Title : Love Me Right

Cast : Lee Taeyong, Jung Jaehyun and others.

Pairing : JaeYong.

Genre : Romance, Fluffy (?)

Rate : T

Length : One Shot.

WARNING! : OOC! YAOI. TYPO. DLDR.

.

.

.

**LMR**

.

.

.

"APA?!"

Seluruh murid NCT Senior High School langsung memusatkan pandangan mereka pada satu titik dimana seorang namja tampan nan manis sedang berdiri dengan kakunya di depan kedua pangeran sekolah.

"Haish, suaramu membuat polusi suara. Bagaimana penawaranku?"

Sosok yang berteriak itu masih memandang namja tampan di depannya dengan pandangan aneh.

"Kau.. pasti bercanda."

"Hahahaha. Yuta-ya, kau dengar? Si cantik ini bilang aku sedang bercanda, yang benar saja. Sejak kapan seorang Jung Jaehyun pernah bercanda?" Tanya namja itu yang ternyata bernama Jung Jaehyun di temani dengan sahabatnya, Nakamoto Yuta.

"Ta..Tapi kan kau atlet kebanggan sekolah Jaehyun, itu tidak adil!" Protes namja mungil itu.

Jaehyun tetap terlihat tidak peduli dan menatap intens wajah cantik di depannya. "Pertandingannya tiga hari lagi Taeyong hyung, dan jika aku menang maka kau... akan menjadi milikku." Setelah mengucapkan itu Jaehyun langsung melengos pergi di ikuti dengan tawanya yang menggelegar.

Lee Taeyong, namja itu hanya bisa menatap kepergian Jaehyun dengan wajah kesalnya yang justru terlihat imut di mata Yuta.

Puk~

Taeyong menoleh ke arah Yuta yang menepuk punggungnya. "Tae-"

"Yuta-ya, dia bercanda kan? Iya kan? Jung Jaehyun pasti hanya bercanda." Ucap Taeyong seraya menenangkan dirinya sendiri.

Yuta menghela nafas. "Kau tahu sendiri Jaehyun itu orangnya sangat serius. Lagipula sampai saat ini aku juga masih bingung kenapa kau selalu menolak Jaehyun selama dua tahun ini. Bukannya dia tampan?" Tanya Yuta bingung.

'Itu semua karenamu Yuta bodoh!'

Yuta mengusap rambut Taeyong lembut. "Berdoa saja semoga kau beruntung."

"Yeah, beruntung." Tanggap Taeyong sambil memutar bolamatanya malas.

.

.

**LMR**

.

.

Taeyong berjalan mengendap-ngendap menuju lapangan indoor sekolahnya sambil melihat ke depan-belakang, kanan-kiri untuk memastikan tidak ada seseorang yang melihatnya. Lagipula ini sudah lewat jauh sekali dari jam pulang sekolah jadi rasanya mustahil jika masih ada murid yang berkeliaran. Lalu kenapa Taeyong bisa ada disini?

Jawabannya adalah Lee Taeyongingin melihat team basket sekolah latihan!

Taeyong membuka pintu lapangan dan ia langsung di suguhkan pemandangan orang-orang yang sedang berusaha merebut bola orange itu.

"Ya! Oper!"

Itu suara Jaehyun dan Taeyong tahu. Orang gila macam apa yang membuat taruhan seperti ini? Ini sama saja seperti buntung bagi Taeyong. Jaehyun itu kapten basket sekolahnya, olahraga yang di kuasainya atau bahkan sangat di kuasainya terlebih Taeyong mendengar kabar jika sekolah yang menantang mereka tidak begitu jago dibandingkan dengan sekolahnya yang memiliki beberapa ace seperti Jaehyun, Johnny, dan Ten.

"Yuta!"

Fokus Taeyong teralihkan menjadi memandangi Yuta yang sedang menerima operan dari Jaehyun.

"Kenapa bukan kau saja yang menyukaiku Yuta-ya? Kenapa harus Jung Jaehyun?" Tanya Taeyong entah pada siapa.

Yah selama ini hanya Taeyong dan Tuhan yang tahu jika ia menyukai Yuta. Sebenarnya Taeyong sendiri juga masih bimbang antara menyukai dan mengagumi tapi ia terlalu malas untuk ambil pusing dan memantapkan hatinya untuk menyukai Yuta.

Seperti yang sudah di bilang Yuta tadi, Jaehyun sudah mengejarnya selama dua tahun dan bukan satu atau dua kali Taeyong menolak Jaehyun secara keras tapi tetap saja Jaehyun keras kepala dan terus mengejarnya.

Taeyong menutup pintu itu dengan perlahan tanpa tahu seseorang melihatnya tadi dengan senyum yang tidak lepas dari wajah tampannya.

.

.

**LMR**

.

.

Taeyong mengerang, merasa terusik dengan pekikan pada gadis di kelasnya yang sungguh mengganggu tidur siangnya. Hell! Ini sangat langka ketika seorang guru tidak mengajar di kelasnya dan tidur siangnya dibuat kacau oleh teriakan para gadis.

"Kau dengar? Jaehyun terjatuh saat latihan!"

Taeyong yang tadinya ingin menidurkan kepalanya lagi langsung memasang telinga.

"Ya! Aku juga mendengarnya! Katanya kakinya terkilir. Astaga, bagaimana dengan pertandingan dua hari lagi? Apa ia bisa bertanding?"

Taeyong mengigit bibirnya, tanpa sadar ia merasa cemas dengan keadaan Jaehyun. Dengan tanpa di perintah oleh otaknya ia beranjak berdiri dan kakinya melangkah menuju ruang kesehatan di sekolahnya.

Taeyong mengintip melalui jendela dan ia bisa melihat kaki kiri Jaehyun di balut oleh perban dengan Yuta yang berdiri di hadapannya. Mereka terlihat mengobrol dan Taeyong tidak bisa mendengar apa obrolan mereka. Tidak berapa lama Yuta keluar dari ruang kesehatan dan terkejut saat mendapati Taeyong berada di luar.

"Tae?"

Taeyong terlonjak kaget sambil memegang dadanya. "Yuta?"

"Sedang apa kau disini?" Tanya Yuta.

"Eh? Itu err aku.. aku mau.. emm.. ah mengambil obat sakit kepala. Ya obat sakit kepala." Jawab Taeyong di sertai dengan senyuman kakunya.

Yuta menaikan sebelah alisnya, merasa lucu dengan tingkah Taeyong.

"Jaehyun baik-baik saja, ia tidak terkilir terlalu parah." Ucap Yuta.

"Ke..Kenapa kau memberitahukannya padaku?"

Yuta tertawa. "Bukannya kau mau tahu bagaimana keadaan Jaehyun?"

"A..Apa? Aku tidak.." Bantah Taeyong.

"Masuklah, kurasa Jaehyun akan senang ketika kau masuk. Aku masih ada latihan."

Yuta segera meninggalkan Taeyong dan Taeyong langsung membuka pintu ruang kesehatan dimana Jaehyun langsung memandanginya.

"Taeyong hyung?" Jaehyun berucap dengan wajah sumringanya. "Ada apa datang kesini? Kau sakit?"

"A..Aku hanya ingin mengambil obat sakit kepala."

"Kepalamu sakit? Kau kurang tidur atau bagaimana? Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Jaehyun dengan nada dan raut wajah khawatir dan itu membuat hati dan pipi Taeyong terasa menghangat.

Taeyong berjalan mendekat ke arah Jaehyun dan duduk di sisi ranjang.

"Kakimu.. tidak apa-apa?"

Jaehyun menghembuskan nafasnya kencang. "Seharusnya aku lebih berhati-hati. Aku terlalu bersemangat latihan dan.." Jaehyun memandang lekat Taeyong dimana jantung Taeyong langsung merespon gila-gilaan. "Aku terlalu bersemangat untuk membuatmu menjadi milikku."

DEG!

DEG!

DEG!

'Jantung sialaaann.' Rutuk Taeyong dalam hati.

Suasana canggung itu bertahan cukup lama. Mereka masih bertatapan dengan intens. Taeyong bahkan diam-diam menelan ludahnya dengan susah payah. Ia baru kali ini memperhatikan Jaehyun sedetail ini. Mata Jaehyun yang indah, hidungnya yang mancung, bibirnya yang penuh, rahangnya yang tegas, dan.. astaga, Taeyong bahkan tidak tahu jika Jaehyun akan terlihat segagah ini dengan pakaian basket miliknya.

Taeyong langsung mengalihkan pandangannya dengan gugup dan ia tidak mau melihat Jaehyun lagi. "Ku..kurasa aku harus kembali ke kelas dulu Jaehyun."

Sret~

Tubuh Taeyong langsung menegang saat tangannya di tahan oleh tangan lebar dan hangat milik Jaehyun. Taeyong membalikan tubuhnya enggan.

"Ada apa?"

Tanpa kata Jaehyun bergerak maju dengan tangan masih memegang tangan Taeyong dan secepat kilat Jaehyun mengecup bibir Taeyong yang sedikit terbuka.

DEG!

DEG!

DEG!

Taeyong langsung mematung di tempat, matanya membelalak, tubuhnya kaku tidak bisa di gerakan sementara Jaehyun hanya memandangnya dengan tatapan geli dan gemas.

"Meskipun kakiku terkilir dan itu akan menghambat permainanku lusa tapi aku akan tetap berusaha untuk menang dan.. membuatmu menjadi milikku hyung." Ucap Jaehyun dengan suara beratnya.

Dan Taeyong bahkan sudah tidak punya tenaga untuk sekedar menampar atau mendorong Jaehyun disaat Jaehyun mencium bibirnya.. lagi.

.

.

**LMR**

.

.

"Ouh!" Taeyong menghentakakkan kakinya kesal di jalan dan menggerakan tubuhnya acak sambil meremas rambut putih yang menutupi dahi.

"Apa-apaan dia?!"

Otak Taeyong memflash-back kejadian saat di ruang kesehatan tadi. Dimana bibir Jaehyun menempel di bibirnya terlebih ciuman yang terakhir di lakukan cukup lama dan Jaehyun sempat menghisap bibirnya dan bodohnya ia tidak menolak sama sekali.

"Astagaa!" Taeyong berteriak histeris sampai beberapa pejalan kaki menatapnya dengan pandangan aneh.

Taeyong menepuk-nepuk kencang pipinya yang terasa panas dan memukul-mukul dada sebelah kirinya dimana terdapat jantung yang berdetak dengan kerasnya.

"Aish Jung Jaehyun sialan!" Rutuk Baekhyun.

.

.

**LMR**

.

.

Taeyong memandang jam tangan Rolex yang berada di pergelangan tangan kirinya. Well, ia sedikit terlambat, hanya sedikit. Taeyong merasa ini terlalu berlebihan sungguh. Sekolahnya diliburkan hanya untuk pertandingan persahabatan yang akan berjalan tidak lebih dari dua jam dan menyewa lapangan khusus untuk kedua sekolah yang terbilang banyak muridnya.

Taeyong mengecek penampilannya sekali lagi di depan cermin, merasa sudah puas dengan penampilannya ia kembali melihat jam tangannya.

"Kali ini aku bukan sedikit terlambaat!"

Dan setelah itu terdengar suara mobil yang segera menuju tempat dilaksanakannya lomba.

.

.

**LMR**

.

.

Taeyong berlarian memasuki arena lapangan, ia terlambat dua puluh menit dan parahnya bangku yang tersisa hanya berada di bagian agak ke atas dimana Taeyong yakin ia akan samar-samar melihat pertandingan itu. Jadi Taeyong memutuskan untuk menonton di bawah dengan berdiri saja. Matanya tanpa sadar mencari keberadaan Jaehyun dan Taeyong mendapatkan Jaehyun sedang mendribble bola sambil berlari. Taeyong langsung menyerukan nama Jaehyun dan memberi semangat. Sadar dengan tingkah lakunya yang memalukan ia langsung berdeham dengan canggung dan menonton dengan gaya cool yang di buat-buat.

Pertandingan sudah ingin memasuki babak kedua dimana sekolahnya masih unggul belasan poin. Taeyong melihat Jaehyun yang sedang meneguk minuman secara brutal dan itu terlihat sangat.. err seksi di mata Taeyong. Taeyong juga bisa melihat Jaehyun sedang mengedarkan pandangannya dan tampak mencari seseorang di tempat duduk anak kelas XII dan sepertinya raut wajah Jaehyun sedikit terlihat muram saat objek yang di carinya tidak terlihat.

"Apa dia mencariku?" Tanya Taeyong.

Babak kedua sudah di mulai, Jaehyun melakukan lemparan pertama, sesudah itu ia langsung berlari ke depan.

"Ten!"

Ten yang mendengar teriakan Jaehyun langsung mengoper bola pada Jaehyun namun sepertinya ada pemain lawan yang menjadi bayang-bayang Jaehyun. Pemain dengan nomor punggung 8 dengan gerakan yang tidak ketara menyengkat kaki Jaehyun sehingga membuat Jaehyun terjatuh dan bola berhasil di rebut lawan.

Taeyong menatap khawatir Jaehyun ketika ia mengingat akan kaki Jaehyun yang terkilir. Jaehyun terlihat susah untuk bangun namun ia masih bisa berdiri dengan tegak dan mulai berlari kembali.

Waktu tinggal tersisa lima menit, kedua sekolah itu terus mencetak angka dan saling berlomba-lomba untuk saling mendahului. Sekolahnya beberapa kali kecolongan angka dan tim sekolahnya terus berusaha untuk mencetak angka.

Permainan telah selesai dengan kemenangan berada di tangan NCT SHS. Taeyong tanpa sadar memekik girang dan melompat-lompat dengan brutal sangat jauh berbeda dengan tingkah lakunya yang biasa.

"Menang! Menang! Mena-" Taeyong yang sedang asik melompat tiba-tiba langsung terdiam dengan wajah yang nyaris pucat dan jantung yang berdetak gila-gilaan. "Oh Tuhan! Kenapa aku baru mengingatnya?! Sekolahku menang berarti.. Jaehyun.. aku.." Taeyong terdiam dengan raut wajah shock. Ia tidak siap sungguh!

Taeyong segera mengedarkan pandangannya mencari Jaehyun namun ia tidak menemukan Jaehyun dimanapun sampai tiba-tiba ada lengan kekar yang memeluk dada dan pinggangnya.

DEG!

"Mencariku hyung?"

Brrrrr...

Tubuh Taeyong langsung merinding mendegar suara Jaehyun terlebih itu di ucapkan tepat di samping telinganya

"Jae..Jae..Hyun?"

Pelukannya pada dada dan pinggang Taeyong semakin erat dan Jaehyun menelusukan kepalanya ke ceruk leher Taeyong.

"Ini aku hyung."

Mereka berdua berdiam selama beberapa menit, tidak ada yang ingin membuka percakapan. Mereka berdua menikmati momen itu. Taeyong dapat merasakan bagaimana jantung Jaehyun yang berdetak dengan keras di punggungnya dan dekapan Jaehyun yang terasa begitu hangat, nyaman, dan tepat.

"Aku menang." Ucap Jaehyun lagi persis di telinga Taeyong.

"Ja..Jadi?" Tanya Taeyong gugup.

"Kau mulai sekarang dan selamanya milikku Lee Taeyong."

Taeyong tanpa sadar tersenyum, jika mungkin keadaan seperti ini terjadi dulu-dulu ia pasti akan menolak dengar keras atau bahkan memukul Jaehyun dan beranjak meninggalkan Jaehyun tapi untuk kali ini Taeyong sama sekali tidak mempunyai keinginan seperti itu. Taeyong menempatkan tangannya di atas tangan Jaehyun yang berada di dadanya dan pinggangnya.

"Aku milikmu." Balas Taeyong.

Taeyong bisa merasakan Jaehyun tersenyum di belakangnya meski ia tidak melihat Jaehyun sekarang. Taeyong menunduk untuk melihat tangannya yang berada di atas tangan Jaehyun lalu menyerit bingung. Hey, sejak kapan ia memakai cincin yang rasanya sangat tidak familiar?

"Kau suka hyung?" Tanya Jaehyun.

Taeyong menyerit lalu melepaskan pelukan Jaehyun lalu membalikan badannya sehingga mereka sekarang berhadapan.

"Suka apa?"

Jaehyun mengambil tangan Taeyong lalu mengangkatnya dan Jaehyun mengangkat tangannya yang satu lagi.

"Cincin couple ini, kau suka?"

"Ka..Kapan kau memakaikan ini padaku?"

"Hmm." Jaehyun terlihat berfikir. "Seseorang terlalu hanyut dalam ciumannya di ruang kesehatan sampai-sampai ia tidak sadar ada yang memasangkan cincin untuknya."

Blush~

"Apa? A..aku tidak." Bantah Taeyong.

Jaehyun tertawa lalu mengusap pipi Taeyong yang memerah sempurna lalu di tangkupnya kedua pipi Baekhyun lalu di ciumnya bibir berwarna merah yang menggoda itu. Setelah melepaskan ciuman mereka wajah Taeyong bertambah merah dan itu membuat Jaehyun sangat gemas dan langsung memeluk Taeyong erat.

Jaehyun tersenyum senang, tangannya mengusap lembut rambut Taeyong sementara hidungnya mencium harum rambut Taeyong.

"Aku mencintaimu Taeyong hyung, sangat." Ucap Jaehyun sungguh-sungguh.

"A..Aku juga."

Jaehyun semakin memperdalam senyumannya saat mendengar balasan Taeyong yang masih terkesan malu-malu itu. Jaehyun sangat senang sungguh dan ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mencium bibir yang sangat menggoda itu dan di hadiahi satu pukulan kencang Taeyong di dada bidangnya.

.

.

**LMR**

.

.

Seorang namja tampak memperhatikan Jaehyun dan Taeyong dari jauh dengan senyum meski senyum itu bukan senyum penuh kebahagiaan tetapi itu adalah senyum kesakitan.

"Aku tahu Jaehyun orang yang pantas untukmu Taeyong-ah, bukan aku, juga bukan orang lain, jadi berbahagialah."

Puk~

"Yuta! Ayo pulang." Ten dan Johnny menghampiri Yuta dan langsung merangkul namja itu.

Yuta mengangguk lalu balas merangkulkan tangannya di pundak Ten dan Johnny lalu beranjak pergi darisana.

.

.

.

END!

.

.

Ini FF NCT pair keduaku. Untuk selanjutnya FF ini akan berisi drabble drabble one shot dengan pairing JaeYong, TaeTen, atau YuTae. Pokonya Taeyong x all. Terima kasih buat yang menyempatkan diri untuk membaca dan aku butuh review kalian yang membuatku semangat untuk membuat cerita lagi

Karena ini udah JaeYong dan ada YuTae nyempil dikit, chapter selanjutnya adalah TaeTen. Terima kasih ^^