang lalu kembali memenuhi otakku. Kurasa Piggy juga sedang memikirkan 'insiden' itu saat ini.
*Flashback Mode: On*
Di tengah dinginya malam, saat semua orang sudah menikmati makan malam mereka dirumah. Ku di sini, berdiri dan bergetar. Aku merasakan peluh yang membanjiri tubuh mungilku, namun peluh itu bukan terasa panas, melainkan terasa dingin sampai menusuk tulangku.
Aku melirik ke lorong sebelah kananku. Kumelihat seorang gadis ada di sana. Kulitnya pucat, badannya juga bergetar, keringatnya pun bercucuran, seluruh badannya mengisyaratkan kekhawatiran yang sangat. Kuperjelas lagi, rambutnya pirang panjang ponytail. Kulihat tangan kanannya sedang bergerak seperti sedang mengerjakan sesuatu. Dan sebelumku mengalihkan pandangan ke arah lain, dia... Menatapku..
Kyaaah~
*Flasback Mode: Off*
HIIEEK... batinku menjerit.
Aku tak mau jikalau sampai aku mengalami hal 'terburuk' itu lagi, ituu!
Sebuah HUKUMAN dari sang Headmaster. Yang hukumannya membersihkan beberapa kamar mandi di sekolahku, di tambah lagi di lantai 3 sekolah besar ini. Dengan kerja yang tidak boleh bebarengan, dan kamar mandi yang dipisahkan oleh lorong sekolah yang lumayan panjang. Yang telah berhasil membuatku hampir.. MAMPUS!
Apalagi... sekolah ini, tepatnya pada lantai 3... terkenal sekali dengan ANGKERnya!
Dan sekarang aku sudah tak mau mencari masalah dengan kepala sekolah itu 'lagi'.
Uhh, masa cuma karena aku dan Piggy waktu itu ribut masalah 'cowok' aja, langsung datang hukuman yang tak setimpal itu. Dan aku tau betul, kalau Headmaster sekolah ini memanglah kejam, bukan kejam juga sih, tapi yang lebih tepatnya 'lagi' itu TEGAS. Guna menertibkan aturan juga sih ya. Karena murid di sini, sekolah yang sangat terkenal ini, terutama kaum Adam itu bandelnya... Super!
Namun entah mengapa, diriku sangat menyukai sekolah ini, Konoha High School.
..TITANIA..
Di sebuah ruangan yang lumayan luas ini, aku duduk tak tenang, tapi aku merasa senang di posisiku saat ini. Ku merasa jantungku 2x kali lebih cepat dari biasanya.
Sempat sekilas ku melirik orang di sebelah kiriku, dia sedang tak konsentrasi rupanya. Aku melihat ke arah yang sedang ditatapnya. Ternyata...
Ya, sekarang kita semua di sini berada di sebuah ruangan yang lumayan luas, sedang diadakan 'Konverensi Meja Bundar'. Dan tentu saja, begitulah posisi duduk aku dan juga mereka yang ada di sini. Betul kan?
Kyaaaaah~ Ku memperhatikannya.
"Begini..."
*Ino POV Mode: On*
Aku terduduk melamun di sini, di sebuah ruangan yang tak familiar bagiku. Pikiranku entah melayang kemana, namun ada satu orang di ruangan ini, yang buatku... ingin terus memperhatikannya~
Kyaaaahhh, batinku teriak histeris, setiap pikiranku hinggap padanya.
Entah sejak kapan kumengaguminya, ah bukan.. menyuakinya, kurang tepat... Me-mencintainya?
Aku shock sendiri mendengar kata hatiku bicara begitu. Namun, perasaan ini belumlah pasti. Aku masih ingin mengetahui dirinya lebih dalam lagi...
"Begini, apa kalian sudah mengenalku, un?" Katanya. Suaranya sangaaaatlah~ keren dan merdu di kedua telingaku, bagaikan 'Seruling Khrisna' yang indah untuk di dengar dan dihayati.
Dan tentu saja ku sudah mengenal Senpai yang selama ini kuperhatikan dan ku mata-matai. Sepertinya, aku terjerat dan akan semakin terjerat oleh pesonanya. Hihihihiii...
Sampai tak sengaja aku memejamkan kedua mataku, dan menyunggingkan sebuah senyum tanpa arti.
Sampai... Aku tak sadar dengan kenyataan ini, dunia seperti berputar begitu lamban. Membuat suara merdunya semakin menusuk hatiku. Dan semakin... jelas terdengar, dan kurasakan juga dia memanggil namaku?
Oh Kami-sama.. Batinku berharap, pasti..
"Ino-chan, un?" suaranya lama-kelamaan semakin dan semakin.. melas? Haa? Kenapa bisa? Ada apa dengan Deidara-senpai yang masuk pikiranku serta hatiku ini?
Apa Dei-senpai...
Tidaaaaaaaak~
"Ittai.." aku shock saat itu, dan aku menjerit keras dan melihat siapa pelaku 'kriminal' yang telah membogem kepalaku. Dan kurasa orang yang ada di ruangan ini pasti sedang melirik, bukan memelototiku.
Cih.. Forehead!
"Ne, kenapa kau menjitak kepalaku, Forehead?" kataku 'sinis' kepada musuh sekaligus sahabat paling kucintai namun menyebalkan yang pernah kumiliki.
"Ne, Ino. Apa kau tak merasa dari tadi, eh? Deidara-senpai memanggilmu berulang kali, namun tak ada tanggapan darimu!.."
DEG.. Perkataan Sakura membuat jantungku berdegup 10x lebih cepat dari biasanya dan kurasakan wajahku memanas. Aku pun tak tau apa yang dikatakan si Forehead itu lagi setelah ucapan terakhirnya. Karena pikiranku sudah melayang-layang, hatiku sudah berbunga-bunga.. dan di sana, hanya ada dirinya seorang..
Deidara-senpai.
Apa aku ini orang yang ke GR'an, yah?
*Ino POV Mode: Off*
"..kau mengerti, un?" katanya dengan nada yang cukup, malu~ Ufufufu..
"Hehehee.. Siapa tau aja kan?" kataku menggoda.
..TITANIA..
Ck, si Pig itu.. Udah dipanggil berulang-ulang, masih aja tetep ngelamun, Dasar..
"Ino-chaan~ Apa kau mendengarkanku? Ino-chaaan, un?" kupikir suara Dei-senpai terlalu lembut untuk membangunkan si Piggy dari lamunan konyolnya.
"Hooy Ino-chaaan~ Apa kau mendengarku, un?" kata Deidara-senpai yang sudah seberapa ribu kali membuat telingaku panas.
Tch, si Piggy juga masih belum sadar juga! Gilaa..
Kenapa sih, Dei-senpai tidak memukul Ino aja. Ck.. Aku melihat si Piggy yang berada di sampingku dengan tatapan kesal.
Coba aja kalau dia gak menyebabkan Dei-senpai jadi terus-terusan memanggil-manggil namanya, pasti 'kan sekarang aku masih bisa 'melihatnya' terus. Seseorang yang duduk berada di samping kanan Dei-senpai.
Oh Manisnyaaa...
Dan sekarang karena kesal, aku duduk dengan posisi tangan kanan menyangga kepalaku. Kuamati seluruh wajah si Piggy sialan itu dengan seksama.
Huft..
Tak mungkin 'kan kalau saat ini aku ingin melihatnya juga, pastinya dia juga akan melihat ke arahku, karena tempat duduk di ruangan Osis ini memang begini, sudah diatur. Aku selalu berhadapan dengan Dei-senpai, sedangkan Ino berhadapan dengan Sasuke-kun. Dan Sasuke-kun berada di sebelah kanan Dei-senpai dari arahku duduk.
Cape deh!
"Ino-chan, un?" nada suara Dei-senpai semakin lama semakin lembut? Tidak, dia khawatir, kupikir.
Aku sudah tak tahan melihat musuh sekaligus sahabat paling kucintai namun menyebalkan yang pernah kumiliki terus begitu.
Dan pada Akhirnyaaa...
BLEETAAK...
"Ittai.." jeritan yang berhasil membuat telinga saya 'koma'. Haha, aku tersenyum puas. :p
"Ne, kenapa kau menjitak kepalaku, Forehead?" katanya sinis menurutku. Tapi tak apalah, Piggy sih~
"Ne, Ino. Apa kau tak merasa dari tadi, eh? Deidara-senpai memanggilmu berulang kali, namun tak ada tanggapan darimu! Kau ini sedang memikirkan apa sih? Apa kau terlalu menikmati suara Dei-senpai, sehingga kau jadi melamun begitu, eh?" aku berkomentar panjang lebar, Cih namun sepertinya Ino tak menggubrisku. Peduli amat..
"Senpai, apa.." aku menyeringai ke arah Dei-senpai. "Hehee, Dei-senpai suka Ino yah?" tanyaku dengan wajah curiga ke Dei-senpai. Dan kulihat ada semburat berwarna sepadan dengan rambut pinkku yang bertengger manis di pipinya yang hanya terlihat setengah itu.
"Akyaaa, ngaku aja deh keliatan dari 'caranya', Dei-senpai kok. Aku yakin, pasti si Piggy ini akan menerimanya kok." kataku sambil cekikikan gaje.
Entah kenapa, semenjak aku tau kalau Ino suka Dei-senpai, aku tambah sering menggoda mereka. Sungguh mengasyikan, menurutku..
Dan ditambah lagi, Dei-senpai yang sangat berhati-hati sekali dengan Ino. Munkin Dei-senpai tak mau melukai perasaan Ino kali yah?
Mereka juga sering terlihat makan bersama di kantin, berangkat pulang sekolah bareng...
Tch Pig! Kau buatku envy..
"Hust jangan asal bicara! Dan jangan memukul orang sembarangan, kau mengerti, un?" katanya dengan nada yang cukup, malu~ Ufufufu..
"Hehehee.. Siapa tau aja kan?" kataku menggoda.
..TITANIA..
Semilirnya angin di sore hari, berhembus memasuki pori-pori. Beginilah terasa sejuk di hati. Namun tak untukku sore ini. Juga tak lupa,,
1, 2, 3, 4..., dan 5 Sakura berguguran, meliuk-liuk diterpa angin, ke sana kemari mencari kebebasan. Seperti halnya hatiku yang sedang berguguran, juga meliuk sakit di terpa kegelisahan, dan ingin mencari sebuah kegembiraan.
Hari semakin sore, maka jalanan pun semakin sepi. Para remaja KHS sudah pulang dari sekitar 4 jam yang lalu. Namun, diriku tak kunjung pulang untuk menikmati teh hangat dari Okaa-san dan makan siangku yang tertunda tadi. Lapar kurasa!
Aku masih duduk di sini, di sebuah taman yang banyak 'pepohon Sakura'. dengan ditemani kegalauan yang sangat menghujam hatiku.
*Flashback Mode: On*
Aku berjalan menelusuri koridor sekolah yang lumayan panjang. Sudah sepi memang, karena bel pulang sekolah sudah terdengar sekitar 2 jam yang lalu.
Aku belum bisa pulang dulu jika masalah Osis di sekolahku ini belum selesai, karena akulah yang bertanggung jawab untuk Classmeeting besok lusa.
Ck, menyebalkan.
Bukan hanya aku juga sih yang mengurus bagian 'tercapek' Classmeeting besok. Tapi yang buatku tambah kesal, kenapa aku tidak satu 'sesi' dengan Sasuke-kun, sih?
Helloo~
Fiuuh~ Aku menghembuskan napas berat, tak kuduga aku sudah hampir sampai menuju tangga lantai dua. Ketika kakiku hampir saja memijak di anak tangga pertama, aku mendengar suara tawa seorang gadis di dalam sebuah ruangan yang bertuliskan kelas XII B.
Awalnya kukira sudah tidak ada orang lagi di sekolah ini, eh tapi kenyataan berkata lain.
Aku berniat untuk mengintip seseorang yang ada di dalam ruangan itu tanpa menimbulkan suara. Aku hanya ingin memastikan, jika tidak ada sesuatu yang aneh di dalam sana.
Dan hampir saja aku mengintip dari arah pintu kelas yang sedikit terbuka ini. Namun, sebelum ku benar-benar melihat apa yang terjadi di sana..
"Hn, apa kau sudah 'puas'?"
Aku shock setengah mati. Aku benar-benar mengenal suara itu. Ya, suara seorang lelaki juga terngiang di dalam ruangan itu. Lelaki yang selama ini kuperhatikan, ku amati, ku kagumi, ku sukai, bahkan.. Ku Cintai?
Uchiha Sasuke.
Hatiku terasa teriris piso belati. Sakit sekali rasanya. Hampir saja aku tak kuat menahan gumpalan air mata yang sudah ada di sudut kelopak mataku.
Aku terdiam seribu bahasa. Aku tidak tau harus bagaimana lagi. Aku tetap mematung di depan pintu ini. Dan pada akhirnya aku memutuskan untuk berlari dan terus berlari menjauhi tempat itu,,
Dengan perasaan.. Kalutku.
*Flasback Mode: Off*
"Arrrghhhhh... Kenapa, kenapa ini semua harus terjadi padaku? Apa sih salahku?" aku berteriak frustasi di taman ini. hatiku benar-benar.. Sakit.
Aku tak tau harus berbuat apalagi. Kenapa, kenapa ini terjadi? Lelaki yang selama ini kuperhatikan, namun dia... Menyakitiku?
Oh Kami-sama..
Kucoba meneteskan luapan air mata yang masih terpendam di dalam, namun itu hanya sia-sia. Dan aku hanya bisa merutuki kebodohanku sendiri, di taman yang sepi ini.
Kenapa, kenapa aku bisa suka dengan 'orang' yang kuyakini dari awal tidak bisa membalas perasaanku.
Aku hanya menatap pohon Sakura yang ada di depanku dengan tatapan kosong. Entah pikiranku melaju kemana, namun.. Hati ini masih sangatlah, Pedih.
"Apa kau sedang galau, eh?" tiba-tiba datang suara yang sedikit tak ku kenal, namun juga sedikit familiar terngiang jelas di telingaku. Aku masih tidak menggubrisnya, diriku masih terjerat dalam kesedihan.
"Jika kau sedang sedih, makanlah ini." suara itu terdengar lagi. Dan sepertinya empunya suara sedang menyodorkan sesuatu di hadapanku.
Dan hanya untuk sekedar menghargai keperduliannya terhadapku, aku melirik benda yang disodorkannya di hadapanku.
Ramen?
"Haha, ini akan membuatmu terasa lebih baik." ku menatapnya, ingin tau siapa empunya suara itu. Ternyata..
"Naruto?"
Dia hanya melepaskan senyum ala lima jarinya. Aku bengong menatapnya. Jarang sekali dia, dia terlihat... Ahh.. Apasih Sakura!
"Ne, kau kenapa, Sakura-chan? Mukamu merah tuh! Kamu sakit yah?"
Terasa ada seseorang yang memegang jidat lebarku. Spontan saja mataku melirik ke atas, dan ternyata..
Naruto!
"Eeeh.. Ti-tidak pa-pa kok, Na-naruto. Aku baik-baik saja kok. Hehe." aku buru-buru menurunkan tangannya dari jidat lebarku. Tak kusangka, wajahku..
Glups..
"Ne, Sakura-chan. Kau mau ramen ini tidak?" suaranya mengagetkanku.
"Ta-tapi, itu kan punyamu, Naruto. Kau cuma punya satu, 'kan? Dan pasti kau berniat dari awal akan memakan ramen instan itu sendiri, 'kan. Jikalau.. kau tak bertemu aku di sini." aku memalingkan wajahku.
Tersirat pedih, saat ku mengingat kenapa aku bisa berada di taman ini.
"Ahahahaa.. Itu tidak masalah 'kok. Aku tidak tega kalau harus melihat gadis yang kelaparan saat ini-ttebayo." katanya terdengar mantab.
Eeeh, Kelaparan? Kenapa dia bisa tau?
"Haa? Ke-kelaparan? Ke-kenapa kau bisa tau, Naruto?" tanyaku dengan nada heran dan memandang sepasang iris Shappirenya.
Karena tak kusangka, dia seorang Namikaze Naruto bisa membaca pikiranku?
Apakah iya?
"Eeeh, benarkah? Kau beneran lapar yah, Sakura-chan. Jadi gak sia-sia dong aku menuju taman ini-ttebayo.. hehe.."
Cengo? Ya, itulah yang sekarang terjadi padaku. Kukira dia benar-benar bisa baca pikiranku.
Hadeeh~
"Ne.. kukira kau bisa baca pikiranku. Baka!.."
"Ittai.. Kenapa kau malah memukulku sih, Sakura-chan? Apa aku salah, ya? Terlihat kok, kalau dari wajah 'imutmu' itu kalau kau lapar." komentarnya panjang lebar setelahku melepaskan bogeman padanya.
Eeeh, Imut? Blush.
"A-apa yang kau ka-katakan barusan itu, Naruto?" aku memalingkan wajahku malu. Aku sudah tak sanggup menatap sepasang iris Shapphirenya dengan kondisi... Seperti ini!
"Eeehh.. A-aku.." kumendengarkan suaranya dengan masih memalingkan wajahku. Aku sudah hampir mati jantungan saat ini.
"A-aku.. Sa-sakura-chan. Se-sebenarnya.." aku mendengar nada suaranya masih tergagap. Aku benar-benar penasaran apa yang akan dia katakan selanjutnya.
Kuharap, kuharap Oh Kami-sama!
"Sa-sakura-chan, apa kau tidak marah ji-jika aku mengatakan se-secepat i-ini?"
Tidaaaak- =A=
Kujadi merasa hadirnya hawa tegang di tempat ini. Aaah, apa yang akan Naruto sampaikan padaku? Ke-kenapa jantungku berdegup sehebat ini! Batinku histeris.
"A-akuu..."
..TO BE CONTINUE..
Kayaknya nanggung yah nih fic~ terlalu cepet juga yah.. tapi, kubuat ini supaya para readers jadi penasaran~ xD
Kira-kira apa yah, yang mau Naruto sampaikan pada Sakura? Apakah, 'apa' ataukah, 'apa'?
Coba tebak yah! Hehe.. *Saya hanya pesan.. jangan senang dulu –laugh devil-
Dan jugaa...
Bingung gak sama fic NS saya? Atau merasa kurang 'sreg'? Nah, uneg2 para readers saat baca fic ini dituangkan lewat REVIEW aja yah! Wkwk xD *Flame, kritikan, saran, pendapat, pesan, pujian.. Saya tunggu loh~
Please, para Readers, Senpai... REVIEW yah? Saya akan sangat terharu sekali, jika para Readers or Senpai meriview fic saya.. ^^
REVIEW?
