Disclaimer:

Danball Senki series © Level-5

Warning:

The possibility of typo, OOC, and wrong genre.
Rated M (R17+) for taking bath together scene as mature content.

.

.


General (1)
(643 words)


Jin mencelupkan tubuhnya ke dalam bak berisi air hangat usai letih betaktivitas selama seharian. Berendam seperti ini membuat tubuh dan pikirannya terasa rileks, sehingga ia dapat beristirahat dengan nyenyak pada malamnya dan merasa kembali segar di keesokan paginya.

Saat sedang menikmati momen relaksasi tersebut, tiba-tiba saja sebuah benda asing menyembul dari balik permukaan air, membuat Jin yang sedang asyik berendam otomatis memasuki mode siaga. Sebuah tanda tanya besar yang sempat muncul dalam benaknya tiba-tiba lenyap begitu ia mengenali objek yang baru saja muncul dari dalam bak mandinya dan mengganggu kegiatan berendamnya.

Pasangan krimson milik Jin menatap lamat-lamat objek tersebut.

"―Mizel? Apa yang kau lakukan di sini?"

"...Berendam?" responnya datar.

"Iya, aku juga tahu soal itu. Tapi... kenapa kau bisa berendam di dalam air? Bagaimana kalau ada bagian mesinmu yang rusak?" Jin kembali bertanya, kali ini ia terdengar agak khawatir.

"Aku kedap air, kok." Jawab Mizel kalem.

Jin mengehela napas. "Baiklah. Lalu kenapa tiba-tiba saja kau muncul dari dalam bak mandi? Sejak kapan kau bisa ada di dalam sini?"

"Hmm.. pokoknya tidak lama sejak Jin masuk, aku sudah ada di sini, kok."

Jin terdiam.

"Lalu, kenapa kau tidak memberi tahu jika kau sedang menggunakan kamar mandinya? Padahal aku bisa menunggumu sampai selesai menggunaka―"

"―Soalnya aku ingin mandi sama-sama Jin."

(Deg.)

Meskipun Mizel hanyalah sebuah android yang tak ubahnya senilai benda mati, namun tetap saja kata-kata Mizel barusan membuat seorang Kaidou Jin merasa malu seketika. Tentu saja, setiap laki-laki di dunia ini pasti akan merasakan hal yang serupa jika mereka berendam bersama sosok yang mereka sukai.

"Ke...kenapa tiba-tiba kau berkata seperti itu, Mizel?" ucap Jin terbata seraya memalingkan wajahnya, berusaha untuk menenangkan pikirannya supaya ia tidak sampai memikirkan yang macam-macam terhadap tubuh polos milik android tersebut.

"Ng... soalnya kaa-san bilang berendam bersama seperti ini bisa merekatkan hubungan keluarga..." jelas Mizel polos, "Oleh karena itu, dengan berendam bersama seperti ini, hubunganku dan Jin juga bisa semakin erat."

Jin dapat memahami apa yang dimaksud oleh Mizel.

"Ya, aku mengerti maksudmu, Mizel. Tapi...err, masalahnya, kita ini kan... bukan keluarga, tapi lebih ke arah...err, yah, kau tahu sendiri, kan… jadi..."

Mizel hanya mengedipkan matanya, menunggu Jin selesai mengucapkan kalimatnya.

"...Jadi..kita tidak bisa begitu saja mandi bersama seperti ini, soalnya―"

"―Eh... kenapa? Biasanya aku dan Hiro juga suka mandi bersama, kok."

(Twitch.)

"Malah hampir setiap malam kami mandi bersama."

(Twitch. Twitch. Twich.)

(Kratak―)

"Jin? Apa Jin mendengar bunyi sesuatu?"

"Hm? Bunyi apa?"

"Seperti bunyi benda yang retak atau...semacamnya."

"Tidak, aku tidak mendengarnya sama sekali. Mungkin itu cuma perasaanmu saja."

"...Lantas kalau begitu...kenapa tiba-tiba wajah Jin jadi terlihat...agak... berbeda?"

"Ah, yang benar."

"Pokoknya kadang-kadang Jin berwajah seperti ini saat sedang bersama Hiro. Kalau Jin mau, aku bisa menampilkan gambar―"

"―Tidak, tidak perlu. Terima kasih banyak, Mizel." Potong Jin cepat. "Ngomong-ngomong, apa saja yang biasa kalian lakukan saat sedang mandi bersama?" tutur Jin dengan terdapat sedikit pelafalan nada yang berbeda pada dua kata terakhir yang ia ucapkan.

"Hmm.. biasanya kami mengobrol..."

"Lalu?"

"Kadang-kadang Hiro juga suka minta digosokkan punggungnya olehku."

"Brengsek..."

"Eh? Jin mengucapkan sesuatu?"

"Tidak, kok. Ehm..selain itu apa lagi?"

"Selain itu...hmm..tidak banyak sebetulnya... terkadang aku hanya mendengarkan cerita tentang kejadian yang hari itu baru saja Hiro alami, atau keluh kesahnya tentang sesuatu...atau mau tidak mau mendengarkan dongeng tentang Senshiman.."

"Apa ada lagi yang lainnya?"

"Ng.. kurasa tidak a... Oh, iya,"

Mizel menunjukkan mainan bebek yang ia bawa pada Jin.

(Kwek.)

"Bebek...?"

"Namanya Tuan Bebek. Aku selalu ditemani oleh Tuan Bebek setiap kali aku mandi..."

(Kwek. Kwek.)

Mizel membunyikan mainan karet berbentuk bebek tersebut sebanyak dua kali.

Jin menatap mainan bebek karet itu dengan pandangan intimidatif.

'Dasar bebek karet beruntung sialan.'

(Cuuur.)

Tiba-tiba saja bebek karet tersebut menyemprotkan sejumlah air ke wajah Jin.

(Cuuur. Cuuur.)

Rupanya itu adalah ulah perbuatan Mizel.

"Tuan Bebek juga bisa menyemprotkan air seperti ini..." gumam Mizel menjelaskan kelebihan lain yang dimiliki oleh Tuan Bebek.

"…."

Jin memutuskan untuk menenggelamkan seluruh kepalanya ke dalam bak mandi.

(Blup-blup-blup-blup…)


General (2)
(129 words)


"Pak, pesan kopinya satu. Tanpa gula dan krim, ya."

"Baik, Tuan."

(—Klonteng)

"Ah, Jin-san! Jin-san sudah sampai duluan, ternyata."

"Aku baru saja tiba di sini. Duduklah, Hiro."

"Aa, terima kasih!"

"Permisi. Ini kopinya, Tuan."

"Terima Kasih—Hiro, aku sudah memesankanmu secangkir kopi. Minumlah, aku yang traktir."

"Uwah, tidak usah repot-repot segala, Jin-san!"

"Tidak apa-apa. Anggap saja kita sudah menjadi saudara ipar."

"…Kalau begitu terima kasih banyak... Oh ya, Jin-san sendiri?"

"Aku masih kenyang."

"Hmm...begitu, ya―BUUUUUHH!"

"Ada apa, Hiro?"

"Ehm.. tidak apa-apa, Jin-san.. Hanya saja kopinya…. masih panas."

"Oh, begitu kah? Aku tidak tahu kalau kau punya lidah kucing, Hiro."

"Begitulah, hahahahahahaha."

"Kalau begitu minumlah saat suhunya sudah tidak panas lagi."

"Tentu saja, aku pasti akan menghabiskan kopi yang sudah Jin-san pesankan untukku ini."

"Aku senang kalau kau menyukainya, Hiro."


.

.

[Next: Drama]