Ini ff pertama author, jadi yaa.. mohon maaf kalau ada salah salah kata.

Disini BOY X BOY alias YAOI.

WARNING! YAOI STORY!

DON'T BASH IF YOU DON'T LIKE THIS STORY!

Rate:T+

Cast:

-Chanyeol

-Luhan

-Kyungsoo

-chandae(OC)

Selamat membaca!

Summary: Menikah di usia muda merupakan kesalahan terbesar luhan. Dengan sangat terpaksa ia harus melupakan orang yang disayangnya, Chanyeol. Sepertinya saat itu mereka terlalu buta, Chanyeol tiba tiba melamarnya, padahal mereka baru saja dekat sekitar 3 bulan. Chanyeol memang gila, dan Luhan pun dibuat gila juga olehnya.

"if he's better than me, it's okay, i'll let you go."

"Luhan, maafkan aku, kita tidak bisa bersama lagi."

Luhan terbelalak, jantungnya berdegup kencang.

'oh tuhan, apa sudah saatnya? Mengapa cepat sekali datang..perpisahan itu'

"kenapa chan? Apa alasannya?"

"kau berubah han, kita tak bisa bersama lagi. Maaf, sebelumnya aku sudah berpikir ini berulang ulang kali. Sekali lagi maaf-" Chanyeol menatap luhan lekat.

"dan terima kasih untuk semuanya." Chanyeol meninggalkan luhan di ruangan 3x4 yang berisi meja dengan bangku bangku kosong,loker,lemari, dan pernak pernik khas ruang kelas lainnya.

Luhan menatap punggung chanyeol yang sedang berjalan menjauh sambil menenteng tasnya dengan satu tangan.

"semudah itu kah yeol..kau mengakhirinya.." luhan menyenderkan badannya ke pintu kelas dan entah apa yang membuatnya menjadi lemas,seakan tidak ada tenaga sama sekali bahkan untuk menopang tubuhnya. Ia duduk memeluk lututnya erat. Matanya merah, menahan amarah.

'tenang luhan, kau ini laki laki. Setidaknya tahan ini sampai di rumah. Setelah itu kau boleh mengeluarkan semua amarahmu.' Ucapnya dalam hati.

Luhan bangkit dan beranjak pergi dari tempat 'menyedihkan' ini.

"eomma!" luhan berlari kearah dapur. Disana terdapat wanita yang terlihat lebih muda di usianya. Park Kyungsoo, ibunya Chanyeol terlihat sedang memotong buah di dapur. Apartemen ini adalah hadiah pernikahan dari ibunya Chanyeol sehingga baik keluarga Chanyeol, ataupun Luhan bebas untuk masuk ke apartemen ini.

"luhan hyung!"

Luhan menoleh ke arah balkon,dan melihat namja dengan berpakaian casual melambaikan tangan kearahnya.

"eoh, chandae-ya!" luhan menghampiri chanwoo ke balkon.

"hyung apa kabar?" Chandae memeluk luhan erat.

"ya ya ya apa apan ini? Hahaha aku baik baik saja. Kau tahu ? terkadang aku iri dengan tinggi badanmu itu ." luhan berjinjit dan mengacak ngacak rambut Chandae.

"hyung! Aish jinjja. Oh iya hari ini aku dan eomma beli banyak buah dan sayur untuk kalian. By the way, chanyeol hyung dimana?"

Luhan diam.

"aku belum tahu, tadi dia pulang lebih awal."

"ahh..kalau begi.."belum selesai Chandae bicara, kyungsoo memotong pembicaraan.

"luhan, eomma perlu bicara sebentar denganmu bisa?"

"ahh..ne eomma."

Peluh membasahi tubuh luhan. Eommanya kini menatap tajam luhan.

"Luhan jujur sama eomma, apa yang terjadi diantara kalian berdua?"

"mak..maksud eomma?"luhan terlihat gugup.

"hmm eomma mengetahuinya, masalah perceraian itu. Jangan ditutupi lagi luhan. Sudah cukup selama ini kamu bertahan sendirian."

"eomma..eomma..hari ini Chanyeol menjatuhkan talak lagi. Aku sudah lelah eomma. Cinta itu dimana dua orang memperjuangkan satu sama lain. Tapi jika hanya Luhan yang bertahan dan memperjuangkan, luhan rasa, itu bukan cinta eomma. Itu terpaksa. Luhan tidak suka keterpaksaan. Luhan mau bercerai saja." Pipi luhan mulai basah. Ia tidak bisa menahannya lagi, sudah cukup ia sakit hati selama ini saat mengetahui bahwa suaminya yang sekarang bukan suaminya yang dulu lagi. Ibu luhan merasa iba dan memeluk luhan erat.

"apapun yang terjadi, kamu masih anak eomma nak. Kamu masih muda, masa depanmu menunggu mu. Perjuanganmu tak akan sia sia nak, percaya sama eomma."

"eomma..semuanya berakhir eomma..mianhae..luhan tidak bisa mempertahankan hubungan ini.. mianhae eomma." Luhan terisak dan menangis di pelukan mertuanya itu.

'maafkan anakku Luhan. Maafkan..'

*flashback

"Luhan lebih baik kita akhiri saja semua ini."

"gila kamu yeol."

"aku bosan denganmu, kau tahukan kalau aku ini gampang sekali bosan hehehe." Chanyeol memamerkan deretan giginya dan tersenyum terlihat idiot tampan itu.

"aish.." wajah luhan memerah dan ia menangis. Luhan memang cengeng, dan chanyeol suka sekali menggoda luhan hingga luhan menangis.

"aku bosan kalau bagini begini saja hubungan kita luhan, harap kamu menegrti. Kali ini aku serius."

"aku mohon chanyeol jangan membuat keputusan disaat kamu marah ataupun bosan."

"aku serius luhan." Chanyeol menatap mata luhan.

"okay kalau itu mau mu chan.." luhan menunduk.

"kau ini! Dasar cengeng! Maksudku aku ingin lebih dari ini xi luhan!" Chanyeol memeluk Luhan erat.

"mak..maksudmu apa chan.."

Chanyeol tersenyum , ia mengeluarkan box kecil dari dalam saku jas sekolahnya.

"would you be my mr park?" chanyeol membuka box itu.

Luhan kaget, dimasa mudanya ia sudah dilamar oleh seseorang yang ia sayangi.

"yes.. i do!" luhan tersenyum setelah chanyeol memasangkan cincin itu kejari luhan.

Setelah itu, masa muda luhan berubah setelah ia menikah dengan Chanyeol. Ia harus melayani semua kebutuhan Chanyeol. Dimulai kebutuhan sekolah, rumah, hingga err..ranjang. Chanyeol suaminya yang pervert itu terkadang membuat Luhan kewalahan. Luhan dengan sabar mengurusi bayi besar itu. pergi ke sekolah berdua, ke kantin berdua, pulang diantar jemput Chanyeol, semuanya jadi terikat dengan adanya suaminya itu. Tapi saat itu, Luhan masih menganggapnya wajar, layaknya pengantin baru.

Seiring berjalannya waktu, keadaan mulai berubah. Chanyeol menjadi dingin, luhan sibuk dengan urusan sekolahnya. Saat pulang ke rumah, mereka langsung tertidur karena padatnya aktifitas di sekolah. Sekolah selama 16 jam adalah hal yang lumrah di Korea. Belum lagi sbentar lagi akan ada ujian Universitas, Luhan akan begadang semalaman untuk itu.

Begitu juga chanyeol, ia harus belajar , bekerja, dan mengantar jemput Luhan. Betapa lelahnya ia sampai sampai luhanlah yang terkena efeknya.

Tapi, disinilah mereka sekarang. Mereka harus berpisah demi masa depan mereka. Perceraian adalah jalan yang terbaik bagi mereka, keduanya belum siap untuk menghadapi tantangan berumah tangga.

*flash back off

Kini Luhan harus kembali beraktifitas seperti biasa tanpa Chanyeol. Awalnya memang sulit, dan luhan banyak menangis memikirkan Chanyeol. Tapi luhan juga berpikir logis, bila ia tidak berpisah, ia tidak bisa melewati ujiannya dengan maksimal. Luhan berusaha melupakan Chanyeol. Dia harus terbiasa melakukan semuanya tanpa Chanyeol sekarang.

"chanyeol..terima kasih untuk semuanya juga." Luhan menghirup udara malam kota Seoul dari atas balkonnya. Apartemennya dengan Chanyeol, menjadi miliknya. Ibu Chanyeol sendiri yang memberikannya pada Luhan. Luhan tersenyum dan masuk ke kemarnya meninggalkan gelas yang berisi ampas hot chocolate diatas meja.

Hoi hoi! Endingnya enak kaga ya? Maafkan author yang masih pemula ini

Reviewnya ditunggu!sebagai bahan acuan author biar bisa bikin ff yang lebih baik lagi! Oh iya

Jan jadi silent readers pliss.. ini Author buat susah susah, mohon apresiasinya ya!

Bagaimanakah kelanjutan cerita ini selanjutnya?

Bagi yang menunggu si jongeen nongol, ada di chap selanjutnya kok tenang aja! Hehehe mohon dukungannya yaa