My Deepest Feeling

Author : Shin Ayumi

Characters : Sasuke Uchiha, Sakura Haruno, Itachi Uchiha.

Genre : Family, Hurt/Comfort, Drama, Romance.

Rated : T

Disclaimer : Bukan punya saya. Tapi punya om Masashi Kishimoto.

Summary : Hanya inilah yang bisa kulakukan, berdiri di tengah kerumunan orang-orang berbahagia yang tengah menyaksikanmu berikrar janji untuk sehidup semati dengan seorang yang akan menjadi pendamping hidupmu.

Warning : Don't like don't read! AU, ada typo.


Suasana tenang dan damai menyelimuti atmosfer kediaman Uchiha sampai suara berdering yang berasal dari benda bernama telepon itu memecah keheningan kediaman ini.

Krrriiiiiinnggg… krrrriiinnggg…

"Halo, dengan kediaman Uchiha. Dengan siapa saya bicara?"

...

"Ahh… Mebuki-san.. Jadi bagaimana keputusannya?"

...

"Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Jadi kapan kalian akan kesini?"

...

"Minggu depan? Iya, aku mengerti."

"Pastikan dia juga datang yaa, aku ingin bertemu dengan calon menantuku yang cantik itu. Hehe.."

"Oke, sampai jumpa."

"Mikoto, dengan siapa kau bicara tadi?" Tanya sang suami Fugaku.

"Dengan keluarga Haruno, katanya besok mereka akan berkunjung ke rumah kita."

"Oh, kalau begitu kita harus siap-siap besok. Lalu dimana Itachi dan Sasuke?"

"Tadi katanya mereka sedang pergi."

"Pergi kemana?"

"Sasuke pergi jalan-jalan dan Itachi menemaninya."

"Oh… Kita bicarakan hal ini kalau mereka sudah pulang nanti."

Sementara itu di tempat lain terlihat dua orang lelaki tampan, keduanya memiliki mata onyx yang sama, warna rambut yang sama-sama di dominasi warna gelap sedang duduk santai di bawah pohon yang teduh sesekali mereka terlibat percakapan.

"Sasuke?"

"Hn?"

"Tadi bagaimana sekolahmu?"

"Biasa saja."

"Hmm… Apa benar biasa saja?"

"Hn."

"Apa disana tidak ada yang menarik perhatianmu?"

"Tidak ada."

"Ah kau ini! Tidak seru ah!"

"Cih, baka aniki." Kata Sasuke mendelikkan matanya ke arah sang kakak sambil melipat kedua tangannya.

Itachi sang kakak melihat kelakuan menggemaskan dari Sasuke, meskipun adiknya sudah berumur 17 tahun tapi tetap saja bagi Itachi, Sasuke adalah adik kecilnya yang lucu dan menggemaskan walaupun Sasuke selalu bersikap dingin dan menyebalkan. Tak tahan melihat kelakuan sang adik, Itachi menaruh tangannya di atas kepala adiknya lalu mengacak acak rambut adiknya itu.

"Argh! Kau ini apa-apaan sih?"

"Kau lucu sekali, Otouto."

"Hmph.." kata Sasuke sambil membuang muka namun tetap saja bisa membuat Itachi menahan tawanya.

.

.

"Sasuke?"

"Apa lagi?" kata Sasuke dengan nada ketus.

"Aku ingin bertanya sesuatu."

"Apa?"

"Apa kau cemburu jika aku menikah dengan Sakura nanti?"

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Karena… Ini sudah 2 tahun aku berpacaran dengannya dan aku hanya ingin tau apa jawabanmu lagipula tidak mungkin kan aku dan Sakura berpacaran selamanya. Suatu hari nanti kami pasti akan menikah."

Pertanyaan Itachi tadi sukses membuat si bungsu Uchiha itu diam tak berkutik, dia ingin menjawab tetapi lidahnya terasa kelu lalu Sasuke melamun untuk beberapa saat. Ditengah lamunannya, Sasuke membayangkan hal yang berhubungan dengan pertanyaan Itachi tadi.

Kakaknya? Menikah dengan Sakura? 'Gadis' masa lalunya?

Flashback (2 tahun yang lalu)

.

.

Sesosok gadis bersurai pink tengah memperhatikan pemuda tampan berambut raven dari kejauhan, namun yang sedang diperhatikan tidak menyadarinya. Sakura, nama gadis pink itu mengigit bibir kecilnya sambil melangkahkan kakinya memberanikan diri menghampiri pemuda tampan berambut raven itu.

"A-ano… Sasuke-kun."

"Hn?"

"Bisa kita bicara sebentar?"

"Ada apa?"

"Ta-tapi jangan disini, kita bicara di tempat lain saja."

"Baiklah."

Sasuke mengerti bahwa Sakura ingin mengatakan sesuatu, jadi Sasuke membawanya ke tempat sepi yaitu di atap bangunan sekolah.

"Lalu apa yang mau kau katakan?"

"Eng.. Sudah sekian lama aku memperhatikanmu, sekian lama juga aku menaruh perhatianku padamu meskipun kau tidak menyadarinya selama ini, jadi kupikir aku memberanikan diri untuk mengatakannya secara langsung kalau aku… a-aku.. Aku menyukaimu! Sasuke-kun, suki dayo!"

(End of flashback)

.

.

.

"Hei Sasuke?" kata Itachi menepuk pundak Sasuke sehingga memecah lamunannya.

"Ah.. iya?"

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi."

Sasuke berusaha untuk tetap tegar menjawab pertanyaan kakaknya tadi.

Sakit…

Itulah yang dia rasakan…

Kenapa dada nya terasa sakit? Apa Sasuke cemburu? Tidak mungkin! Sasuke sudah mencoba membuang perasaan itu jauh-jauh. Awalnya dia pikir Itachi hanya akan berpacaran dengan Sakura, tetapi ternyata ceritanya menjadi lain.

Menikah?

Apa Itachi sungguh-sungguh?

Apakah Itachi benar-benar mencintai Sakura sampai-sampai Itachi sudah merasa siap untuk meminang si gadis pink yang pernah mengisi masa lalunya itu.

"Aku tidak cemburu."

"Benarkah? Lalu… jika suatu hari nanti pernikahanku dengan Sakura dilaksanakan kemudian aku berumah tangga dengannya.. apakah kau akan membenciku?"

"Tidak. Itu hak mu, terserah kau mau menikah dengan siapa. Dia hanya masa laluku."

"Arigatou nee, Sasuke."

Sasuke tidak membalas, Itachi melihat ekspresi adiknya yang datar dan kosong. Merasa tidak enak, akhirnya Itachi mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya, besok kan hari minggu bagaimana kalau kita main ke taman hiburan yang baru dibuka di pusat kota Konoha itu?" Tanya Itachi.

"Hah? Kau ini kan sudah dewasa masa masih suka bermain ke tempat permainan anak kecil itu."

"Ayolah Otouto~.."

"Tidak mau, kenapa kau tidak pergi dengan teman-temanmu saja? Masih ada Kisame, Yahiko, Deidara, dan Konan kan?"

"Tidak ah, aku kan ingin menghabiskan waktuku dengan adik kesayanganku ini~.. Lagipula akhir-akhir ini kau selalu sibuk dengan kegiatan sekolah kan? Sesekali pergilah main untuk menyegarkan pikiran." Kata Itachi merangkul Sasuke.

"Hh~.. Ya baiklah."

"Okay. Wah sudah sore, sebaiknya kita segera pulang."

Lalu mereka berdua pun pulang bersama.

.

.

.

"Tadaima~"

"Okaerinasai."

"Itachi, Sasuke. Kalian dari mana saja?"

"Tadi kami dari taman konoha."

"Oh… Kalian berdua mandi dulu sana, sesudah itu kita makan malam. Oh iya sekalian ada yang ingin ayah dan ibu bicarakan."

Itachi dan Sasuke pun keluar dari kamarnya masing-masing, mereka menuju ruang makan.

"Aku sudah selesai, terimakasih makanannya. Masakan Kaa-san enak sekali!" kata Itachi.

"Haha.. kau ini bisa saja. Oh iya, ayo kita ke ruang keluarga ada yang ingin ibu bicarakan."

.

.

"Jadi.. apa yang ingin kalian bicarakan?" Tanya Itachi penasaran.

"Tadi siang, ibu Sakura menelepon katanya minggu depan mereka akan datang ke rumah kita untuk membicarakan tentang kelanjutan hubunganmu dengan Sakura."

Sasuke yang awalnya duduk disamping kakaknya dengan tatapan malas dan tidak perduli, tiba-tiba merasa tercekat dengan tatapan yang sedikit membelalak. Tetapi sang bungsu Uchiha tetap mencoba menjaga tingkah lakunya.

"A-apa?! Benarkah itu, Kaa-san?"

"Tentu saja, mana mungkin Kaa-san bohong."

"Aku merasa ini… terlalu cepat."

"Terlalu cepat bagaimana? Bukankah kau dan Sakura sudah berpacaran 2 tahun? Tou-san rasa itu waktu yang cukup lama."

Setelah mendengar itu Sasuke yang langsung melenggang pergi.

"Sasuke, kau mau kemana?" Tanya Fugaku.

"Mau ke kamar."

'Sasuke…' kata Itachi dalam hati.

Sasuke POV

Kaa-san mengumpulkan kami di ruang keluarga, katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Setelah kami semua makan malam, lalu kami pun menuju ruang keluarga. Aku melangkahkan kaki ku dengan malas mengikuti Itachi.

Aku duduk dengan posisi punggung bungkuk dengan tatapan sayu, pertanda bahwa aku sedang malas untuk melakukan apapun.

Tapi….

Sampai suatu ketika…

Aku mendengar sebuah kalimat yang sukses membuatku seperti tersengat listrik.

"Ibu Sakura menelepon katanya minggu depan mereka akan datang ke rumah kita untuk membicarakan tentang kelanjutan hubunganmu dengan Sakura."

Keluarga Sakura akan datang kesini? Aku yakin sekali mereka pasti akan bertanya kapan Itachi menikahi Sakura.

Kenapa?

Kenapa dadaku terasa sakit lagi?

Kenapa aku merasa seperti…

Tidak rela?

Perasaanku tidak karuan, aku pun memutuskan untuk pergi.

Aku pergi ke kamarku, tempat dimana aku bisa diam tidak melakukan apapun sepuasnya. Untuk saat ini aku hanya ingin sendiri.

End of Sasuke's POV

.

.

.

Selama hampir 1 jam Sasuke hanya diam saja, duduk di sisi ranjang tidurnya tidak melakukan apapun, dia hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Dia bergumam…

"Cih! Bodoh!"

Kemudian Sasuke berdalih berdiri, mengambil sesuatu yang tersimpan di bawah kolong ranjang tidurnya. Tangannya berusaha meraih benda itu.

Dapat.

Sebuah buku diary yang menjadi teman curhat Sasuke selama beberapa tahun belakangan ini berada di genggaman tangannya. Sasuke mengambil sebuah pulpen dan sebuah kunci kecil untuk membuka buku diary nya. Sasuke lebih suka menulis tentang apapun yang dilaluinya daripada menceritakannya ke orang lain. Meskipun Sasuke memiliki sahabat bernama Naruto, dia masih suka berhati-hati dalam menceritakan apapun. Sifat introvert dari si bungsu Uchiha ini memang tidak bisa dihilangkan.

.

.

12 Mei 2015

Ayah dan Ibu mengajak kami untuk membicarakan sesuatu yang penting.

Ternyata dugaanku benar, pasti ada hubungannya dengan Itachi dan Sakura. Kenapa aku merasa sakit tiap kali mendengar nama itu? Kenapa aku merasa kesal dan marah?

Lucu sekali…

Kenapa juga aku harus merasa seperti ini? Aku tidak berhak begini. Aku ingin membunuh perasaan ini, kalau bisa aku akan meminta kepada Kami-sama untuk menghapuskan perasaanku dan ingatanku atau aku ingin bisa melihat semua memori yang ada dipikiranku kemudian akan kupilih mana memori yang harus tetap ada dan mana yang harus dihilangkan. Perasaanku yang berkecamuk membuatku berpikir yang bukan-bukan.

Aku yakin sekali, keluarga Sakura akan datang kesini sekaligus membicarakan pernikahan Itachi dan Sakura.

Dan mungkin…

Suatu hari…

Jika hari itu benar-benar terjadi…

Aku…

Hanya bisa diam mendengar suka cita kedua belah pihak sambil menahan perasaan yang bergejolak di dalam diriku ini. Orang yang masih kucintai berdiri disamping seseorang yang akan menjadi pendamping hidupnya. Dan itu bukan aku…


To be continued